Tag Archives: surat al-furqan

Robbi Habli Minassholihin, Doa Nabi Ibrahim agar Dapat Keturunan


Jakarta

Robbi habli minassholihin adalah satu bacaan doa yang dipanjatkan oleh salah seorang nabi. Doa ini berasal dari Nabi Ibrahim AS ketika ia meminta kepada Allah SWT agar diberikan keturunan yang saleh.

Bacaan doa tersebut dinukil dari salah satu firman-Nya yakni Al-Qur’an surah As-Saffat ayat ke 100,

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ


Arab Latin: “Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn(a).”

Artinya: (Ibrahim berdoa,) “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.”

Dikutip dari Tafsir Quran Kemenag, ayat ini menggambarkan kisah Nabi Ibrahim AS yang memohon dengan tulus kepada Tuhan untuk diberikan seorang anak yang saleh, taat, serta bisa menjadi pendampingnya dalam menyampaikan dakwah dan menghadapi kesulitan perjalanan hidup.

Bagi Nabi Ibrahim AS, kehadiran anak menjadi hal istimewa karena dapat menggantikan keluarga dan kaum yang telah ditinggalkannya.

Setelah doa yang tulus dan penuh harapannya, Allah SWT dengan penuh rahmat mengabulkan permohonan Nabi Ibrahim AS. Berita gembira datang bahwa Allah SWT akan memberikan anugerah seorang putra yang memiliki sifat kesabaran yang luar biasa.

Ketika putra tersebut tumbuh dewasa, sifat sabar yang sangat diinginkan Nabi Ibrahim AS pun mulai muncul. Memang, pada masa kanak-kanak jarang kita temui sifat-sifat seperti kesabaran, ketabahan, dan ketenangan batin. Namun, saat putranya mencapai masa baligh, kelebihan sifat tersebut semakin tampak nyata.

Anak remaja yang dimaksud adalah Nabi Ismail AS, putra pertama Nabi Ibrahim AS dari Hajar, istri kedua beliau. Nabi Ismail AS tumbuh menjadi sosok pemuda yang sabar dan tegar, siap menjalani kehidupan dengan ketabahan hati yang luar biasa.

Kedewasaannya dan dedikasinya dalam menyebarkan dakwah mengikuti jejak ayahnya, menjadikannya sosok yang penuh inspirasi bagi muslim.

Nabi Ibrahim AS, tak hanya memiliki Nabi Ismail AS, namun juga memiliki putra kedua bernama Nabi Ishak AS. Nabi Ishak AS lahir dari istri pertamanya, Sarah.

Kehadiran kedua putranya ini menjadi berkah bagi Nabi Ibrahim AS dan keluarganya, serta menjadi bukti nyata atas kemurahan Allah SWT dalam mengabulkan doa hamba-Nya yang tulus.

Selain doa meminta keturunan yang saleh dari contoh doa Nabi Ibrahim AS di atas, terdapat beberapa doa lain yang dapat muslim amalkan. Adapun beberapa doa tersebut adalah sebagai berikut yang dikutip dari buku Berdoa dengan Ayat Al-Qur’an: Indahnya Memanjatkan Permohonan Dengan Bahasa Tuhan oleh M. Mas’udi Fathurrohman.

Doa Memohon Diberikan Keturunan yang Saleh dan Baik

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ أَعْيُن وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Arab Latin: “Robbanâ hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyâtinâ qurrota a’yunin waj’alnâ lil muttaqîna imâma”

Artinya: “”… Ya, Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dari istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Furqan: 74)

Lalu ada doa lain yaitu,

رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةٌ إنك سَمِيعُ الدُّعَاءِ

Arab Latin: “Robbi hab li min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka sami’ud du’âi”

Artinya: “… Ya, Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (QS Ali Imran: 38)

Demikian pembahasan mengenai, “Robbi habli minassholihin,” atau bacaan doa Nabi Ibrahim AS untuk memohon keturunan yang sholeh. Semoga bermanfaat ya detikers!

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Kandungan Surat Al-Furqan Ayat 74: Doa Keluarga Bahagia


Jakarta

Surat Al Furqan ayat 74 mengandung bacaan doa agar memiliki keluarga yang bahagia. Doa ini termasuk doa yang sering dipanjatkan dalam berbagai kesempatan.

Tak hanya sebagai doa, ayat ini sebetulnya merupakan sambungan dari ayat-ayat sebelumnya. Ayat-ayat dalam surat ke-25 Al-Qur’an ini merupakan ciri-ciri atau sifat ibadurrahman, yaitu hamba yang diberi kemuliaan oleh Allah SWT.

Oleh karenanya, orang yang mengamalkan bacaan doa ini insyaallah termasuk orang yang diberi kemuliaan oleh Allah.


Bacaan Al Furqan Ayat 74 dan Artinya

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Arab latin: Wallażīna yaqụlụna rabbanā hablanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a’yuniw waj’alnā lil-muttaqīna imāmā

Artinya: Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

Adapun jika digunakan sebagai doa, maka yang dibaca adalah “rabbanā hablanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a’yuniw waj’alnā lil-muttaqīna imāmā.” Doa ini bisa dibaca kapan saja, terutama setelah selesai sholat.

Tafsir Surat Al Furqan Ayat 74

Berdasarkan Tafsir Kemenag RI, surat Al Furqan ayat 74 merupakan bagian dari penjelasan sifat-sifat orang yang diberi kemuliaan oleh Allah. Ada 9 sifat ibadurrahman yang dijelaskan mulai ayat 63 hingga 74.

Khusus ayat ke-74 ini menjelaskan sifat ibadurrahman yang kesembilan, yakni mereka selalu bermunajat dan memohon kepada-Nya agar dianugerahi keturunan yang saleh dan baik. Keberadaan istri dan anak yang bertakwa akan menyenangkan hati dan menyejukkan perasaan, sehingga menciptakan kebahagiaan dalam keluarga.

Maka kemudian semakin banyak pula keturunan yang saleh di bumi. Doa ini juga menjadi penyeru manusia agar bertakwa, dan menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.

Maksud dari harapan agar keturunannya menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa bukanlah semata-mata ingin mendapatkan jabatan, kedudukan yang tinggi, atau kekuasaan mutlak, tetapi niat tulus ikhlas agar dunia ini dipenuhi oleh orang-orang yang beriman dan bertakwa.

Sebagai generasi penerus, anak cucu juga akan melanjutkan perjuangan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Ini juga akan menjadi amal mereka walaupun sudah mati.

Hal ini sesuai sabda Rasulullah:

اِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ. (رواه مسلم عن ابى هريرة) “

Artinya: “Apabila seseorang mati, maka putuslah segala amalnya kecuali dari tiga macam: sedekah yang dapat dimanfaatkan orang, ilmu pengetahuan yang ditinggalkannya yang dapat diambil manfaatnya oleh orang lain sesudah matinya, anak yang saleh yang selalu mendoakannya.” (Riwayat Muslim dari Abū Hurairah).

9 Sifat Ibadurrahman

Seperti dijelaskan di atas, ada 9 sifat ibadurrahman yang dijelaskan dalam Al-Furqan ayat 63-74. Berikut ini penjelasan 9 sifat tersebut berdasarkan Tafsir Kemenag:

  1. Bersikap tawadhu’, yakni ketika berjalan, terlihat sikap dan sifat kesederhanaan, jauh dari sifat kesombongan.
  2. Berkata lemah lembut. Jika ada orang berkata yang tidak pantas terhadap mereka, maka mereka tidak membalas dengan perkataan serupa, tetapi justru menjawab dengan ucapan baik.
  3. Malam harinya untuk beribadah. Mereka senantiasa berhubungan dengan Allah pada malam hari. Ketika manusia terlelap, mereka mengerjakan shalat Tahajud.
  4. Selalu ingat akhirat dan hari perhitungan. Mereka yakin semua amal perbuatan akan dipertanggungjawabkan di hari akhir.
  5. Menafkahkan hartanya. Mereka tidak boros dan tidak kikir, tetapi tetap memelihara keseimbangan antara dunia dan akhirat.
  6. Tidak menyembah selain Allah. Mereka menganut tauhid murni. Ibadahnya hanya semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang.
  7. Tidak mau dan tidak pernah melakukan sumpah palsu.
  8. Ketika mendengar peringatan dari Allah, mereka akan menanggapinya dengan penuh perhatian dan kepedulian.
  9. Selalu memohon kepada-Nya agar dianugerahi istri dan keturunan yang saleh, serta menyejukkan hati.

Orang yang memiliki 9 sifat di atas akan mendapatkan ganjaran dari Allah yang dijelaskan pada ayat selanjutnya, yaitu Al-Furqan:75-76. Mereka akan ditempatkan di tempat yang paling mulia dan tinggi dalam surga.

Mereka juga akan disambut para malaikat dengan salam sebagai penghormatan kepada mereka. Allah juga menjanjikan karunia dan nikmat kepada mereka secara kekal abadi yang tiada putus-putusnya.

Wallahu a’lam.

(bai/fds)



Sumber : www.detik.com