Tag Archives: surga

Ucapan Terakhir Jelang Kematian yang Jadikan 8 Pintu Surga Terbuka



Jakarta

Surga disebut memiliki sejumlah pintu yang kelak dimasuki oleh para penghuninya. Menurut sebuah riwayat, ada ucapan menjelang kematian yang bisa membukakan pintu-pintu surga dan membuatnya bebas masuk lewat pintu mana saja.

Riwayat ini disebutkan dalam Kitab Ash-Shahihain sebagaimana dinukil Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam Kitab Shifat Al-Jannah wa ma ‘A’adda Allahu li Ahliha min An-Na’im. Dari Ubadah bin Shamit RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang mengatakan ‘aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa tanpa ada sekutu bagi-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba Allah, rasul-Nya dan kalimat-Nya yang Allah sampaikan kepada Maryam serta merupakan roh dari-Nya, bahwa surga itu benar adanya dan neraka itu benar adanya’, maka Allah memasukkannya melalui pintu mana pun yang ia mau di antara pintu-pintu surga yang delapan.”


Dalam redaksi lain disebutkan, “Allah memasukkannya ke dalam surga, bagaimanapun keadaan amalnya.”

Masih dalam Ash-Shahihain, terdapat pula hadits serupa yang berasal dari Abu Dzar RA. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

“Aku didatangi satu utusan yang datang dari Tuhanku, lalu ia memberitahuku bahwa barang siapa yang mati di antara umatmu dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatu pun maka ia masuk surga.” Lalu aku bertanya, “Meskipun ia berzina dan meskipun ia mencuri?” Utusan itu menjawab, “Meskipun ia berzina dan meskipun ia mencuri.”

Balasan surga bagi orang yang mengesakan Allah SWT juga diterangkan dalam Kitab Shahih Muslim. Diceritakan, Rasulullah SAW memberikan dua sandal beliau kepada Abu Hurairah RA, lalu beliau bersabda,

“Pergilah dengan kedua sandalku ini. Barang siapa yang engkau temui di balik kebun ini, yang bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dengan meyakininya, maka sampaikanlah kabar gembira tentang surga kepadanya.”

Rauh bin Ubadah turut meriwayatkan dari Habib in Asy-Syahid, dari Hasan yang berkata, “Harga surga adalah kalimat La Ilaha Illa Allah (tiada tuhan selain Allah).”

Riwayat tersebut juga termuat dalam Kitab Shifah Al-Jannah karya Abu Nuaim dari jalur Aban, dari Anas. Ia berkata, “Seorang Arab Badui datang menemui Rasulullah SAW dan bertanya, ‘Apa ada harganya surga?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Kalimat La Ilaha illa Allah (tiada tuhan selain Allah).'”

Ada banyak riwayat yang menguatkan hal itu. Salah satunya, seperti yang tercantum dalam Kitab Al-Musnad dan Sunan Abi Dawud, Muadz bin Jabal RA mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجنَّةَ

Artinya: “Barang siapa yang mati dalam keadaan mengetahui bahwa tiada tuhan selain Allah maka ia masuk surga.”

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Surga Disebut Ada 100 Tingkatan, Jaraknya Sejauh Langit dan Bumi



Jakarta

Surga disebut memiliki 100 tingkatan dengan Firdaus sebagai tingkatan tertinggi. Menurut sebuah hadits, jarak setiap dua tingkatan seperti jarak antara langit dan bumi.

Hadits yang memuat tingkatan surga ini dikeluarkan oleh At-Tirmidzi dari Muadz bin Jabal dan turut dinukil Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dan Ibnu Abi Ad-Dunya dalam Shifat Al-Jannah wa ma ‘A’adda Allahu li Ahliha min An-Na’im. Muadz bin Jabal mendengar Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang mengerjakan salat lima waktu dan berpuasa bulan Ramadan, maka menjadi kewajiban bagi Allah untuk mengampuninya, baik ia ikut hijrah atau duduk saja di tempat ia dilahirkan ibunya.”


Muadz bin Jabal bertanya, “Ya Rasulullah, tidakkah sebaiknya aku keluar untuk memberitahukan hal ini kepada orang-orang?”

Beliau menjawab, “Jangan biarkan orang-orang itu beramal. Sesungguhnya dalam surga ada seratus tingkatan, di mana jarak antara setiap dua tingkatan sama seperti jarak antara langit dan bumi. Tingkatannya yang paling tinggi adalah surga Firdaus. Di sana terdapat Arasy, dan surga tersebut merupakan bagian yang paling tengah dari surga. Darinyalah memancar sungai-sungai surga. Apabila kalian meminta kepada Allah, maka mintalah surga Firdaus.” (HR At Tirmidzi)

Dalam hadits Atha’ dari Ubadah bin Ash-Shamit juga dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya dalam surga terdapat seratus tingkatan.”

Senada dengan itu, Abu Hurairah RA juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dalam surga ada seratus tingkatan yang jarak antara setiap dua tingkatan sama dengan perjalanan seratus tahun.” Ibnu Qayyim mengatakan bahwa hadits ini hasan-gharib.

Sementara itu, dalam riwayat dari Abu Said yang secara sanadnya terangkat dikatakan, “Sesungguhnya dalam surga ada seratus tingkatan yang seandainya seluruh alam berkumpul pada salah satu di antara tingkatan-tingkatan tersebut, maka ia dapat menampung mereka.” (HR Ahmad)

Derajat Tertinggi dalam Surga

Imam Muslim dalam Kitab Shahih-nya mengeluarkan hadits dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash RA yang mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَى صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِي الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدِ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ فِى الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ

Artinya: “Apabila kalian mendengar muazin, maka ucapkanlah seperti yang dia ucapkan, kemudian bacalah sholawat atasku. Karena barang siapa yang bersholawat atasku satu sholawat, maka Allah bersholawat atasnya sepuluh kali. Kemudian mintalah kepada Allah wasilah untukku, karena ia adalah suatu tempat di surga yang tidak kecuali untuk seorang hamba di antara hamba-hamba Allah, dan aku berharap sekiranya akulah menjadi hamba tersebut. Barang siapa memintakan wasilah untukku maka syafaat halal untuknya.”

Menurut riwayat lain, wasilah ini adalah derajat yang paling tinggi dalam surga. Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Jika kalian bersholawat atasku, maka mohonlah wasilah kepada Allah untukku.” Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu wasilah?” Beliau menjawab, “Derajat yang paling tinggi dalam surga, tidak ada yang memperolehnya kecuali satu orang, dan aku berharap sekiranya akulah orang itu.” (HR Ahmad)

Wallahu a’lam.

(kri/nwk)



Sumber : www.detik.com

Pintu Surga Dibuka pada Hari Senin, Amalan Juga Akan Disetor


Jakarta

Surga memiliki sejumlah pintu yang hanya terbuka pada hari-hari tertentu. Menurut sebuah hadits qudsi, pintu surga akan dibuka setiap hari Senin dan Kamis. Amalan mingguan manusia juga akan dihadapkan kepada Allah SWT pada hari tersebut.

Keterangan tersebut termuat dalam al-Aẖādīts Al-Qudsiyyah karya Syaikh Fathi Ghanim sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah RA secara marfu’, disebutkan,

“Amalan-amalan akan diperlihatkan pada setiap Kamis atau Senin. Kemudian Allah SWT akan memberi ampunan pada hari itu kepada setiap orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali seseorang yang antara dirinya dan saudaranya terdapat permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tunggulah kedua orang ini hingga keduanya berdamai.'”


Dalam Musnad Ahmad dan Shahih Muslim juga terdapat riwayat serupa, dengan mengulang redaksi ‘tunda amal dua orang ini sampai keduanya berdamai’ sebanyak tiga kali. Nabi SAW menceritakan,

تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظُرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظُرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا

Artinya: “Pintu-pintu surga dibuka setiap hari Senin dan Kamis. Lalu diampuni seluruh hamba yang tidak berbuat syirik (menyekutukan) Allah dengan sesuatu apa pun. Kecuali orang yang sedang ada permusuhan dengan saudaranya. Dikatakan: Tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai.”

Dalam riwayat Muslim juga disebutkan, “Akan dipaparkan semua amal perbuatan pada setiap hari Kamis dan Senin.”

Syaikh Muhammad Al-Utsaimin menjelaskan dalam Syarah Riyadhus Ash-Shaalihin, hadits tersebut berisi pemaparan bahwa semua amal perbuatan akan dihadapkan kepada Allah SWT pada hari Senin dan Kamis sehingga dosa setiap muslim diampuni, kecuali dua orang yang saling berselisih. Sehingga dikatakan, ‘Tunggu hingga keduanya berbaikan.’

Hadits tersebut, kata dia, menunjukkan bahwa setiap orang harus segera menghilangkan permusuhan, pertikaian, dan saling benci terhadap saudaranya. Apabila seseorang berat menghilangkan rasa benci itu, Syaikh Muhammad Al-Utsaimin menyarankan agar bersabar.

Rasulullah Suka Puasa pada Hari Senin dan Kamis

Dalam riwayat lain diceritakan bahwa Rasulullah SAW suka berpuasa pada saat amalannya dihadapkan kepada Allah SWT, yakni pada hari Senin dan Kamis. Beliau bersabda,

تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR Tirmidzi. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib)

Aisyah RA mengatakan, “Rasulullah SAW selalu menunggu-nunggu saat berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR Ahmad)

Dalam riwayat lain, Aisyah RA mengatakan, “Rasulullah SAW sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Imam Ahmad)

Pintu Surga Khusus Ahli Puasa

Surga disebut memiliki banyak pintu yang akan dimasuki berdasarkan amalan yang dilakukan. Orang yang suka berpuasa akan memasuki pintu surga khusus. Imam besar ahlussunnah wal jamaah, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, menukil suatu hadits dalam kitab Hadil Arwah ila Biladil Afrah yang menyebut bahwa pintu tersebut bernama Rayyan.

Rasulullah SAW bersabda,

“Di surga terdapat delapan pintu. Salah satu pintunya bernama Rayyan. Tak ada seorang pun boleh memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa.” (HR Bukhari, Muslim, At Tirmidzi, An-Nasa’i, Ahmad, dan Ibnu Abi Dunya)

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

5 Hadits Keutamaan Menuntut Ilmu, Salah Satunya Dimudahkan Masuk Surga


Jakarta

Menuntut ilmu termasuk anjuran dalam Islam. Terkait hal ini bahkan dijelaskan dalam sejumlah dalil Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Hukum menuntut ilmu sendiri bagi muslim adalah wajib sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi,

“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” (HR Muslim)


Dijelaskan dalam buku Syarah Hadits Keutamaan Menuntut Ilmu karya Prima Ibnu Firdaus al-Mirluny, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa warisan terbaik bukan harta yang ditinggalkan, melainkan ilmu yang bermanfaat. Begitu mulianya ilmu dalam pandangan Islam.

Merangkum arsip detikHikmah dan buku Inilah! Wasiat Nabi Bagi Para Penuntut Ilmu oleh Drs Wendi Zarman, berikut sejumlah hadits yang menyebut terkait keutamaan menuntut ilmu.

1. Termasuk Sedekah Jariyah

“Jika seorang manusia mati, maka terputuslah darinya semua amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR Muslim)

2. Mendapat Ridho Allah SWT

“Barangsiapa yang mempelajari ilmu yang dengannya dapat memperoleh keridhoan Allah SWT, (tetapi) ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kesenangan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan harumnya surga di hari kiamat nanti.” (HR Abu Daud).

3. Dimudahkan Masuk Surga

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim)

4. Warisan Para Nabi

“Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup.” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

5. Disambut Rasulullah SAW

“Selamat datang wahai penuntut ilmu. Sesungguhnya penutup ilmu benar-benar ditutupi para Malaikat dan dinaugi dengan sayap-sayapnya. Kemudian mereka saling bertumpuk-tumpuk hingga mencapai langit dunia (langit paling dekat dari bumi), karena kecintaan mereka (Malaikat) kepada ilmu yang dipelajarinya.” (Shahih: HR Ath-Thabrani no. 7347 dalam Al-Mu’jam Al-Kabir)

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Wasiat Rasulullah SAW: Jangan Marah, Bagimu Surga



Jakarta

Ada pesan dari Rasulullah SAW untuk semua umat Islam. Beliau berpesan agar muslim dapat menahan amarahnya karena ada balasan surga dari Allah SWT di baliknya.

Keterangan tersebut bersumber dari hadits dalam Kitab Al Mu’jamul Ausath Nomor 2374. Berdasarkan hal itu, Rasulullah SAW bersabda,

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ


Artinya: “Jangan kamu marah, maka bagimu Surga (akan masuk Surga).” (HR Ath-Thabrani)

Rasulullah SAW bahkan pernah menyebut, orang yang paling dianggapnya kuat dan perkasa adalah orang yang mampu menahan amarahnya (HR Muslim).

Dalam Islam, marah adalah perbuatan yang dilarang karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin berpendapat, kondisi seseorang yang marah merupakan pintu bagi setan untuk memasuki hati seseorang dan menguasainya.

“Saat setan telah menguasai hati kita melalui pintu amarah, segalanya akan berubah menjadi kacau dan kita kehilangan fungsi pengendalian diri, sepenuhnya dikuasai atas kehendak setan,” jelasnya yang diterjemahkan ‘Aabidah Ummu ‘Aziizah dkk dalam buku Kuliah Adab.

Menahan Diri dari Amarah

Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang jarang marah maupun berkata kasar. Diceritakan dalam riwayat hadits dari Al Hasan bin Ali yang bersumber dari pamannya, diketahui, amarah Rasulullah SAW biasanya dialihkan dengan memalingkan wajah.

Selain itu, Rasulullah SAW pernah menganjurkan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meredam amarah. Dikutip dari buku Merajut Kehidupan karya Muhammad Tafsir, langkah pertama adalah membaca Ta’awudz untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT agar tidak terpengaruh oleh setan.

“Sesungguhnya aku tahu satu perkataan apabila dibaca tentu akan menghilangkan rasa marahnya, jika ia ingin membacanya, ‘A’udzubillahi minas-syaithani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya kemarahan yang dialaminya hilang.'” (HR Bukhari)

Kedua, ketika amarah membara, menahan lisan untuk tidak berkata dan berbicara merupakan langkah terbaik. Imam Ahmad meriwayatkan hadits, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR Ahmad)

Selanjutnya, Rasulullah SAW menyarankan bagi seorang yang sedang marah untuk mengambil wudhu, karena emosi itu akan padam karena terkena air. Dari Athiyyah as-Sa’di RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR Abu Dawud)

Terakhir, orang yang merasa marah dapat segera mengubah posisi badan. Dengan kata lain, Bila seseorang marah saat berdiri maka duduk menjadi posisi paling pas untuk meredakannya. Namun bila duduk tidak mempan juga maka disarankan untuk berbaring.

Dari Abu Dzarr RA, Nabi SAW bersabda, “Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR Abu Dawud)

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

5 Hadits Menjaga Lisan, Salah Satunya Dijamin Masuk Surga


Jakarta

Lisan dapat menjadi pisau yang berbahaya jika salah digunakan. Karenanya, terdapat sejumlah hadits tentang pentingnya menjaga lisan.

Dalam Al-Qur’an sendiri terkait menjaga lisan disebutkan dalam surah Al Qaf ayat 18,

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ


Artinya: “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”

Mengutip buku Sejumlah Amalan Penting Penghuni Surga saat di Dunia karya Ahmad Abi Al-Musabbih, banyak perbuatan buruk yang bermula dari lisan. Contohnya ghibah, adu domba, pembicaraan yang tidak bermanfaat dan candaan yang berlebihan.

Hadits tentang Menjaga Lisan

Berikut sejumlah dalil dari Al-Hadits terkait pentingnya menjaga lisan seperti mengutip buku 80 Hadits Pilihan Beserta Biografi Perawi dan Faedah Ilmiyah susunan DR Muhammad Murtaza bin Aish.

1. Meningkatkan Derajat Seseorang

Menjaga lisan dapat menaikkan derajat seorang muslim. Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin ‘Amru. Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Seorang muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR Bukhari)

2. Mendapat Pertolongan dalam Urusan Agama

Kaum muslimin yang mampu menjaga lisannya niscaya mendapat pertolongan dari dalam hal beragama, seperti beribadah dan lain sebagainya. Rasulullah SAW bersabda:

“Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu.” (HR Ahmad)

3. Dijamin Masuk Surga

Seorang muslim yang menjaga lisan dan kemaluanya dijamin masuk surga oleh sang rasul sebagaimana sabdanya yang berbunyi,

“Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya (mulut) dan dua kakinya (kemaluan), maka kuberikan kepadamu jaminan masuk surga.” (HR Bukhari)

4. Keselamatannya Terjamin

Nabi Muhammad SAW dalam sebuah haditsnya berkata,

“Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (HR Bukhari)

5. Termasuk Orang yang Beriman

Rasulullah SAW pernah bersabda kepada orang-orang beriman untuk berkata baik atau menjaga lisannya. Berikut bunyi haditsnya,

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam; barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya; barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Demikian sejumlah hadits yang membahas pentingnya menjaga lisan. Semoga kita termasuk ke dalam orang-orang yang dapat menjaga lisannya dengan baik, Aamiin ya rabbal alamin.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Orang Miskin Masuk Surga Lebih Dulu dari Orang Kaya, Ini Haditsnya


Jakarta

Allah SWT memberikan keutamaan bagi orang miskin atas orang kaya. Disebutkan dalam sebuah hadits, orang miskin akan masuk surga lebih dulu daripada orang kaya.

Hadits yang menyebutkan hal itu diriwayatkan Imam Ahmad dari Abu Hurairah RA. Hadits ini dipaparkan Imam Ibnu Katsir dalam kitab An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim dan diterjemahkan oleh Ali Nurdin.

Diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang muslim yang fakir lebih dahulu masuk surga daripada orang-orang kaya dengan rentang waktu setengah hari, yaitu setara dengan lima ratus tahun kehidupan dunia.”


Penerjemah membahasakan orang miskin yang disebutkan Rasulullah SAW dalam hadits tersebut adalah orang-orang muslim yang fakir.

Rentang waktu masuknya orang miskin dan orang kaya ke surga berbeda-beda. Ada riwayat lain yang menyebut jarak keduanya selama 40 musim gugur. Sebagaimana kata Abdullah bin Umar RA yang mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, orang-orang Muhajirin yang fakir mendahului orang-orang kaya pada hari kiamat, yaitu masuk ke surga, sejauh empat puluh musim gugur.” (HR Ahmad)

At Tirmidzi dan Ibnu Majah turut meriwayatkan hadits serupa dengan redaksi yang panjang. Hadits ini juga memiliki jalur dari Abu Hurairah RA dan At Tirmidzi mengatakannya hasan shahih.

Penyebab Orang Miskin Masuk Surga Lebih Dulu

Imam Ibnu Katsir juga memaparkan hadits yang berisi alasan orang miskin masuk surga lebih dulu daripada orang kaya. Hadits ini diriwayatkan Imam Ahmad yang jalurnya sampai pada Ibnu Abbas RA. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Dua orang mukmin bertemu di pintu surga. Keduanya mukmin kaya dan mukmin fakir saat di dunia. Lantas mukmin fakir dimasukkan ke surga sementara mukmin kaya ditahan sesuai kehendak Allah lalu dimasukkan ke surga. Lantas orang fakir bertemu dengan orang kaya itu dan bertanya, ‘Wahai saudaraku, apa yang membuatmu tertahan? Demi Allah, engkau tertahan sehingga aku mengkhawatirkanmu.’

Orang kaya itu menjawab, ‘Wahai saudaraku, sesungguhnya aku tertahan setelahmu dengan penahanan yang mengerikan dan tidak disukai. Aku sampai kepadamu dengan kondisi bercucuran keringat sehingga jika ada seribu unta yang seluruhnya makan tumbuhan masam lalu minum keringat itu, niscaya unta-unta itu keluar dari keringat tersebut dalam keadaan kenyang’.”

Terkait hadits tersebut, Syaikh Ahmad Syakir menilai isnad-nya mengandung persoalan (bermasalah).

Mayoritas Penghuni Surga Adalah Orang Miskin

Selain disebut akan mendahului orang kaya masuk surga, orang miskin juga akan menjadi mayoritas penghuni surga. Hal ini disebutkan dalam kitab Ash Shahihain dari hadits Abu Utsman an-Nahdi dari Usamah bin Zaid bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Aku berdiri di pintu surga. Ternyata, mayoritas orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin. Selanjutnya, aku berdiri di pintu neraka. Ternyata, mayoritas orang yang memasukinya adalah perempuan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam Shahih Bukhari juga terdapat riwayat serupa dari jalur Maslamah bin Zarir, dari Abu Raja’, dari Imran bin Hushain. Abdurrazzaq turut meriwayatkan hadits tersebut dari Ma’mar, dari Qatadah, dari Abu Raja’, dari Imran bin Milhan, dari Imran bin Hushain bahwa pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,

“Aku memandang ke surga, ternyata aku lihat mayoritas penghuninya orang-orang fakir. Aku memandang ke neraka, ternyata mayoritas penghuninya perempuan.” (HR Bukhari)

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Hadits Rasulullah SAW: Jangan Marah, Bagimu Surga


Jakarta

Sebuah hadits shahih menyebutkan, Rasulullah SAW pernah berwasiat kepada umatnya tentang larangan marah sebab bagimu surga.

Disebutkan dalam buku Syarah Hadits Arba’in yang disyarah oleh Imam Muhyiddin An-Nawawi, dkk, Rasulullah SAW berwasiat kepada seorang yang datang kepada beliau.

Orang itu berkata, “Ya Rasulullah, ajarilah aku ilmu yang dapat mendekatkanku menuju surga dan menjauhkan diriku dari neraka.” Rasulullah SAW menjawab, “Jangan marah maka engkau akan berhak mendapatkan surga.” (HR Ath-Thabrani)


Jangan marah, bagimu surga. Kalimat ini tentu sudah sering didengar oleh para muslimin. Sebab, Allah SWT yang menjanjikan surga kepada orang yang bisa menahan amarah dan memaafkan.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali-Imran ayat 133-134 yang berbunyi,

۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ ١٣٣ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ ١٣٤

Artinya: Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.

Larangan Marah dalam Islam

Marah merupakan sifat manusiawi dan bisa dialami siapa saja. Bedanya, orang yang beriman hendaknya tidak meluapkan amarah tersebut dan malah dikuasai oleh emosi. Apalagi ia malah bertindak yang melampaui batas.

Rasulullah SAW pernah berkata, orang-orang yang bisa menahan amarah meskipun ia sangat emosi dan bisa meluapkannya disebut sebagai orang yang kuat. Dilansir buku 100 Hadits Pilihan (Materi Hafalan, Kultum dan Ceramah Agama) oleh Muh. Yunan Putra, disebutkan hadits sahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA yang mengutip sabda Rasulullah SAW,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ (رواه البخاری، مسلم و أحمد)

Artinya: Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah orang yang kuat adalah orang yang pandai bergulat, tapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika ia marah.” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Rasulullah SAW bahkan mengulangi perintah untuk menahan marah berkali-kali. Ketika itu ada seorang sahabat meminta nasihat kepada beliau, kemudian beliau bersabda,

حدثني يحيى بن يوسف اخبرنا ابو بكر هو ابن عباس عن أبي حصين عن ابي صالح عن ابي هريرة الله أن رجلا قال للنبي ﷺ أوصني قال: لا تغضب فردد مرارا قال لا تغضب. رواه البخاري

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yusuf, telah memberitahukan kepada kami Abu Bakar dari Abi Hasin dari Abi Sholih dari Abu Hurairah RA bahwasanya ada seorang lelaki berkata kepada nabi SAW: “Wasiatilah aku” Nabi bersabda: “Jangan marah” la mengulanginya beberapa kali. Nabi bersabda: “Jangan marah.” (HR Bukhari)

Untuk menaati perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menahan amarah dan emosi. Apa saja itu?

Cara Menahan Amarah

Dalam sumber sebelumnya disebutkan, Rasulullah SAW berpesan, amarah bisa diredam dengan melakukan beberapa hal, yakni duduk, tidur atau berbaring, dan wudhu. Rasulullah SAW bersabda,

إِيَّاكُمْ وَ الْغَضَبَ فَإِنَّهُ حَمْرَةٌ تَتَوَقَّدُ فِي فُؤَادِ ابْنِ آدَمَ أَلَمْ تَرَ إِلَى أَحَدِكُمْ إِذَا غَضِبَ كَيْفَ تَحْمَرُّ عَيْنَاهُ وَتَنْفَتِحُ أَوْدَاجُهُ فَإِذَا أَحَسَّ أَحَدُكُمْ بِشَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ فَلْيَضْطَجِعْ أَوْ لِيَلْصَقْ بِالْأَرْضِ

Artinya: “Jauhilah sikap marah karena ia merupakan bara yang akan menyala di dalam hati anak keturunan Adam. Tidakkah kamu lihat salah seorang di antara kalian jika dia marah, bagaimana ketika matanya memerah dan urat lehernya membengkak. Jika salah seorang di antara kamu merasakan sesuatu dari hal itu, hendaklah dia berbaring atau duduk ke tanah.” (HR Ahmad)

Di lain kesempatan, beliau juga berwasiat kepada umatnya, “Sesungguhnya, marah itu datangnya dari setan: sedangkan setan itu tercipta dari api; sedangkan api itu dapat dipadamkan dengan air. Maka, jika salah seorang di antara kalian marah, hendaklah segera berwudhu.” (HR Ahmad)

Hadits-hadits di atas menjelaskan, apabila seseorang sedang dikuasai emosi, hendaknya ia menahannya. Jika ia sedang berdiri, duduklah. Jika dia sedang duduk, berbaringlah. Terakhir, jika semua itu sudah dilakukan dan masih marah, berwudhulah.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Malam Hari yang Menjamin Orang Masuk Surga


Jakarta

Ada satu doa yang apabila dibaca pada malam hari dan keesokan harinya orang itu meninggal maka dia masuk surga. Doa ini terdapat dalam riwayat shahih.

Riwayat ini dipaparkan Imam Bukhari dalam kitab Shahih Adabul Mufrad yang diterjemahkan Abu Ahsan. Diriwayatkan dari Syaddad ibnu Aus, dari Nabi SAW bersabda,

سَيِّدُ الاسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُوْلَ : اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ، وَأَبُوْءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ،


قَالَ : مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Artinya: “Sayyidul Istighfar adalah seseorang yang mengucapkan ‘Allahumma anta rabbii laa ilaaha ilia anta, khalaqtanii wa ana abduka, wa ana ala ahdika wa wa’dika mastatha’tu, wa a’udzu min syarri maa shana tu, abuu’u laka bi ni’matika, wa abuu’u laka bi dzanbii, faghfirli, fa innahu laa yaghfirudz-dzunuba illa anta.’

Nabi berkata, ‘Barang siapa membaca doa itu pada siang hari dengan yakin, lalu dia meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Barang siapa mengucapkan kalimat tersebut pada malam hari dengan yakin, lalu dia meninggal sebelum waktu Subuh (pagi), maka dia termasuk penghuni surga’.”

Doa tersebut dikenal dengan Sayyidul Istighfar. Bacaan Sayyidul Istighfar berisi tobat seorang hamba. Berikut artinya,

“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Engkau, Engkau menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku senantiasa menepati janji-Mu selama aku mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan saya yang jelek, aku mengakui kepada-Mu nikmat-Mu, dan aku mengakui dosaku kepada-Mu maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Doa yang memiliki keutamaan menjamin pembacanya masuk surga ini shahih. Hal ini terdapat dalam Ash-Shahihah Bukhari, kitab Ad Da’awah, bab Ma Yaqulu Idza Ashbah.

Rasulullah Tobat 100 Kali Sehari

Dalam kitab tersebut, Imam Bukhari juga mengeluarkan sejumlah hadits shahih tentang tobat yang dilakukan Rasulullah SAW. Diriwayatkan dari Ibnu Umar,

إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ فِي الْمَجْلِسِ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : رَبِّ اغْفِرْ لي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ مِائَةَ مَرَّةٍ

Artinya: “Sesungguhnya kami pernah menghitung majelis untuk Nabi SAW, ‘Rabbighfirlii, watub ‘alayya, innaka antat tawwabur rahiim.’ (Ya Allah, ampunilah aku, terimalah tobatku, karena sesungguhnya Engkau Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang) seratus kali.”

Hadits tersebut juga terdapat dalam kitab Sunan. Abu Daud mengeluarkannya dalam Al Witri bab Istighfar dan At-Tirmidzi dalam Ad Da’awah.

Sa’id bin Abi Burdah turut meriwayatkan hadits serupa dari bapaknya dari kakeknya yang mengatakan, “Kami kedatangan Rasulullah ketika kami sedang duduk-duduk. Beliau langsung bersabda, ‘Aku tidak pernah bangun pagi kecuali aku beristighfar seratus kali’.” (HR Muslim, As-Suyuthi)

Dalam riwayat Aisyah RA, Rasulullah SAW membaca, “Allahummaghfirlii watub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim,” setelah salat Duha. Beliau mengucapkannya hingga 100 kali.

Wallahu a’lam.

(kri/rah)



Sumber : www.detik.com

6 Doa agar Menang Lomba, Bisa Dibaca saat 17 Agustus


Jakarta

Doa agar menang lomba bisa dibaca muslim, khususnya pada momen HUT RI ke-79. Biasanya peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia identik dengan perlombaan.

Bacaan doa agar menang lomba dipanjatkan dengan harapan muslim dapat meraih kemenangan. Terlebih, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk berdoa kepada-Nya sebagaimana tercantum dalam surah Ghafir ayat 60:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ


Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Kumpulan Doa agar Menang Lomba 17 Agustus

Berikut beberapa doa kemenangan yang dapat diamalkan musim untuk lomba 17 Agustus seperti dikutip dari buku Doa dan Zikir Orang Sukses yang ditulis Zaki Zamani dan buku Keajaiban Shalat 5 Waktu Bersama Nabi SAW karya Yanuar Arifin.

1. Doa agar Menang Lomba Versi Pertama

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالْفَوْزَ بالْجَنَّةِ، وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ

Arab latin: Allahumma inni as’aluka mujibati rahmatika, wa ‘aza’ima maghfiratika, was-salamata min kulli ithmin, wal-ghanimata min kulli birrin, wal-fawza bil- jannati, wannajata mina-nar

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu segala sesuatu yang menyebabkan turunnya rahmat-Mu, segala sesuatu yang memastikan ampunan-Mu, keselamatan dari segala dosa, keberuntungan dari setiap perbuatan baik, kemenangan dengan meraih surga dan keselamatan dari neraka.”

2. Doa agar Menang Lomba Versi Kedua

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Arab latin: Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa il-lam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin

Artinya: “Wahai Pemelihara kami, sesungguhnya kami telah berbuat dzalim terhadap diri-diri kami. Dan jika Engkau tidak memberi ampunan untuk kami dan merahmati kami, sungguh benar-benar kami menjadi termasuk dari golongan orang-orang yang rugi.”

3. Doa agar Menang Lomba Versi Ketiga

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الفلاح والنجاح

Arab latin: Allahumma inni as’alukal falaaha wannajaaha

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu, keberuntungan dan keselamatan.”

4. Doa agar Menang Lomba Versi Keempat

اَللهُمَّ اِنِّىْ اَسْأَلُكَ اَنْ تَرْزُقَنِىْ رِزْقًا حَلاَلاً وَاسِعًا طَيِّبًا مِنْ غَيْرِ تَعَبٍ وَلاَمَشَقَّةٍ وَلاَضَيْرٍ وَلاَنَصَبٍ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ

Arab latin: Allahumma innii as aluka an tarzuqanii rizqan halaalan waasi’an thayyiban min ghairita’abin wala masyaqqatin walaa dhoirin wa laa nashabin innaka ‘alaa kulli syai in qadiir.

Artinya: “Ya Allah, aku minta pada Engkau akan pemberian rezeki yang halal, luas, baik tidak tanpa repot dan juga tanpa kemelaratan dan tanpa keberatan, sesungguhnya Engkau kuasa atas segala sesuatu.”

5. Doa agar Menang Lomba Versi Kelima

Menukil dari buku Pegangan Hadits Arba’in An-Nawawi oleh Tim Mutiara, ada juga doa agar menang lomba lainnya yang dapat dibaca muslim.

Rabbanaa wa syi’ ta kulla syai-ir rahmataw wa ‘ilman faghfir lil ladziina taabuu wattaba’u sabiilaka waqihim ‘adzaabal jahiim. Rabbanaa wa-adkhilhum jannaati adninillati wa’attahum wa man shalaha min aabaa-ihim wa azwaajihim wa dzurriyyaatihim innaka antal’aziizul hakiim. Waqihimus sayyiaati wa mantaqis sayyiaati yaumaidzin faqad rahimtah, wa dzaalika huwal fauzul ‘adhiim.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalanMu, dan peliharalah mereka dari siksa neraka yang menyala-nyala. Wahai Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang shaleh diantara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua, sesungguhnya. Engkaulah yang Mahaperkasa dan Mahabijaksana dan peliharalah mereka dari balasan kejahatan, dan barangsiapa yang Engkau pelihara dari pembalasan kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya, dan itulah kemenangan yang besar.”

6. Doa agar Menang Lomba Versi Keenam

اِنَّا فَتَحۡنَا لَكَ فَتۡحًا مُّبِيۡنًالِّيَـغۡفِرَ لَكَ اللّٰهُ مَا تَقَدَّمَ مِنۡ ذَنۡۢبِكَ وَ مَا تَاَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعۡمَتَهٗ عَلَيۡكَ وَيَهۡدِيَكَ صِرَاطًا مُّسۡتَقِيۡمًاوَّ يَنۡصُرَكَ اللّٰهُ نَصۡرًا عَزِيۡزًا

Arab latin: Inna fatahna laka fat han mubina, liyoghfiro lakallahuma takoddama min zambika wa maa ta’akhoro wa yutimma ni’matahu alayka wa yahdiyaka siroo tommustakii maa wayan surokallahu nasron aziiz.

Artinya: “Sesungguhnya kami telah membentangkan bagimu kemenangan yang gemilang. Agar dia mengampuni dosa-dosamu yang terdahulu dan yang akan datang. Dan menyempurnakan nikmat-Nya atasmu. Dan dia memberi petunjuk di jalan yang lurus. Dan Allah akan memberikan pertolongan kepadamu dengan pertolongan yang mulia.”

Itulah beberapa doa kemenangan yang bisa dibaca ketika akan mengikuti lomba 17-an. Semoga bermanfaat.

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com