Tag Archives: surat al – a

Manusia Pertama Yaitu Nabi Adam AS, Ini Kisahnya



Jakarta

Nabi Adam AS merupakan sosok penting dalam Islam. Ia bukan hanya manusia pertama, tetapi juga nabi pertama yang diutus oleh Allah SWT. Kisah hidupnya menjadi cerminan asal-usul manusia, tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, serta pelajaran penting tentang ketaatan dan taubat.

Allah SWT menciptakan Nabi Adam dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam. Proses penciptaannya menandai awal mula kehidupan manusia. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 59, Allah SWT berfirman,

اِنَّ مَثَلَ عِيْسٰى عِنْدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَ ۗ خَلَقَهٗ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ


Artinya: Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.

Dikutip dari buku Sejarah Lengkap Rasulullah Jilid 1 karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, setelah jasadnya terbentuk, Allah meniupkan ruh ke dalam diri Adam.

Dimuliakan dan Diperintah untuk Dihormati

Kemuliaan Adam ditegaskan ketika Allah SWT memerintahkan seluruh malaikat untuk sujud menghormatinya. Seluruh malaikat mematuhi perintah itu, kecuali Iblis. Iblis menolak karena merasa lebih mulia karena diciptakan dari api, sedangkan Adam dari tanah. Penolakan ini menjadi awal permusuhan abadi antara manusia dan Iblis. Iblis diusir dari surga dan bersumpah akan menyesatkan manusia sampai hari kiamat.

Sebagai makhluk yang disempurnakan, Nabi Adam AS ditempatkan di surga. Di sana, Allah SWT menciptakan pasangan baginya, yaitu Hawa, dari dirinya sendiri. Mereka diberi kebebasan untuk menikmati segala yang ada di surga, kecuali satu larangan: tidak mendekati satu pohon tertentu. Namun, Iblis berhasil menggoda mereka untuk melanggarnya.

Kisah ini diabadikan dalam surat Al-A’raf ayat 22,

فَدَلَّىٰهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ ٱلْجَنَّةِ ۖ وَنَادَىٰهُمَا رَبُّهُمَآ أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Artinya: Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”

Setelah tergoda dan memakan buah terlarang itu, Adam dan Hawa menyadari kesalahannya. Mereka merasa bersalah dan memohon ampun kepada Allah SWT dengan doa yang terekam dalam Surah Al-A’raf ayat 23.

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

Artinya: Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

Allah menerima taubat mereka, namun sebagai bentuk ujian dan tanggung jawab, Adam dan Hawa diturunkan ke bumi.

Menjalani Kehidupan di Bumi

Kehidupan di bumi menjadi lembaran baru bagi Nabi Adam AS. Ia menjalani peran sebagai khalifah, mengajarkan keturunan manusia untuk mengenal Allah SWT dan hidup sesuai dengan petunjuk-Nya. Nabi Adam AS juga merupakan manusia pertama yang menerima wahyu dari Allah. Dari keturunannya lahirlah umat manusia hingga kini.

Salah satu peristiwa penting dalam hidupnya adalah ketika dua anaknya, Qabil dan Habil, terlibat konflik hingga berujung pada pembunuhan. Peristiwa ini menjadi catatan sejarah tentang dosa pertama antar sesama manusia. Allah SWT pun memberikan pelajaran tentang cara menguburkan jenazah melalui peristiwa burung gagak yang mengubur saudaranya.

Menurut riwayat, Nabi Adam hidup selama sekitar 930 tahun. Dalam ajaran Islam, Nabi Adam memiliki kedudukan yang sangat agung. Ia disebut Abul Bashar, bapak seluruh umat manusia. Dialah awal dari rentetan panjang para nabi dan rasul.

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com

Ingatkan Umat Islam pada Kehidupan Akhirat


Jakarta

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang penuh dengan petunjuk hidup, nasihat, dan peringatan. Salah satu surat yang memiliki isi dan makna mendalam adalah Surat Al-A’la.

Surat Al-A’la adalah surat ke-87 dalam Al-Qur’an. Surat ini berisi pengagungan kepada Allah SWT, seruan untuk membersihkan jiwa, serta pengingat tentang kehidupan dunia yang fana dibandingkan dengan akhirat yang kekal.


Dikutip dari buku Tadabur Al-Qur’an: Menyelami Makna Al-Qur’an dari Al-Fatihah Sampai An-Nas karya Syaikh Adil Muhammad Khalil, surat Al-A’la termasuk dalam kelompok surat Makkiyah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW di Makkah.

Surat ini dinamakan dengan nama tersebut karena Allah SWT memerintahkan untuk bertasbih dengan nama-Nya yang tinggi (Al-A’la) pada awal surat ini.

Surat al-A’la

Berikut bacaan lengkap surat Al-A’la ayat 1-19.

سَبِّحِ ٱسْمَ رَبِّكَ ٱلْأَعْلَى

Arab-Latin: sabbiḥisma rabbikal-a’lā

Artinya: 1. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi,

ٱلَّذِى خَلَقَ فَسَوَّىٰ

allażī khalaqa fa sawwā

2. yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya),

وَٱلَّذِى قَدَّرَ فَهَدَىٰ

wallażī qaddara fa hadā

3. dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,

وَٱلَّذِىٓ أَخْرَجَ ٱلْمَرْعَىٰ

wallażī akhrajal-mar’ā

4. dan yang menumbuhkan rumput-rumputan,

فَجَعَلَهُۥ غُثَآءً أَحْوَىٰ

fa ja’alahụ guṡā`an aḥwā

5. lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman.

سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنسَىٰٓ

sanuqri`uka fa lā tansā

6. Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa,

إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ ۚ إِنَّهُۥ يَعْلَمُ ٱلْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ

illā mā syā`allāh, innahụ ya’lamul-jahra wa mā yakhfā

7. kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.

وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَىٰ

wa nuyassiruka lil-yusrā

8. dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah,

فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ ٱلذِّكْرَىٰ

fa żakkir in nafa’atiż-żikrā

9. oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat,

سَيَذَّكَّرُ مَن يَخْشَىٰ

sayażżakkaru may yakhsyā

10. orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,

وَيَتَجَنَّبُهَا ٱلْأَشْقَى

Arab-Latin: wa yatajannabuhal-asyqā

11. dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya.

ٱلَّذِى يَصْلَى ٱلنَّارَ ٱلْكُبْرَىٰ

allażī yaṣlan-nāral-kubrā

12. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).

ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ

ṡumma lā yamụtu fīhā wa lā yaḥyā

13. Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.

قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ

qad aflaḥa man tazakkā

14. Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),

وَذَكَرَ ٱسْمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ

wa żakarasma rabbihī fa ṣallā

15. dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.

بَلْ تُؤْثِرُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا

bal tu`ṡirụnal-ḥayātad-dun-yā

16. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.

وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ

wal-ākhiratu khairuw wa abqā

17. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

إِنَّ هَٰذَا لَفِى ٱلصُّحُفِ ٱلْأُولَىٰ

inna hāżā lafiṣ-ṣuḥufil-ụlā

18. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,

صُحُفِ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ

ṣuḥufi ibrāhīma wa mụsā

19. (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa

Tafsir Surat Al A’la

Dalam buku Tafsir Al Mishbah jilid 15 karya Prof Dr M Quraish Shihab, surat Al A’la adalah salah satu surat yang paling disukai atau paling sering dibaca oleh Nabi SAW. Rasulullah membaca pada rakaat pertama shalat Jumat, shalat led, shalat Witir dan sesekali dalam rakaat pertama shalat Maghrib.

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com

Ini Doa Ketika Mendengar Suara Burung di Malam Hari, Tak Perlu Takut!


Jakarta

Mendengar suara burung di malam hari konon menjadi pertanda buruk, seperti akan terjadi kematian atau musibah lainnya. Sebagian orang masih percaya hal-hal takhayul tersebut, sehingga merasa takut saat mendengar suara burung di malam hari.

Burung yang biasa disebutkan dalam mitos ini adalah burung gagak dan burung hantu. Selain, suaranya yang seram, burung gagak juga agak mengerikan karena makanannya adalah bangkai. Sebagian burung hantu pun ada yang makan bangkai.

Ketika mendengar hal tersebut, tentu kita sebagai muslim harus mendekat dengan Allah. Salah satunya dengan membaca doa ketika mendengar suara burung di malam hari. Simak juga penjelasan ustadz mengenai mitos mendengar suara burung di malam hari.


Doa Ketika Mendengar Suara Burung di Malam Hari

Ustadz Syam dalam acara Islam Itu Indah di channel YouTube TRANS TV Official, 30 Agustus 2021, menjelaskan umat Islam tidak boleh menganggap suara burung dapat membawa sial.

Berikut ini bacaan doa ketika menganggap ada sesuatu yang membawa sial, seperti ketika mendengar suara burung di malam hari. Doa ini adalah membaca kalimat hauqalah, yakni sebagai berikut:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Arab latin: Lā hawla walā quwwata illā billah

Artinya: “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah SWT.”

“Nabi mengajarkan kalau menganggap ada yang membawa sial, mintalah perlindungan dari Allah. Katakan perlindungan kepada Allah SWT, ‘Anna Abdullah’, katakan ‘saya hamba Allah’ dan ‘lā hawla walā quwwata illā billah’. Tidak ada kekuatanku, tidak ada dayaku, tidak ada upayaku, kecuali dari Allah SWT. Maka itu tidak akan bisa membahayakanmu,” demikian penjelasan dari Ustadz Syam.

Mengutip NU Online, keutamaan kalimat Lā hawla walā quwwata illā billah atau kalimat hauqalah adalah bisa mendapatkan jaminan surga kelak di akhirat. Bacaan ini juga dapat membentengi diri dari berbagai hal yang membahayakannya.

Al-hafidh Abdurrahman al-Munawi (wafat 1031 H) mengisahkan, sahabat Jabir RA pernah mengadu kepada Rasulullah SAW atas suatu musibah. Rasulullah SAW lalu memerintahkan para sahabat untuk memperbanyak membaca kalimat hauqalah. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Perbanyaklah dari (membaca) Lā hawla walā quwwata illā billah, karena sesungguhnya ia bisa menolak 99 pintu dari beberapa pintu kejelekan, dan yang paling ringan darinya adalah kesusahan. (HR Al-‘Uqaili, dha’îf). (Al-Munawi, Faidhul Qadîr, juz I, halaman: 638).

Menurut Al-Hafidh al-Munawi, yang dimaksud ‘kejelekan’ tidak hanya sebatas hal yang membahayakan diri. Tapi juga termasuk kejelekan etika, kesulitan, dan kefakiran.

Suara Burung Membawa Musibah, Mitos atau Fakta?

Ustadz Syam menjelaskan, suara burung yang dikaitkan dengan musibah termasuk dalam takhayul. Menurutnya jika burung gagak dikaitkan dengan kematian, hal tersebut bisa dijelaskan dengan sains.

“Mungkin secara ilmiah bisa dibuktikan, bahwa mungkin bisa jadi mereka datang karena mencium bau bangkai atau apa. Jadi (ada orang) mati dulu baru datang, bukan datang dulu baru mati. ada bangkainya dulu baru datang,” katanya

apa namanya burung gagaknya seakan seperti kalau misalnya ada orang mati di tengah padang pasir Pasti orang melihatnya orang di ada segerombolan burung gagak ada yang meninggal oh ya bener karena udah meninggal dunia didatangin sama burung akan dimakan bangkainya. bukan berarti dia datang baru ada yang meninggal dunia

Hal ini sesuai dengan Surat Al-A’raf Ayat 34:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Arab latin: Wa likulli ummatin ajal, fa iżā jā`a ajaluhum lā yasta`khirụna sā’ataw wa lā yastaqdimụn

Artinya: Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.

Sementara itu, Ustadz Fatkhurokhman Al Hafidhz dalam channel YouTube Islamic pada 2 Januari 2021 menjelaskan mitos tersebut muncul karena kebiasaan orang-orang. Bahkan mitos seperti itu sudah muncul sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

“Zaman Nabi sudah ada seperti itu, bahkan gerhana dikaitkan ketika meninggalnya anaknya nabi, Sayid Ibrahim. Waduh gerhana, mungkin tanda mulai berkabung mataharinya, gara-gara anaknya Nabi meninggal. Ada gagak, ada ini, nggaklah itu hanya dikait-kaitkan,” kata Ustadz Fatkhurokhman.

Namun jika mitos itu terbukti benar terjadi, menurutnya hal tersebut berasal dari prasangka manusia kepada Allah. Maka menurutnya umat Islam sebaiknya yakin akan dijaga Allah tanpa harus percaya takhayul.

Hal ini sesuai dengan hadis qudsi yang menyebut bahwa Allah berfirman, “Aku bersama prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik, itulah yang ia dapatkan. Namun, jika ia berprasangka buruk, itu pula yang ia dapatkan.” Hadis berderajat hasan ini terdapat dalam kitab al-Jami ash-Shaghir lis Suyuthi.

Demikian tadi doa ketika mendengar suara burung di malam hari adalah dengan membaca kalimat hauqalah. Jadi tak perlu lagi takut dengan mitos yang beredar. Wallahu a’lam.

(bai/row)



Sumber : www.detik.com

5 Doa Pembukaan Acara yang Singkat, Khidmat, dan Bermakna


Jakarta

Berdoa merupakan ajaran agama yang diperintahkan Allah SWT. Doa juga menjadi bentuk ibadah yang memperlihatkan penghambaan kepada Allah SWT.

Di berbagai acara, doa merupakan salah satu elemen penting yang sering dihadirkan baik dalam pembukaaan maupun penutupan. Dalam hal ini, doa pembukaan acara menjadi upaya kita dalam memohon kelancaran, keberkahan, serta rahmat Allah SWT.

Doa Pembukaan Acara yang Singkat

لْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَننَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِهْتَدِى لَوْلَا أَنْ هَدَيْنَا اللَّهُ


Alḥamdu lillāhil-lażī hadānā lihāżā, wa mā kunnā linahtadiya lau lā an hadānallāh.

Artinya:
“Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.”

Ada juga doa pembuka acara versi panjang yang bisa dibaca untuk berbagai acara. Doa di bawah ini bisa dibaca saat ada acara hajat, melakukan akad nikah, membuka pengajian/majelis, atau menyampaikan khutbah Jumat (HR Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majad, dan Nasa’i).

هِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . أَمَّا بَعْدُ

Innal hamdalillaah, nahmaduhuu, wa nasta’iinuhu, wa nastagh-firuh. Wa na’uudzu billaahi min syuruuri anfusinaa, wa min sayyi-aati a’maalinaa. Man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudh-lil falaa haadiya lah. Wa asyhadu al-laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh. Ammaa ba’du.

Artinya:
“Segala puji hanya kepada Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.”

Doa Pembukaan Acara Pelantikan

Dikutip dari buku Doa-doa Dalam Acara Resmi, Keagamaan dan Kemasyarakatan oleh M. Ali Chasan Umar, berikut adalah doa pembukaan acara pelantikan yang bisa dibacakan:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ أَخْرِجْنَا مِنْ ظُلُمَاتِ الْوَهُم وَأَكْرِمْنَا بِنُوْرِ الْفَهْمِ وَافْتَحْ عَلَيْنَا بِمَعْرِفَةِ الْعِلْمِ وَسَهِلْ لَنَا أَبْوَابَ فَضْلِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ زِدْنَا عِلْمًا نَافِعًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا وَرِزْقًا حَلَالًا طَيِّبًا مُبَارَكًا بِفَضْلِكَ وَكَرَمِكَ وَرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim.

Al-hamdu lillaahi rabbil-‘aalamiin. Allaahumma shalli wa sallim ‘alaa sayyidinaa muhammad. Allaahumma akhrijnaa min zhulumaatil-wahmi, wa akrimnaa binuuril-fahmi, waftah ‘alainaa bima’rifatil-‘ilmi wa sahhil lanaa abwaaba fadhlika yaa arhamar-raahimiin. allaahumma zidnaa ilman naafian, wa amalan mutaqabbalan, wa rizqan halaalan thayyiban mubaarakan bifadhlika wa karamika wa rahmatika yaa arhamar-raahimiin, wal-hamdu lillaahi rabbil-‘aalamiin.

Artinya:
“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan atas junjungan kami Nabi Muhammad. Ya Allah, keluarkanlah kami dari kegelapan perasaan, limpahkanlah kepada kami kemuliaan dengan cahaya kecerdasan, bukakanlah kami untuk memahami ilmu pengetahuan, dan mudahkanlah kami menggapai pintu-pintu karunia-Mu wahai sebaik-baik Penyayang dari para penyayang. Ya Allah, tambahkanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat, amal yang diterima dan rezeki yang halal, baik dan berkah dengan karunia-Mu, kemuliaan-Mu dan kasih sayang-Mu wahai Penyayang dari para penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Doa Pembukaan Acara Resmi

Doa pembuka acara resmi bisa dengan mengamalkan surat Al A’Raf ayat 43 berikut:

وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْانْهٰرُۚ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدٰىنَا لِهٰذَاۗ وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَآ اَنْ هَدٰىنَا اللّٰهُۚ لَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّۗ وَنُوْدُوْٓا اَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ اُوْرِثْتُمُوْهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ۝٤٣

Wa naza’nâ mâ fî shudûrihim min ghillin tajrî min taḫtihimul-an-hâr, wa qâlul-ḫamdu lillâhilladzî hadânâ lihâdzâ, wa mâ kunnâ linahtadiya lau lâ an hadânallâh, laqad jâ’at rusulu rabbinâ bil-ḫaqq, wa nûdû an tilkumul-jannatu ûritstumûhâ bimâ kuntum ta’malûn.

Artinya:
“Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, (di surga) mengalir di bawah mereka sungai-sungai. Mereka berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami. Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran.’ Diserukan kepada mereka, ‘Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu karena apa yang selalu kamu kerjakan.'”

Doa Pembukaan Sebelum Memulai Kegiatan

Dikutip dari laman Islam NU, Imam al-Ghazali menganjurkan untuk membaca doa berikut ini, saat memulai kegiatan ataupun memasuki bidang baru yang akan dilakukan:

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا. رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي، وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي

Rabbanā ātinā min ladunka rahmatan, wa hayyi’ lanā min amrinā rasyada. (Surat Al-Kahfi ayat 10), Rabbisyrah lī shadrī, wa yassir lī amrī (Surat Al-Kahfi ayat 10).

Artinya:
“Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku. “

(khq/fds)



Sumber : www.detik.com

Ini Dampaknya Rutin Dzikir Al-Mujib 55 Kali


Jakarta

Allah SWT memiliki Asmaul Husna atau 99 nama agung yang tercermin dari sifat-sifatNya. Melalui Surat Al-A’raf ayat 180, Dia menganjurkan para hamba untuk berdoa dengan menyebut Asmaul Husna.

وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۖ – 180

Artinya: “Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik). Maka, bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut (Asmaul Husna) itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.”


Salah satu namaNya yang dapat disematkan dalam doa yaitu Ya Mujib atau Al-Mujib, artinya Maha Mengabulkan. Ada ulama berkata bahwa barang siapa selalu menyelipkan asma-Nya itu dalam doa maka keinginannya akan diperkenankan oleh-Nya. Lantas, bagaimana cara mengamalkan Asmaul Husna Al-Mujib?

Dzikir Al-Mujib: Arab, Latin, dan Terjemahan

الْمُجِيبُ

Arab latin: Al-mujib.

Artinya: “Maha Mengabulkan.”

Cara Mengamalkan Dzikir Al-Mujib

Ulama tasawuf kelahiran Aljazair Syekh Ahmad bin Ali al-Buni, dalam kitabnya Syamsul Ma’arif Wa Latha’iful ‘Awarif, menganjurkan hendaknya membaca dzikir Al-Mujib sebanyak 55 kali setelah sholat Subuh. Dengan rutin dan istiqomah mengamalkan Al-Mujib, doa apa pun yang dipanjatkan Insyaallah akan diijabah oleh-Nya.

Asma Allah satu ini juga dianjurkan untuk senantiasa disebut selama berdoa. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa orang yang membaca doa dengan menyematkan Asmaul Husna di dalamnya niscaya diperkenankan doanya tersebut.

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: “Rasulullah SAW masuk ke masjid. Di dalam masjid ada seorang lelaki mendirikan sholat dan dia berdoa. Dalam doanya dia mengucapkan, ‘Ya Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Engkaulah ya Allah Dzat yang memberi kenikmatan, Engkaulah Dzat yang menciptakan langit dan bumi, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan’.”

Maka Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kamu sekalian, orang itu berdoa dengan apa? Dia menyebut nama Allah yang Agung di dalam doanya. Yang apabila nama-Nya disebut, Allah pasti mengabulkan doanya, dan apabila memohon sesuatu dengan-Nya pasti diberi.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Selain rutin membaca dzikir Al-Mujib 55 kali, seorang muslim juga wajib melakukan amal ibadah lain yang bersifat wajib dan sunnah. Doa dan usaha yang dilakukan seorang muslim berperan besar dalam menentukan terkabulnya hajat.

(azn/row)



Sumber : www.detik.com