Tag Archives: sunnah

Bacaan Doa saat Menyiram Air di Kuburan


Jakarta

Menyiram air di makam ahli kubur sering kali dilakukan para peziarah. Ada doa yang bisa dibaca saat menyiram air di kuburan.

Doa saat menyiram air di kuburan merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan penghormatan dan berdoa untuk roh yang telah berpulang. Rasulullah SAW pernah melakukannya untuk putra beliau.

Menurut keterangan dalam Tuhfatul Muhtaj sebagaimana dinukil Husnan M. Thaib dalam buku Keutamaan Menjenguk Orang Sakit dan Tata Cara Mengurus Jenazah, Rasulullah SAW menyiram air di kuburan putra beliau yang bernama Ibrahim seraya membaca doa. Ini bacaan doanya.


Doa Menyiram Air di Kuburan

أَللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا المَاءَ بَرْدًا وَسَلَامًا فِي قَبْرِهِهَا وَاسْقِ تَرَاهُ / هَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Bacaan latin: Allahummaj’al haadzaalmaa’abar dannwasaalaamann fiiqabrihi haa wasqitsaraahu haa birahmatika yaa arhamarrahimin.

Artinya: “Ya Allah jadikanlah air ini sebagai pendingin dan keselamatan di dalam kuburnya dan tuangkanlah rahmat di dalam kuburnya dengan rahmatMu wahai Yang Pengasih dari Yang Pengasih.”

Hukum Menyiram Air di Kuburan

Dikutip dari sumber sebelumnya, hukum menyiram air di kuburan selama tidak turun hujan adalah sunnah. Tujuan menyiram air di kuburan adalah agar almarhum mendapat kedinginan di dalam baringannya. Maka disunnahkan untuk menyiram air di kuburan dengan air yang suci lagi dingin.

Sunnah menyiram air di kuburan adalah pernyataan para ulama dan merupakan tindakan yang Rasulullah SAW lakukan. Al Azra’i berpendapat bahwa hukum menyiram air di kuburan menggunakan air najis adalah makruh.

Dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah menyiram air di kuburan putra beliau, Ibrahim.

“Sesungguhnya Rasulullah SAW menyiram (air) di atas kubur Ibrahim, anaknya, dan meletakkan kerikil di atasnya.” (HR Abu Daud)

Dalam majalah Nahdlatul Ulama, AULA, edisi Maret 2022 yang bertajuk Orkestrasi Potensi Jam’iyah, terdapat beberapa pendapat dari para ulama mengenai menyiram air di kuburan.

Di antaranya pendapat Syaikh Muhammad bin Umar bin Ali bin Nawawi al-Jawi Abu Abdil Mu’thi, ia mengatakan, “Menyiram kuburan dengan air dingin karena ingin mendapatkan dinginnya tempat. Tidak mengapa dicampur dengan sedikit air bunga karena malaikat menyukai bau harum.”

Dalam al-Mausu’ah al-Fiqhiyah dikatakan, “Ulama Madzhab Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali menghukumi sunnah menyiram air di atas kuburan setelah pemakaman karena Nabi melakukan hal itu di atas makam Sa’ad bin Mu’adz dan memerintahkan hal itu pada makam Utsman bin Mazh’un.”

Al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits al-Dha’ifah menjelaskan, ada banyak hadits tentang menyiram air di atas kuburan namun memiliki ‘illah (kecacatan). Al-Albani menjelaskan kecacatan hadits-hadits tersebut dalam al-Irwa (jilid 3, hal. 205-206). Ia juga menemukan sebuah hadits dengan sanad kuat dalam Awsath al-Thabrani bahwa Rasulullah SAW menyiram air di atas kuburan putra beliau, Ibrahim. Maka Al-Albani menyebutkan riwayat hadits tersebut dalam al-Shahihah No. 3045.

Keutamaan Menyiram Air di Kuburan

Menyiram air di kuburan memiliki sejumlah keutamaan. Merangkum sumber di atas, beberapa keutamaan menyiram air di kuburan antara lain:

  • Agar almarhum mendapat kedinginan di dalam baringannya.
  • Sebagai keselamatan di dalam kubur almarhum
  • Sebagai rahmat dalam kubur almarhum
  • Menguatkan tanah dan agar tidak hilang karena terpaan angin
  • Dalam ziarah kubur umat Islam tidak membatasi diri dengan menyiram air di kuburan atau menabur bunga saja. Namun juga dilengkapi dengan sunnah-sunnah lainnya seperti mengucapkan salam kepada ahli kubur, mendoakan dan memohonkan ampun untuk mereka kepada Allah SWT, dan sebagainya.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

9 Cabang Ulumul Hadits dan Kitab yang Jadi Rujukan


Jakarta

Hadits merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an. Setidaknya ada sembilan cabang ulumul hadits yang menjadi fokus para ahli hadits.

Mengutip buku Ulumul Hadits karya Abdul Majid Khon, hadits adalah sesuatu bersumber dari Nabi SAW atau disandarkan pada beliau SAW. Hadits terdiri dari tiga komponen, yakni hadits perkataan (qauli), hadits perbuatan (fi’li), dan hadits persetujuan (taqriri).

Ada juga ulama yang menambahkan sifat (washfi) baik fisik (khalqiyah) maupun perangai (khuluqiyah), sejarah (tarikhi), dan cita-cita (hammi) Rasulullah SAW sebagai komponen dalam mendefinisikan hadits.


Para ahli hadits mengkaji berbagai hal-hal dari Rasulullah SAW tersebut menggunakan sejumlah ilmu. Ilmu yang mempelajari hadits ini dikenal dengan istilah ulumul hadits. Berikut penjelasan selengkapnya.

Pengertian Ulumul Hadits

Ulumul hadits awal mulanya adalah beberapa ilmu yang masing-masing berdiri sendiri yang secara umum membahas tentang segala hal yang berkaitan dengan hadits Nabi Muhammad SAW, seperti dijelaskan dalam buku Ulumul Hadis karya Muhammad Nuh Siregar.

Beberapa ilmu ini lalu dibakukan menjadi sebuah disiplin ilmu. Ulumul hadits disebut juga dengan ulum al-hadis (ilmu hadis), mustalah al-hadis, atau usul hadis. Ilmu ini tentunya sangat luas cakupannya karena di awal memang sudah memiliki banyak cabang.

Kitab Rujukan Ulumul Hadits

Masih diambil dari sumber yang sama, buku atau kitab hadits dibagi dalam beberapa periode. Di antaranya:

1. Periode Pertama

Contohnya adalah Al-Muhaddis al-Fasil Bain ar-Rawi wa Al-Wa’i karya Al-Qadi Abu Muhammad ar-Ramahurmuzi (w. 360 H), Masyariq Al-Anwar karya Al-Qadi ‘Iyad bn Musa ibn ‘Iyad (w. 544 H), dan lain-lain.

2. Periode Pertengahan

Contohnya adalah Ma’rifah ‘Ulum al-Hadis karya Abu ‘Amr ibn ‘Usman ibn Salah (w. 643 H), Al-Ifshah ‘ala Nukat Kitab ibn Salah; Nukhbat al-Fikr dan Nuzat an-Nazar karya Ibn Hajar al-‘Asqalani, dan lain-lain

3. Periode Modern

Contohnya adalah ‘Umul al-Hadis karya Jamal ad-Din al-Qasimi, Taisir Mustalah al-Hadis karya Mahmud at-Tahhan, dan lain sebagainya.

4. Kitab ‘Ulum al-Hadis di Indonesia

Contohnya Pengantar Ilmu Hadis, Metodologi Penelitian Hadis dan Kaedah Kesahihan Sanad Hadis karya M. Syuhudi Ismail, Ikhtisar Musthalahul Hadis karya Fatchur Rahman, Ilmu Hadis karya Utang Ranuwijaya, dan lain sebagainya.

Cabang Ulumul Hadits

Ulumul hadits atau ilmu yang mempelajari tentang hadits Rasulullah SAW dibagi dalam beberapa cabang dengan fokusnya masing-masing.

1. Ilmu Rijal Al-Hadis

Cabang ulumul hadits yang pertama adalah rijal al-hadits. Ilmu ini mempelajari tentang para perawi hadits dan kapasitas mereka sebagai perawi hadits.

2. Ilmu Al-Jarh Wa At-Ta’dil

Ilmu al-jahr adalah ilmu yang mempelajari kecacatan para perawi, seperti keadilan dan tabiatnya, sedangkan at-ta’dil adalah mempelajari perawi untuk menyucikannya dan membuktikannya bahwa ia adalah adil dan dabit.

3. Ilmu Tarikh Ar-Ruwah

Ilmu tarikh ar-ruwah mempelajari tentang para perawi hadits yang berkaitan dengan usaha periwayatan mereka terhadap hadits.

4. Ilmu ‘Ilal Al-Hadis

Ulumul hadits yang keempat ini membahas tentang sebab-sebab yang tersembunyi, yang dapat mencacatkan kesahihan hadits.

Seperti contohnya mengatakan muttasil terhadap hadits yang munqati’, menyebut marfu’ terhadap hadits yang mauquf, memasukkan hadits ke dalam hadits lain, dan hal yang berkaitan dengan itu.

5. Ilmu Nasikh Wa Al-Mansukh

Ilmu ini membahas tentang hadits-hadits yang berlawanan yang tidak dapat dipadukan dengan ketetapan bahwa yang datang terdahulu disebut mansukh dan yang datang setelahnya disebut nasikh.

6. Ilmu Asbad Al-Wurud

Ilmu asbad al-wurud adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang sebab-sebab Nabi SAW menuturkan sabdanya.

7. Ilmu Garib Al-Hadis

Pengertian dari ilmu garib al-hadis adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui serta menerangkan makna yang terkandung dalam lafaz-lafaz hadits yang jauh dan sulit dipahami, karena lafaz tersebut jarang digunakan.

8. Ilmu At-Tashif Wa At-Tahrif

Ilmu ini adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menerangkan tentang hadits-hadits yang sudah diubah titik atau syakalnya (musahhaf) dan bentuknya (muharraf).

9. Ilmu Mukhatalif Al-Hadis

Ilmu mukhatalif al-hadis adalah ilmu yang membahas hadits-hadits yang menurut lahirnya saling bertentangan atau berlawanan, agar pertentangan tersebut dapat dihilangkan antara keduanya, sebagaimana membahas hadis-hadis yang sulit dipahami ini atau kandungannya, dengan menghilangkan kemusyrikan atau kesulitannya serta menjelaskan hakikatnya.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Dzikir Laqod Jaakum dalam Surah At Taubah dan Keutamaannya


Jakarta

Dzikir laqod jaakum merupakan salah satu dzikir yang terdapat dalam surah At Taubah. Dzikir ini memiliki keutamaan yang mendalam.

Dzikir merupakan suatu bacaan yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 152,

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ ١٥٢


Artinya: “Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”

Allah SWT juga berfirman dalam surah Thaha ayat 130,

فَاصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا ۚوَمِنْ اٰنَاۤئِ الَّيْلِ فَسَبِّحْ وَاَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضٰى ١٣٠

Artinya: “Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) atas apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam. Bertasbihlah (pula) pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari agar engkau merasa tenang.”

Salah satu bacaan dzikir yang dapat dibaca oleh umat Islam yaitu dzikir laqod jaakum. Dzikir laqod jaakum merupakan potongan bacaan yang terdapat dalam surah At Taubah ayat 128-129.

Dengan membaca dzikir laqod jaakum, umat Islam akan mendapatkan banyak keutamaan.

Bacaan Dzikir Laqod Jaakum

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ١٢٨ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ࣖ ١٢٩

Bacaan latin: Laqod jaakum rosuulun min anfusikam ‘aziizun ‘alaihi maa ‘anittum, harrishun ‘alaikum bil mu’miniina ro-uufurrohim. Fa in tawallau faqul hadbiyallohu laa ilaaha illaa huwa ‘alaihi tawakkaltu wahuwa robbul ‘arsyil ‘adzim.

Artinya: “Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), katakanlah (Nabi Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan pemilik ‘Arasy (singgasana) yang agung.”

Keutamaan Dzikir Laqod Jaakum

Dikutip dari buku Rahasia Keajaiban Ayat-ayat Seribu Dinar: Bikin Orang Jadi Kaya karya Imam Ghazali, dzikir laqod jaakum yang terdapat dalam dua surah terakhir surah At Taubah merupakan lafaz dzikir yang sangat istimewa.

Rasulullah SAW pernah memberikan penjelasan bahwa turunnya ayat ini dikawal oleh 70.000 barisan malaikat, sungguh betapa mulianya ayat ini.

Atas mulianya dzikir laqod jaakum ini, para ulama menjadikannya sebagai penghubung dalam berdoa kepada Allah SWT. Mereka berdoa dengan harapan dikaruniai kenikmatan hidup lahir dan batin. Dzikir laqod jaakum dilakukan setelah sholat dan dibaca sebanyak tujuh kali secara istiqamah.

Membaca dzikir laqod jaakum diyakini akan mendatangkan kebahagiaan dan kenikmatan hidup, baik kemudahan mencari rejeki, kesehatan lahir dan batin, dan kemudahan segala urusan.

Aprilia Kartika dalam buku Jodohku, It’s You menambahkan keutamaan dari bacaan dzikir laqod jaakum yaitu merupakan bacaan dzikir yang dapat menumbuhkan keimanan kepada Allah SWT, akan dilindungi oleh Allah SWT, serta memperpanjang umur.

Kisah tentang Dzikir Laqod Jaakum

Abah Salma Alif Sampayya dalam buku Keseimbangan Matematika Dalam Al Qur’an menyatakan bahwa terdapat kisah tentang dua ayat terakhir surah At Taubah yang merupakan dzikir laqod jaakum.

Dalam hadits riwayat Bukhari diceritakan, Zaid bin Tsabit melaporkan bahwa ketika dia mengumpulkan Al-Qur’an pada zaman pemerintahan Abu Bakar, dia tidak mendapatkan dua ayat terakhir surah At Taubah sehingga dia bertemu dengan Abu Khuzaimah al Andhari, dengan tiada seorang pun yang memiliki salinan utama (tangan pertama). Suhuf yang sudah lengkap disimpan di bawah penjagaan Abu Bakar sampai dia meninggal.

Kharijah bin Zaid bin Tsabit meriwayatkan dari bapaknya Zain Bin Tsabit, ‘Ketika kami menulis Mushaf, saya tidak mendapatkan satu ayat (nomor 23 dari surah Al Ahzab) yang selalu saya dengar dari bacaan Rasulullah SAW. Kami mencarinya sehingga kami dapatkan dari Khuzaimah bin Tsabit al Anshari, lalu kami masukkan ke dalam surah yang tepat dalam Mushaf.” (HR Bukhari)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa ketika Masuk Area Pemakaman Sesuai Sunnah


Jakarta

Seorang muslim hendaknya membaca doa ketika masuk area pemakaman. Ada beberapa doa yang bisa dibaca sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.

Anjuran untuk membaca doa ketika masuk area pemakaman bersandar pada hadits yang berasal dari Buraidah RA, ia berkata,

“Nabi SAW mengajarkan kepada mereka berziarah ke kubur supaya mengucapkan, ‘Semoga keselamatan senantiasa tercurah pada kalian, hai para penghuni perkampungan kaum Mukminin dan Muslimin. Sesungguhnya kami insya Allah menyusul kalian. Aku memohon afiyah kepada Allah untuk kami dan untuk kalian.” (HR Muslim)


Imam Muslim mengeluarkan riwayat tersebut dalam kitab Jenazah. Hadits ini turut dinukil Imam an-Nawawi dalam Riyadhus Shalihin.

Doa Masuk Area Pemakaman

Dikutip dari buku Kelengkapan Tarikh Muhammad Jilid 6 karya Moenawar Chalil, berikut doa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika masuk area pemakaman:

  • Diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dari Ibnu Mas’ud RA, “Apabila masuk ke pemakaman, Rasulullah SAW mengucapkan,

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَيَّتُهَا الأَرْوَاحُ الْقَانِيَةُ. وَالأَبْدَانُ الْبَالِيَةُ وَالْعِظَامُ النَّخِرَةُ الَّتِى خَرَجَتْ مِنَ الدُّنْيَا وَهِيَ بِاللَّهِ مُؤْمِنَةٌ. أَللهُمَّ أَدْخِلْ عَلَيْهِمْ رَوْحًا مِنْكَ وَسَلَامًا مِنا

Bacaan latin: Assalamu’alaikum ayyatuhaal ‘arwaahul qaaniyat. Wal abdaanul baaliyatu wal’ithomunnakhiratul ti kharajat minaddunyaa wa hiyabillahi mu’minat. Allahumma adkhil ‘alaihim rawkhaan minka wa salaaman minna.

Artinya: “Kesejahteraan semoga dilimpahkan atas kamu, hai semua roh yang rusak tubuhnya dan badan-badan yang busuk serta tulang-tulang yang hancur, yang telah keluar dari dunia, padahal ia beriman kepada Allah. Ya Allah, masukkanlah kepada mereka itu kelapangan dari Engkau dan kesejahteraan dari kami.”

  • Ibnus Sunni meriwayatkan bahwa Abu Hurairah RA berkata, “Rasulullah jika berjalan melalui pemakaman, beliau mengucapkan,

السَّلامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ كَانَ رَسُولُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّالِحَاتِ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحِقُوْنَ

Bacaan latin: Assalaamu’alaikum ahladdiyari mina kaana rasuulul mu’miniina wal mu’minaati wal muslimina wal muslimaati wassholihiina wassholihaat, wa inna insyaa allahu bikum laa khiquun

Artinya: “Semoga kesejahteraan dilimpahkan atas kamu, hai para ahli kubur yang beriman laki-laki dan wanita, yang Islam laki-laki dan wanita, dan yang saleh laki-laki dan wanita. Sesungguhnya kami jika dikehendaki oleh Allah akan menyusul kamu.”

  • Ibnu Abbas RA berkata dalam riwayat At Tirmidzi, “Rasulullah SAW pernah berjalan melalui kuburan di Madinah. Beliau menghadapkan mukanya kepada mereka (ahli kubur), lalu beliau mengucapkan,

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ الْقُبُورِ، يَغْفِرُ الله لَنَا وَلَكُمْ ، أَنْتُمْ سَلَفْنَا وَنَحْنُ بِالأَثَرِ

Bacaan latin: Assalaamu’alaikum yaa ahlal qubuur, yaghfirullahu lanaa walakum, antum salafnaa wa nakhnu bil ‘atsari

Artinya: “Semoga kesejahteraan dilimpahkan atas kamu, wahai ahli kubur. Mudah-mudahan Allah mengampuni kami dan kamu. Kamu mendahului kami dan kami menyusul kamu di belakang.”

Adab Ziarah Kubur

Ada beberapa adab dalam ziarah kubur. Disebutkan dalam buku Panduan Fardu Kifayah Beserta Doa karya Sopian Riduan, berikut tujuh adab ziarah kubur menurut Islam.

Sangat dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu sebelum pergi berziarah dan menyucikan niat dalam menjalankan ziarah kubur.

  • Mengucapkan doa ketika masuk area pemakaman

Rasulullah SAW telah mengajarkan umatnya untuk mengucapkan doa ketika masuk area pemakaman. Seseorang dapat membaca salah satu doa ketika masuk area pemakaman di atas.

  • Menghadap ke arah kiblat saat berdoa untuk almarhum dan berdzikir

Ketika berdoa dan berdzikir untuk almarhum, seseorang hendaknya mengarah ke kiblat.

Doa ziarah yang dapat dibaca yaitu,

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ، أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَافِيَةَ لَنَا وَلَكُمْ

Bacaan latin: Assalaamu’alaikum ahladdiyaari minal mu’miniina wal muslimiin, wa innaa insyaa allahu bikum laahiquun, as’alullahal ‘aafiyata lanaa wa lakum.

Artinya: “Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam, semoga Allah SWT merahmati orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang belakangan. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian.”

  • Berdoa untuk almarhum kepada Allah SWT

Setelah berdoa untuk almarhum kepada Allah SWT, umat muslim sangat dianjurkan untuk membaca surah Al Fatihah.

Setelah membaca Al Fatihah, hendaknya membaca ayat-ayat pendek seperti surah Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas.

  • Tidak duduk atau menginjak bagian atas kuburan

Dalam sebuah hadits berkata bahwa, “Janganlah kalian salat (berdoa) kepada kuburan, dan janganlah kalian duduk di atasnya.” (HR Muslim)

  • Tidak melakukan hal yang berlebihan

Contoh dari tidak melakukan hal yang berlebihan yaitu menjadikan makam menjadi masjid, mencium batu nisan, atau menangis sambil meratapi makam di depannya.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Sholat Dhuha Lengkap dengan Bacaan Latin dan Artinya


Jakarta

Sholat Dhuha adalah salah satu sholat sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Saat mengerjakannya, umat Islam bisa menutup dengan membaca doa sholat Dhuha.

Sholat Dhuha dapat dikerjakan dari matahari naik setinggi tombak hingga matahari tergelincir. Namun disunnahkan mengakhirinya hingga matahari cukup tinggi dan terik, ungkap Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh Sunnah.

Dalam sholat Dhuha terdapat doa khusus. Berikut doa sholat Dhuha lengkap dengan bacaan latin dan artinya yang dapat dibaca oleh setiap muslim seperti dinukil dari buku Keberkahan Sholat Dhuha, Raih Rezeki Sepanjang Hari: Plus Ayat & Doa-Doa Pembuka Rezeki karya Arif Rahman.


Doa Sholat Dhuha Lengkap: Arab, Latin, Artinya

اللهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقَى فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرَبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ

Bacaan latin: Allahumma innadh dhuha’a dhuha’uka, wal bahaa’a bahaa’uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allahumma inkaana rizqa fis samaa’i fa ‘anzilhu wa inkaana fil ardhi fa ‘akhrijhu wa inkaana mu’asaran fayassirhu wa inkaana haraaman fathahhirhu wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa ‘ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ‘ibadikash shalihin.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah. Dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Keutamaan Sholat Dhuha

Jika seorang muslim melaksanakan sholat Dhuha dan mengamalkan doa sholat Dhuha, maka ia akan mendapatkan keutamaan yang mulia. Beberapa keutamaan sholat Dhuha seperti yang dikemukakan oleh Sayyid Sabiq berdasarkan hadits yaitu:

1. Sholat Dhuha Adalah Sedekah

Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah kalian bersedekah untuk setiap ruas tulang tubuh pada setiap pagi. Setiap bacaan tasbih adalah sedekah, tahmid adalah sedekah, tahlil adalah sedekah, takbir adalah sedekah, menyuruh orang lain agar melakukan amal kebaikan adalah sedekah, melarang orang lain agar tidak melakukan kemungkaran juga sedekah. Semua itu dapat dilakukan dengan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud)

2. Sholat Dhuha Dapat Menggantikan 360 Kali Sedekah

Rasulullah SAW bersabda, “Dalam tubuh manusia terdapat 360 ruas tulang. Setiap orang dituntut mengeluarkan sedekahnya untuk masing-masing ruas tulang tersebut.” Para sahabat bertanya, “Siapa yang mampu melaksanakannya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Dahak yang ada di masjid lalu dipendam ke tanah dan menyingkirkan gangguan di tengah jalan, itu termasuk sedekah. Namun, jika tidak mampu, cukup bagi kalian mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.”

Rasulullah SAW bersabda, “Allah berfirman: Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada permulaan siang (yakni sholat Dhuha), (jika kamu senantiasa mengerjakannya) niscaya Aku memenuhi keperluanmu pada akhirnya (sore hari).” (HR Hakim dan Thabrani)

4. Akan Mendekatkan Diri dengan Kemenangan

Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang lebih dekat (tercapainya) dari kejayaan perang (kemenangan) yang mereka peroleh, lebih banyak harta rampasannya, dan dekat (waktu) kembalinya? Siapa yang berwudhu, lantas pergi ke masjid untuk mengerjakan sholat sunnah Dhuha, orang itulah yang lebih dekat kemenangannya, lebih banyak memperoleh harta rampasan, dan lebih cepat kembalinya.” (HR Ahmad, Thabrani, dan Abu Ya’la)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Dzikir yang Paling Dahsyat sebagai Penghapus Dosa


Jakarta

Dzikir merupakan amalan yang penuh keutamaan dan dianjurkan bagi umat Islam. Rasulullah SAW mencontohkan banyak bacaan dzikir dan di antaranya ada yang disebut paling dahsyat.

Anjuran berdzikir termuat dalam Al-Qur’an dan hadits. Allah SWT berfirman dalam surah Al Ahzab ayat 41,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ٤١


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya.”

Allah SWT juga berfirman,

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ ١٥٢

Artinya: “Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS Al Baqarah: 152)

Adapun dalam hadits, anjuran berdzikir terdapat dalam sejumlah hadits. Salah satunya seperti diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari dari Nabi SAW, beliau bersabda,

مَثَلُ الّذِيْ يَذكُرُ رَبَّهُ وَالّذِيْ لَا يَذكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

Artinya: “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berdzikir kepada Tuhannya, adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR Bukhari)

Keutamaan Dzikir

Selain menjadikan dekat dengan Allah SWT, dzikir memiliki sejumlah keutamaan. Disebutkan dalam Syarhu Hishn Al-Muslim min Adzkar Al-Kitab wa As-Sunnah karya Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, berikut beberapa keutamaan dzikir.

  • Dzikir dapat mengusir setan, menghantamnya dengan telak dan membinasakannya.
  • Dzikir itu mengundang keridhaan Allah SWT
  • Dzikir menjadi pengusir rasa sedih dan gundah dalam hati serta menjadikannya bahagia dan semangat
  • Dzikir menguatkan hati dan badan
  • Dzikir dapat mengundang rezeki
  • Dzikir mewariskan tobat dan kembali kepada Allah SWT
  • Dzikir dapat membukakan pintu agung di antara pintu-pintu pengetahuan
  • Dzikir mewariskan rasa takut kepada Rabbnya dan semangat untuk mengagungkan-Nya
  • Dzikir bisa membersihkan hati dari karatnya
  • Dzikir dapat menggugurkan lalu melenyapkan berbagai kesalahan. Dzikir adalah kebaikan paling agung yang dapat menghapus dosa dan perbuatan buruk.
  • Dzikir merupakan penyelamat dari azab Allah SWT
  • Dzikir adalah tanaman surga
  • Dzikir adalah cahaya bagi ahli dzikir semasa hidup di dunia, dalam kubur, dan di akhirat kelak akan memancar di atas jembatan.

Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani menukil keutamaan dzikir di atas dari kitab Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Al-Wabil Ash-Shayyib.

Dzikir Paling Dahsyat

Ada banyak bacaan dzikir yang diajarkan Rasulullah SAW. Imam an-Nawawi dalam kitab Riyadhus Shalihin menukil sejumlah hadits yang salah satunya menyebut tentang bacaan dzikir yang paling dahsyat untuk menghapus dosa.

Dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ سَبَّحَ اللهُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَحَمِدَ الله ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ، وَكَبَّرَ اللهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ، وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَريكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى شَيْءٍ قَدِيرٌ. غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Artinya: “Barang siapa membaca tasbih tiga puluh tiga kali setiap selesai salat, membaca tahmid tiga puluh tiga kali, dan takbir tiga puluh tiga kali kemudian melengkapinya dengan bilangan seratus ia membaca, ‘Tiada tuhan selain Allah yang maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kekuasaan dan segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu’ maka diampunilah dosa-dosanya walaupun dosa-dosa itu seperti buih di lautan.” (HR Muslim dalam kitab Dzikir dan Doa bab Keutamaan Tasbih dan Tahlil)

Bacaan dzikir paling dahsyat untuk menghapus dosa yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah:

1. Tasbih

سُبْحَانَ الله

Latin: Subhaana Allah

Artinya: “Maha Suci Allah.”

2. Tahmid

الْحَمْدُ للهِ

Latin: Alhamdulillah

Artinya: “Segala puji bagi Allah.”

3. Takbir

اللَّهُ أَكْبَرُ

Latin: Allahu Akbar

Artinya: “Allah Maha Besar.”

4. Tahlil

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Latin: La ilaha illallah wahdahu la syarika lahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit, wa huwa ‘ala syai’in qadir

Artinya: “Tiada tuhan selain Allah yang maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kekuasaan dan segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Dzikir paling dahsyat sebagai penghapus dosa tersebut dapat diamalkan setiap selesai salat.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Agar Orang Tua Dijauhkan dari Api Neraka


Jakarta

Seorang anak dapat berbakti kepada orang tua dengan mengirimkan doa agar orang tua dijauhkan dari api neraka. Doa tersebut dapat diucapkan setiap saat.

Doa anak yang berbakti kepada orang tuanya termasuk doa yang mustajab. Disebutkan dalam buku Indahnya Doa Rasulullah Bagiku karya Masriyah Amva, jika berdoa untuk kedua orang tua, maka doa itu akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, “Empat orang yang doanya dikabulkan; pemimpin yang adil, seseorang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan dirinya, doa orang teraniaya, dan doa anak untuk kedua orang tuanya.” (HR Abu Nu’aim)


Ada juga riwayat yang berasal dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW juga bersabda,

“Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga perkara, 1) Sedekah jariah; 2) Ilmu yang bermanfaat; 3) Anak yang saleh yang mendoakan orang tuanya.” (HR Muslim)

Maka dari itu, jangan sampai lalai dari mendoakan orang tua. Begini bacaan doa agar orang tua dijauhkan dari api neraka sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW.

Doa Agar Orang Tua Dijauhkan dari Api Neraka

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Bacaan latin: Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina ‘adzabannar

Artinya: “Ya Allah, berilah kami kebaikan dalam kehidupan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksaan api neraka.” (HR Bukhari)

Doa Anak untuk Orang Tua Singkat

Dikutip dari buku Mudah Menghafal Doa Sehari-hari untuk Muslim Cilik terbitan Media Pressindo, doa untuk orang tua yang singkat dan paling umum yaitu,

اللَّهُمَّ اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرُ

Bacaan latin: Allahummaghfirlii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiira

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku dan kepada kedua orang tuaku dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mengasuhku di waktu kecil.”

Doa Mohon Ampun untuk Orang Tua dan Kebinasaan Orang Zalim

Nabi Nuh AS membaca doa ini untuk mendoakan dirinya, kedua orang tuanya, dan orang-orang yang mengikutinya. Dikutip dari buku Doa Ajaran Ilahi karya Abdullah Gymnastiar, doa mohon ampun untuk orang tua dan kebinasaan orang zalim yaitu,

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَّلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۗ وَلَا تَزِدِ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا تَبَارًا

Bacaan latin: Rabbigh-firli waliwalidayya waliman dakhala baitiya mu’minan walimu’miina wal mu’minati wala tazidizh-zhalimina illa tabara

Artinya: “Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, serta bagi siapa saja yang masuk ke rumahku dengan keadaan beriman; dan semua orang yang beriman, laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang zalim melainkan kebinasaan.”

Doa untuk Orang Tua yang Telah Meninggal

Dilansir dari detikHikmah, bacaan doa untuk orang tua yang telah meninggal yaitu,

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سًبْحَانَ رَبَّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ علَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ.

Bacaan latin: Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā. Rabbanā ātina fid duniā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā ‘adzāban nār. Subhāna rabbika rabbil ‘izzati ‘an mā yashifūna, wa salāmun ‘alal mursalīna, wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muhammadin, wa ‘alā ālihī, wa shahbihī, wa sallama, wal hamdulillāhi rabbil ‘alamīn. Al-Fatihah.

Artinya: “Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil. Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungi kami dari siksa api neraka. Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan, dari segala yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para rasul. Semoga Allah melimpahkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Al-Fatihah.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Iftitah dalam Sholat Lengkap dengan Latin dan Artinya


Jakarta

Doa iftitah merupakan salah satu doa yang dibaca sebelum Al-Fatihah dalam salat. Doa ini tidak wajib dibaca karena hukumnya sunnah.

Mengutip buku Dialog Lintas Mazhab: Fiqh Ibadah dan Muamalah karya Asmaji Muchtar, ulama empat mazhab memiliki pandangan berbeda mengenai doa iftitah. Ada yang mengatakan sunnah ada juga yang mengatakan makruh.

Mazhab Hanafi

Mazhab Hanafi menyatakan bahwa doa iftitah dalam salat adalah ‘subhanakallahumma wa bi hamdika wa tabarakasmuka wa ta’ala jadduka wa la ilaha ghairuk’. Doa ini dianjurkan untuk dibaca oleh imam, makmum, dan munfarid dalam salat fardhu dan salat sunnah, kecuali jika imam sudah memulai membaca Surah Al-Fatihah. Dalam situasi seperti itu, tidak dianjurkan bagi makmum untuk membaca doa iftitah.


Jika seseorang melewatkan satu rakaat dan menemui imam pada rakaat kedua, disarankan untuk membaca doa iftitah sebelum imam memulai membaca Surah Al-Fatihah. Jika ia menemui imam dalam keadaan ruku atau sujud, dan ia yakin akan menemui imam sebelum imam bangkit dari ruku atau sujud, maka disarankan membaca doa iftitah.

Mazhab Syafi’i

Mazhab Syafi’i mengajarkan doa iftitah sebagai ‘wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas-samawati wal-ardha hanifan musliman, wa ma ana minal-musyrikin, inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil-‘alamîn, la syarika lahu wa bi dzalika umirtu wa ana minal-muslimin.’

Mazhab Syafi’i

Mazhab Hanbali sejalan dengan Mazhab Hanafi dalam masalah lafazh doa iftitah. Mereka memandang bahwa membaca doa sebagaimana yang diajarkan oleh Mazhab Syafi’i juga diperbolehkan dan tidak makruh.

Mazhab Maliki

Mazhab Maliki, dalam pandangan umum, menganggap membaca doa iftitah sebagai makruh. Hal ini didasarkan pada pandangan yang populer dalam mazhab ini, meskipun ada riwayat yang menyebutkan bahwa Imam Malik memandang doa iftitah sebagai mandub (pekerjaan yang mendatangkan pahala).

Bacaan Doa Iftitah

Dalam bukunya yang berjudul “QnA Persoalan Islam,” Kusnadi S.Ag M.Ag M.AHum menjelaskan bahwa doa iftitah memiliki berbagai variasi. Berikut bacaannya:

Doa Iftitah 1

اللهُ أَكْبَر كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهُ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً.أنى وَجَّهْتُ وَجُمِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مسلما وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شريك له وبذلك أُمِرْتُ وأنا من المُسْلِمِينَ

Bacaan latin: Allahu akbar kabiro walhamdulillahi katsiro wa subhanallahi bukrotaw-washila. Inni Wajjahtu wajhiya lilladzi fatarassamawati wal ardha hanifa muslima wama anaminal musyrikin. inna solati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin. lasyariikalahu wa bidzalika umirtu wa anaminal muslimin.

Artinya: “Aku sungguh menghadapkan wajahku kepada Sang Pencipta langit dan bumi, dengan penuh ketulusan dan penyerahan. Aku tidak tergolong dalam kelompok orang-orang musyrik. Segala salatku, ibadahku, kehidupanku, dan kematianku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu, aku dengan tulus menerima perintah-Nya, dan aku adalah seorang muslim.”

Doa Iftitah 2

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

Bacaan latin: Subhaanakallahumma wa bihamdika wa tabaarokasmuka wa ta’aalaajadduka walaa ilaha ghoiruk.

Artinya: ya Allah yang Maha Suci, aku memuji-Mu, dan Maha Suci Nama-Mu yang penuh berkah. Kekayaan dan keagungan-Mu begitu tinggi, tak ada yang layak untuk diibadahi dengan benar kecuali Engkau. (HR. Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi)

Doa Iftitah 3

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Bacaan latin: Allahumma baid bayni wa bayna khotoyaya kama ba’adta baynal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqini min khotoyaya kama yunaqqots-saubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silni min khotoyaya bil ma-iwats tsalji walbarod.

Artinya: Ya Allah, jauhkan aku dari kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan timur dari barat. Ya Allah, sucikan aku dari kesalahan-kesalahanku, sebagaimana baju putih dibersihkan dari noda. Ya Allah, mandikan aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun. (HR. Bukhari dan Muslim)

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Allahumma Antassalam Lengkap Beserta Keutamaannya


Jakarta

Manusia tak akan pernah luput dari kesalahan. Maka dari itu, Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk selalu dzikir dan memohon ampun pada-Nya salah satunya dengan mengucap bacaan allahumma antassalam.

Perintah Allah SWT tersebut termaktub dalam beberapa ayat dalam Al-Qur’an, salah satunya surah Hud ayat 3,

وَّاَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَّتَاعًا حَسَنًا اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّيُؤْتِ كُلَّ ذِيْ فَضْلٍ فَضْلَهٗ ۗ وَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيْرٍ ٣


Artinya: “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kesenangan yang baik kepadamu (di dunia) sampai waktu yang telah ditentukan (kematian) dan memberikan pahala-Nya (di akhirat) kepada setiap orang yang beramal saleh. Jika kamu berpaling, sesungguhnya aku takut kamu (akan) ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat).”

Dari banyaknya bacaan dzikir, Allahumma antassalam adalah salah satu bacaan dzikir yang dibaca setelah salat. Bacaan dzikir tersebut merupakan bacaan yang bersumber dari Rasulullah SAW.

Allah SWT juga menganjurkan hamba-Nya untuk berdzikir setelah salat. Anjuran tersebut termaktub dalam surah An-Nisa ayat 103,

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا ١٠٣

Artinya: “Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.”

Seorang muslim akan mendapatkan keutamaan yang mulia dengan membaca dzikir allahumma antassalam. Begini bacaan allahumma antassalam lengkap dengan keutamaan dan waktu membacanya.

Bacaan Allahumma Antassalam Lengkap

اَللّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَاذَاْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ

Bacaan latin: Allahumma antassalam wa minkas salam tabarakta ya dzaljala li wal ikram

Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Dzat yang memberi keselamatan. Dari-Mu keselamatan (bersumber). Engkau Maha Agung, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.” (HR Muslim dan lainnya)

Bacaan allahumma antassalam tersebut termuat dalam kitab Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq.

Waktu Membaca Allahumma Antassalam

Mengutip dari sumber buku sebelumnya, bacaan allahumma antassalam adalah bacaan yang bersumber dari Rasulullah SAW. Bacaan tersebut disunnahkan untuk dibaca setelah salam.

Dari Tsauban RA berkata, “Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa Sallam jika selesai salat mengucap ‘Astaghfirullah’ tiga kali, kemudian mengucap ‘Allahumma antassalam wa minkassalam tabarakta ya dzaljalali wal ikram.'” (HR Muslim)

Keutamaan Membaca Allahumma Antassalam

Seorang muslim yang membaca dzikir allahumma antassalam akan mendapatkan keutamaan yang istimewa. Dikutip dari buku Berdzikirlah! Pasti Hatimu Akan Tenang karya Nurul Qamariyah, beberapa keutamaan membaca allahumma antassalam yaitu:

  • Menuntun seseorang pada ketenangan sekaligus kemantapan hati dalam menjalin hubungan kerja.

Caranya yaitu membaca dzikir allahumma antassalam setelah melaksanakan salat hajat atau salat tahajud minimal 99 kali. Setelah itu di akhiri dengan doa, memohon agar hati menjadi tenang, serta selalu diberi petunjuk dalam memilih partner kerja yang baik.

  • Akan dijauhkan dari perbuatan jahat.
  • Meyakini bahwa Allah SWT satu-satunya yang berhak menyandang ‘As-Salam’.
  • Setelah membaca dzikir allahumma antassalam secara konsisten, dampaknya akan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam bidang bisnis atau pekerjaan.

Insya Allah.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Dhuha Lengkap: Arab, Latin dan Terjemahannya


Jakarta

Doa Dhuha bisa dibaca setelah mengerjakan salat sunnah Dhuha. Doa ini mudah dihapal bagi siapa saja yang ingin mengamalkan.

Mengutip buku Lautan Mukjizat Shalat Dhuha karya Yazid Abu Fida, salat dhuha merupakan salat sunnah yang dilaksanakan setelah naiknya matahari, yaitu setelah dilarangnya salat pada waktu sekitar setinggi satu tombak hingga sebelum matahari tergelincir.

Terdapat pandangan lain yang menyatakan bahwa salat dhuha adalah shalat sunnah yang dilakukan di waktu pagi. Hal ini dijelaskan oleh M. Khalalurrahman Al Mahfani di buku Berkah Shalat Dhuha.


Artinya, salat dhuha adalah salat sunnah yang dilakukan ketika matahari sedang naik dan berakhir sebelum matahari tergelincir pada waktu dhuhur. Hukum mengerjakannya adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan).

Doa Setelah Salat Dhuha

Salat dhuha dikerjakan minimal dua rakaat. Cara pengerjaannya sama sebagaimana salat-salat sunnah yang lainnya, yang membedakan hanyalah niatnya saja.

Setelah menyelesaikan shalat dhuha dengan sempurna, langkah selanjutnya adalah duduk dengan khushu’ untuk membaca doa. Berikut adalah doa yang dibaca setelah menunaikan shalat dhuha, dinukil dari buku he Miracle of Shalat Tahajjud, Subuh & Dhuha karya Nazam Dewangga dan Aji ‘el-Azmi’ Payuni.

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

bacaan latin: Allahumma innad-duha’a duha’uka wal baha’a baha’uka wal jamala jamaluka wal quwwata quwwatuka wal qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka. Allahumma ing kana rizqi fis-sama’i fa anzilhu, wa ing kana fil ardi fa akhrijhu, wa ing kana mu’asiran fa yassirhu, wa ing kana haraman fa tahhirhu wa ing kana ba’idan fa qarribhu bi haqqi duha’ika wa baha’ika wa jamalika wa quwwatika wa qudratika, atini ma ataita ‘ibadakash-shalihiin.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha itu adalah waktu dhuha-Mu, keagungan itu adalah keagungan-Mu, keindahan itu adalah keindahan-Mu, kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, kekuasaan itu adalah kekuasaan-Mu, dan pemeliharaan itu adalah pemeliharaan-Mu. Ya Allah, bila rezekiku masih berada di langit maka turunkanlah, bila di dalam bumi maka keluarkanlah, bila sukar maka mudahkanlah, bila haram maka sucikanlah, bila jauh maka dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepadaku segala apa yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-Mu yang shaleh.”

Hadits yang Menjelaskan Salat Dhuha

Berikut adalah beberapa dalil yang menunjukkan perintah atau anjuran untuk melaksanakan salat dhuha:

Hadis 1

Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a:

أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ بثَلَاثٍ: صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِن كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَيِ الضُّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَ نامَ

Artinya: “Kekasihku SAW mewasiatkan kepadaku tiga hal, yaitu puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat shalat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadis 2

Hadits yang diriwayatkan oleh istri nabi, Aisyah ra:

عن عائشةَ رَضِيَ اللهُ عنها، قالت: كان رسولُ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يُصلِّي الضحى أربعًا، ويَزيد ما شاءَ الله

Artinya: “Dari Aisyah ia berkata, Rasulullah shalat dhuha empat rakaat dan menambahnya menurut kehendak Allah.” (HR. Muslim).

Hadis 3

Abu Dzar Al-Ghifari ra berkata bahwa Nabi saw bersabda:

Artinya: “Setiap pagi terdapat sedekah bagi setiap persendian kalian, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan laa ilaha illaallah) adalah sedekah, setiapa takbir adalah sedekah, menyuru kepada kebaikan adalah sedekah, dan mencegah dari kemungkaran adalah sedekah, semua itu bisa dicukupi dengan dua rakaat dhuha.” (HR. Muslim, Abu Daud, dan Ahmad).41

Dalil dan hadis-hadis shahih di atas memberikan landasan yang kuat untuk menunjukkan keutamaan pelaksanaan shalat dhuha yang sangat dianjurkan. Meskipun Rasulullah memberikan wasiat kepada para sahabat, namun wasiat tersebut berlaku untuk seluruh umatnya dan tidak terbatas pada satu individu saja.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com