Tag Archives: sunnah

Doa untuk Orang Sakit, Sesuai Ajaran Rasulullah SAW



Jakarta

Menjenguk dan mendoakan orang sakit merupakan anjuran yang diajarkan Rasulullah SAW. Saat menjenguk ini juga bisa dibarengi doa untuk memohon kesembuhan.

Ujian dari Allah SWT sangat beragam bentuknya, termasuk dalam bentuk sakit. Seorang muslim yang mengalami sakit patut tetap bersyukur dan bersabar karena ujian Allah SWT ini pasti membuahkan hikmah.

Menjenguk saudara atau kerabat yang sakit merupakan bagian dari sunnah Rasulullah SAW. Dalam Kitab Al-Adzkar karya Imam An-Nawawi dijelaskan sejumlah riwayat yang menceritakan Rasulullah SAW saat menjenguk sahabatnya yang sakit.


Ketika menjenguk kerabat yang sakit, Rasulullah SAW mendoakan kesembuhan dengan berbagai doa yang dibacakan untuk mengharapkan kesembuhannya.

Doa Rasulullah SAW untuk Kesembuhan Orang Sakit

Ada beberapa doa yang dibacakan Rasulullah SAW untuk mengharap kesembuhan orang yang sakit.

Doa ini sebagaimana diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Aisyah RA.

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقْمًا

Arab latin: Allāhumma rabban nāsi, adzhibil ba’sa. Isyfi. Antas syāfi. Lā syāfiya illā anta syifā’an lā yughādiru saqaman.

Artinya, “Tuhanku, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit. Berikanlah kesembuhan karena Kau adalah penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Kau dengan kesembuhan yang tidak menyisakan rasa nyeri.”

Dalam riwayat lain, sebagaimana dilansir dari laman NU Online, Rasulullah SAW membaca doa ini ketika meruqyah salah seorang sahabat.

امْسَحِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ بِيَدِك الشِّفَاءُ لَا كَاشِفَ لَهُ إلَّا أَنْتَ

Arab latin: Imsahil ba’sa rabban nāsi. Bi yadikas syifā’u. Lā kāsyifa lahū illā anta.

Artinya, “Tuhan manusia, sapulah penyakit ini. Di tangan-Mu lah kesembuhan itu. Tidak ada yang dapat mengangkatnya kecuali Engkau.”

Abu Dawud dan At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan baca doa berikut ini sebanyak 7 kali di hadapan orang yang sakit. Dengan doa ini, diharapkan bahwa Allah SWT akan mengangkat penyakit yang diderita orang tersebut.

أَسْأَلُ اللهَ العَظِيْمَ رَبَ العَرْشِ العَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ

Arab latin: As’alullāhal azhīma rabbal ‘arsyil ‘azhīmi an yassfiyaka.

Artinya, “Aku memohon kepada Allah yang agung, Tuhan arasy yang megah agar menyembuhkanmu.”

Doa ini dapat dilafalkan sambil menyebut nama orang yang sakit. Hal ini pernah dilakukan Rasulullah SAW saat menjenguk Sa’ad bin Abi Waqqash sebagaimana riwayat Imam Muslim berikut.

اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا

Arab Latin: Allāhummasyfi Sa’dan. Allāhummasyfi Sa’dan. Allāhummasyfi Sa’dan.

Artinya, “Tuhanku, sembuhkan Sa’ad. Tuhanku, sembuhkan Sa’ad. Tuhanku, sembuhkan Sa’ad,”

Lafal nama Sa’ad bisa diganti dengan nama orang yang sakit.

Rasulullah SAW juga membacakan doa ketika menjenguk seorang badui yang menderita demam. Dalam riwayat Imam Bukhari dari Ibnu Abbas RA.

لَا بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ

Arab latin: Lā ba’sa thahūrun insyā’allāhu.

Artinya, “(Semoga) tidak apa-apa (sakit), semoga suci dengan kehendak Allah,”

Doa Mohon Diampuni Dosa

Sakit merupakan ujian sekaligus penggugur dosa. Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 155-156:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ . ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

Artinya: “Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Mereka yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali). Mereka itu mendapat keberkatan dari Tuhannya dan rahmat. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Selain doa memohon kesembuhan, dapat juga membaca doa untuk memohon ampunan kepada Allah SWT. Doa ini dibaca oleh Rasulullah SAW ketika menjenguk sahabat Salman Al-Farisi RA sebagaimana riwayat Ibnu Sunni

شَفَى اللهُ سَقَمَكَ، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَعَافَاكَ فِي دِيْنِكَ وَجِسْمِكَ إِلَى مُدَّةِ أَجَلِكَ

Arab latin: Syafākallāhu saqamaka, wa ghafara dzanbaka, wa ‘āfāka fī dīnika wa jismika ilā muddati ajalika.

Artinya, “Wahai (sebut nama orang yang sakit), semoga Allah menyembuhkanmu, mengampuni dosamu, dan mengafiatkanmu dalam hal agama serta fisikmu sepanjang usia.”

Keutamaan Orang yang Sakit

Mengutip buku Sakit Menguatkan Iman yang disusun oleh Prof KH Alie Yafei dkk, disebutkan bahwa sakitnya seorang muslim yang beriman dapat membawa beberapa keutamaan.

Berikut beberapa keutamaan yang diperoleh orang yang sakit:

1. Doa orang sakit mustajab

Doa orang yang sakit termasuk doa yang mustajab sebagaimana doa malaikat.

Dari Umar RA, Rasulullah SAW bersabda, “Jika kamu datang mengunjungi si sakit, maka mintalah ia berdoa untukmu karena doanya seperti doa malaikat (yakni besar kemungkian dikabulkan).” (HR Ibnu Majah)

2. Balasan surga bagi orang yang sakit pada mata

Bagi orang yang menderita sakit atau cacat mata dan ia bersabar, maka Allah SWT menjanjikan balasannya, yaitu surga.

Firman Allah dalam hadits Qudsi:
“Jika Aku menguji hamba-Ku dengan (menghilangkan penglihatan) kedua mata yang sangat dicintainya kemudian ia sabar, Aku akan menggantinya dengan surga.” (HR Ahmad dari Anas dan Thabrani yang bersumber dari Jarir ra.)

Baihaqi meriwayatkan dari Anas ra. bahwa pada suatu waktu, Abdullah bin Ummi Makhtum (seorang sahabat yang tunanetra) datang berkunjung kepada Rasulullah SAW yang sedang duduk bersama sahabat-sahabat yang lain. Rasulullah SAW bersabda,

“Inginkah kalian mendengar apa yang diceritakan Jibril kepadaku? Sesungguhnya Allah berfirman, “Hak pahala bagi orang yang telah kuambil penglihatan kedua matanya yang sangat dimuliakannya tidak lain adalah surga.”

3. Dijadikan penduduk surga

Orang yang bersabar dengan penyakit yang dideritanya termasuk penduduk surga. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Atha bin Ribah bahwa Ibnu Abbas bertanya kepadanya: “Inginkah kamu melihat wanita penduduk surga”? Jawabku, “Tentu saja.”

Kata Ibnu Abbas, “Nah wanita hitam itu, ia pernah datang mengadu kepada Nabi SAW, “Saya ini sering jatuh pingsan dan terbuka aibku, maka doakanlah untukku agar Allah menyembuhkanku.” Ujar Nabi SAW, Jika kamu mau, kamu terima itu dengan sabar, dan sebagai ganjarannya kamu mendapat surga. Atau kalau tidak, saya doakan agar Allah menyembuhkanmu.

Ujar wanita itu, ‘Saya akan bersabar, tetapi saya sering terbuka aib saya kalau pingsan, maka doakanlah untukku agar aibku tidak tersingkap.’ Lalu Nabi mendoakan untuknya.”

4. Dicatat kebaikan pahala saat sedang sakit

Bagi orang yang biasa mengerjakan kebaikan semasa lapang dan sehatnya, akan tetap dicatatkan untuknya pahala kebaikannya jika ia berhalangan mengerjakannya karena sakit.

Firman Allah SWT kepada para malaikat dalam hadits Qudsi:
“Jika Aku menguji salah seorang hamba-Ku yang beriman, lalu ia memuji-Ku atas ujian itu, maka berilah dia pahala sebagaimana pahala yang biasa kalian berikan kepadanya.” (HR Ahmad dan Thabrani)

Sangat besar rahmat dan karunia Allah SWT bagi orang-orang beriman yang sabar saat diuji dengan sakit.

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Ketika di Dalam Masjid, Amalkan agar Mendapat Berkah


Jakarta

Ada doa yang bisa dibaca ketika berada di dalam masjid. Doa ini merupakan sunnah Rasulullah SAW dan bisa menjadi amalan mulia untuk mendapatkan berkah dari Allah SWT.

Masjid merupakan tempat yang suci yang didalamnya menjadi area untuk melakukan ibadah-ibadah yang diperintahkan Allah SWT. Masjid tempat yang mulia, oleh karenanya ketika berada di dalam masjid dianjurkan untuk memperbanyak amalan seperti dzikir, sholawat ataupun berdoa.

Mengutip buku Al-Adzkar Doa dan Dzikir dalam Al-Qur’an dan Sunnah oleh Imam Nawawi dijelaskan bahwa ketika seorang muslim berada di dalam masjid maka dianjurkan memperbanyak doa dan dzikir. Begitu pula membaca tasbih, tahlil, tahmid, takbir, doa-doa dan dzikir lainnya.


Dianjurkan pula memperbanyak bacaan Al-Qur’an dan membaca hadits-hadits Rasulullah, memperdalam ilmu fikih, dan ilmu-ilmu syariat lainnya.

Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT dalam surat An-Nur ayat 36

فِى بُيُوتٍ أَذِنَ ٱللَّهُ أَن تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا ٱسْمُهُۥ يُسَبِّحُ لَهُۥ فِيهَا بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ

Artinya: Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang.

Dalam hadits, Rasulullah SAW pun menjelaskan tentang masjid sebagai tempat yang mulia dan istimewa.

Diriwayatkan dari Buraidah, dia mengatakan, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya masjid-masjid itu dibangun sesuai dengan tujuannya.” (HR Muslim)

Dari Anas bin Malik , dia mengatakan, Rasulullah SAW berkata kepada si badui yang kencing di salah satu sudut masjid, “Sesungguhnya masjid-masjid ini tidak pantas sama sekali untuk dikencingi seperti ini dan tidak pula dikotori. Karena sesungguhnya masjid-masjid itu hanyalah untuk berdzikir kepada Allah, sholat, dan membaca Al-Qur an.” (HR Muslim)

Doa ketika Duduk di Masjid

Orang yang duduk di masjid hendaknya berniat i’tikaf agar memperoleh keutamaan. Orang yang duduk di masjid, hendaklah berupaya melakukan amar makruf dan nahi mungkar. Tujuannya yakni untuk menjaga, menghormati, memuliakan, dan mengagungkan masjid.

Duduk di masjid bisa sambil melantunkan doa yang merupakan bacaan tasbih, takbir, tamid.

ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪْ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪْ ﻭَﻵ ﺍِﻟَﻪَ ﺍِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪْ ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﺍَﻛْﺒَﺮْ

Artinya: “Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar

Keutamaan Membaca Doa dan Dzikir di Masjid

Dikutip dari buku Berzikir Cara Nabi: Merengkuh Keutamaan Zikir Tahmid, Tasbih, Tahlil, dan dan Hauqala oleh Abdur Razzaq Ash-Shadr dijelaskan beberapa keutamaan dari dzikir di dalam masjid. Berikut diantaranya:

1. Kalimat yang Paling Dicintai Allah.

Imam Muslim dalam kitab shahihnya meriwayatkan dari hadits Samurah bin Jundab ra, dia berkata:

“Rasulullah SAW bersabda: Kalimat yang paling dicintai Allah ada 4. Kamu bisa memulai dari kalimat mana saja: Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, dan Allahu Akbar.

2. Kalimat Pelebur Dosa

Dalam kitab Al Musnad, Sunan At Tirmidzi, dan Musadrak Al Hakim, terdapat riwayat dari hadits Abdullah bin ‘Amr ra, dia berkata:

“Rasulullah SAB bersabda: “Di muka bumi ini, setiap kali seseorang membaca kalimat laa ilaaha illallaah, Allaahu Akbar, Subhaanallah, Alhamdulillaah, dan Laa haula walaa quwwata illaa billaah, maka dosa-dosanya dilebur meskupun lebih banyak dari buih di laut.”

Dosa yang dilebur yakni dosa kecil. Sedangkan dosa besar tidak bisa dilebur dengan tobat.

3. Tanaman Surga

At Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra, dari Nabi SAW, Beliau bersabda: “Aku bertemu dengan Ibrahim pada malam ketika aku diisra’kan. Lalu Ibrahim berkata, ‘Wahai Muhamamd, samapaikan salamku kepada umatmu dan beritahulah mereka bahwa surga itu baik tanahnya, tawar airnya, dan surga itu qi’an, yang tanamannya adalah subhaanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illallah, dan Allahu Akbar.”

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Aqiqah Anak sesuai Sunnah: Arab, Latin dan Artinya



Jakarta

Doa adalah salah satu sarana yang sangat penting dalam Islam. Dalam berbagai momen penting dalam hidup seorang Muslim, doa digunakan sebagai cara untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, mengungkapkan rasa syukur, dan memohon petunjuk serta berkah-Nya.

Demikian juga ketika momen aqiqah, umat muslim dianjurkan melantunkan doa.

Aqiqah adalah satu momen penting dalam kehidupan seorang Muslim yang merupakan tradisi sunnah dalam Islam.


Abu Nur Ahmad al-Khafi Anwar bin Shabri Shaleh Anwar dalam bukunya Aqiqah (Tata Cara & Doanya) mengartikan aqiqah secara istilah adalah penyembelihan hewan kurban karena kelahiran seorang bayi dalam suatu keluarga merupakan rasa syukur atas karunia Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda,

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: كُلُّ غُلامٍ رَهِيْنَةٌ بِعَقِيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَ يُخْلَقُ وَ يُسَمَّى

“Dari Sumurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda: ‘Setiap bayi dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari tujuh, dicukur dan diberi nama.” (HR Abu Daud, Tirmidzi, dan lain-lainya)

Doa Aqiqah

Mengutip buku Panduan Muslim Sehari-hari oleh Dr. KH. M. Hamdan Rasyid, MA dan Saiful Hadi El-Sutha, bacaan niat aqiqah dapat dibacakan bagi orang tua maupun wali dari sang bayi. Bacaan niat yang dilafalkan Rasulullah SAW untuk cucunya saat hendak menyembelih hewan aqiqah di antaranya sebagai berikut:

…. بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ [ اللهم مِنْكَ وَلَكَ ] هَذِهِ عَقِيْقَةُ

Bacaan latin: Bismillâhi wallâhu akbar allahumma minka wa laka hadzihi ‘aqiqatu (sebutkan nama bayi yang hendak dilakukan aqiqah)

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah. Allah Maha Besar. Ya Allah, milikmulah hewan aqiqah ini. Inilah aqiqahnya (sebutkan nama bayi yang hendak dilakukan aqiqah),”

Kemudian saat mengadakan walimah aqiqah, bisa dilanjutkan dengan membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ احْفَظْهُ مِنْ شَرِّ الْحِنِّ وَالْإِنْسِ وَأُمِّ الصِّبْيَانِ وَمِنْ جَمِيعِ السَّيِّئَاتِ وَالْعِصْيَانِ وَاحْرِسْهُ بِحَضَانَتِكَ وَكَفَالَتِكَ الْمَحْمُودَةِ وَبِدَوَامِ عِنَايَتِكَ وَرِعَايَتِكَ النَّافِذَةِ نُقَدِّمُ بِمَا عَلَى الْقِيَامِ بِمَا كَلَّفْتِنَا مِنْ حُقُوقِ رُبُوْبِيَتِكَ الْكَرِيمَةِ نَدَبْتَنَا إِلَيْهِ فِيْمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ خَلْقِكَ مِنْ مَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ وَأَطْيَبُ مَا فَضَّلْتَنَا مِنَ الْأَرْزَاقِ اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ وَأَهْلِ الْقُرْآنِ تَجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الشَّرِ وَالضَّيْرِ وَ الظُّلْمِ وَالطَّغْيَانِ

Bacaan latin: Allaahummahfadzhu min syarril jinni wal insi wa ummish shibyaani wa min jamii’is sayyiaati wal ‘ishyaani wahrishu bihadhaanatika wa kafaalatika al-mahmuudati wa bidawaami ‘inaayatika wa ri’aayatika an-nafiidzati nuqaddimu bihaa ‘alal qiyaami bimaa kalaftanaa min huquuqi rububiyyaatika al-kariimati nadabtanaa ilaihi fiimaa bainanaa wa baina khalqika min makaarimil akhlaaqi wa athyabu maa fadhdhaltanaa minal arzaaqi. Allaahummaj’alnaa wa iyyaahum min ahlil ‘ilmi wa ahlil khairi wa ahlil qur’aani wa laa taj’alnaa wa iyyaahum min ahlisy syarri wadh dhairi wadz dzalami wath thughyaani.

Artinya: “Ya Allah, jagalah dia (bayi) dari kejelekan jin, manusia ummi shibyan, serta segala kejelekan dan maksiat. Jagalah dia dengan penjagaan dan tanggungan-Mu yang terpuji, dengan perawatan dan perlindunganmu yang lestari. Dengan hal tersebut aku mampu melaksanakan apa yang Kau bebankan padaku, dari hak-hak ketuhanan yang mulia. Hiasi dia dengan apa yang ada di antara kami makhluk-Mu, yakni akhlak mulia dan anugerah yang paling indah. Ya Allah, jadikan kami dan mereka sebagai ahli ilmu, ahli kebaikan, dan ahli Al-Qur’an. Jangan kau jadikan kami dan mereka sebagai ahli kejelekan, keburukan, aniaya, dan tercela.”

Hikmah Disyariatkannya Aqiqah

Dikutip dari buku Panduan Muslim Sehari-hari karya Hamdan Rasyid, hikmah disyariatkannya aqiqah yaitu,

– Aqiqah adalah wujud pengorbanan dari kedua orang tua bayi untuk mendapatkan dirinya kepada Allah SWT, pada saat-saat pertama bayi mereka saat lahir ke dunia

– Aqiqah merupakan fidyah atau tebusan untuk menyelamatkan sang bayi dari segala penyakit ataupun bencana.

– Aqiqah merupkan pintu pembuka gadaian anak, supaya sang anak dapat memberian syafa’at kepada kedua orangtuanya di akhirat kelak.

– Aqiqah menjadi perwujudan dari kebahagiaan, keriangan, kegembiraan dan suka cita dengan cara menegakkan syariat Islam. Diharapkan agar bayi yang baru lahir akan senantiasa berada dalam keimanan dan selalu menegakkan syari’at Islam.

– Menyembelih hewan aqiqah atas kelahiran anak mengandung pengertian kurban, syukur atas nikmat, syukur atas nikmat, dan bersedekah, hal tersebut sama halnya dengan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT

– Aqiqah hendaknya dilakukan demi menguatkan tali ikatan kekeluargaan dan persaudaraan di antara anggota masyarakat.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Dzikir sebelum Tidur Sesuai Sunnah


Jakarta

Dzikir adalah tindakan mengingat Allah SWT yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Salah satu waktu yang dianjurkan untuk berdzikir adalah sebelum tidur.

Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab Al-Adzkar, anjuran membaca dzikir sebelum tidur terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 191-192,


الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ١٩١ رَبَّنَآ اِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ اَخْزَيْتَهٗ ۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ ١٩٢

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka Engkau benar-benar telah menghinakannya dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang yang zalim.”

Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa ketika hendak ke tempat tidurnya mengucapkan, ‘Aku memohon ampun kepada Allah, Yang tiada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, dan aku bertobat kepada-Nya,’ sebanyak tiga kali, maka Allah mengampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan, meskipun sejumlah bintang di langit, meskipun sejumlah butir-butir pasir Alij, meskipun sejumlah masa di dunia.” (HR At-Tirmidzi dan Ahmad)

Dalam buku edisi Indonesia Shahih dan Dhaif: Kitab al-Adzkar Jilid 1 karya Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali juga terdapat hadits tentang anjuran membaca dzikir sebelum tidur. Rasulullah SAW bersabda,

“Apabila kalian berdua akan berbaring di atas tempat tidur kalian, atau apabila kalian telah berbaring di atas tempat tidur kalian, maka bertakbirlah 33 kali, bertasbihlah 33 kali dan bertahmidlah 33 kali.” (HR Bukhari dan Muslim)

Bacaan Dzikir sebelum Tidur

Berikut bacaan dzikir yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW menurut hadits yang termuat dalam kitab Al Adzkar karya Imam an-Nawawi.

1. Membaca Takbir 33 Kali

اللَّهُ أَكْبَرُ

Bacaan latin: Allahu Akbar

Artinya: “Allah Maha Besar.”

2. Membaca Tasbih 33 Kali

سُبْحَانَ الله

Bacaan latin: Subhaana Allah

Artinya: “Maha Suci Allah.”

3. Membaca Tahmid 33 Kali

الْحَمْدُ للهِ

Bacaan latin: Alhamdulillah

Artinya: “Segala puji bagi Allah.”

4. Membaca Surah Al Ikhlas

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ ٤

Bacaan latin: qul huwallāhu aḥad. allāhuṣ-ṣamad. lam yalid wa lam yūlad. wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.””

5. Membaca Surah Al Falaq

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ١ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ ٢ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ ٣ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ ٤ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ ٥

Bacaan latin: Qul a’ūżu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh) dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.””

6. Membaca Surah An Nas

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ ١ مَلِكِ النَّاسِۙ ٢ اِلٰهِ النَّاسِۙ ٣ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ٤ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ ٥ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ ٦

Bacaan latin: Qul a’ūżu birabbin-nās. Malikin-nās. Ilāhin-nās. Min syarril-waswāsil-khannās. Allażī yuwaswisu fī ṣudūrin-nās. Minal jinnati wan-nās

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan manusia, raja manusia, sembahan manusia dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.””

7. Membaca Ayat Kursi/ Surah Al-Baqarah Ayat 255

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ٢٥٥

Bacaan latin: Allaahu Laailaaha illa huwal hayyul qayyuum. Laa ta’khudzuhu sinatuw walaa nauum. Lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardhi. Mangdzalladzii yasyfa’u ‘indahuu illai bi idznih. Ya’lamu maa baina aidiihim wamaa khalfahum. Walaa yuhiithuuna bisyai-in min ‘ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardha. Walaa ya-uuduhuu hifdzuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘azhiim

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Mahaagung.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Dzikir Lailahaillallah al Malikul Haqqul Mubin dan Keutamaannya


Jakarta

Rasulullah SAW telah menganjurkan umatnya untuk membaca dzikir setiap waktu. Salah satu bacaan dzikir yang bisa diamalkan adalah dzikir la ilaha illallah al malikul haqqul mubin.

Anjuran berdzikir setiap waktu ini termuat dalam hadits yang menyebut bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah lisanmu selalu basah dengan berdzikir kepada Allah.” (HR At Tirmidzi)

Allah SWT telah berfirman dalam surah Al Ahzab ayat 41-42,


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ٤١ وَّسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا ٤٢

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”

Dalam Islam, kalimat la ilaha illallah al malikul haqqul mubin merupakan salah satu bacaan dzikir. Bacaan ini memiliki makna yang mendalam dan penting. Dengan membacanya, seorang muslim akan mendapatkan banyak keutamaan.

Bacaan La ilaha illallah al Malikul Haqqul Mubin Arab dan Artinya

Berikut merupakan bacaan la ilaha illallah al malikul haqqul mubin arab, latin, dan artinya yang dapat dibaca oleh setiap muslim.

لا إلها الله. الملكل حقول مبينا.

Bacaan latin: la ilaha illallah al malikul haqqul mubin

Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang maha benar dan nyata.”

Keutamaan Membaca La ilaha illallah al Malikul Haqqul Mubin

Dikutip dari buku Amalan Para Wali Allah karya Shabri Shaleh Anwar, bacaan lailahaillallah al malikul haqqul mubin adalah amalan yang dapat dibaca setelah salat Zuhur.

Bacaan la ilaha illallah al malikul haqqul mubin memiliki keutamaan seperti memperlancar rezeki.

Para ulama telah meriwayatkan dalam beberapa hadits bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan sahabatnya untuk membaca la ilaha illallah al malikul haqqul mubin setiap hari sebanyak 100 kali untuk memperlapang rezeki.

Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi dalam kitabnya, Hasyiyah I’anatut Thalibin ala Fathil Mu’in, sebagaimana dilansir NU Online mengtakan,

وردت عن النبي صلى الله عليه وسلم في أحاديث صحيحة كثيرة، أمر بها بعض أصحابه لتوسعة الرزق، وقال بعض العارفين: وهي مجربة لبسط الرزق الظاهر والباطن، وهي هذه: لا إله إلا الله الملك الحق المبين، كل يوم مئة مرة. سبحان الله وبحمده، سبحان الله العظيم، أستغفر الله، كل يوم مئة مرة. واستحسن كثير من الأشياخ أن تكون بين سنة الصبح والفريضة، فإن فاتت في ذلك فبعد صلاة الصبح وقبل طلوع الشمس، وإن فاتت في ذلك فعند الزوال. فلا ينبغي للعبد أن يخلي يومه عنها.

Artinya: “Tersebut dalam banyak hadits shahih sebuah riwayat di mana Nabi Muhammad SAW memerintahkan sejumlah sahabatnya untuk mengamalkan bacaan ini demi memperlapang rezeki. Sebagian ‘arifin mengatakan, amalan ini teruji dalam melapangkan rezeki lahir maupun batin. Bacaan yang dimaksud ialah “la ilaha ilallah. Almalikul haqqul mubin” setiap hari 100 kali. “Subhanallahi wa bihamdih, subhanallahil adzim, astaghfirullahal aszim” setiap hari 100 kali. Banyak guru besar menganggap baik melazimkan bacaan ini saat di antara salat Subuh.”

Rezeki yang dimaksud mencakup rezeki lahir maupun batin. Bacaan ini dapat diamalkan oleh siapa pun karena akan mengubah kebiasaan buruk yang dimiliki oleh seseorang menjadi baik. Atas izin Allah SWT, amalan ini akan menambah pahala bagi yang mengamalkannya.

Melansir dari sumber yang sama, kalimat la ilaha illallah almalikul haqqul mubin Muhammadur Rasulullah Ash-shadiqul Wa’dimil Amin merupakan kalimat yang tertera di pintu Ka’bah. Dengan membacanya, seseorang akan mendapatkan pahala yang besar.

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Niat Puasa Senin Kamis dan Doa Berbukanya


Jakarta

Umat Islam tidak hanya diperintahkan untuk melakukan puasa wajib sebagaimana puasa Ramadan, namun juga dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah. Salah satu puasa sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW adalah puasa Senin Kamis.

Sebagaimana namanya, puasa Senin Kamis adalah puasa sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW yang dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Abu Aunillah Al-Baijury dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Agama Islam: Panduan Lengkap Berislam Secara Kafah mengatakan bahwasanya Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling sering melaksanakan puasa Senin Kamis.


Ketika ditanya alasannya, beliau menjawab, “Sesungguhnya, segala amal perbuatan dipersembahkan pada hari Senin dan Kamis, maka Allah akan mengampuni dosa setiap orang muslim atau setiap orang mukmin, kecuali dua orang yang bermusuhan. Maka Allah berfirman, ‘Tangguhkan keduanya.'” (HR Ahmad)

Niat Puasa Senin Kamis

Sumber yang sama mengatakan bahwa niat puasa Senin Kamis dibaca terpisah sesuai harinya. Niat masih bisa dilakukan meski sudah tengah hari dengan syarat belum melakukan hal-hal yang bisa membatalkan puasa sejak terbitnya fajar.

Ketentuan ini diambil dari apa yang pernah Rasulullah SAW lakukan, bahwasanya pada suatu waktu beliau mendatangi Aisyah RA bertepatan selain bulan Ramadan, kemudian beliau bersabda,

هَلْ عِنْدَكُمْ غَدَاء ؟ وَ إِلَّا فَإِنِّي صَائِمٌ

Artinya: “Apakah engkau punya santapan siang? Maka jika tidak ada aku akan berpuasa.” (HR Muslim)

Menurut buku Puasa Senin-Kamis karya Mahmud Ahmad Mustafa, perlu diingat bahwa niat itu tempatnya di hati bukan di lidah karena niat adalah pekerjaan hati. Oleh karena itu, apabila seseorang mengucapkan niat puasa namun di hati tidak disertai dengan niat dan keinginan yang kuat untuk puasa, maka niat puasa itu tidaklah sah.

Diambil dari buku Fikih yang ditulis oleh Ahmad Ahyar dan Ahmad Najibullah, berikut adalah niat puasa Senin dan Kamis.

Niat Puasa Senin

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فِي يَوْمِ الْإِثْنَيْنِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu sauma gadin fi yaumil-isnaini sunnatal lillāhi ta’ālā.

Artinya: Saya niat puasa besok pada hari Senin sunnah karena Allah Ta’ala.

Niat Puasa Kamis

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فِي يَوْمِ الْحَمِيْسِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu sauma gadin fi yaumil-khamisi sunnatan lillāhi ta’ālā.

Artinya: Saya niat puasa besok pada hari Kamis sunnah karena Allah Ta’ala.

Doa Berbuka Puasa Senin Kamis

Sebelum memasukkan makanan ke dalam mulut, umat Islam yang menjalani puasa Senin Kamis terlebih dahulu diperintahkan untuk mengucapkan doa berbuka puasa.

Diambil dari buku Koreksi Tuntas Buku 37 Masalah Populer oleh Abdurrahman Al-Mukaffi, berikut doa berbuka puasa yang terdapat dalam hadits shahih.

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: “Telah hilang dahaga, telah basah urat (tenggorokan), dan telah tetap pahala, insya Allah.” (HR Abu Dawud dalam Kitab Sunan Abu Dawud)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Nabi saat Sujud Terakhir yang Bisa Diamalkan


Jakarta

Sujud adalah sebuah gerakan dalam salat yang memiliki makna sangat dalam. Nabi Muhammad SAW selalu memanjangkan sujudnya dengan membaca sejumlah doa.

Menurut sebuah hadits yang termuat dalam buku Sifat Salat Rasulullah SAW yang Terabaikan karya Iwan Muliawan, saat sujud adalah waktu terdekat antara hamba dengan Rabbnya.

Dari Abu Hurairah RA ia mengatakan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,


أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثَرِ الدُّعَاءَ

Artinya: “Yang paling dekat keadaan seorang hamba kepada Tuhannya adalah dalam keadaan sujud. Oleh karena itu perbanyaklah doa (di dalamnya).” (HR Muslim)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Allah SWT akan berada sangat dekat dengan hamba-Nya saat mereka sedang bersujud di salatnya. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk memperbanyak doa pada sujud terakhirnya. Rasulullah SAW bersabda,

اَكْثَرُوا فِي السُّجُودِ مِنَ الدُّعَاءِ فَإِنَّهُ فَمِنْ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ.

Artinya: “Perbanyaklah olehmu berdoa di dalam sujud, karena doa di dalam sujud itu sangat layak diperkenankan.” (HR Ahmad dan Muslim)

Doa Nabi saat Sujud Terakhir

Ada beberapa doa yang biasa Nabi Muhammad SAW panjatkan dalam sujud terakhir atau sujud-sujudnya, di antaranya:

Masih mengambil dari sumber yang sama, doa tersebut berbunyi:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجَلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ.

Arab-latin: Allâhummaghfirlî dzambî kullahu diqqahu wa jallahu wa awwalahu wa âkhirahu wa alâ niyatahu wa sirrahu

Artinya: “Ya Allah ampunilah aku, dosaku seluruhnya, yang kecil dan yang besar, yang awal dan yang akhir, yang tersembunyi dan terang-terangan.” (HR Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah RA)

Diambil dari buku Syarah Hisnul Muslim karya Syaikh Majdi Abdul Wahab Al-Ahmad, berikut adalah doa nabi saat sujud terakhir yang kedua.

اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ.

Arab-latin: Allahumma a’uudhubi ridhaaka min sakhatika wa bi mu’aafatika min ‘uquubatika wa a’uudhubika minka laa ihsii tsanaa an ‘alaika anta atsnayta ‘ala nafsika

Artinya: “Ya Allah, dengan ridha-Mu sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu, dan dengan ampunan-Mu aku berlindung dari siksa-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari-Mu. Aku tidak kuasa menghitung pujian terhadap-Mu, seperti Engkau memuji diri-Mu sendiri.” (HR Muslim)

Dalam kitab Sunan an-Nasa’i juga terdapat bacaan doa nabi saat sujud terakhir dengan bacaan yang lebih pendek. Berikut bacaannya.

أَعُوذُ بِعَفْوِكَ مِنْ عِقَابِكَ، وَأَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu. Aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka- Mu. Aku berlindung dengan Zat-Mu dari sifat-Mu.” (HR Muslim)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Inilah 5 Doa Iftitah yang Diajarkan Rasulullah SAW


Jakarta

Doa iftitah adalah doa dalam salat yang dibaca di rakaat pertama setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah. Doa ini dibaca dalam setiap salat fardhu maupun salat sunnah.

Ada beberapa bacaan doa iftitah yang diajarkan oleh Rasullullah SAW. Selain itu, doa iftitah juga memiliki sejumlah keutamaan. Namun sebelum itu, sebaiknya ketahui terlebih dahulu bagaimana hukum membaca doa iftitah dalam salat.

Hukum Membaca Doa Iftitah

Hukum membaca doa iftitah adalah sunnah, baik untuk imam, makmum, atau seseorang yang melakukan salat sendiri.


Apabila seseorang berniat membaca doa iftitah, tetapi ia tidak sengaja melupakannya, maka seseorang tersebut tidak perlu melakukan sujud syahwi. Seseorang yang tidak membaca doa ini salatnya tetap dianggap sah.

Namun dalam kasus salat jenazah, doa ini tidak disunnahkan untuk dibaca lantaran salat jenazah dianjurkan untuk dilakukan secara singkat.

Meskipun hukum doa iftitah adalah sunnah, seorang Muslim tetap dianjurkan membaca doa tersebut sebab Rasulullah SAW biasa membacanya ketika sholat. Hal tersebut tertuang dalam sebuah hadits berikut:

Dari Abu Hurairah RA,

كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا كبَّر في الصلاة؛ سكتَ هُنَيَّة قبل أن يقرأ. فقلت: يا رسول الله! بأبي أنت وأمي؛ أرأيت سكوتك بين التكبير والقراءة؛ ما تقول؟ قال: ” أقول: … ” فذكره

Artinya: “Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika salat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah:… (beliau menyebutkan doa iftitah).” (HR Muttafaqun).

Bacaan Doa Iftitah

Kusnadi S.Ag M.Ag M.AHum dalam buku QnA Persoalan Islam menjelaskan doa iftitah memiliki banyak shighat (bentuk) berdasarkan beberapa riwayat hadits, yaitu sebagai berikut:

Doa Iftitah 1

Doa iftitah ini umumnya sering dipakai umat Muslim lantaran seringkali tertera dalam buku panduan salat sekaligus diajarkan di bangku sekolah.

الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا.

(Allahu akbar, kabirau walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw washila)

Artinya: Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyak pujian. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore.

أنى وجهت وجهي للذى فطر السموات والأرض حنيفا مسلما وما أنا من المشركين

(inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal arha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin)

Artinya: Kuhadapkan wajahku kepada zat yang mencipta langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah.

ان صلاتى ونسكى ومحياي ومماتى لله رب العالمين لاشريك له وبذلك امرت وانا من المسلمين

(inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin)

Artinya: Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan Semua Alam, tiada sekutu bagi-Nya. Dan begitulah aku diperintahkan dan aku dari golongan orang muslim.

Doa Iftitah 2

Berdasarkan hadist riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW juga membaca doa iftitah pendek lainnya seperti berikut ini.

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

(Allahumma baaid baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa’adta baynal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silnii min khotoyaaya bil maa-iwats tsalji wal barod)

Artinya: Ya Allah, jauhkan lah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkan lah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cuci lah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun.

Doa Iftitah 3

Menurut hadist riwayat Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi berikut ini bacaan doa iftitah.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

(Subhaanakallahumma wa bi hamdika wa tabaarokasmuka wa ta’aalaajadduka wa laa ilaha ghoiruk)

Artinya: Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.

Doa Iftitah 4

Hadist riwayat Muslim menyebutkan bahwa doa iftitah ini dibaca ketika Rasulullah SAW melakukan sholat malam.

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اِهْدِنِى لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِى مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

(Allahumma robba jibroo-iila wa mii-ka-iila wa isroofiila, faathiros samaawati wal ardhi ‘aliimal ghoibi wasy syahaadah anta tahkumu bayna ibaadika fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun, ihdinii limakhtulifa fiihi minal haqqi bi-idznik, innaka tahdi man tasyaa-u ilaa shirootim mustaqiim)

Artinya: Ya Allah, Rabbnya Jibril, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Rabb yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau yang menjatuhkan hukum untuk memutuskan apa yang mereka pertentangkan. Tunjukkan lah aku pada kebenaran apa yang dipertentangkan dengan seizin dari-Mu. Sesungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus bagi orang yang Engkau kehendaki

Doa Iftitah 5

Rasulullah pernah mengamalkan doa iftitah berikut ini sebagaimana tertuang dalam hadist riwayat Abu Daud.

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ

(Allahu akbar kabiiro, allahu akbar kabiiro, allahu akbar kabiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, wa subhanallahi bukrotaw washilaa, wa subhanallahi bukrotaw washilaa, wa subhanallahi bukrotaw washilla a’udzu billahi minasy syaithooni min nafkhihi, wa naftshihi, wa hamzih)

Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan, dan godaan setan.

Keutamaan Doa Iftitah

Doa iftitah memiliki sejumlah keutamaan yang diriwayatkan dari beberapa hadits. Berikut ini keutamaan doa iftitah.

1. Dibukanya Pintu-pintu Langit

Salah satu keutamaan doa iftitah adalah dibukanya pintu-pintu langit. Pendapat tersebut merujuk pada salah satu hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar RA,

“Ketika kami salat bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba seseorang mengucapkan ‘Allahuakbar kabira walhamdu lillahi katsira wasubhanalla hibukratawwa ashiilan’. Selesai salat, Rasulullah SAW bertanya, ‘Siapakah yang mengucapkan kalimat tadi?’ Seorang sahabat menjawab, ‘Saya, wahai Rasulullah.’ Beliau lalu bersabda, ‘Sungguh aku sangat kagum dengan ucapan tadi sebab pintu-pintu langit dibuka karena kalimat itu’ Kata Ibnu Umar, ‘Maka aku tak pernah lagi meninggalkannya semenjak aku mendengar Rasulullah SAW mengucapkan hal itu.'” (HR Muslim).

2. Bacaan Rasulullah SAW Saat Salat Malam

Syekh Irfan bin Sulaim al-Asya Hasunah al-Dimasyqiy dalam Kitab Adzkaar al-Muttaqin min Kitaabillah wa Shahih al-Haditsi Imam menyebutkan, doa iftitah menjadi bacaan Rasulullah SAW ketika memulai salat malamnya.

Dari Abu Salmah bin Abdurrahman bin Auf ia berkata, “Aku bertanya kepada Aisyah Ummul Mukminin. Dengan bacaan apa Nabi memulai salatnya apabila ia bangun dari tidur di malam hari?” Aisyah berkata, “Apabila bangun dari tidur malam, maka Rasulullah membaca doa iftitah dalam salatnya.”

Itulah beberapa bacaan doa iftitah disertai dengan hukum dan keutamaannya. Semoga bermanfaat.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

5 Dzikir Penghapus Dosa yang Bisa Diamalkan Seorang Muslim


Jakarta

Manusia yang hidup di dunia ini tak lepas dari kesalahan dan perbuatan dosa, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Dalam Islam, membaca dzikir penghapus dosa bisa menjadi salah satu upaya untuk memohon ampunan Allah SWT.

Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dia akan mengampuni hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh meminta ampunan-Nya.

Allah SWT berfirman dalam surah An-Nisa ayat 110 yang berbunyi,


وَمَنْ يَّعْمَلْ سُوْۤءًا اَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهٗ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ اللّٰهَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

Artinya: “Siapa yang berbuat kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian memohon ampunan kepada Allah, niscaya akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Oleh karena itu, umat Islam diperintahkan untuk meminta ampunan kepada Allah SWT. Salah satunya dengan berzikir.

Dzikir Penghapus Dosa

1. Istighfar

Zikir penghapus dosa yang pertama adalah istighfar. Dijelaskan dalam Buku Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa karya Ali Amrin Al-Qurawy, dzikir adalah wujud permohonan maaf (ampun) kita kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW pernah bersabda,

“Barang siapa mengucapkan ‘Aku meminta ampunan kepada Allah, tidak ada tuhan kecuali Dia, yang hidup dan berdiri sendiri, mengatur makhluk-Nya, dan aku bertobat kepada-Nya,’ maka dosanya akan diampuni meskipun ia pernah melarikan diri dari medan perang.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Hakim)

Saking pentingnya dzikir istighfar, Imam Qatadah juga berkata, “Sesungguhnya, Al-Qur’an ini menunjukkan kepada kalian tentang penyakit dan obatnya. Adapun penyakit itu adalah dosa-dosa, dan istighfar adalah obat bagi kalian.”

Berikut bacaan istighfar penghapus dosa yang dimaksud dalam hadits tersebut,

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Arab-latin: Astaghfirullah hal’adzim, aladzi laailaha illahuwal khayyul qoyyuumu wa atuubu ilaiih

Artinya: “Aku meminta ampunan kepada Allah, tidak ada tuhan kecuali Dia, yang hidup dan berdiri sendiri, mengatur makhluk-Nya, dan aku bertobat kepada-Nya.”

2. Dzikir La Illahaa Illallah

Disebutkan dalam buku Berbuat Dosa tapi Masuk Surga yang ditulis oleh Muhammad Akrom, apabila seorang muslim ingin meminta ampunan atas dosanya kepada Allah SWT, maka ia bisa mengucapkan:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ

Arab-latin: Laa Illaaha illallah Wallahu Akbar, Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billahi

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah SWT, Allah Maha Besar, Tiada daya dan kekuatan kecuali (datangnya dari) Allah SWT.”

Dalam hadits dikatakan, “Barang siapa yang membaca lafal ini, maka baginya diampuni kesalahannya meskipun kesalahannya seperti buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

3. Dzikir Subhanallahi wa Bihamdihi

Muhammad Auli dalam bukunya yang berjudul Risalah Doa & Zikir Keluarga, menuliskan salah satu hadits yang menjelaskan tentang dzikir penghapus dosa adalah dengan membaca subhanallahi wa bihamdihi.

Hadits itu berbunyi,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ عَنْهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثلَ زَبَدِ الْبَحْرِ.

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang mengucapkan subhanallahi wa bihamdihi dalam sehari sebanyak seratus kali, niscaya akan dihapus semua dosa-dosa (kecil)-nya, meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR Bukhari)

Berikut bacaan yang dimaksud dalam hadits tersebut,

سُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ

Arab-latin: Subhanallah wa bi hamdih

Artinya: “Maha Suci Allah dan dengan memuji kepada-Nya.”

4. Dzikir Rabbanaaghfir lana Watub ‘Alainna

Dzikir penghapus dosa yang keempat tertulis dalam buku 10 Amalan Inti Penghapus Dosa karya Ahmad Zacky El-Syafa. Dzikir ini berbunyi:

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Arab-latin: Rabbanaaghfir lanaa watub ‘alainaa innaka antat tawwabur rahiimu

Artinya: “Duhai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, terimalah tobat kami, sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha menerima tobat lagi Maha Kasih sayang.”

Rasulullah SAW selalu membaca dzikir penghapus dosa ini sebelum beranjak dari sebuah majelis atau halaqah (pertemuan) sebanyak seratus kali. Hal ini terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Abu Dawud yang berasal dari Ibnu Umar RA.

5. Dzikir Sayyidul Istighfar

Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa siapa saja yang membaca sayyidul istighfar pada waktu siang dengan penuh keyakinan, lalu meninggal sebelum petang, maka ia termasuk penghuni surga. Apabila seseorang membacanya pada waktu petang hari dengan penuh keyakinan, kemudian ia meninggal dunia sebelum pagi, maka ia juga termasuk penghuni surga. (HR Bukhari)

Dzikir tersebut berbunyi,

اَللّٰهُمَّ اَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنِبِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ اِلَّا اَنْتَ

Arab-latin: Allaahumma anta Rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wawa’dika wastatha’tu a’uudzubika min syarri maa shana’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya wa abuu u laka bidzanbii fainnahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang ku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Tentang Hadits Qauli yang Bersumber dari Perkataan Nabi


Jakarta

Hadits merupakan hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Salah satu jenis hadits yang dikenal dalam ajaran Islam adalah hadits qauli.

Dikutip dari buku Sejarah Peradaban Islam Terlengkap oleh Rizem Aizid, dari segi bahasa, hadits bermakna kabar, berita, atau hal yang diberitakan secara turun-temurun. Sementara menurut istilah, hadits adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW, baik perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan), atau hal yang sepadan dengannya.

Hadits Qauli dan Contohnya

Menurut buku Ilmu Memahami Hadits Nabi: Cara Praktis Menguasai Ulumul Hadits & Mustholah Hadits oleh KH. M. Ma’shum Zein, hadits qauli adalah segala sesuatu yang disandarkan dari Nabi Muhammad SAW dalam bentuk perkataan atau ucapan. Isinya memuat berbagai maksud syara’, peristiwa, dan keadaan yang berkaitan dengan keyakinan, syariat, akhlak dan lain sebagainya.


Hadits qauli meliputi semua perkataan Nabi Muhammad SAW yang diucapkan dalam berbagai bidang, mulai dari ranah hukum (syariat), akhlak, akidah, pendidikan, dan lain sebagainya. Berikut di antaranya beberapa hadits qauli.

1. Hadits Qauli dalam Bab Syariat

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: “Sesungguhnya perbuatan itu tergantung dengan niat dan bagi tiap-tiap orang menurut apa niatnya.”

Hadits ini mengandung hukum syariat tentang niat. Niat yang dimaksud merujuk pada kewajiban dalam segala amal perbuatan agar mendapat pengakuan sah dari syara’.

Contoh lainnya yakni:

الطَّهُوْرُ مَاؤُهُ الحِلُّ مَيْتَتُهُ

Artinya: “(Air laut) itu suci dan dapat dipakai untuk bersuci serta halal bangkainya.”

2. Hadits Qauli dalam Bab Akhlak

نَضَّرَ اللَّهِ امْرَأَ سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلَغَهُ غَيْرَهُ فَإِنَّهُ رُبَّ حَامِلِ فِقْهِ لَيْسَ بِفَقِيْهِ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهِ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ. ثَلَاثُ حِصَالٍ لاَ يَغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ أَبَدًا إِخْلَاصُ الْعَمَلِ للَّهِ وَمُنَاصَحَةُ ولَاةِ الْأَمْرِ وَلُزُوْمُ الْجَمَاعَةِ فَإِنَّ دَعْوَتَهُمْ تُحِيْطُ مِنْ وَرَائِهِمْ. رَوَاهَ أَحْمَدُ

Artinya: “Semoga Allah memberikan suatu kebaikan kepada orang yang telah mendengar perkataanku, lalu menghafalnya dan menyampaikannya kepada orang lain. Sebab banyak orang berbicara tentang fiqh tapi ia bukan ahlinya. Ada tiga sifat yang karenanya tidak akan muncul rasa dengki dalam diri seorang muslim, yaitu ikhlas beramal semata-mata hanya kepada Allah Swt., menasihati, taat dan patuh kepada pihak penguasa dan setia terhadap jama’ah. Karena sesungguhnya doa mereka akan memberikan motivasi (dan menjaganya) dari belakang.” (HR Ahmad)

Hadits ini mengandung ajaran akhlak agar selalu berakhlak mulia, ikhlas, dan patuh kepada pimpinan.

3. Hadits Qauli dalam Bab Perbuatan Baik

Nabi Muhammad SAW mengatakan melalui hadits qaulinya kepada umatnya agar mau meninggalkan pekerjaan yang tiada gunanya demi membentuk pribadi muslim secara sempurna. Beliau bersabda,

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْيِ تَرُكْهُ مَا لَا يُعْنِيهِ (رَوَاهُ الثَّرْمُنِي)

Artinya: “Di antara kebaikan seorang muslim adalah meninggalkan apa- apa yang tidak bermanfaat.”

Demikian pengertian dari hadits qauli dan contohnya. Semoga bermanfaat.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com