Tag Archives: tahiyat akhir

Bacaan Doa Tahiyat Akhir sebelum Salam Wasiat dari Rasulullah


Jakarta

Rasulullah SAW mewasiatkan sebuah doa tahiyat akhir sebelum salam. Doa ini berisi permohonan seorang hamba kepada Rabbnya agar mendapat pertolongan.

Wasiat Rasulullah SAW ini disampaikan kepada sahabat beliau, Mu’adz RA, dan berlaku bagi umat Islam secara keseluruhan. Rasulullah SAW bersabda,

يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ أُوصِيْكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرٍ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُوْلُ : اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ


Artinya: “Wahai Mu’adz, demi Allah, aku mencintaimu.” Lalu beliau berkata, “Aku wasiatkan kepadamu, wahai Mu’adz, janganlah engkau sekali-kali meninggalkan doa ini di akhir setiap salat, ‘Allaahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik.'” (HR Abu Daud dan an-Nasa’i. Al-Hafiz Abu Thahir mengatakan hadits ini sanadnya shahih)

Berikut bacaan doa tahiyat akhir sebelum salam yang dimaksud dalam hadits di atas dalam tulisan Arab, latin, dan artinya.

Doa Tahiyat Akhir sebelum Salam

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Allaahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik

Artinya: “Ya Allah, tolonglah aku dalam berzikir, bersyukur, dan beribadah yang baik kepada-Mu.”

Doa tersebut dibaca setelah tahiyat akhir dan sebelum salam. Adapun, saat tahiyat akhir, umat Islam bisa membaca sholawat Nabi. Imam an-Nawawi mengatakan dalam kitab Al-Adzkar, membaca sholawat Nabi saat tahiyat akhir hukumnya wajib menurut pendapat Imam Syafi’i.

Adapun, membaca sholawat atas keluarga Nabi hukumnya sunnah dan sebagian ulama Syafi’iyah ada yang mengatakan wajib. Kata Imam an-Nawawi, bacaan sholawat yang lebih utama adalah sebagai berikut,

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي العَالَمينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allaahumma shalli ‘alaa muhammadin ‘abdika wa rasuulikan nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aali muhammadin wa azwaajihi wa dzurriyatih, kamaa shallayta ‘alaa ibraahiima wa ‘alaa aali ibraahiim, wa baarik ‘alaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aali wa ‘alaa aali muhamma- din wa azwaajihi wa dzurriyyaatih, kamaa baarakta ‘alaa ibraahiima wa ‘alaa aali ibraahiima fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid

Artinya: “Ya Allah, semoga kesejahteraan untuk Nabi Muhammad, yaitu hamba-Mu dan utusan-Mu, Nabi yang (ummi) tidak bisa baca-tulis, dan untuk keluarga Nabi Muhammad, istri-istrinya dan para dzuriyah-nya. Sebagaimana kesejahteraan yang telah Engkau limpahkan untuk Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Semoga keberkahan untuk Nabi Muhammad, Nabi yang (ummi) tidak bisa baca-tulis, dan untuk keluarga Nabi Muhammad, istri-istrinya, dan para dzuruyah-nya, sebagaimana keberkahan yang Engkau limpahkan untuk Nabi Ibrahim, dan keluarga Nabi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Mulia seru sekalian alam.”

Hukum Membaca Doa Tahiyat Akhir sebelum Salam

Imam an-Nawawi juga menjelaskan, membaca doa setelah tahiyat akhir sebelum salam hukumnya boleh. Para ulama tidak ada perbedaan pendapat dalam hal ini.

Hal tersebut mengacu pada sejumlah hadits yang salah satunya termuat dalam kitab Shahih Bukhari-Muslim dari riwayat Abdullah bin Mas’ud RA. Dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW mengajarkan bacaan tasyahud kemudian pada akhir kalimat beliau bersabda, kemudian memilih membaca bacaan doa.

Ada banyak doa tahiyat akhir sebelum salam yang bisa dibaca oleh umat Islam selain seperti doa yang diwasiatkan Rasulullah SAW dalam hadits Mu’adz di atas. Dalam kitab Shahih Bukhari-Muslim, Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Jika kalian telah selesai membaca tasyahud akhir, maka bacalah doa memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara; dari pedihnya siksa neraka jahannam, dari pedihnya siksa kubur, dari kerasnya fitnah hidup dan mati, dan dari keburukan perbuatan Dajjal.”

Hadits tersebut diriwayatkan Imam Muslim. Berikut bacaan doa tahiyat akhir sebelum salam versi Arab, latin, dan artinya.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرَفِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ.

Allaahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabi jahannam, wa min ‘adzaabil qabri, wa min fitnatil mahyaa wal mamaat, wa min syarri fit- natil masiihid dajjaal

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari pedihnya siksa neraka jahannam, dari pedihnya siksa kubur, dari kerasnya fitnah hidup dan mati, dan dari keburukan perbuatan Dajjal.”

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Bacaan Sholat dari Niat hingga Salam Lengkap Arab & Arti


Jakarta

Doa bacaan sholat sudah sepatutnya dipanjatkan oleh kaum muslimin. Terlebih, sholat menjadi rukun Islam kedua dan disebut sebagai tiang agama.

Allah SWT berfirman dalam surah An Nisa ayat 103,

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا ١٠٣


Artinya: “Apabila kamu telah menyelesaikan sholat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah sholat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.”

Ibnu Rusyd menjelaskan dalam Kitab Bidayatul Mujtahid terjemahan Al-Mas’udah, semua ulama sepakat bahwa sholat wajib hukumnya bagi seorang muslim yang sudah baligh. Ia menjelaskan, orang yang memiliki kewajiban sholat namun meninggalkannya secara sengaja maka dihukumi sama dengan orang kafir.

Lantas, seperti apa doa bacaan sholat fardhu?

Doa Bacaan Sholat Lima Waktu

Mengutip buku Bimbingan Shalat Fardhlu: Thaharah dan Tata Cara Shalat susunan AW Publisher, bacaan doa sholat fardhu ialah sebagai berikut.

1. Membaca niat terlebih dahulu. Niat yang dibaca sesuai dengan sholat yang dikerjakan, entah itu Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib ataupun Isya.

a.) Niat sholat Subuh

أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْح رَكَعتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى.

Arab latin: Ushalli fardlash shub-hi ra’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku sengaja sholat fardhu Subuh dua rakaat menghadap kiblat (ma’mum/imam) karena Allah.”

b.) Niat sholat Dzuhur

اُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى

Arab latin: Ushalli fardhadh dhuhri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku sengaja sholat fardhu Zuhur empat rakaat menghadap kiblat (mak’mum/imam) karena Allah.”

c.) Niat sholat Ashar

أُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى.

Arab latin: Ushalli fardhal ‘asri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku sengaja sholat fardhu Asar empat rakaat mengadap kiblat (ma’mum/imam) karena Allah.”

d.) Niat sholat Maghrib

أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى.

Arab latin: Ushalli fardhal maghribi tsalaatsa raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku sengaja sholat fardhu Maghrib tiga rakaat menghadap kiblat (ma’mum/imam) karena Allah.”

e.) Niat sholat Isya

أُصَلِّى فَرْضَ العِشَاء ِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى.

Arab latin: Ushalli fardhal isya-i arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku sengaja sholat fardhu Isya empat raaat menghadap kiblat (ma’mum/imam) karena Allah.”

2. Setelah membaca niat, lanjutkan dengan takbiratul ihram seraya membaca,

اللهُ أَكْبَرُ

Arab latin: Allahu Akbar

Artinya: “Allah Maha Besar.”

3. Membaca doa iftitah dengan bunyi sebagai berikut,

اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .

Arab latin: Allahu Akbar Kabiroo walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallahi bukratan wa’ashillaa, inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wamaa anaa minal musyrikiin. Inna shalaati wa nusuki wa mahyaaya wa mamaati lillahi rabbil ‘aalamiin. Laa syarikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Artinya: “Allah Mahabesar lagi Sempurna Kebesaran-Nya, segala puja bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya sholatku, ibadatku, hidupku dan matiku semata hanya untuk Allah seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan akur diperintahkan untuk tidak menyukutan bagi-Nya. Dan aku dari golongan orang muslimin.”
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajat kami dan berilah rezeki kepadaku dan berilah aku petunjuk dan berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.”

10. Sujud kedua dengan membaca doa yang sama seperti sujud sebelumnya.

11. Duduk tasyahud atau tasyahud awal. Doa yang dapat dibaca ialah,

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِاَ . للَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ

Arab latin: At-tahiyyaatul-mubaarakaatush-shalawaatuth-thayyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa’alaa ‘ibaadillaahish-shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli ‘alaa Muhammad.

Artinya: “Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam rahmat dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah. Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad.”

12. Tasyahud akhir

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ , اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد

Arab latin: At tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. As salaamu’alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh, assalaamu’alaina wa’alaa ibaadillaahishaalihiin. Asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuuluh. Allaahumma shalli’alaa muhammad, wa’alaa aali muhammad. Kamaa shallaita alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim. Wabaarik’alaa muhammad wa alaa aali muhammad. Kamaa baarakta alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim, fil’aalamiina innaka hamiidum majiid.

Artinya: “Segala ucapan selamat, keberkahan, sholawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya Allah aku sampai sholawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarganya. Sebagaimana Engkau sampaikan sholawat kepada Nabi Ibrahim AS, serta kepada para keluarganya. Dan, berikanlah keberkahan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarga. Sebagaimana, Engkau telah berkahi kepada junjungan kita Nabi Ibrahim, serta keberkahan yang dilimpahkan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Kekal.”

13. Salam

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Arab latin: Assalaamu alaikum wa rahmatullah.

Artinya: “Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”

Bacaan doa sholat fardhu tersebut dibaca secara berurutan.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Tahiyat Akhir Lengkap dengan Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Ketika posisi duduk akhir pada salat, muslim dapat membaca doa tahiyat akhir. Doa ini berisi sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Mengutip buku Kitab Lengkap Panduan Shalat karya M. Khalilurrahman Al-Mahfani dkk, doa tasyahud mengandung tahiyat (ucapan penghormatan) kepada Allah SWT dan salam kepada kepada Nabi Muhammad SAW, serta syahadatain (dua kalimat syahadat).

Doa Tahiyat Akhir Lengkap Arab, Latin dan Artinya

Diambil dari buku Pedoman dan Tuntunan Shalat Lengkap karya Abdul Kadir Nuhuyanan dkk, berikut bacaan doa tahiyat akhir:


التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَي مُحَمّدْ وعلى آلِ مُحَمَّد كَمَا صَلَّبْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلعَلَي مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد

اَلْلَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ القَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ المَسِيْحِ الدَجَّالِ

Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibatul lillaah, Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh, Assalaamu’alainaa wa’alaa ‘ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, Waasyhadu anna Muhammadar rasuulullaah.

Allahhumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shallaita ‘alaa Ibraahim, wa ‘alaa aali Ibraahim. Wabaarik ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa baarakta ‘alaa Ibraahim, wa ‘alaa aali Ibraahim. Fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid.

Allaahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi jahannama wamin ‘adzaabil qabri wamin fitnatil mahyaa wamamaati wamin fitnatil masiihid dajjaal.

Artinya: “Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah, salam, rahmat, dan berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam keselamatan semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh-saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad. Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh alam.

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahanam dan siksa kubur serta dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari kejahatan fitnahnya Dajjal.”

Muslim disunahkan menegakkan jari telunjuk seperti gerakan menunjuk setelah menyebut “la-ilaha illallah”. Gerakan ini mengisyaratkan bahwa Allah SWT itu yang Esa.

Posisi Duduk Tahiyat Akhir yang Benar

Ustaz Ahmad Baei Jaafar dalam buku Terapi Shalat Sempurna menjelaskan, duduk tawaruk untuk melakukan tasyahud akhir dilakukan ketika salat hendak selesai dikerjakan setelah sujud yang kedua. Duduk tawaruk adalah duduk dengan cara menyilangkan kaki kiri di bawah kaki kanan, sedangkan kaki kanan bertumpu pada ujung jari yang dilipat ke bawah menghadap ke kiblat.

Setelahnya, muslim meletakkan kedua tangan di atas paha seperti yang dilakukan ketika duduk antara dua sujud, tetapi tiga jari tangan kanan sunnah digenggam sedangkan ibu jari dan jari telunjuk dibiar lurus.

Dinukil dari buku Tuntunan Shalat Lengkap dan Benar karya Neni Nuraeni, posisi duduk tahiyat akhir sesuai sunnah tersebut didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Humaid. Ia berkata,

“Setelah selesai dua rakaat, Rasulullah SAW duduk di atas kaki kiri beliau dan kaki kanan ditegakkan. Tetapi, ketika beliau duduk tasyahud akhir beliau memajukan kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Jadi beliau duduk di atas tanah tempat beliau duduk.” (HR Bukhari)

Kemudian dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Zubair, ia berkata, “Ketika Rasulullah SAW duduk tasyahud, beliau meletakkan tangan kanan di atas paha kanan, dan meletakkan tangan kiri di atas paha kiri. Beliau menunjuk dengan jari telunjuk (kanan), sementara pandangan beliau tidak lebih dari arah jari telunjuk itu.” (HR Ahmad, Muslim, dan Nasa’i)

Doa setelah Tahiyat Akhir agar Terhindar dari Fitnah Dajjal

Setelah kita membaca doa tahiyat akhir, muslim sudah bisa mengakhiri salat dengan salam. Namun, Rasulullah SAW menganjurkan untuk membaca doa berikut sebelum salam, berikut bacaannya:

اللهم إني أعوذ بك من عذاب القبر ومن عذاب النار ومن فتنة المحيا والممات ومن فتنة المسيح الدجال

Allaahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabil qabri wa min ‘adzaabinnaari jahannama wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab Jahanam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Dajjal.”

Fajar Kurnianto menerangkan dalam bukunya Menyelami Makna Bacaan Shalat, doa ini dapat dibaca doa untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT dari siksa kubur, siksa neraka, fitnah-fitnah selama hidup dan setelah mati, serta fitnah dari Dajjal di hari kiamat kelak.

Wallahu a’lam.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com