Tag Archives: surat al kahfi

Malam Jumat Baca Al-Kahfi atau Yasin? Ini yang Paling Disunnahkan


Jakarta

Malam Jumat menjadi waktu yang memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Umat Islam bisa memanfaatkannya untuk beribadah lebih, seperti memperbanyak sholawat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an.

Dalam Islam, malam Jumat dianggap sebagai malam yang istimewa dan diberkahi.

Melalui hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Hari terbaik di mana matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga dan dikeluarkan darinya. Dan tidak akan terjadi hari kiamat kecuali di hari Jumat.” (HR Muslim)


Karena keistimewaannya, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah di malam tersebut, termasuk membaca surat-surat dari Al-Qur’an.

Sunnah Membaca Surah Al-Kahfi

Dikutip dari buku Aktivasi Mukjizat Hari Jumat yang ditulis Rizem Aizid, waktu terbaik dalam membaca surat Al Kahfi yaitu pada malam Jumat, tepatnya hari Kamis setelah Magrib hingga hari Jumat setelah Ashar.

Dari berbagai riwayat, membaca surat Al-Kahfi pada malam atau hari Jumat merupakan sunnah yang sangat dianjurkan.

Hal ini dijelaskan melalui sebuah hadits dari Abdullah bin Umar RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai salah satu keutamaan membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat.

Merujuk buku Fiqih Sunnah 2 oleh Sayyid Sabiq, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ، سَطَعَ لَهُ نُورٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءِ، يُضِيءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وغُفر لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْ

Artinya: “Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, akan dibentangkan baginya cahaya mulai dari bawah telapak kakinya sampai ke langit. Cahaya itu akan memancarkan sinar baginya pada hari kiamat. Dan ia akan mendapatkan ampunan dari Allah di antara dua Jumat.” (HR Abu Bakr bin Mardawaih)

Dalam riwayat lain disebutkan, “Barang siapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, akan memancarkan cahaya untuknya di antara dua Jumat.” (HR Al-Hakim)

Bagaimana dengan Surat Yasin?

Surat Yasin juga merupakan surat yang banyak dibaca pada malam Jumat. Meski tidak ada dalil shahih yang secara khusus menyebutkan anjuran membaca surat Yasin pada malam Jumat.

Surat Yasin dikenal sebagai jantung Al-Qur’an. Dikutip dari Tafsir Ibnu Katsir Surah Yasin: Samudera Jantung Al Quran oleh Imam Ibnu Katsir, Rasulullah SAW bersabda,

إن لكل شيء قلبه، وقلب القرآن يس. ومن قرأ يس كتب الله له بقراءتها قراءة القرآن عشر مرات

Artinya: “Sesungguhnya segala sesuatu itu mempunyai kalbu (inti), dan kalbu Al-Qur’an adalah surat Yasin. Barang siapa yang membacanya, maka Allah catat baginya karena bacaan surat Yasin itu pahala membaca Al Quran sepuluh kali.”

Mana yang Paling Disunnahkan, Surat Al-Kahfi atau Yasin?

Jika dilihat dari sisi dalil dan riwayat yang shahih, surat Al-Kahfi adalah yang paling disunnahkan untuk dibaca pada malam atau hari Jumat. Namun, membaca surat Yasin tetap diperbolehkan dan berpahala jika diniatkan sebagai bagian dari ibadah.

Malam Jumat adalah waktu istimewa yang sebaiknya diisi dengan ibadah dan tilawah. Berdasarkan hadits yang shahih, membaca surat Al-Kahfi adalah amalan yang paling dianjurkan pada malam Jumat.

Meski begitu, membaca surat Yasin juga tetap baik dilakukan, selama diniatkan sebagai bentuk ibadah.

Keutamaan Surah Al-Kahfi

Merangkum buku Misteri Ashabul Kahfi karya Yanuar Arifin, dijelaskan berbagai keutamaan surat Al-Kahfi yang berdasar pada hadits Rasulullah SAW.

1. Mendatangkan Rasa Tenang dan Damai

Dari Al-Barra ibn Azib meriwayatkan,

“Ada seseorang yang membaca surah Al-Kahfi, sedang di rumahnya terdapat binatang ternak. Maka, binatang itu pun lari. Kemudian, ia memperhatikan, ternyata binatang itu telah diliputi kabut atau awan. Kemudian, ia menceritakan hal itu kepada Rasulullah SAW maka beliau bersabda, ‘Kabut itu merupakan ketenteraman yang turun di dekat Al-Qur’an atau turun untuk Al-Qur’an’.” (HR Bukhari)

Dalam riwayat lain, Al-Barra juga mengatakan,

“Ada seorang laki-laki membaca surah Al-Kahfi. Ketika itu ada seekor kuda di sisinya yang diikat dengan dua tali. Lalu, ada awan yang menutupinya, kemudian awan itu terus berputar dan mendekat, sehingga kuda itu berusaha lari menjauhinya. Keesokan harinya, laki-laki tersebut datang kepada Rasulullah SAW, kemudian ia menuturkan hal itu kepada beliau. Lalu, Rasulullah SAW bersabda, ‘Itu adalah malaikat pembawa kedamaian yang turun karena ada bacaan Al-Qur’an’.” (HR Muslim)

2. Perlindungan dari Fitnah Dajjal

Salah satu keutamaan penting dari surat Al-Kahfi adalah sebagai pelindung dari fitnah Dajjal, salah satu fitnah terbesar di akhir zaman. Hal ini ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Darda RA:

“Barang siapa menghafal sepuluh ayat dari awal surat al-Kahfi, ia dilindungi dari fitnah Dajjal.” (HR Muslim)

3. Disinari Cahaya Antara Dua Jumat

Membaca surat Al-Kahfi di hari Jumat bukan hanya membawa pahala, tapi juga mendatangkan cahaya yang menyinari kehidupan seseorang hingga Jumat berikutnya.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka Allah SWT menerangi dengan cahaya antara dua waktu Jumat.” (HR ad-Darimi)

Wallahu a’lam.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

7 Surat Ini Dianjurkan untuk Dibaca Hari Jumat, Amalkan Yuk!


Jakarta

Hari Jumat adalah hari istimewa dalam Islam yang disebut sebagai sayyidul ayyam atau “penghulu segala hari.” Banyak amalan sunnah yang dianjurkan dilakukan pada hari ini, termasuk membaca surat-surat dalam Al-Qur’an.

Rasulullah SAW bersabda,

“Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya. Dan tidak akan terjadi kiamat kecuali pada hari Jumat.” (HR. Muslim)


Hari Jumat juga menjadi hari diampuninya dosa, Rasulullah SAW bersabda,

“Shalat lima waktu, dari satu Jumat ke Jumat berikutnya, dan dari satu Ramadan ke Ramadan berikutnya, menjadi penghapus dosa-dosa di antara keduanya selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim)

Surat yang Dianjurkan Dibaca Hari Jumat

Surat Al-Kahfi

Dikutip dari buku Memburu Pahala di Hari Jum’at karya Abu Anas Hilmy bin Muhammad bin Ismail ar-Rasyidi, terdapat sebuah hadits yang berisi anjuran Rasulullah SAW untuk membaca surat Al-Kahfi.

Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Artinya: “Barangsiapa yang membaca surah Al Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dia dan Kakbah.” (Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471)

Surat As-Sajdah dan Al-Insan

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW membaca surat As Sajdah dan surat Al-Insan pada hari Jumat.

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقْرَأُ فِى الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ (الم تَنْزِيلُ) فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى وَفِى الثَّانِيَةِ هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا

Artinya, “Rasulullah SAW membaca ‘alif lamim tanzil..’ (surat As-Sajdah) pada raka’at pertama shalat Subuh di hari Jum’at. Sementara pada raka’at kedua, beliau membaca ‘hal atâ ‘alal insâni…” (surat Al-Insan),” (HR Muslim).

Imam As-Suyuthi dalam Nurul Lum’ah fi Khashaish Jumat menjelaskan, “Di antara hikmah membaca kedua surat di atas ialah untuk mengingat penciptaan Adam dan kondisi hari kiamat, karena keduanya terjadi pada hari Jum’at. Ibnu Dahiyyah menjelaskan, ada pula yang berpendapat bahwa kesunahan membaca surat tersebut dikarenakan di dalamnya ada sujud sajadah. Sebab itu, Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari Ibrahim An-Nakha’i bahwa kita disunahkan membaca setiap surat yang terdapat di dalamnya ayat sajadah pada Subuh hari Jum’at.”

Surah Al-Jumu’ah dan Al-Munafiqun

Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in menjelaskan,

ويسن للحاضر في صلاته جمعة وعشائها سورة الجمعة والمنافقون أو {سَبِّحِ} [سورة الأعلى] {وَهَلْ أَتَاكَ} [سورة الغاشية] وفي صبحها أي الجمعة إذا اتسع الوقت {الم تَنْزِيلُ} [سورة السجدة] السجدة و {هَلْ أَتَى} [سورة الإنسان] وفي مغربها الكافرون والإخلاص ويسن قراءتهما في صبح الجمعة وغيرها للمسافر

Artinya: “Disunnahkan bagi orang yang hadir (menetap) membaca surat Al-Jumu’ah dan Al-Munafiqun, atau surat Al-A’la dan surat Al-Ghasyiyah saat shalat Jumat dan shalat Isya hari Jumat.

Berikut Surat Al-Jumu’ah ayat 9 yang baik dibacakan saat hari Jumat. Khususnya pada shalat Isya.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝٩

Arab latin: yâ ayyuhalladzîna âmanû idzâ nûdiya lish-shalâti miy yaumil-jumu’ati fas’au ilâ dzikrillâhi wa dzarul baî’, dzâlikum khairul lakum ing kuntum ta’lamûn

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Surah Al-Ghasyiyah dan Al-A’la

Al-Imam al-Nawawi menegaskan bahwa surah Al-Ghasyiyah dan Al-A’la merupakan surah yang dibaca oleh Nabi Muhammad SAW ketika mendirikan shalat Jumat. Adapun anjuran membaca surat al-A’la dan al-Ghasyiyah disebutkan dalam riwayat al-Nu’man bin Basyir:

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ، قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْعِيدَيْنِ، وَفِي الْجُمُعَةِ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ

Artinya: Dari al-Nu’man bin Basyir beliau berkata; Rasulullah membaca dalam shalat dua hari raya dan Jumat surat Sabbihismarabbikal A’la dan surat Hal Ataka Haditsul Ghasyiyah (HR. Muslim).

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

4 Hadits Rasulullah SAW Jelaskan Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi


Jakarta

Surat Al-Kahfi menjadi salah satu surat yang punya banyak keutamaan. Rasulullah SAW dalam sabdanya menjelaskan keutamaan bagi muslim yang mengamalkan surat Al-Kahfi.

Dikutip dari buku Jum’ah Berkah Amalan-Amalan Dahsyat di Hari Jum’ah untuk Kemakmuran dan Keberkahan Hidup karya M. Wildan Auliya, surat Al-Kahfi menempati urutan ke-18 dalam mushaf Al-Qur’an, terdiri dari 110 ayat, dan termasuk golongan surat Makkiyah (diturunkan di Makkah).


Nama Al-Kahfi berarti “gua”, merujuk pada kisah pemuda beriman yang berlindung di dalam gua untuk mempertahankan akidah mereka. Selain kisah Ashabul Kahfi, surat ini juga memuat kisah Nabi Musa dengan Khidir, kisah pemilik dua kebun, serta kisah Dzulqarnain.

Dr. Muhammad Bakar Ismail dalam kitab Al-Fiqh al Wadhih min al Kitab wa al Sunah, menjelaskan salah satu amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam dan hari Jumat adalah membaca surat Al-Kahfi. Dianjurkan membaca surat Al-Kahfi saat terbenamnya matahari di hari Kamis sore hingga terbenamnya matahari di hari selanjutnya yakni Jumat.

Merujuk buku Rahasia Kemukjizatan Surat-Surat Paling Populer dalam Al-Qur’an karya Mas’ud Ruhul Amin, terdapat banyak hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan keutamaan membaca surat Al-Kahfi. Berikut di antaranya:

1. Bercahaya di Hari Kiamat

Rasulullah SAW bersabda seseorang yang membaca surat Al Kahfi di hari Jumat akan diberkahi cahaya. Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Artinya: “Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” (Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471)

2. Mendapat Ampunan Dosa di Antara Dua Jumat

Sunnah membaca surat Al-Kahfi juga mengandung keutamaan berupa ampunan dosa di antara dua Jumat bagi yang membacanya. Abdullah bin Umar RA berkata, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ، سَطَعَ لَهُ نُورٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءِ، يُضِيءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وغُفر لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

Artinya: “Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, akan dibentangkan baginya cahaya mulai dari bawah telapak kakinya sampai ke langit. Cahaya itu akan memancarkan sinar baginya pada hari kiamat. Dan ia akan mendapatkan ampunan dari Allah di antara dua Jumat.” (HR Abu Bakr bin Mardawaih)

3. Diselamatkan dari Fitnah Dajjal

Hadits Rasulullah dari Abu Darda’ RA menyebutkan seseorang yang membaca sepuluh ayat terakhir surat Al Kahfi akan terhindar dari fitnah Dajjal,

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ

Artinya: “Barang siapa membaca sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari fitnah Dajjal.” (HR Ibnu Hibban)

4. Terhindar dari Gangguan Setan

Dari Abdullah bin Mughaffal, Rasulullah SAW bersabda,

“Sebuah rumah yang selalu dibacakan surat Al-Kahfi dan surat Al-Baqarah maka rumah itu tidak akan dimasuki setan sepanjang malam tersebut. Dengan demikian, bacalah surah Al-Kahfi agar terhindar dari gangguan setan yang terkutuk.” (HR Ibnu Mardawaih)

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit dan akan menerangi kelak pada hari kiamat dan diampuni dosanya antara dua Jumat.”

Wallahu a’lam.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Watak Pemimpin jadi Panutan



Jakarta

Dzul Qarnain ditanya, “Apa yang paling membuat anda senang?

Jawabnya,”Dua hal. Pertama, adil dan jujur. Kedua, membalas kebaikan seseorang lebih besar dari kebaikannya.”
Siapakah dia ? Dalam surat Al-Kahfi. Zulkarnain ( Dzul Qarnain ) adalah seorang raja Romawi dan Persia. Dirinya dinamai demikian sebab memiliki dua tanduk di kepalanya. Sebagian percaya, nama ini didapat karena ia sudah berhasil menguasai bumi bagian timur dan barat.

Jujur merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin, karena ia semestinya menjalankan amanah dengan kejujuran. Adapun sikap jujur ini menjadikan seorang pemimpin menuju adil. Kejujuran berarti memberikan bimbingan yang benar kepada orang yang memerlukannya. Islam memerintahkan kita sebagai umat Islam untuk jujur kepada orang lain dan diri kita sendiri . Seorang muslim diperintahkan oleh Allah SWT. untuk jujur dalam perkataan dan perbuatannya, baik secara pribadi maupun di depan umum. Jujur pada diri sendiri tersirat dengan menaati hukum dan perintah-Nya.


Inilah perintah bersikap jujur sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Ahzab ayat 70 yang terjemahannya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”

Bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. dan Rasulullah SAW, bertakwalah kepada-Nya dalam segala urusan kalian dan selalu berusahalah berkata benar, niscaya Allah SWT. akan memperbaiki dan menerima amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa yang senantiasa mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya maka dia akan meraih kemenangan yang besar.

Orang yang jujur pada dirinya ( yaitu menaati perintah dan larangan-Nya ) adalah orang-orang yang selalu berkata dalam hatinya, “Tiada Tuhan selain Allah SWT.” Ia telah menjadi orang yang ikhlas. Pemimpin yang akan membawa masyarakat menuju kebaikan adalah pemimpin yang adil. Keadilan itu tidak memandang tingkatan status sosial, kekerabatan dan golongan. Jika ikatan-ikatan itu lepas, maka pemimpin tersebut dengan mudahnya menerapkan keadilan dalam menjalankan amanah.

Adapun perintah adil dalam firman-Nya surah al-Maidah ayat 8 yang terjemahannya, “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Menurut orang bijak, “Watak dan perangai rakyat merupakan buah atau hasil dari watak dan perangai para pemimpinnya. Sebab kebaikan dan keburukan yang dilakukan orang awam hanyalah meniru dan mengikuti perbuatan para pemimpinnya. Orang awam belajar dari mereka dan meniru watak serta kebiasaan mereka.

Diceritakan bahwa Walid ibn Abdul Malik, salah seorang Khalifah Daulah Umawiyah, memusatkan perhatiannya dibidang pembangunan dan kemajuan pertanian. Sedangkan Sulaiman ibn Abdul Malik hanya mementingkan soal makan dan memenuhi segala kebutuhan dan kepentingan hawa nafsu. Sementara pusat perhatian Umar ibn Abdul Aziz adalah ibadah dan kehidupan zuhud.

Muhammad ibn Ali ibn Fadhal berkata,” Aku kurang yakin watak rakyat akan bekerja sama sebagaimana watak para pemimpinnya sampai aku melihat bahwa masa Walid orang yang begitu sibuk dengan persawahan dan perkebunan. Mereka juga mementingkan pembangunan gedung-gedung dan perumahan.”

“Sedang pada masa Sulaiman ibn Abdul Malik, aku melihat orang-orang hanya mementingkan soal makan, dan mencari makan yang paling lezat. Sampai-sampai seseorang bertanya-tanya kepada rekannya, jenis makanan apa yang harus aku buat dan makan. Sementara pada masa Umar ibn Abdul Aziz, kulihat orang-orang menyibukkan diri beribadah membaca Al-Qur’an hingga khatam, melakukan amal kebajikan dan memberikan sedekah. Dalam masa pemerintahannya yang relatif singkat telah menjadikan rakyatnya makmur, hingga tidak ditemukan orang meminta-minta ( miskin ).

Penulis berharap setiap ada pergantian Pemerintahan dijalankan dengan amanah dari rakyat dengan jujur dan adil. Dengan sikap tersebut, semoga Allah SWT. memberikan hidayah taufiq agar masa pemerintahan ke depan bisa memberikan kecukupan pangan melalui swasembada, ekonomi nasional tumbuh dg baik, orang miskin turun drastis dan kehidupan yang harmonis.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih – Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

Zikir Malam Jumat agar Doa Terkabul di Waktu Mustajab


Jakarta

Membaca zikir pada malam Jumat adalah amalan yang sayang dilewatkan muslim. Mengingat, Jumat termasuk waktu mustajab.

Perintah zikir termuat dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 41,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ٤١


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya.”

Hari Jumat dianggap sebagai hari yang istimewa. Pada malam dan hari Jumat, merupakan waktu-waktu mustajab yang diyakini doa lebih cepat dikabulkan.

Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, dikutip dari buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki dan Kesuksesan karya Deni Lesmana, hari Jumat adalah harinya ibadah. Jika dibandingkan dengan hari-hari lain dalam seminggu, hari Jumat itu istimewa, seperti bulan Ramadan yang lebih istimewa dibanding bulan-bulan lainnya.

Begitu mustajabnya, hari Jumat juga seperti malam Lailatul Qadar di bulan Ramadan, begitu juga malam jumat.

Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari Jumat itu ada saat yang apabila kebetulan seorang muslim salat sambil meminta sesuatu kepada Allah SWT, maka Allah akan memberi apa pun yang ia minta.” (HR Bukhari dan Muslim)

Mustajabnya hari Jumat turut dijelaskan Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin sebagaimana diterjemahkan Purwanto. Namun, tidak diketahui dengan pasti letak waktu mustajab itu.

Doa dan Zikir Malam Jumat

Berikut doa dan zikir yang dapat diamalkan pada malam Jumat untuk memperbanyak amal kebaikan dan menghapus dosa-dosa keburukan dirangkum dari kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi yang diterjemahkan Ulin Nuha, buku Doa dan Zikir Khusus Wanita karya Muhammad Alcaff, dan buku Kenikmatan Abadi Berjumpa dengan Nabi karya Alwi Mauladdawilah.

1. Membaca Sholawat Nabi

يَا دَائِمَ الْفَضْلِ عَلَى الْبَرِيَّةِ يَا بَاسِطَ الْيَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ يَا صَاحِبَ الْمَواهِبِ السَّنِيَّةِ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَآلِهِ خَيْرِ الْوَرَى سَجِيَّةً وَاغْفِرْ لَنَا يَا ذَا الْعُلَيَ فِي هَذِهِ الْعَشِيَّةِ.

Arab latin: Yâ dâ’imal fadhli ‘alal bariyyah, yâ bâsithal yadaini bil ‘athiyyah, yâ shâhibal mawahibis saniyyah, shalli ‘ala Muhammadin wa âlihi khairil warâ sajiyyah, waghfir lanâ yâ dzal ‘ulâ fi hadzihil ‘asyiyyah.

Artinya: “Wahai yang karunia-Nya senantiasa ada pada semesta alam. Wahai Yang Maha Pemurah dengan pemberian-pemberian. Wahai Pemberi segala anugerah. Sampaikan salawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Ampunilah dosa-dosa kami di malam ini wahai Yang Maha Agung.”

2. Membaca Istigfar

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّوْمَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Arab latin: Astaghfirul laah, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah, Yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Yang Maha menghidupkan, dan aku ber- tobat kepadanya.”

Menurut hadits yang diriwayatkan dari Anas RA dari Rasulullah SAW, doa tersebut bisa dibaca tiga kali pada Jumat pagi sebelum salat Subuh, maka dosa-dosanya diampuni meskipun sebanyak buih lautan.

3. Membaca Sayyidul Istighfar

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Arab latin: Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’ûdzu bika min syarri mâ shana’tu. Abû’u laka bini’matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.

Artinya: “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada Tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakan. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.”

Merujuk kembali pada buku Kenikmatan Abadi Berjumpa dengan Nabi, pada malam Jumat juga hendaknya membaca surat-surat yang di anjurkan seperti surat Al-Kahfi, As-Sajdah, Yasiin, Ad-Dukhan, Al-Jum’ah, Al-Munafiqun, Al-Mulk, Al- Muzammil, Al-Buruj, At-Thoriq, Ad-Dhuha, Alam Nasyrah, Al-Qadr, Qurays, Al-Kautsar, Al-Kafiruun, An-Nashr, Tabbat, Al-Ikhlas (lima belas kali), Al- Falaq dan An-Nas.

detikers bisa membaca surah-surah tersebut di sini.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa agar Terhindar Dari Fitnah Dajjal, Yuk Baca Setiap Hari


Jakarta

Doa agar terhindar dari fitnah dajjal dapat diamalkan ketika Allah menghendaki kemunculan dajjal. Karena salah satu tanda-tanda kiamat adalah kemunculan dajjal.

Mengutip buku Fitnah Dajjal dan Ya’juj Ma’juj karya Lilik Agus Saputro, hampir semua orang tidak dapat menghindari dahsyatnya fitnah dajjal. Tetapi ada satu pegangan yang mampu dimiliki seorang muslim yaitu iman.

Disaat tersebut, hanya imanlah satu-satunya jimat untuk menangkal dajjal. Allah pun menjamin bahwa seseorang yang meninggal dengan membawa iman, berarti ia mendapat pahala yang tidak bisa diukur oleh apapun.


Masih mengutip buku yang sama, mengenai wujud dajjal, beberapa ulama memiliki perbedaan pendapat. Walaupun banyak yang mengatakan dajjal masih keturunan Nabi Adam AS, tapi ada juga yang berpendapat dajjal bentuk simbolis akhir zaman.

Dajjal menjadi salah satu tanda bahwa kiamat akan datang. Rasulullah Saw dalam hadits mengatakan,

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ قَالَ إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ

Artinya: “Dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari berkata, Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya’juj dan Ma’juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka,” (HR Muslim)

Doa Terhindar Dari Fitnah Dajjal

Adapun Doa-doa yang dapat dipanjatkan agar terhindar dari fitnah dajjal. Berikut ini beberapa doanya dikutip dari berbagai sumber:

Doa agar Terhindar Fitnah Dajjal 1

Mengutip buku Fitnah Dajjal dan Ya’juj Ma’juj karya Lilik Agus Saputro kembali, untuk mengantisipasi datangnya fitnah dajjal, Rasulullah mengajarkan agar senantiasa berdoa kepada Allah. Sebagaimana Abu Hurairah telah mengingatkan seluruh umat Islam agar membaca doa dipenghujung sholat, yaitu saat tasyahud akhir sebelum salam:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Arab latin: Allahumma inni audzubika min ‘adzabi jahannama wamin adzabilqabri wamin fitnatil mahya walmamati, wamin syarri fitnatil masihid-dajjal.

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah al-masikh ad-Dajjal” (Hadits riwayat Imam Muslim dari Anas dan Abu Hurairah).

2. Membaca Surat Al-Kahfi

Mengutip Doa Dzikir Mohon Perlindungan dan Ketenangan Hati karya Darul Insan, surat Al-Kahfi atau Ashabul Kahfi adalah adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang ada dalam juz 15 dan awal juz 16. Surat Al-Kahfi termasuk dalam golongan surat Makkiyah, terdiri dari 110 ayat.

Selain doa yang sebelumnya, umat Islam dapat membaca 10 ayat pertama surat Al-Kahfi agar terhindar dari fitnah dajjal. Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa di antara kalian yang mendapati zamannya Dajjal, maka bacalah awal-awal surat Al-Kahfi.” (HR. Muslim)

Berikut bacaan surat Al-Kahfi ayat 1-10:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا (1) قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا (2) مَاكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا (3) وَيُنْذِرَ الَّذِينَ قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا (4) مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِآَبَائِهِمْ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا (5) فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آَثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا (6) إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا (7) وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا (8) أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آَيَاتِنَا عَجَبًا (9) إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آَتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا (10)

Bacaan latin: al-ḫamdu lillâhilladzî anzala ‘alâ ‘abdihil-kitâba wa lam yaj’al lahû ‘iwajâ. Qayyimal liyundzira ba’san syadîdam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu’minînalladzîna ya’malûnash-shâliḫâti anna lahum ajran ḫasanâ. Mâkitsîna fîhi abadâ. Wa yundziralladzîna qâluttakhadzallâhu waladâ. Mâ lahum bihî min ‘ilmiw wa lâ li’âbâ’ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwâhihim, iy yaqûlûna illâ kadzibâ. Fa la’allaka bâkhi’un nafsaka ‘alâ âtsârihim il lam yu’minû bihâdzal-ḫadîtsi asafâ. Innâ ja’alnâ mâ ‘alal-ardli zînatal lahâ linabluwahum ayyuhum aḫsanu ‘amalâ. Wa innâ lajâ’ilûna mâ ‘alaihâ sha’îdan juruzâ. Am ḫasibta anna ash-ḫâbal-kahfi war-raqîmi kânû min âyâtinâ ‘ajabâ. Idz awal-fityatu ilal-kahfi fa qâlû rabbanâ âtinâ mil ladungka raḫmataw wa hayyi’ lanâ min amrinâ rasyadâ.

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-nya al kitab (Al-Quran) dan dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya. Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik. Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: “Allah mengambil seorang anak”. Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta. Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran). Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus. Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan kami yang mengherankan? (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Benarkah Kiamat Terjadi pada Hari Jumat? Ini Haditsnya


Jakarta

Waktu persis terjadinya hari kiamat hanya Allah SWT yang tahu. Meski demikian, Rasulullah SAW dalam sebuah hadits mengabarkan salah satu tanda kedatangannya yang akan terjadi pada hari Jumat.

Mengutip buku Kiamat karya Mahir Ahmad Ash-Syufiy, dijelaskan Allah sengaja merahasiakan waktu terjadinya hari kiamat agar dengan demikian manusia selalu berhati-hati dan waspada serta siap untuk menghadapinya. Hal ini dijelaskan dalam surah Thaha ayat 15 yang berbunyi,

اِنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ اَكَادُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا تَسْعٰى


Artinya: Sesungguhnya hari kiamat itu (pasti) akan datang. Aku hampir (benar-benar) menyembunyikannya. (Kedatangannya itu dimaksudkan) agar setiap jiwa dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan.

Meski tidak diketahui waktunya, tidak menutup kemungkinan bahwa kiamat bisa saja telah semakin dekat, seperti yang diterangkan dalam surah Al Ahzab ayat 63 yang berbunyi,

يَسْـَٔلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُوْنُ قَرِيْبًا

Artinya: Orang-orang bertanya kepadamu (Nabi Muhammad SAW) tentang hari kiamat. Katakanlah bahwa pengetahuan tentang hal itu hanya ada di sisi Allah.” Tahukah engkau, boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat.

Kiamat Terjadi pada Hari Jumat dalam Hadits

Hari kiamat merupakan hari ketika dunia dan alam semesta hancur dan berakhir. Dijelaskan dalam buku Mengungkap Berita Besar dalam Kitab Suci oleh Abd al-Wahhab Abd al-Salam Tawilah, pada hari itu, seluruh makhluk ciptaan Allah SWT akan musnah, kecuali ada sebagian dari mereka yang dikehendaki oleh-Nya.

Merujuk kembali buku Kiamat oleh Mahir Ahmad As-Shufiy, Nabi SAW dalam beberapa hadits menegaskan bahwa kiamat terjadi pada hari Jumat. Hal ini dapat menjadi petunjuk waktu terjadinya kiamat akan tetapi untuk waktu pastinya masih menjadi rahasia ilahi.

Sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Hari terbaik adalah hari Jumat karena pada hari tersebut Adam diciptakan, dimasukkan dan dikeluarkan dari surga, dan kiamat hanya terjadi pada hari Jumat.” (HR Muslim)

Dalam riwayat lainnya,dari Aus bin Aus, Rasulullah SAW bersabda, “Hari yang paling utama adalah hari Jumat. Pada hari tersebut Adam diciptakan, dicabut nyawanya, ditiup sangkakala, dan terjadi kiamat. Maka, banyaklah bersholawat kepadaku karena sholawat kalian disampaikan kepadaku.” (HR Abu Dawud, an-Nasa’i, & Ibnu Majah)

Tanda-tanda Hari Kiamat

Walaupun Nabi SAW menyatakan bahwa hari akhir datang pada hari Jum’at, beliau juga tegaskan bila kiamat tidak akan terjadi, kecuali setelah sejumlah tanda-tanda terbukti adanya.

Salah satunya hadits yang menjelaskan tanda-tanda kiamat bersumber dari riwayat dari Auf bin Malik. Rasulullah SAW bersabda,

“Ingatlah enam tanda-tanda kiamat, kematianku (Nabi SAW), penaklukan Baitul Maqdis, kematian secara serentak seperti wabah (yang menyerang) domba, harta melimpah sehingga seseorang merasa tidak puas jika hanya diberi 100 dinar, datangnya malapetaka yang menimpa seluruh manusia, dan perjanjian damai antara kalian dengan Bani Ashfar, lalu mereka mengkhianati perjanjian ini sehingga mereka menyerang kalian dengan membawa 80 bendera, setiap bendera berjumlah 12.000 pasukan.” (HR Bukhari, Ahmad, & Thabrani)

Ulama Fiqih aliran Mazhab Syafi’i, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari pernah mengulas secara rinci tentang peristiwa tanda-tanda kiamat kubra secara berurutan sebagaimana dikutip dalam buku Teologi Al Banjari oleh Khairil Anwar.

Tanda kiamat kubra tersebut di antaranya munculnya Imam Mahdi, munculnya Dajjal, turunnya Nabi Isa AS, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, kehancuran Ka’bah, hingga matahari terbit dari barat dan munculnya binatang melata (dabbah).

Anjuran Baca Surah Al Kahfi di Hari Jumat

Seperti yang diketahui, salah satu tanda hari kiamat ialah munculnya sosok Dajjal yang membawa fitnah sangat keji. Dalam hal ini, Imam Syafi’i dalam Kitab Al Umm menganjurkan muslim untuk memperbanyak sholawat dan membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat.

Sebagaimana anjuran Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Orang yang membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat akan diterangi dengan cahaya antara dua Jumat.” (HR Al-Hakim)

Sebab dikatakan dalam buku Kiamat, Tanda-Tandanya Menurut Islam, Kristen, dan Yahudi karya M. Abdul Hakim, menghafal sepuluh ayat terakhir dari surah Al Kahfi dapat menyelamatkan kita dari fitnah Dajjal.

Sebagaimana pesan Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Barang siapa menghafal sepuluh ayat dari awal surah al-Kahfi, dia akan terlindungi dari Dajjal.” (HR Muslim)

Wallahu a’lam.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com