Tag Archives: tanda akhir zaman

Misteri Sungai Eufrat yang Disebut Nabi Menjelang Akhir Zaman


Jakarta

Sungai Eufrat adalah sebuah sungai yang terletak di Timur Tengah dan memanjang melintasi tiga negara yakni Turki, Suriah serta Irak. Dalam sebuah hadits, mengeringnya sungai Eufrat merupakan tanda akhir zaman.

Menukil dari buku The Tigris & Euphrates River susunan Shane Mountjoy, Sungai Eufrat berasal dari dataran tinggi di bagian Timur Turki dan disebut sebagai sungai terpanjang di Asia Barat dengan panjang sekitar 1.739 mil.

Sungai Eufrat terbentuk dari pertemuan dua anak sungai utama, yaitu Murat (Efrat Timur) yang mengalir dari Danau Van, dan Karasu (Efrat Barat) yang bersumber dari pegunungan di utara Erzurum, Turki.


Benarkah Sungai Eufrat Mengering Jadi Tanda Kiamat?

Menurut Nihayatul ‘Alam susunan Muhammad al ‘Areifi terjemahan Zulfi Askar, Imam Nawawi menukil hadits dari kitab Riyadhus Shalihin terkait hadits yang menyatakan keringnya Sungai Eufrat jadi tanda kiamat.

Dari Ubay bin Ka’ab RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Kiamat tidak akan terjadi sampai al-Furat (Sungai Eufrat) mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang (yang memperebutkannya), terbunuhlah sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, ‘Mudah-mudahan aku-lah orang yang selamat’.” (HR Muslim)

Selain itu, dalam riwayat dari Abu Hurairah RA dikatakan Nabi SAW bersabda:

“Hampir terbuka al-Furat dengan (berisi) simpanan emas. Siapa yang mendatanginya jangan sekali-kali mengambilnya.” (HR At Tirmidzi)

Kalimat “mengering akibat munculnya gunung emas” merujuk pada munculnya gunung emas yang bisa terjadi akibat perubahan aliran Sungai Eufrat. Gunung emas ini masih tertimbun tanah dan belum diketahui keberadaannya. Ketika muncul, umat disarankan untuk tidak mengambil apa pun dari gunung tersebut agar terhindar dari malapetaka dan pertumpahan darah. Waktu terjadinya peristiwa ini hanya diketahui oleh Allah SWT.

Meski demikian, diterangkan dalam buku Al Jannah: Misteri Surga Terungkap di Akhir Zaman karya Brilly El Rasheed, Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menyebut bahwa mengeringnya Sungai Eufrat berarti terbukanya dasar sungai karena air yang surut. Hal tersebut diakibatkan perubahan aliran sungai.

Abu Ubaidah dalam ta’liq-nya terhadap kitab An Nihayah Fi Al Fitan wa Al Malahim oleh Ibnu Katsir menyebut bahwa gunung emas dalam hadits tanda kiamat ini sebetulnya kiasan. Gunung emas bisa saja diibaratkan dengan minyak bumi karena keduanya memiliki nilai manfaat yang sama.

Sungai Eufrat Diprediksi Mengering Sepenuhnya pada 2040

Kementerian Sumber Daya Air Irak memprediksi Sungai Eufrat dan Tigris berisiko mengering sepenuhnya pada 2040 karena kekeringan dan penurunan permukaan air. Pembangunan bendungan di Turki dan Suriah serta pendirian pabrik-pabrik di sekitar Sungai Eufrat menyebabkan berkurangnya debit air sehingga menjadi awal dari potensi pengeringan sugai tersebut.

Perubahan iklim juga memperburuk kondisi. Suhu timur laut Suriah yang meningkat hingga satu derajat dalam 100 tahun terakhir dan curah hujan menurun 18 milimeter per bulan per abad.

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

7 Hadits tentang Umat Muslim di Akhir Zaman, Bagaimana Keadaannya?



Jakarta

Tanda akhir zaman mungkin sudah mulai muncul beberapa. Tentunya hal ini sudah seharusnya menjadi pengingat bahwa dunia ini hanya sementara. Dalam sebuah hadits dijelaskan mengenai gambaran akhir zaman, seperti apa?

Salah satu tanda hari kiamat yakni adanya fitnah akhir zaman. Tanda-tanda hari kiamat terbagi menjadi dua yaitu tanda-tanda kecil dan besar. Dikutip dalam buku Fikih Akhir Zaman karya Dr. KH. Rachmat Morado Sugiarto, Lc., M.A. Al Hafizh dijelaskan bahwa tanda-tanda kecil yang dimaksud adalah tanda-tannda yang terjadi setelah Rasulullah SAW wafat. Para ulama menyebutkan bahwa fitnah dimulai dengan terbunuhnya khalifah ke-2, Umar bi Khattab.

Sedangkan tanda-tanda besar hari kiamat adalah tanda-tanda yanng akan terjadi sanngat berdekatann dengan hari kiamat.


Hadits Tentang Umat Muslim di Akhir Zaman

1. Hilangnya Wibawa Umat Islam

Setiap umat memiliki masa kejayaan. Umat Islam berjaya ratusa tahun, menjadi umat yang disegani dalam banyak aspek oleh musuh-musuhnya sehingga datang zamanumat ini kehilangan wibawanya. Nabi bersabda:

Dari Tsauban berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Hampir saja umat-umat menyerang kalian sebagaimana para pemakan menyerbu piringnya”. Maka ada seorang yang mengatakan, “Apakah karena jumlah kami sedikit ketika itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab, “Akan tetapi kalian ketika itu berjumlah banyak. Akan tetapi kalian seperti buih seperti buih-buih di air yang mengalir dengan deras. Dan sungguh Allah akan mencabut dari hati musuhmu rasa takut. Dan sungguh Allah akan melemparkan di dalam hatimu al-Wahn”. Maka ada seorang yang berkata, “Wahai Rasulullah, apa itu al-Wahn?” Rasulullah SAW menjawab, “Cinta dunia dan benci kematian.” (HR Abu Dawud)

2. Terjadinya fitnah Dajjal

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan terjadi hari kiamat sampai diutus para dajjal (kecil), para pendusta, jumlahnya hampir 30 orang, seluruhnya mengaku dirinya utusan Allah.” (HR Muslim dan lainnya)

3. Umat muslim akan menguasai Baitul Maqdis

Auf bin Malik berkata, “Aku mendatangi Nabi SAW. Dalam perang Tasbuk beliau sedang berada di dalam tenda dari kulit, beliau bersabda:

“Hitunglah enam perkara sebelum terjadinya hari kiamat, kematianku, kemudian penaklukan Baitul Maqdis, kematian yang menimpa kalian seperti penyakit domba yang mematikan, berlimpahnya harta sehinga seorang diberikan 100 Dinar, ia menjadi marah, fitnah yang terjadi dimana tidak ada satu rumah dari orang Arab kecuali dimasuki fitnah itu. Kemudian perjanjian damai antara kalian dan Bani Ashfar (orang Romawi), kemudian mereka melanggar perjanjian itu dan mendatangimu dengan membawa 80 bendera (untuk memerangimu). Pada setiap bendera ada dua belas ribu orang”. (HR Bukhari)

4. Banyak Muslim yang Murtad

Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Segerakanlah beramal sebelum terjadinya fitnah-fitnah seperti potongan-potongan malam yang gelap. Di pagi hari seorang lelaki beriman, namun di sore harinya menjadi kafir. Atau di sore harinya ia beriman, esok paginya ia menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan barang dunia.’ (HR Muslim)

5. Umat muslim akan kehilangan rasa malunya

Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW bersabda, “Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya tidak hancur umat ini sehingga (datang satu masa) seorang lelaki mendatangi perempuan kemudian ia menghamparkan kasur untuknya di jalanan (untuk berzina). Kemudian datang seorang pilihan/mulia dari kaum itu mengatakan: Wahai fulan andai engkau menyembunyikannya di balik tembok ini”. (HR Ahmad)

6. Umat Muslim Mengikuti Kebiasaan Pemeluk Agama Lain

Dari Abu Said al-Kudri dari Nabi SAW bersabda, “Kalian akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sedepa demi sedepa. Sehingga apabila mereka masuk lubang biawak kalian akan mengikutinya”. Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah mereka Yahudi dan Nasrani?” Nabi menjawab, “Siapa lagi?” (HR Bukhari)

7. Menghalalkan Zina dan Khamar

Rasulullah SAW bersabda, “Akan muncul dari umatku beberapa kaum, mereka menghalalkan zina, sutra, khamar, dan alat-alat musik. Dan sungguh akan tinggal beberapa kaum di samping gunung, datang di sore hari kepada mereka penggembala ternaknya dengan hewan piaraannya – yaitu orang fakir – karena ada hajat. Mereka mengatakan: Kembalilah engkau besok hari, maka Allah menyiksa mereka, meletakkan gunung di atas mereka. Dan merubah yang lainnya menjadi kera-kera dan babi-babi sampai hari kiamat.” (HR Bukhari)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

3 Makna ‘Hamba Sahaya Melahirkan Tuannya’ yang Jadi Tanda Kiamat


Jakarta

Hamba sahaya melahirkan tuannya adalah salah satu tanda kiamat sugra (kecil). Hamba sahaya merupakan seseorang yang tengah diperbudakkan.

Hal ini pernah disebutkan Rasulullah SAW. Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Umar bin Khattab r.a, tentang kedatangan Malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW. Jibril datang dalam bentuk seorang laki-laki berpakaian putih, berambut hitam tebal.

Jibril menanyakan tentang Islam, iman dan ihsan. Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW. Selanjutnya, Jibril bertanya mengenai kiamat.


Rasulullah SAW menjawabnya “Tidakkah yang ditanya lebih tahu dari yang menanya.”
Jibril berkata, “Kalau begitu, beri tahu aku apa tanda-tandanya.”
Rasulullah SAW menjawab, “Hamba sahaya melahirkan tuannya, dan kau melihat orang yang tidak beralas kakinya, telanjang, serta pengembala kambing yang berlomba-lomba membangun gedung-gedung tinggi.”

Kemudian Ibn Abbas meriwayatkan jawaban rasulullah SAW tersebut. Ia bertanya, “Ya Rasulullah, siapa penggembala kambing dan orang-orang tak beralas kaki, lapar dan miskin itu?”

“Orang Arab.” jawab Rasulullah SAW.

Maksud Hamba Sahaya Melahirkan Tuannya

Ada beberapa pendapat mengenai maksud dari hamba sahaya yang melahirkan tuannya. Simak penjelasannya berikut ini.

Anak Menjadi Tuan Atas Ibunya Sendiri

Dikutip dari Ensiklopedia Kiamat oleh Dr. Umar Sulaiman al Asygar, menurut para ulama, maksud “hamba sahaya melahirkan tuannya” adalah sebuah pemberitahuan akan banyaknya hamba sahaya serta anak-anaknya.

Dalam hal ini, anak hamba sahaya dari tuannya berarti anak tersebut sederajat dengan tuannya. Pasalnya, harta seseorang akan jatuh ke anaknya.

Ada juga pendapat lain, bahwa para hamba sahaya melahirkan raja-raja. Lalu, ibunya jadi pengasuhnya dan si anak jadi tuan atas ibunya dan tuan selain ibunya.

Hal ini telah terjadi, di mana banyak hamba sahaya menjadi merdeka dengan milkul yamin (orang-orang yang pernah hidup bersama kaum muslimin dan disebut kaum budak).

Secara syariat, anak-anak yang lahir dari hamba sahaya menjadi orang yang merdeka.

Tanda Maraknya Praktik Perbudakan

Dalam buku 6 Pilar Keimanan oleh Syaikh Nawawi, disebutkan bahwa ada berbagai pendapat yang menafsirkan salah satu tanda hari kiamat pada hadits sebelumnya.

Menurutnya, hadits tersebut itu membahas perihal gambaran kekacauan pada akhir zaman. Kala itu, ramainya penjualan ibu hingga kerap terjadi pembelian ibu sendiri oleh anaknya.

Pendapat lainnya datang dari Syarah An Nawawi ‘ala Muslim, yang menjelaskan bahwa secara bahasa, “al amah” dalam hadits tersebut berarti budak perempuan yang ditawan di medan perang.

Sehingga, para ulama tersebut berpendapat bahwa kalimat hamba sahaya melahirkan tuannya sebagai tanda kiamat adalah sebagai tanda menjalarnya praktik perbudakan di masa mendatang. Sampai lahirlah anak-anak hasil dari hubungan antara budak dan tuan/majikannya.

Maraknya penjualan ibu dan anak-anak di akhir zaman, sampai di antara para pembeli dibeli oleh putranya tanpa mengetahui bahwa dia adalah ibunya sendiri.

Tafsir al-Azhar Jilid 3 karya Hamka, juga berpendapat bahwa ada kemungkinan hadits tersebut memiliki makna seorang petualang yang tanpa diketahui asal usulnya. Kemudian ia diadopsi oleh seorang budak.

Namun, seiring berjalannya waktu, anak tersebut justru menjadi sombong. Terlebih setelah ia meraih kekuasaan.

Arti Budak sebagai Kiasan

Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani menentang pendapat sebelumnya. Menurutnya, perbudakan sudah banyak terjadi dan budak perempuan yang melahirkan anak untuk majikannya sudah terjadi pada zaman Rasulullah SAW.

Syeikh Mustofa Dib al-Bugha dan Syeikh Muhyiddin Mistu dalam Kitab al-Wafi fi Syarh al-Arba’in al-Nawawiyyah, mendukung pendapat tersebut. Hadits hamba sahaya melahirkan tuannya adalah bentuk kiasan dari banyaknya perbuatan durhaka pada orang tua.

Akibat kedurhakaan kepada orang tua marak di anak-anak, sang anak pun memperlakukan ibunya dengan perlakuan tuan kepada hamba sahayanya. Mereka berani menghina dan memarahi ibunya sendiri.

Perbuatan durhaka sebagai tanda kiamat dalam hal tersebut, digambarkan sampai seorang ibu atau bapak menjadi takut pada anaknya sendiri (layaknya hamba sahaya yang takut pada tuannya).

(khq/inf)



Sumber : www.detik.com