Tag Archives: sunnah

Doa setelah Sholat Hajat agar Terkabul dan Waktu Mustajabnya


Jakarta

Doa setelah sholat hajat bisa diamalkan muslim agar keinginannya cepat terkabul. Sholat hajat adalah ibadah yang dilakukan ketika menginginkan sesuatu.

Arif Rahman, dalam bukunya yang berjudul Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW, menyatakan bahwa hukum sholat hajat adalah sunnah. Sholat ini dapat dilakukan kapan saja selama bukan pada waktu yang dilarang untuk melaksanakan sholat.

Jumlah rakaat dalam sholat hajat minimal dua dan maksimal dua belas, dengan salam pada setiap dua rakaatnya. Anjuran untuk melaksanakan sholat hajat juga terdapat dalam sebuah riwayat, di mana Nabi SAW bersabda,


“Barang siapa yang berwudhu dan menyempurnakannya, kemudian sholat dua rakaat dengan sempurna, maka Allah akan memberikan apa yang ia minta cepat atau lambat.” (HR Ahmad

Waktu Mustajab Sholat Hajat

Berdasarkan kutipan dari buku Menjemput Berkah Lewat Shalat Hajat karya Abu Khansa Al-Harits, meskipun sholat hajat dapat dilakukan kapan saja, waktu yang paling baik untuk melaksanakannya adalah pada sepertiga malam terakhir. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi SAW yang menyatakan,

“Malam manakah yang paling didengar (dikabulkan oleh Allah SWT)?”, Rasulullah bersabda, “Pada tengah malam.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban)

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman, ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku-kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Ku-berikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Ku-ampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

Niat dan Tata Cara Sholat Hajat

Tata cara pelaksanaan sholat hajat sama seperti sholat-sholat sunnah lainnya. Sholat ini bisa dikerjakan secara sendiri. Berikut tata cara sholat hajat seperti dinukil dari buku Shalat Hajat karya Ghaida Halah Ikram.

Mengutip buku Membentuk Akhlakul Karimah Peserta Didik karya Titi Suwarni, berikut bacaan niat sholat hajat.

اُصَلِّى سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Ushollii sunnatal haajati rok’aataini lillahi ta’ala

Artinya: “Aku berniat sholat hajat, dua rakaat, karena Allah Ta’ala.”

  • Takbiratul ihram (takbir pembuka).
  • Membaca doa iftitah (doa pembuka).
  • Membaca surat Al Fatihah.
  • Membaca salah satu surah di dalam Al-Qur’an.
  • Melakukan rukuk.
  • I’tidal (berdiri tegak setelah rukuk).
  • Sujud (sujud pertama).
  • Duduk di antara dua sujud.
  • Sujud kedua.
  • Bangkit dan lakukan gerakan rakaat kedua seperti rakaat pertama.
  • Duduk tasyahud akhir.
  • Salam.

Jika mengerjakan empat rakaat dengan satu salam, maka setelah dua rakaat langsung berdiri tanpa memakai tasyahud awal dan melanjutkan rakaat ketiga dan keempat hingga salam.

Umat Islam bisa membaca doa setelah sholat hajat agar Allah SWT mengabulkan apa yang diminta. Berikut doa setelah sholat hajat sebagaimana dinukil dari buku Doa-Doa Mustajabah tulisan Abu Qalbina.

Doa setelah Sholat Hajat

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الحَلِيْمُ الكَرِيْمُ ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْم ، الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ ، أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Arab Latin: La ilaha illallahul halimul karim. Subhanallahi rabbil ‘arsyil ‘azhim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. As’aluka mujibati rahmatik, wa ‘aza’ima maghfiratik, wal ghanimata min kulli birrin, was salamata min kulli itsmin. La tada’ li dzanban illa ghafartah, wa la hamman illa farrajtah, wa la hajatan hiya laka ridhan illa qadhaitaha ya arhamar rahimin

Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Mulia. Maha Suci Allah, Tuhan penguasa singgasana yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Aku mohon kepada-Mu segala hal yang bisa menghadirkan rahmat-Mu dan dorongan kuat untuk mendapatkan ampunan-Mu, luapan segala kebajikan, dan keselamatan dari setiap dosa. Jangan biarkan dosa menghampiriku kecuali Engkau mengampuninya, jangan biarkan kesedihan menghinggapiku kecuali Engkau memberikan jalan keluarnya, dan tiada suatu hajat yang Engkau ridhai kecuali Engkau memenuhinya, wahai Zat yang Maha Kasih di antara para pengasih.”

Doa setelah sholat hajat tersebut bisa diawali dengan membaca istighfar 100 kali atau minimal 33 kali kemudian dilanjutkan membaca sholawat Nabi SAW dengan jumlah yang sama, sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Ta’Jul Jamil Lil Ushul.

Sementara itu, dalam Kitab Jami’ al-Tirmidzi terdapat hadits dari Abu Hurairah RA yang menyebut bahwa ketika Nabi SAW risau dalam sebuah persoalan, beliau menengadah ke langit dan berdoa dengan sungguh-sungguh, beliau SAW mengucap,

يَاحَيُّ يَا قَيُّومُ

Ya Hayy ya Qayyum

Artinya: “Wahai Sang Maha Hidup dan Sang Maha Mandiri.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Dalil Puasa Tasua dan Asyura yang Dikerjakan 9-10 Muharram


Jakarta

Dalil puasa Tasua dan Asyura bersandar pada sejumlah hadits shahih. Puasa tersebut dikerjakan pada tanggal 9 dan 10 Muharram.

Muharram adalah satu dari empat bulan suci dalam Islam. Allah SWT berfirman dalam surah At Taubah ayat 36,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ


Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”

Para ahli tafsir mengatakan, empat bulan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, dan Rajab. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ. ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya: “Sesungguhnya waktu telah berputar sebagaimana mestinya, hal itu ditetapkan pada hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun ada dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan haram (bulan mulia). Tiga berturut-turut, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan al-Muharram, lalu Rajab (yang selalu diagungkan) Bani Mudhar, yaitu antara Jumadil Akhir dan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim)

Selain menjadi bulan yang disucikan, Muharram juga termasuk bulan yang utama untuk melakukan puasa setelah puasa Ramadan. Hal ini bersandar pada hadits shahih yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

أَفْضَلُ الصَّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَريضَةِ صَلَاةُ اللَّيْل

Artinya: “Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam.” (HR Muslim dalam Shahih-nya bab Fadhlu Shaum Al-Muharram)

Hadits tersebut menegaskan bahwa Muharram adalah bulan yang paling utama untuk berpuasa, seperti dikatakan Imam an-Nawawi sebagaimana dinukil Muhammad bin Azzuz dalam Arba’una Haditsan fi At-Tahajjudi wa Qiyam Al-Lail.

Di antara puasa sunnah yang bisa dikerjakan pada bulan Muharram adalah puasa Tasua dan Asyura. Puasa Tasua dikerjakan pada tanggal 9 dan puasa Asyura dikerjakan pada tanggal 10. Berikut dalil puasa Tasua dan Asyura dalam hadits.

Dalil Puasa Tasua dan Asyura

1. Dalil Puasa Tasua dalam Kitab Riyadhus Shalihin

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

ولَئِن بَقيتُ إِلَى قَابِل لَأَصُومَنُ التَّاسِعَ

Artinya: “Seandainya aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharram.” (HR Muslim)

Imam an-Nawawi dalam Syarah Riyadhus Shalihin mengatakan, anjuran puasa Tasua pada 9 Muharram dilakukan untuk membedakan puasanya orang Yahudi yang hanya mengkhususkan puasa tanggal 10 Muharram. Sehingga, puasanya umat Islam dikerjakan pada tanggal 9 dan 10 Muharram.

2. Dalil Puasa Asyura dalam Hadits Muttafaq Alaih

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Artinya: “Dari Ibnu Abbas RA bahwa Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh untuk berpuasa pada hari itu.” (Muttafaq ‘alaih)

3. Dalil Puasa Asyura dalam Kitab Sunan At-Tirmidzi

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِي، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ هِشَامٍ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ عَاشُورَاءُ يَوْمًا تَصُوْمُهُ فَرَيْسٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَصُوْمُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ النَّاسَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا افْرِضَ رَمَضَانُ كَانَ رَمَضَانُ هُوَ الْفَرِيضَةُ، وتَرَكَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ. وَفِي الْبَابِ عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ، وَقَيْسِ بْنِ سَعْدِ، وَجَابِرِ بْنِ سمُرَةَ، وَابْنِ عُمَرَ، وَمُعَاوِيَةَ. وَالْعَمَلُ عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ عَلَى حَدِيْثِ عَائِشَةَ، وَهُوَ حَدِيثُ صَحِيحٌ؛ لَا يَرَوْنَ صِيَامَ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ وَاجِبًا، إِلَّا مَنْ رَغِبَ فِي صِيَامِهِ لِمَا ذُكِرَ فِيهِ مِنَ الْفَضْلِ.

Artinya: “Dari Harun bin Ishaq al-Hamdani, dari Abdah bin Sulaiman, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata, ‘Pada awalnya, Asyura adalah hari yang di dalamnya orang-orang Quraisy berpuasa pada masa jahiliyah. Ketika itu, Rasulullah SAW juga berpuasa pada hari Asyura. Kemudian beliau datang ke Madinah, beliau juga berpuasa pada hari Asyura tersebut dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa di dalamnya. Lalu ketika puasa Ramadan diwajibkan, maka puasa Ramadanlah yang menjadi fardhu, dan beliau meninggalkan kewajiban puasa Asyura. Maka barang siapa mau berpuasa pada hari itu, ia boleh berpuasa. Dan barang siapa tidak ingin melakukannya, maka ia boleh untuk tidak berpuasa.” (Shahih Abu Dawud, No 2110: Muttafaq ‘alaih)

4. Dalil Puasa Asyura dalam Kitab Shahih Muslim

وَعَنْ أَبِي فَنَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ سُئل عن صيَامِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السنة الماضية

Artinya: “Dari Abu Qatadah RA bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Asyura. Beliau menjawab, ‘Puasa tersebut dapat melebur dosa setahun yang lalu’.” (HR Muslim dalam Kitab Puasa bab Anjuran Puasa Asyura Tiga Hari)

5. Dalil Puasa Asyura dari Hadits Hafshah

Dari Hafshah binti Umar bin Khattab RA, ia berkata,

“Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW, yaitu puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR Ahmad dan An Nasa’i)

(kri/nwk)



Sumber : www.detik.com

Doa sebelum Tidur dan Amalan Sunnahnya


Jakarta

Membaca doa sebelum tidur termasuk sunnah Rasulullah SAW. Doa ini umumnya berisi kepasrahan diri dan permohonan perlindungan kepada Allah SWT.

Imam an-Nawawi menjelaskan Syarah Riyadhus Shalihin, anjuran membaca doa sebelum tidur menunjukkan kebenaran ‘ubudiyyah dan kepatuhan terhadap Allah SWT. Dalam salah satu bacaan doa sebelum tidur, terdapat hikmah bahwasanya seorang hamba menghitung nikmat-nikmat yang diberikan Allah SWT kepadanya.

Lebih lanjut dijelaskan, membaca doa sebelum tidur juga menunjukkan kesadaran tentang keterbatasan dan kelemahan manusia saat mereka tertidur. Dalam doa tersebut, seorang hamba memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala bentuk gangguan dan ancaman yang mungkin terjadi saat kita tidak berdaya.


Doa sebelum tidur juga berfungsi sebagai pengingat akan kebesaran Allah SWT dalam menciptakan langit dan bumi, serta sebagai bentuk rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya.

Allah SWT berfirman,

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.” (QS Ali Imran: 190-191)

Selanjutnya, berikut ini adalah doa sebelum tidur yang dapat dipanjatkan setiap muslim.

Doa sebelum Tidur

اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ

Arab latin: Allahumma bismika ahya wabismika amútu

Artinya: “Ya Allah! Dengan nama-Mu aku hidup dan dengan nama- Mu juga aku mati.” (HR Bukhari dan Muslim dari Al-Barra)

Dalam riwayat Anas RA, dikatakan bahwa Rasulullah SAW ketika hendak tidur membaca doa berikut,

Alhamdulillahilladzi ath’amana wasaqona wa kafana wa awana fakammimman la kafiya lahu walamu’wiya

Artinya: “Segala puji bagi Allah Dzat yang telah memberi makan dan minum kepada kami, serta telah mencukupi dan memberi tempat tinggal kepada kami. Betapa banyak orang yang tidak ada yang mencukupi dan tidak memberi tempat kepadanya.” (HR Muslim dalam Kitab Dzikir)

Selain doa tersebut, ada doa sebelum tidur yang lebih panjang. Berikut bacaannya,

للَّهُمَّ أَسْلَمْتُ إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِى إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرى إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلَا مَنْحَى مِنْكَ إِلا إِلَيْكَ، أَمَنْتُ بكتابكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

Arab latin: Allahuma aslamtu ilaika wawajjahtu wajhii ilaika, wafawwadhtu amrii ilaika waalja’tu dzahrii ilaika raghbatan wa raghbatan ilaika laa maljaa walaa manjaa minka illa ilaika amantu bikitaabikalladzii anzaita wa binabiyyikalladzi arsalta

Artinya : “Ya Allah, aku berserah diri kepada-Mu. Aku menghadapkan wajahku kepada-Mu. Aku menyerahkan segala urusanku kepada-Mu. Aku menyandarkan punggungku kepada-Mu lantaran mengharap dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang engkau turunkan juga (aku beriman) kepada nabi-Mu yang Engkau utus.” (HR Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)

Sunnah sebelum Tidur

1. Wudhu

Wudhu sebagai amalan sunnah sebelum tidur bersandar pada hadits yang berasal dari al-Barra’ bin ‘Azib RA sebagaimana dinukil Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

إذا أَنتَ مَضْجَعَكَ فَوَضَّأَ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شَلَّكَ الأَيْمَنِ ثُمَّ قُل: اللَّهُم أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَالحَاتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا ملحاً ولا منجا منك إلا إلَيْكَ اللهم انت بكتابك الَّذِي أَنزَلْتَ وَبَيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

Artinya: “Jika kamu hendak tidur, hendaknya kamu berwudhu sebagaimana kamu berwudhu ketika hendak mengerjakan salat. Kemudian, berbaringlah ke arah sebelah kanan dan bacalah doa berikut: “Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu, aku hadapkan wajahku kepada-Mu, aku serahkan segala urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan rasa senang dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat perlindungan dan keselamatan melainkan hanya berharap kepada-Mu. Ya Allah aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan, dan kepada nabi-Mu yang telah Engkau utus.”

Sayyid Sabiq menjelaskan, jika seseorang ditakdirkan mati pada malam itu, maka ia dalam keadaan bersih (dari dosa). Ulama Syafi’iyah ini menganjurkan untuk menjadikan doa tersebut sebagai akhir bacaan menjelang tidur.

2. Membaca Surah Al Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas

Dikutip dari buku Sunnah Nabi 24 Jam tulisan Khalid al-Husainani, amalan sebelum tidur lainnya adalah menengadahkan kedua telapak tangan dan membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Kemudian mengusapkan tangan ke seluruh tubuh semampunya, dimulai dari kepala dan wajah, kemudian dilanjutkan ke seluruh bagian tubuh. Dianjurkan melakukannya sebanyak tiga kali, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat al-Bukhari.

3. Membaca Ayat Kursi

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Arab latin: allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm

Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS Al Baqarah: 255)

4. Membaca Doa

Masih dalam sumber yang sama, sunnah sebelum tidur lainnya adalah membaca doa berikut,

باسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي، وَبِكَ أَرْفَعُهُ، فَإِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسي فَارْحَمْهَا، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Arab latin: Bismika rabbi wada’tu janbi, wa bika arfa’uhu, fa in amsakta nafsi farhamha, wa in arsaltahaa fahfazhha bi maa tahfazu bihi ‘ibaadakas saalihin

Artinya: “Dengan menyebut nama-Mu wahai Tuhanku, aku letakkan lambungku dan dengan menyebut nama-Mu aku angkat lambungku. Jika Engkau menahan nafasku, maka kasihanilah ia. Dan jika Engkau melepaskannya, maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-Mu yang shaleh.” (HR Bukhari dan Muslim)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

15 Keutamaan Membaca Sholawat, Bisa Jadi Kunci Terkabulnya Doa


Jakarta

Ada sejumlah keutamaan membaca sholawat yang bisa diraih umat Islam. Membaca sholawat dapat menjadi bentuk pujian kepada Nabi Muhammad SAW sekaligus doa yang bernilai pahala.

Setiap menunaikan salat, umat Islam bahkan telah diwajibkan membaca sholawat nabi setiap tasyahud akhir. Perintah membaca sholawat termaktub dalam Al Quran surah Al-Ahzab ayat 56. Allah SWT berfirman,

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا


Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Bacaan Sholawat Pendek

Mengutip dari buku Memahami Makna Bacaan Sholat karya Abu Utsman Kharisman, bacaan sholawat pendek yang dibaca di luar salat, yaitu dapat diamalkan sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Latin: Allahumma shalli ‘alaa sayyidina muhammad

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan atas Nabi Muhammad dan keluarganya.”

Bacaan tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Asy-Syaikh al-Utsaimin dalam Syarah Riyadhus Shalihin. Selain itu, umat Islam juga dapat membaca sholawat nabi yang pendek dengan bacaan:

صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد

Latin: Shallallahu ‘ala Muhammadin

Artinya: “Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad.”

Keutamaan Membaca Sholawat

Habib Abdullah Assegaf dan Indriya dalam buku Mukjizat Shalawat menukil keutamaan sholawat menurut Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam Kitab Sholawat Nabi SAW. Berikut di antaranya.

  1. Membaca sholawat termasuk wujud menaati perintah Allah SWT sebagaimana telah disebutkan dalam surat Al-Ahzab ayat 56.
  2. Mendapat balasan 10 sholawat dari Allah SWT sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Orang yang bersholawat kepadaku satu kali, Allah akan beri sholawat kepadanya sepuluh kali.” (HR Muslim)
  3. Derajatnya diangkat sepuluh derajat oleh Allah SWT sebagaimana dalam hadits Nabi SAW yang berbunyi, “Barang siapa bersholawat satu kali saja, Allah SWT akan memberinya sepuluh rahmat sama dengan sepuluh derajat baginya.”
  4. Orang yang bersholawat satu kali akan dituliskan sepuluh kebaikan dan dihapuskan sepuluh keburukan darinya.
  5. Membaca sholawat nabi menjadi kunci terkabulnya doa di sisi Allah SWT. Karena itulah, umat Islam dianjurkan untuk mengawali doa dengan membaca sholawat.
  6. Sholawat akan mendatangkan syafaat dari Rasulullah SAW bagi orang yang membacanya.
  7. Sholawat akan mencukupkan apa yang diinginkan seseorang.
  8. Sholawat menjadikan seorang hamba dekat dengan Rasulullah SAW pada hari kiamat kelak.
  9. Sholawat dapat menjadi bentuk sedekah bagi orang yang tidak mampu bersedekah.
  10. Sholawat kepada Rasulullah SAW yang dibaca dengan ikhlas dapat mempermudah hajat seseorang.
  11. Sholawat memberikan kebaikan pada suatu majelis dan penghuninya tidak akan mendapat kerugian pada hari kiamat.
  12. Sholawat dapat mendatangkan keberkahan serta mencegah seseorang dari kefakiran dan sifat kikir.
  13. Sholawat mengandung zikir kepada Allah SWT untuk mensyukuri segala nikmat-Nya.
  14. Membaca sholawat nabi juga akan menghindarkan seseorang dari sifat lupa. Sebab, melalui sholawat seseorang akan terus mengingat Allah SWT.
  15. Sholawat kepada Rasulullah SAW dari umatnya ialah doa. Semakin banyak seorang muslim bersholawat, maka semakin cinta kita kepada Nabi dan Allah SWT pun akan mencintai kita.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Urutan Doa Ziarah Kubur dengan Bacaan Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Ziarah kubur adalah salah satu bentuk mendoakan orang yang sudah meninggal. Ada sejumlah urutan doa ziarah kubur yang bisa diamalkan muslim.

Dikutip dari buku Menelisik Hakikat Silaturahim tulisan Prof Dr KH Nasaruddin Umar, dijelaskan bahwa walaupun seseorang telah meninggal dunia, itu bukanlah penghalang untuk tetap menjalin silaturahmi. Mengunjungi makam orang tua yang telah wafat dan mendoakan mereka adalah salah satu cara untuk bersilaturahmi dengan mereka.

Doa yang kita panjatkan akan memberikan manfaat bagi mereka di akhirat. Rasulullah SAW bahkan telah memerintahkan umatnya untuk menziarahi kerabat yang telah meninggal dunia dengan mendatangi makam mereka.


قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَقَدْ أُذِنَ لِمُحَمَّدٍ فِي زِيَارَةِ قَبْرِ أُمِهِ فَرُوْرُوْهَا فَإِنَّهَا تُذَكَّرُ الْآخِرَةَ

Artinya: “Aku telah melarang kalian ziarah kubur, dan telah diizinkan bagi Muhammad untuk menziarahi makam ibunya, maka kalian berziarahlah ke kubur, karena ziarah kubur mengingatkan pada akhirat.” (HR Tirmidzi)

Urutan Doa Ziarah Kubur

1. Membaca salam

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

Arab Latin: “Assalamu’alaìkum dara qaumìn mu’mìnîn wa atakum ma tu’adun ghadan mu’ajjalun, wa ìnna ìnsya-Allahu bìkum lahìqun”

Artinya : “Assalamuallaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.”

2. Membaca istighfar

أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Arab Latin: “Astaghfirullah Hal Adzim Alladzi La ilaha Illa Huwal Hayyul Qoyyumu Wa atubu Ilaihi”

Artinya : “Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.”

3. Membaca surat Al Fatihah

4. Membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas

5. Membaca kalimat tahlil

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ

Arab Latin: “Laailaaha Illallah”

Artinya : “Tiada Tuhan selain Allah.”

6. Membaca doa ziarah kubur

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ

الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ

Arab Latin: “Allahummaghfìrlahu war hamhu wa ‘aafìhìì wa’fu anhu, wa akrìm nuzuulahu wawassì’ madholahu, waghsìlhu bìl maa’ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunubì wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu mìnad danasì.

Wabdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì.”

Artinya: “Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran.”

“Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari isterinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR Muslim)

Doa Ziarah Kubur Pendek

Dikutip dari buku Pintar Doa untuk Anak karya Abu Ezza menjelaskan mengenai doa dan adab saat ziarah kubur, terdapat doa ziarah kubur pendek sebagai berikut.

السَّلامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيار منَ الْمُؤْمِنِينَ والمُسلمين وإنا إن شاء الله بكم لاحقون تَسْأَلُ الله لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِية

Arab Latin: “Assalaamu’alaikum ahlad diyaari minal mu’miniina wal muslimiin, wa innaa in syaa allaahu bikum laahiquun, nas’alullaaha lanaa wa lakumul’aafiyah”

Artinya: “Keselamatan semoga tetap tercurahkan kepada para penghuni kubur dari golongan orang-orang mukmin dan orang-orang muslim, dan sesungguhnya Insya Allah kami akan menyusul kalian. Kami memohon kepada Allah keselamatan untuk kamu dan untuk kalian semua.” (HR Ibnu Majah)

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

5 Doa Iftitah yang Diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW


Jakarta

Doa iftitah adalah doa yang dipanjatkan saat salat setelah takbiratul ihram. Hukum membacanya adalah sunnah dan tak perlu melakukan sujud sahwi bila tak sengaja lupa untuk membacanya.

Menurut Kusnadi S.Ag M.Ag M.AHum dalam bukunya yang berjudul buku QnA Persoalan Islam, doa iftitah memiliki banyak bentuk. Berdasarkan riwayat-riwayat hadits, ada sebanyak 5 jenis doa iftitah yang bisa diamalkan.

Berikut 5 doa iftitah yang bisa dipakai saat melaksanakan salat sunnah maupun salat wajib.


5 Versi Bacaan Doa Iftitah dan Artinya

Doa Iftitah 1

Berikut doa iftitah yang pertama berdasarkan hadits riwayat Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

Arab-latin: Subhaanakallahumma wa bi hamdika wa tabaarokasmuka wa ta’aalaajadduka wa laa ilaha ghoiruk.

Artinya: Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.

Doa Iftitah 2

Doa iftitah selanjutnya berdasarkan hadits riwayat Muslim. Doa ini dibaca ketika Rasulullah SAW melakukan salat malam.

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اِهْدِنِى لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِى مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Arab-latin: Allahumma robba jibroo-iila wa mii-ka-iila wa isroofiila, faathiros samaawati wal ardhi ‘aliimal ghoibi wasy syahaadah anta tahkumu bayna ibaadika fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun, ihdinii limakhtulifa fiihi minal haqqi bi-idznik, innaka tahdi man tasyaa-u ilaa shirootim mustaqiim.

Artinya: Ya Allah, Rabbnya Jibril, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Rabb yang mengetahui yang gaib dan nyata. Engkau yang menjatuhkan hukum untuk memutuskan apa yang mereka pertentangkan. Tunjukkanlah aku pada kebenaran apa yang dipertentangkan dengan seizin dari-Mu. Sesungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus bagi orang yang Engkau kehendaki.

Doa Iftitah 3

Doa iftitah ini mungkin tak asing ditelinga pembaca. Doa ini umum dipakai oleh umat Islam ketika awal diajari salat oleh orang tuanya.

الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا.

Arab-latin: Allahu akbar, kabirau walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw washila

Artinya: Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyak pujian. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore.

أنى وجهت وجهي للذى فطر السموات والأرض حنيفا مسلما وما أنا من المشركين

Arab-latin: inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal arha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin

Artinya: Kuhadapkan wajahku kepada zat yang mencipta langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah.

ان صلاتى ونسكى ومحياي ومماتى لله رب العالمين لاشريك له وبذلك امرت وانا من المسلمين

Arab-latin: inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin

Artinya: Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan Semua Alam, tiada sekutu bagi-Nya. Dan begitulah aku diperintahkan dan aku dari golongan orang muslim.

Doa Iftitah 4

Nabi Muhammad SAW juga membaca doa iftitah pendek lainnya seperti hadits riwayat Bukhari dan Muslim. Berikut bacaannya:

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Arab-latin: Allahumma baaid baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa’adta baynal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silnii min khotoyaaya bil maa-iwats tsalji wal barod.

Artinya: Ya Allah, jauhkan lah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun.

Doa Iftitah 5

Berdasarkan hadis riwayat Abu Daud, Rasulullah pernah mengamalkan doa iftitah ini:

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ

Arab-latin: Allahu akbar kabiiro, allahu akbar kabiiro, allahu akbar kabiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, wa subhanallahi bukrotaw washilaa, wa subhanallahi bukrotaw washilaa, wa subhanallahi bukrotaw washilla a’udzu billahi minasy syaithooni min nafkhihi, wa naftshihi, wa hamzih.

Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan, dan godaan setan.

(hnh/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Setelah Sholat Dhuha: Arab, Latin dan Terjemahannya


Jakarta

Sholat dhuha adalah salah satu sholat sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sholat ini memiliki keutamaan yang luar biasa soal rezeki.

Hal itu tertuang dalam sebuah hadits dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda,

“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan 4 rakaat shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang,” (HR Ahmad)


Dikutip dari buku Sholat Dhuha Dulu, Yuk karya Imron Mustofa, Rasulullah pernah berwasiat kepada Abu Hurairah RA untuk menjaga sholat dhuha. Ia berkata,

“Kekasihku, Rasulullah SAW telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, serta dua rakaat dhuha dan witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)

Artinya, sholat dhuha bisa dikerjakan minimal dua rakaat. Sedangkan tidak ada jumlah maksimal dalam mengerjakannya, bisa dilakukan sesuai kemampuan.

Doa Setelah Sholat Dhuha

Menukil buku Bertambah Kaya & Berkah Dengan Shalat Dhuha karya Ustaz Khalillurahman El-Mahfani, berikut doa setelah sholat dhuha:

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ

اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka.

Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin.

Artinya: “Ya Allah, bahwasanya waktu dluha itu waktu dluhaMu, kecantikan ialah kecantikanMu, keindahan itu keindahanMu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaanMu, dan perlindungan itu, perlindunganMu”.

“Ya Allah, jika rizkiku masih diatas langit, turunkanlah .dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dluha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh

Keutamaan Sholat Dhuha

Dalam buku Keberkahan Sholat Dhuha: Raih Rezeki Sepanjang Hari Plus Ayat & Doa-Doa Pembuka Rezeki karya Ustadz Arif Rahman, ada beberapa hadits yang menyebutkan keutamaan dalam mengerjakan sholat dhuha.

Berikut bunyi haditsnya:

“Siapapun yang melaksanakan Sholat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (H.R Tirmidzi).

“Barang siapa Sholat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di surga.” (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

“Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat shalatnya setelah sholat subuh karena melakukan i’tikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat sholat dhuha disertai tidak berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan.” (HR Abu Daud)

“Dari Zaid bin Argam RA. Berkata Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang sholat dhuha. Beliau bersabda, sholat awwabin (duha’) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari).” (HR. Ahmad Muslim dan Tirmidzi).

“Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW Sholat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat” (HR Abu Daud).

(hnh/nwk)



Sumber : www.detik.com

Doa Pelunas Hutang: Arab, Latin dan Terjemahannya


Jakarta

Nabi Muhammad SAW mengajarkan salah satu doa untuk umatnya yang terlilit utang. Doa tersebut mengandung kalimat permohonan kepada Allah SWT agar ditolong dari segala urusan dan masalah.

Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam bukunya yang berjudul Fiqih Doa & Dzikir Jilid 2 mengatakan, doa ini termuat dalam hadits riwayat Ali bin Abi Thalib, ia berkata:

“Seorang budak membuat perjanjian dengan tuannya untuk menebus dirinya secara berangsur-angsur, kemudian budak itu mendatangi diriku dan mengatakan, ‘Sungguh aku sudah tidak mampu menunaikan tebusan diriku, maka bantulah aku.’


Ali kemudian berujar, ‘Maukah aku ajarkan kepadamu kalimat-kalimat yang diajarkan Rasulullah SAW kepadaku, sekiranya engkau memiliki utang seperti gunung Tsabir, niscaya Allah SWT akan melunasinya untukmu.’

Doa Pelunas Utang

Setelah itu, Ali memberitahu doa pelunas utang yang diajarkan oleh Rasulullah SAW:

اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأغْنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Allahummakfinii bihalaalika ‘an haraamika wa aghnii bifadhlika ‘amman siwaak

Artinya: “Ya Allah, cukupkanlah aku dengan yang rezeki-Mu yang halal daripada yang haram dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu daripada selain Engkau.” (HR Tirmidzi)

Doa Terhindar dari Utang

Sedangkan untuk mengindari utang, Rasulullah SAW juga mengajari doa khusus untuk umatnya. Menukil buku Keutamaan Doa & Dzikir Untuk Hidup Bahagia Sejahtera karya M Khalilurrahman Al-Mahfani, berikut doa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik agar terhindar dari jeratan utang.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَم وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

Allahumma innii a’uudzu bika minal hammi wal hazani wal ‘ajzi wal kasali wal bukhli wa dhala’id daini wa ghalabatir rijaal

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penderitaan, kesedihan, kelemahan (pikun), kemalasan, kekikiran, banyak utang dan dari penguasaan seseorang.” (HR Tirmidzi)

Doa Setelah Membayar Utang

Ketika utang sudah terbayar, jangan lupa untuk membaca doa lagi. Hal ini sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT karena telah menolong kita dari kesulitan. Doa ini untuk mendoakan orang yang memberi utang.

Mengutip buku Sukses Dunia Akhirat dengan Doa-Doa Harian karya Mahmud Asy-Syafrowi, berikut doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

بارَكَ اللهُ لَكَ فِي أَهْلِكَ وَمَالِكَ

Baarakallahu laka fii ahlika wa maalika

Artinya: “Semoga Allah memberikan berkah kepadamu dalam keluarga dan hartamu.” (HR Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ibnu Sunni)

(hnh/nwk)



Sumber : www.detik.com

Doa Berkendara Sesuai Sunnah Rasulullah yang Bisa Diamalkan


Jakarta

Di antara sunnah dalam berkendara adalah membaca doa. Rasulullah SAW juga telah mengajarkan beberapa doa berkendara yang bisa dipanjatkan umat Islam.

Doa berkendara umumnya termuat dalam kumpulan doa safar. Para ulama menyandarkan anjuran membaca doa ketika berkendara dengan firman Allah SWT dalam surah Az Zukhruf ayat 12-14.

وَالَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الْفُلْكِ وَالْاَنْعَامِ مَا تَرْكَبُوْنَۙ ١٢ لِتَسْتَوٗا عَلٰى ظُهُوْرِهٖ ثُمَّ تَذْكُرُوْا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ اِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُوْلُوْا سُبْحٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَۙ ١٣ وَاِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ ١٤


Artinya: “(Dialah) yang menciptakan semua makhluk berpasang-pasangan dan menjadikan kapal laut untukmu serta hewan ternak untuk kamu tunggangi agar kamu dapat duduk di atas punggungnya. Kemudian jika kamu sudah duduk (di atas punggung)-nya, kamu akan mengingat nikmat Tuhanmu dan mengucapkan, “Mahasuci Zat yang telah menundukkan (semua) ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Sesungguhnya kami pasti akan kembali kepada Tuhan kami.”

Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam kitab adz-Dzikru wa ad-Du`a` fi Dhau`il Kitab wa as-Sunnah menjelaskan, ayat tersebut mengandung pengertian bahwa sarana transportasi berasal dari kelembutan Allah SWT, penundukan-Nya, pemuliaan-Nya, dan pemberian nikmat dari-Nya. Sehingga, sudah sepatutnya ketika menaikinya untuk berdzikir kepada Sang Pemberi Nikmat.

Dalam Mukhtashar Riyaadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi terdapat hadits yang menyebut bahwa jika sudah berada di atas kendaraannya ketika hendak bepergian, Rasulullah SAW bertakbir tiga kali lalu membaca doa berkendara. Berikut bacaannya.

Doa Berkendara

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنْ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْتَاءِ السَّفَرِ وَكَابَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ وَالْوَلَدِ

Subhaanal ladzii sakhkhoro lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahuu muqriniin, wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun. Allohumma innaa nas’aluka fii safarinaa haadzal birro wat taqwaa wa minal ‘amali maa tardhoo. Alloohumma hawwin ‘alainaa safaronaa haadzaa wathwi ‘annaa bu’dah. Allohumma antash shoohibu fis safari wal kholiifatu fil ahl. Alloohumma innii a’uudzu bika min wa’tsaa’is safari wa ka’aabatil manzhori wa suu’il munqolabi fil maali wal ahli wal walad

Artinya: “Mahasuci Dzat yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak kmampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami. Ya Allah, sungguh kami memohon kebaikan, ketakwaan, dan amal yang Engkau ridhai dalam safar ini. Ya Allah, aku mohon Engkau berkenan memudahkan safar ini dan mendekatkan jarak jauhnya. Ya Allah, Engkaulah pelindung dalam safar ini dan penjaga bagi keluarga yang kutinggalkan. Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari kepayahan dan kesedihan dalam safar ini, dan kejadian yang tidak diharapkan, baik dalam harta, istri, maupun anak, saat aku kembali nanti.”

Doa berkendara tersebut diriwayatkan Muslim dari Ibnu Umar RA. Masih disebutkan dalam riwayat yang sama, ketika Rasulullah SAW hendak pulang, beliau juga membaca doa tersebut dengan ditambah: aaayiibun, taa’ibuun, ‘aabiduun, lirobbinaa haamduun (Kami kembali, bertobat, beribadah, dan memuji kepada Rabb kami)

Dalam Syarah Riyadhus Shalihin turut dijelaskan, ketika berkendara juga dianjurkan membaca basmalah. Dianjurkan pula memperbanyak memuji Allah SWT, mengagungkan-Nya, dan menyucikan-Nya.

Adab-adab Berkendara

Mengutip buku Adab dan Doa Sehari-hari untuk Muslim Sejati karya Thoriq Aziz Jayana, berikut adab berkendara yang bisa diperhatikan seorang muslim:

  • Mengucapkan niat bahwa berkendara ini adalah untuk kebaikan dan semata-mata untuk Allah SWT.
  • Bersyukur dengan kendaraan yang ada dan meyakini bahwa Allah SWT akan memberikan perlindungan terhadap kita.
  • Memperhatikan kelengkapan dan keamanan kendaraan.
  • Membaca basmalah dan berdoa ketika akan mengendarai kendaraan.
  • Mengucapkan takbir ketika menemui jalanan yang terjal.
  • Mematuhi peraturan lalu lintas dan menghormati pengendara lain.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Mengucap Aamiin setelah Baca Al Fatihah Bisa Hapus Dosa, Ini Haditsnya



Jakarta

Mengucap aamiin setelah membaca Al Fatihah termasuk sunnah sebagaimana dilakukan Rasulullah SAW. Menurut sebuah hadits, Allah SWT akan menghapus dosa bagi orang yang mengucapkan aamiin bersamaan dengan malaikat.

Kesunnahan mengucap aamiin setelah membaca Al Fatihah ini bersandar pada sejumlah hadits nabi. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani mengatakan dalam kitab Sifat ash-Shalah an-Nabi, menurut hadits Bukhari dan Abu Dawud dengan sanad yang shahih, setelah selesai membaca surah Al Fatihah, Rasulullah SAW membaca aamiin dengan mengeraskan suara dan memanjangkannya.

Beliau menyuruh para jemaah yang menjadi makmum untuk membaca aamiin setelah imam selesai membacanya.


Rasulullah SAW bersabda, “Apabila imam telah sampai pada ayat ghairil maghdhuubi ‘alaihim wa laadh dhaaliin, bacalah aamiin (karena para malaikat juga membaca aamiin dan imam pun membaca aamiin).”

Ada riwayat yang menyebut bahwa mengucapkan aamiin setelah membaca Al Fatihah bisa menghapus dosa, jika ucapan tersebut bersamaan dengan aamiinnya para malaikat.

“Jika imam mengucapkan aamiin, ucapkanlah aamiin dan siapa yang bacaan aamiinnya bersamaan dengan bacaan aamiinnya para malaikat maka dosa-dosanya yang terdahulu diampuni.” (HR Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, dan ad-Darimi)

Redaksi lainnya: “Apabila salah seorang dari kalian membaca aamiin dalam salatnya sementara para malaikat juga membaca aamiin lalu bacaan aamiin seseorang tersebut bersamaan dengan bacaan aamiinnya para malaikat, dosa-dosanya yang terdahulu diampuni.”

Al-Albani juga menyebut suatu hadits bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa bagi orang yang mengucapkan aamiin. Rasulullah SAW bersabda,

فَقُولُوا: آمين يُحبُّكُمُ الله

Artinya: “Ucapkanlah aamiin maka Allah akan mengabulkan doa kalian.”

Rasulullah SAW juga bersabda,

مَا حَسَدَتْكُمُ الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ مَا حَسَدَتْكُمْ عَلَى السَّلَامِ وَالنَّا مِينِ خَلْفَ الْإِمَام)

Artinya: “Orang-orang Yahudi tidak iri kepada kalian seperti irinya mereka terhadap bacaan salam dan aamiin (di belakang imam).” HR Bukhari dalam kitab Al-Adab al-Mufrad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ahmad, dan Sirad dengan sanad shahih)

Sunnah Mengucap Aamiin setelah Al Fatihah

Sunnah mengucap aamiin setelah Al Fatihah berlaku bagi orang yang sedang salat sendirian maupun berjamaah, baik sebagai imam maupun makmum, seperti dijelaskan dalam Kitab Lengkap Panduan Shalat yang disusun M. Khalilurrahman Al-Mahfani dan Abdurrahim Hamdi.

Ulama Syafi’iyyah Sayyid Sabiq mengatakan dalam kitab Fiqh Sunnah-nya, bacaan aamiin atau yang juga dikenal dengan ta’min dikeraskan dalam salat jahriyah dan dipelankan saat salat sirriyah. Pada salat jahriyah, aamiin diucapkan imam hingga terdengar sampai shaf pertama.

Menurut Sayyid Sabiq, disukai bila mengucapkan aamiin bersamaan dengan imam, tidak mendahului atau terlambat darinya. Kata aamin ini bukan bagian dari surah Al Fatihah, namun adalah sebuah doa yang artinya, “Ya Allah, kabulkanlah.”

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com