Tag Archives: tata cara ibadah

Tata Cara Sholat Jenazah Lengkap Bacaan Takbir ke 1, 2, 3, 4


Jakarta

Sholat jenazah adalah kewajiban muslim atas sesamanya yang meninggal dunia. Tata cara sholat jenazah dilakukan dengan empat kali takbir. Berikut selengkapnya.

Wahbah az-Zuhaili menjelaskan dalam Fiqhul Islam wa Adillatuhu edisi Indonesia terbitan Gema Insani, sholat jenazah selain karena mati syahid hukumnya fardhu kifayah menurut ijtima ulama. Kewajiban ini sama halnya dengan memandikan, mengkafani, dan menguburkan jenazah.

Hukum fardhu kifayah artinya apabila kewajiban ini telah dilakukan oleh sebagian orang muslim meski hanya satu orang saja, gugurlah bagi muslim lainnya.


Tata Cara Sholat Jenazah dan Bacaannya

Tata cara sholat jenazah dilakukan dengan empat kali takbir, berdiri (bagi yang mampu), tanpa rukuk dan sujud. Dijelaskan dalam buku Panduan Sholat Rasulullah Sesuai Sunnah karya Imam Abu Wafa, posisi jenazah dihadapkan ke arah kiblat. Imam berdiri di depan kepala jenazah jika yang meninggal adalah laki-laki atau di tengah tubuh jenazah jika yang meninggal adalah perempuan. Adapun, posisi para makmum berdiri di belakang imam sebanyak 3 shaf jika memungkinkan.

Sholat diawali dengan niat. Kemudian, mengangkat tangan untuk takbir pertama yang merupakan takbiratul ihram.

Sebagian ulama berpendapat mengangkat tangan hanya disunnahkan pada takbir pertama saja. Sementara sebagian lain menganjurkan mengangkat tangan pada setiap takbir.

Berikut tata cara sholat jenazah dan bacaan setiap takbir selengkapnya.

Niat Sholat Jenazah

Bacaan niat sholat jenazah sesuai dengan jenis kelamin jenazah yang meninggal dunia, laki-laki atau perempuan.

Bacaan Niat Sholat Jenazah Laki-laki

أُصَلَّى على هَذَا المَيِّتِ أَرْبَعَ تَكبِيرَاتٍ فَرضَ كِفَايَةِ إِمَامًا / مَأْمُومَا اللَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli ‘ala hadzal mayyiti arba’a takbiratin fardhu kifayati (imaman/ma’muman) lillahi Ta’ala.

Artinya: “Saya berniat sholat untuk mayat ini empat takbir karena menjalankan fardhu kifayah sebagai (imam/makmum) karena Allah Ta’ala.”

Bacaan Niat Sholat Jenazah Perempuan

أَصَلِّي على هَذِهِ المَيْتَةِ أَرْبَعَ تَكبِيرَاتٍ فَرضَ كِفَايَةِ إِمَامًا / مَأْمُوماً اللَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli ‘ala hadzihil mayyitati arba’a takbiratin fardhu kifayati (imaman/ma’muman) lillahi Ta’ala.

Artinya: “Saya berniat sholat untuk mayat ini empat takbir karena menjalankan fardhu kifayah sebagai (imam/makmum) karena Allah Ta’ala.”

Takbir ke-1 Membaca Surah Al Fatihah

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ٥ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ٦ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ ٧

Arab latin: Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn. Ar-raḥmānir-raḥīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn. Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Ṣirāṭal-lażīna an’amta ‘alaihim, gairil-magḍūbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn

Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.

Takbir ke-2 Membaca Sholawat Nabi

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Arab latin: Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad wa ‘alâ âli sayyidinâ Muhammad, kamâ shallaita ‘alâ sayyidinâ Ibrâhîm wa ‘alâ âli sayyidinâ Ibrâhim, wa bârik ‘alâ sayyidinâ Muhammad, wa ‘alâ âli sayyidinâ Muhammad, kamâ bârakta ‘alâ sayyidina Ibrâhîm wa ‘alâ âli sayyidinâ Ibrâhîm fil ‘âlamîna innaka hamîdun majîd.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”

Takbir ke-3 Membaca Doa untuk Jenazah

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَاعْفُ عَنْهُ وَعَافِهِ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجٍ وَبَرَدٍ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ

Arab latin: Allahummagfir lahuu warhamhu wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahuu wa wassi’ madhkhalahuu waghsilhu bil maa-i-wats-tsalji walbaradi wa naqqihii minal-khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul-abyadhu minad-danasi wa abdilhu daaran khairan min daarihii wa ahlan khairan min ahlihii wa raujan khairan min zaujihi waqihii fitnatal-qabri wa’adzaaban-naar

Artinya: “Ya Allah ampunilah dia dan kasihanilah dia, sejahterakan dia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskan lah tempat tinggalnya, bersihkan lah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkan lah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan ganti lah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan ganti lah baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan pelihara lah ia dari siksa kubur dan azab api neraka,”

Bacaan takbir ke-3 lebih pendek:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ, وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَاجْعَلِ الْجَنَّةَ مَثْوَاهُ

Arab katin: Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu waj’alil jannata maśwahu

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, berilah keselamatan kepadanya, ampunilah dosanya, dan jadikan surga tempatnya.”

Lafaz hu untuk jenazah laki-laki, lafaz hâ untuk jenazah perempuan.

Takbir ke-4 Membaca Doa yang Diajarkan Nabi

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا ، وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا ، وَصَغِيرِنَا وَكَبِيرِنَا ، وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا ، اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الإِسْلاَمِ ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الإِيمَانِ ، اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ ، وَلاَ تُضِلَّنَا بَعْدَهُ

Arab latin: Allahummghfir li-hayyina wa mayyitina- wa-sya-hidina waghaibina wa-shaghi-rina-wa-kabi-ri-na wa dzakarina wa untsa-na- Alla-hum-ma man ahyaytahu- minna fa ahyihi- ‘alal isla-m wa man tawaffaitahu minna-fa tawaffahu- ‘alal i-man. Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinna ba’dahu

Artinya : “Ya Allah, ampunilah kami baik yang masih hidup maupun yang telah mati, yang hadir maupun yang ghaib, kecil atau besar, lelaki atau perempuan. Ya Allah, siapa saja di antara kami yang engkau hidupkan , hidupkanlah dia menurut islam dan siapa saja yang engkau matikan, matikanlah dia dengan iman. Ya a Allah, janganlah Engkau halangi kami untuk memperoleh pahalanya dan janganlah Engkau uji kami sepeninggalnya.”

Bacaan takbir ke-4 lebih pendek:

اَللّٰهُمَّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنَّا بَعدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Arab latin: Allâhumma lâ tahrimnâ ajrahu wa la taftinna ba’dahu waghfir lanâ wa lahu

Artinya: “Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah (cobaan) bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.”

Lafaz hu untuk jenazah laki-laki, lafaz hâ untuk jenazah perempuan.

Salam

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Artinya: “Semoga Allah melimpahkan keselamatan, rahmat, dan keberkahan untukmu.”

Waktu Sholat Jenazah

Para ulama empat mazhab, sebagaimana dipaparkan Wahbah az-Zuhaili dalam Fiqhul Islam wa Adilatuhu, berbeda pendapat terkait waktu yang dilarang untuk sholat jenazah.

Mazhab Hanafi mengatakan tidak boleh melakukan sholat jenazah pada lima waktu sebagaimana waktu yang dilarang sholat pada umumnya. Di antaranya waktu terbitnya matahari, terbenamnya matahari, matahari tepat berada di atas tengah hari, setelah sholat Subuh hingga terbit matahari, dan setelah sholat Ashar hingga terbenam matahari.

Sementara mazhab Maliki dan Hambali mengharamkan sholat jenazah pada tiga waktu yakni waktu terbit, terbenam, dan tergelincirnya matahari. Pendapat ini bersandar pada hadits ‘Uqbah bin ‘Amir.

Berbeda dengan ketiga mazhab tersebut, Syafi’i berpendapat boleh melakukan sholat jenazah di semua waktu karena sholat jenazah adalah sholat yang memiliki sebab. Wahbah az-Zuhaili sendiri berpendapat boleh mengambil pendapat Syafi’i dalam keadaan darurat atau dibutuhkan.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Apa yang Harus Dilakukan Jika Tertinggal Sholat Jumat? Ini Fikihnya


Jakarta

Sholat Jumat adalah ibadah wajib bagi laki-laki muslim. Sholat dilaksanakan secara berjamaah di masjid. Bagaimana jika tertinggal?

Dalil kewajiban sholat Jumat bersandar pada firman Allah SWT dalam surah Al Jumuah ayat 9,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ٩


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk melaksanakan salat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Menurut penjelasan dalam Al-Fiqh ‘ala al-madzahib al-khamsah karya Muhammad Jawad Mughniyah yang diterjemahkan Masykur AB dkk, semua ulama sepakat kewajiban sholat Jumat hanya untuk laki-laki, sedangkan perempuan tidak. Orang yang telah mengerjakan sholat Jumat, gugurlah kewajiban sholat Zuhur.

Para ulama juga sepakat syarat sholat Jumat seperti halnya syarat sholat lainnya. Wajib bersuci, menutup aurat, dan menghadap kiblat. Sholat dilaksanakan berjamaah di masjid.

Sholat Jumat dilakukan sebanyak dua rakaat dan didahului dua khutbah. Khutbah termasuk syarat sah sholat Jumat sehingga wajib dihadiri kaum muslim.

Dalam pelaksanaanya, jemaah sholat Jumat wajib mendapati rakaat pertama. Bagaimana jika tertinggal?

Apa yang Harus Dilakukan Jika Tertinggal Sholat Jumat?

Jika seseorang tertinggal sholat Jumat (makmum masbuk) dan hanya mendapat rukuk kedua dari imam, dia tetap berniat sholat Jumat tetapi dengan empat rakaat. Namun, apabila masih mendapati Al Fatihah dan rukuk imam pada rakaat pertama, ia terhitung sholat berjamaah.

Ketentuan tersebut dijelaskan dalam buku Memahami Ilmu Fikih Perspektif Kitab Fathul Qorib susunan Machnunah Ani Zulfah dkk.

“Masbuq yang tidak mendapati rakaat pertama secara berjamaah dengan imam maka ia harus menyempurnakan bilangan rakaat menjadi empat. Namun, bila masih mendapati Fatihah dan rukuk imam pada rakaat pertama maka ia terhitung berjamaah,” jelas buku tersebut.

Apabila terpaksa meninggalkan sholat Jumat karena perjalanan jauh misalnya, ia boleh menggantinya dengan sholat Zuhur. Mayoritas ulama, sebagaimana dikatakan Muhammad Na’im Muhammad Hani Sa’i dalam Maausu’ah Masa ‘Il Al-Jumhur Fi Al-Fiqh Al-Islamiy, menyatakan musafir tidak wajib sholat Jumat.

Menurut pendapat ulama mazhab Syafi’i, musafir yang bepergian sebelum fajar tidak ada kewajiban sholat Jumat baginya. Namun, jika ia berniat bermukim selama empat hari atau ia pergi pada Jumat pagi, ia tetap wajib sholat Jumat.

Tata Cara Sholat Jumat

Menukil buku Pedoman dan Tuntunan Shalat Lengkap susunan Abdul Kadir Nuhuyanan dkk, berikut tata cara sholat Jumat:

1. Saat masuk waktu sholat, khatib berdiri atau naik mimbar untuk menyampaikan khutbah. Khutbah diawali dengan salam.

2. Setelah salam, khatib duduk sebentar mendengarkan muazin sampai selesai mengumandangkan azan. Setelah itu berdiri lagi untuk menyampaikan khutbah.

3. Khatib mulai khutbah pertama dengan mengucapkan kalimat pujian, membaca syahadat dan sholawat, serta beberapa ayat Al-Qur’an. Baru kemudian melanjutkan tausiyahnya pada jemaah.

4. Setelah itu, khatib duduk sejenak dan berdiri lagi untuk menyampaikan khutbah kedua. Khutbah diakhiri dengan doa dan penutup.

5. Selesai khutbah, muazin mengumandangkan iqamah.

6. Imam minta jemaah merapikan shaf lalu memimpin sholat Jumat dua rakaat dengan mengeraskan suara.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Waktu Terbaik Melaksanakan Sholat Hajat


Jakarta

Sholat hajat adalah amalan sunnah yang bisa dilakukan muslim ketika memiliki hajat tertentu. Ibadah ini juga bisa dikerjakan ketika seseorang sedang merasa kesulitan dalam hidupnya.

Mengutip buku Shalat Hajat yang disusun Ghaida Halah Ikram, sholat hajat menyangkut akan kebutuhan manusia. Karenanya, amalan sunnah ini dinilai lebih spesifik ketimbang sholat sunnah lainnya.

Jumlah rakaat sholat hajat adalah dua sampai dua belas rakaat. Jika dikerjakan sebanyak dua belas rakaat, maka dilakukan dengan salam setiap dua rakaat.


Rasulullah SAW bersabda terkait sholat hajat,

“Barang siapa mempunyai hajat (kebutuhan) kepada Allah, atau kepada salah seorang anak Adam, hendaklah ia berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, sholat dua rakaat, kemudian hendaklah dia mengucapkan pujian kepada Allah dan mengucapkan sholawat kepada Nabi SAW, kemudian hendaklah berdoa.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Lalu, kapan sebaiknya muslim melaksanakan sholat hajat?

Kapan Waktu Terbaik Mengerjakan Sholat Hajat?

Diterangkan dalam buku Penuntun Mengerjakan Shalat Hajat oleh Ali Akbar bin Aqil, waktu utama mengerjakan sholat hajat adalah pada sepertiga malam terakhir yang berarti antara pukul 01.00 dini hari hingga menjelang Subuh. Momen-momen tersebut menjadi waktu mustajab untuk memohon kepada Allah SWT.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya,

“Malam manakah yang paling didengar (dikabulkan oleh Allah SWT)? Rasulullah SAW pun bersabda, ‘Pada tengah malam’.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban)

Selain itu, dalam hadits lain yang diriwayatkan Bukhari dan Imam Muslim turut diterangkan mengenai keistimewaan waktu sepertiga malam.

“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman, ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Kukabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

Tata Cara Sholat Hajat

Berikut tata cara sholat hajat yang dikutip dari buku Shalat Tahajud dan Shalat Hajat susunan Mahmud asy-Syafrowi.

  1. Membaca niat sholat hajat dua rakaat. Berikut bunyinya,

    اُصَلِّى سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

    Ushollii sunnatal haajati rok’aataini lillahi ta’ala.

    Artinya: “Aku berniat sholat hajat sunnah hajat dua raka’at karena Allah Ta’ala.”

  2. Takbiratul ihram
  3. Membaca doa iftitah
  4. Membaca ta’awudz
  5. Membaca surah Al Fatihah
  6. Membaca surah pendek, dianjurkan surah Al Kafirun dan surah Al Ikhlas satu kali
  7. Rukuk
  8. I’tidal dan tuma’ninah
  9. Sujud dengan membaca tasbih sebanyak tiga kali
  10. Duduk di antara dua sujud
  11. Sujud kedua dengan bacaan yang sama
  12. Bangkit dari sujud dan lanjutkan rakaat kedua seperti cara di atas
  13. Tasyahud akhir
  14. Akhiri dengan salam

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Panduan Lengkap Sholat Hajat agar Doa Cepat di Ijabah


Jakarta

Sholat hajat adalah amalan sunnah yang dilakukan muslim agar hajatnya dikabulkan oleh Allah SWT. Ibadah ini bisa dikerjakan dua sampai dua belas rakaat.

Diterangkan dalam kitab Al Wajiz fi Fiqh As-Sunnah Sayyid Sabiq yang disusun Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al Faifi terjemahan Tirmidzi, dalil sholat hajat mengacu pada hadits yang berasal dari Abu Darda RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang berwudhu dan menyempurnakannya, kemudian dia sholat dua rakaat dan disempurnakannya, maka Allah akan memberikan kepadanya apa yang dia inginkan, baik segera atau ditunda.” (HR Ahmad)


Berikut panduan lengkap mengerjakan sholat hajat yang terdiri dari tata cara, niat, dan doa setelahnya yang dapat diamalkan muslim.

Tata Cara Melaksanakan Sholat Hajat

  1. Membaca niat sholat hajat dua rakaat
  2. Takbiratul ihram
  3. Membaca doa iftitah
  4. Membaca surah Al Fatihah
  5. Membaca surah pendek, dianjurkan surah Al Kafirun dan surah Al Ikhlas satu kali
  6. Rukuk
  7. I’tidal
  8. Sujud sambil membaca tasbih tiga kali
  9. Duduk di antara dua sujud
  10. Sujud kedua kali dengan bacaan yang sama
  11. Bangun dari sujud dan lanjutkan rakaat kedua seperti cara di atas
  12. Salam
  13. Membaca doa setelah sholat hajat

Bacaan Niat Sholat Hajat

Mengutip dari buku Shalat Tahajud dan Shalat Hajat yang disusun Mahmud asy-Syafrowi, berikut niat sholat hajat yang dapat diamalkan muslim sebelum melaksanakannya.

اُصَلِّى سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Ushollii sunnatal haajati rok’aataini lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku berniat sholat hajat sunnah hajat dua raka’at karena Allah Ta’ala.”

Doa setelah Sholat Hajat

Menurut buku Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW karya ustaz Arif Rahman, terdapat bacaan doa yang bisa diamalkan muslim setelah melaksanakan sholat hajat.

1. Membaca Zikir dan Istighfar

Pertama-tama, baca zikir dan istighfar berikut sebanyak 100 kali. Berikut bacaannya,

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَأَتُوبُ إِلَيْه

Astaghfirullahal ‘azhim rabbi min kulli dzanbin wa atubu ilaih

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dari setiap dosa dan aku bertobat kepada-Nya.”

2. Bersholawat kepada Rasulullah SAW

Selanjutnya membaca sholawat kepada Rasulullah SAW minimal 100 kali. Lafaznya sebagai berikut,

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاةَ الرِّضا وَارْضَ عَنْ اَصْحَابِه رِضَاءَ الرِّضا

Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammadin shalatar-ridha wardha’an ashhabihir riddhar-ridha

Artinya: “Wahai Tuhanku, limpahkan kesejahteraan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, kesejahteraan yang diridai, dan ridailah sahabat-sahabat beliau semuanya.”

3. Membaca Doa yang Diriwayatkan dari Hadits Tirmidzi

Jika sudah bersholawat, lanjutkan dengan mengamalkan doa yang berasal dari riwayat Tirmidzi dan Ibnu Abu Aufa. Berikut lafaznya,

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الحَلِيْمُ الكَرِيْمُ ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْم ، الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ ، أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Laa ilaaha illallaahul haliimul kariim. Subhaanallahi rabbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. As aluka muujibaati rahmatika wa ‘aazaaima maghfiratika wal ghaniimata min kulli birri wassalaamata min kulli itsmin laa tada’ lii dzamban illa ghafartah walaa hamman illaa farajtah walaa haajatan hiya laka ridhan illa qadhaitah yaa arhamar raahimiin.

Artinya: “Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.”

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Tata Cara dan Niat Sholat Hajat Lengkap dengan Doanya


Jakarta

Tata cara dan niat sholat hajat perlu dipahami muslim sebelum mengerjakannya. Sebagaimana diketahui, sholat hajat adalah amalan agar Allah SWT mengabulkan hajat seseorang.

Menukil dari kitab Al Wajiz fi Fiqh As-Sunnah Sayyid Sabiq susunan Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al Faifi terjemahan Tirmidzi, dalil terkait sholat hajat bersandar pada riwayat dari Abu Darda RA.

“Barang siapa yang berwudhu dan menyempurnakannya, kemudian dia sholat dua rakaat dan disempurnakannya, maka Allah akan memberikan kepadanya apa yang dia inginkan, baik segera atau ditunda.” (HR Ahmad)


Selain itu, para ulama menguatkan dalil tentang sholat hajat sesuai dengan firman Allah SWT pada surah Al Baqarah ayat 45.

وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ

Artinya: “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”

Tata Cara Mengerjakan Sholat Hajat

Menurut buku Kitab Lengkap Panduan Shalat yang ditulis M Khalilurrahman Al Mahfani dan Abdurrahim Hamdi, cara pengerjaan sholat hajat mengacu pada hadits dari At Tirmidzi. Sholat sunnah ini dapat dilaksanakan dua hingga dua belas rakaat dengan salam setiap dua rakaat.

Berikut tata cara mengerjakannya,

  1. Berniat sholat hajat dua rakaat
  2. Takbiratul ihram
  3. Membaca doa iftitah
  4. Membaca surah Al Fatihah dan surah pendek, dianjurkan surah Al Kafirun dan surah Al Ikhlas satu kali
  5. Rukuk
  6. I’tidal dan tuma’ninah
  7. Lakukan sujud sambil membaca tasbih tiga kali
  8. Duduk di antara dua sujud
  9. Sujud kedua kalinya dengan bacaan yang sama
  10. Bangun dari sujud dan lakukan rakaat kedua seperti cara di atas
  11. Salam untuk mengakhiri sholat
  12. Membaca doa setelah sholat hajat

Niat Sholat Hajat: Arab, Latin dan Artinya

Berikut bacaan niat sholat hajat yang dikutip dari buku Shalat Tahajud dan Shalat Hajat oleh Mahmud asy-Syafrowi.

اُصَلِّى سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Ushollii sunnatal haajati rok’aataini lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku berniat sholat hajat sunnah hajat dua raka’at karena Allah Ta’ala.”

Doa setelah Sholat Hajat yang Dapat Diamalkan

Usai mengerjakan sholat hajat, ada bacaan yang bisa diamalkan muslim. Menukil dari buku Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW yang ditulis ustaz Arif Rahman, muslim bisa membaca zikir dan istighfar terlebih dahulu sampai 100 kali.

Berikut bacaannya,

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَأَتُوبُ إِلَيْه

Astaghfirullahal ‘azhim rabbi min kulli dzanbin wa atubu ilaih

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dari setiap dosa dan aku bertobat kepada-Nya.”

Setelah itu, lanjutkan dengan membaca sholawat kepada Rasulullah SAW minimal 100 kali. Lafaznya sebagai berikut,

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاةَ الرِّضا وَارْضَ عَنْ اَصْحَابِه رِضَاءَ الرِّضا

Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammadin shalatar-ridha wardha’an ashhabihir riddhar-ridha

Artinya: “Wahai Tuhanku, limpahkan kesejahteraan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, kesejahteraan yang diridai, dan ridailah sahabat-sahabat beliau semuanya.”

Lalu, baca doa sebagaimana diriwayatkan Tirmidzi dan Ibnu Abu Aufa. Berikut bunyinya,

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الحَلِيْمُ الكَرِيْمُ ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْم ، الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ ، أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Laa ilaaha illallaahul haliimul kariim. Subhaanallahi rabbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. As aluka muujibaati rahmatika wa ‘aazaaima maghfiratika wal ghaniimata min kulli birri wassalaamata min kulli itsmin laa tada’ lii dzamban illa ghafartah walaa hamman illaa farajtah walaa haajatan hiya laka ridhan illa qadhaitah yaa arhamar raahimiin.

Artinya: “Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.”

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Tata Cara, Bacaan dan Waktu Pelaksanaan


Jakarta

Di antara sholat yang memiliki tujuan khusus, ada sholat lidaf’il balā’, yang juga dikenal dengan sholat tolak bala. Ibadah ini dilakukan untuk memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari mara bahaya.

Menurut buku Tuntunan Lengkap 99 Sholat Sunah Superkomplet karya Puspa Swara dan Ibnu Watiniyah, sholat lidaf’il balā’ adalah ibadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari mara bahaya. Sholat ini diharapkan dapat membantu seseorang terhindar dari berbagai ujian berupa bencana atau musibah yang bisa datang kapan saja.


Sholat ini juga dipahami sebagai upaya menolak, menghalangi, dan menjaga diri sebelum malapetaka terjadi. Peribahasa yang sesuai dengan maknanya adalah “sedia payung sebelum hujan”. Dengan kata lain, seorang muslim dianjurkan untuk mempersiapkan diri melalui doa dan ibadah agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Sholat lidaf’il balā’ dikerjakan sebanyak dua rakaat. Waktu pelaksanaannya tidak diatur secara khusus, sehingga boleh dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan dan keadaan.

Tata Cara Sholat Lidaf’il Bala dan Bacaannya

Mengenai tata cara pelaksanaannya, sholat lidaf’il bala dikerjakan sama seperti sholat pada umumnya. Namun, ada beberapa bacaan yang dianjurkan.

Buku Panduan Shalat Sunah Lengkap susunan KH. Muhammad Sholikhin menjelaskan langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Niat Sholat Lidaf’il Bala

Sebelum memulai sholat, dianjurkan untuk membaca niat berikut:

أُصَلَّى سُنَّةً لِدَفْعِ الْبَلَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى اللَّهُ

Arab latin: Ushalli sunnatal lidaf’il bala’i rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala

Artinya: “Aku berniat sholat sunnah untuk menolak bala dua rakaat sambil menghadap ke kiblat karena Allah ta’ala.”

2. Bacaan dalam Sholat

Dalam pelaksanaan sholat lidaf’il bala, setelah membaca surah Al-Fatihah di setiap rakaat, dianjurkan untuk menambahkan bacaan Ayat Kursi (1 kali) dan surah Al-Ikhlas (7 kali).

Surah Al-Fatihah Ayat 1-7

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١ . اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢ . الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣ . مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤ . اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ٥ . اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ٦ . صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ ٧

Arab latin: Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn. Ar-raḥmānir-raḥīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn. Ihdināṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Ṣirāṭal-ladhīna an’amta ‘alaihim ghairil-maghḍūbi ‘alaihim walāḍ-ḍāllīn

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.”

Ayat Kursi / Surah Al-Baqarah ayat 255

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ٢٥٥

Arab latin: Allaahu Laailaaha illa huwal hayyul qayyuum. Laa ta’khudzuhu sinatuw walaa nauum. Lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardhi. Mangdzalladzii yasyfa’u ‘indahuu illai bi idznih. Ya’lamu maa baina aidiihim wamaa khalfahum. Walaa yuhiithuuna bisyai-in min ‘ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardha. Walaa ya-uuduhuu hifdzuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘azhiim

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Mahaagung.”

Surah Al-Ikhlas Ayat 1-4

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ١ . اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ٢ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ ٣ . وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ ٤

Arab latin: Qul huwallahu ahad. Allahush shomad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakul lahu kufuwan ahad

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”

3. Doa setelah Sholat Lidaf’il Bala

Setelah salam, dianjurkan membaca doa berikut:

الْحَمْدُ للهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلاكَ بِهِ وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيْرِ مِمَّنْ خُلِقَ تَفْضِيلاً, رَبِّي نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

Arab latin: Alhamdulillahilladzi ‘afânî mimmabtalaka bihi wa fadhdhalani ala katsiri mimman khuliqa tafdhila, rabbî najjinî minal qaumidz dzâlimîn.

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang menyelamatkanku dari bala bencana dan mengutamakanku dari banyak makhluk. Ya Allah, selamatkanlah aku dari tindakan orang-orang yang aniaya (zalim).”

Selain itu, dapat pula dilanjutkan dengan bacaan doa agar dilindungi dari bala yang lebih panjang, sebagaimana tercantum dalam buku Panduan Shalat Sunah Lengkap.

أَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الغَلاَءَ وَالْبَلاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ , مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً, إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرِ. غَفَرَ اللَّهُ لَنَا وَلَهُمْ, بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Arab latin: Allâhummadfa’ ‘anna alghala’a wal bala’a wal waba’a wal fahsya’a wal munkara was suyufal mukhtalifata, wasy syadaid wal mihan ma dza- hara minha wama bathan, min baladina khashshah wamin buldanil muslimina ‘ammah, innaka ‘ala kulli syaiin qadır. Gahafarallâhu lanà wa labum, birahmatika ya arhamar rahimîn.

Artinya: “Ya Allah hindarkanlah dari kami kesengsaraan, bala, wabah penyakit, perbuatan keji, kemungkaran, perselisihan, kesukaran, dan kesulitan yang tampak atau yang tidak tampak dari semuanya itu, dari negeri kami khususnya, dan umumnya dari seluruh negeri-negeri orang muslim, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Semoga Allah memberikan ampunan bagi kita dan bagi mereka semua, dengan rahmat-Mu ya Allah, wahai Maha Penyayang dari yang penyayang.”

Pendapat Lain tentang Sholat Tolak Bala

Ada ulama yang berbeda pendapat terkait pelaksanaan sholat tolak bala secara khusus. Salah satunya dilontarkan Pengasuh Lembaga Pengembangan Da’wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya. Menurutnya, tidak ada sholat tolak bala.

“Sepengetahuan kami tidak pernah mendengar adanya sholat tolak bala. Kalau ada yang mengatakan ada tentu harus ada dasar-dasar sandaran,” kata Buya Yahya dalam salah satu ceramahnya yang diunggah di YouTube Al-Bahjah TV. detikHikmah telah mendapat izin untuk mengutip tayangan dalam channel tersebut.

“Kalau pendidikan dari Nabi SAW adalah tentang ajaran-ajaran di saat ada bencana, bencana paceklik, bencana kekeringan, sholat istisqa dan seterusnya ada pendidikan dari Baginda Nabi SAW,” jelasnya.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Qunut Subuh: Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Doa qunut subuh adalah doa yang dibaca pada rakaat kedua sholat Subuh, tepatnya setelah i’tidal dan sebelum melakukan sujud.

Membaca doa qunut saat sholat Subuh hukumnya sunnah menurut mazhab Syafi’i dan Maliki, sebagaimana dikutip dari Kitab Al-Fiqh ‘ala al-madzahib al-khamsah karya Muhammad Jawad Mughniyah.


Sementara, Imam Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menghukumi bacaan doa qunut sebagai sunnah muakkad. Dalil yang mendasari kesunahan membaca doa qunut subuh, salah satunya bersandar pada hadits berikut:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ مَا زَالَ رَسُولُ اللهِ يَقْنُتُ فِي الْفَجْرِ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا

Artinya: “Diriwayatkan dari Anas Ibn Malik, ia berkata, “Rasulullah SAW senantiasa membaca qunut ketika salat subuh sehingga beliau wafat.'” (HR Ahmad)

Adapun bacaan doa qunut subuh yang dapat diamalkan umat Islam, antara lain sebagai berikut.

Bacaan Doa Qunut Subuh

1. Doa Qunut Subuh Versi Pendek

Dikutip dalam Kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi, berikut ini bacaan doa qunut versi pendek:

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِيَ وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ .

Latin: Allaahummah dinii fii man hadaits, wa ‘aafiinii fii man ‘aafaits, wa tawallanii fii man tawallaits, wa baarik lii fii maa a’thaits, wa qi nii syarra maa qadhaits, fa innaka taqdhii wa laa yuqdhaa ‘alaik, wa innahuu laa yadzillu mau waalaits, tabaarakta rabbanaa wa ta’aalits.

Artinya: “Ya Allah, berilah aku petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, berilah kesejahteraan kepadaku di antara orang-orang yang Engkau beri kesejahteraan, tolonglah aku di antara orang-orang yang kau beri pertolongan, berikanlah keberkahan kepadaku pada apa-apa yang Engkau berikan kepadaku, dan peliharalah aku dari keburukan yang Engkau putuskan, karena sesungguhnya Engkau memutuskan dan tidak diputuskan atas-Mu, dan tiada kehinaan kepada orang yang telah Engkau tolong, Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami, lagi Maha Tinggi.”

2. Doa Qunut Subuh Versi Panjang

Sementara doa qunut subuh versi panjang, dilansir dari buku Panduan Muslim Sehari-hari karya KH. M. Hamdan Rasyid & Saiful Hadi El-Sutha, yaitu sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيْمَنُ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي بِرَحْمَتِكَ شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ، وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْأُمّي وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَ سَلَّم

Latin: Allaahummahdinii fiiman hadaita, wa ‘aafinii fiman ‘aafaita, wa tawallanii fii man tawallaita, wa baarik lii fiimaa a’thaita, wa qinii bi rahmatika syarra maa qadhaita fa innaka taqdhii wa laa yuqdhaa ‘alaika, wa innahu laa yadzillu man waalaita, wa laa ya’izzu man ‘adaita, tabaarakta rabbanaa wa ta’aalaita, fa lakal hamdu ‘alaa maa qadhaita, astahgfiruka wa atuubu ilaika, wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin-nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa alihi wa shahbihi wasallama.

Artinya: “Ya Allah, berikanlah aku petunjuk seperti orang-orang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan, seperti orang-orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Limpahkanlah keberkahan kepada apa saja yang telah Engkau berikan kepadaku. Peliharalah aku dengan kasih sayang-Mu dari segala keburukan apa-apa yang telah Engkau putuskan (tetapkan), karena sesungguhnya Engkau-lah yang memberikan ketentuan dan tidak ada yang bisa memberikan ketentuan (keputusan) atas diri-Mu. Sesungguhnya tidaklah akan hina orang-orang yang telah Engkau berikan kekuasaan, dan tidaklah akan mulia orang yang telah Engkau musuhi, Maha Berkah lah Engkau dan Maha Luhur lah Engkau. Segala puji bagi-Mu atas apa yang telah Engkau tetapkan. Aku mohon ampun dan bertobat kepada-Mu. Dan semoga Allah memberikan rahmat dan keselamatan (sholawat) atas diri junjungan kami. Nabi Muhammad, dan juga atas keluarga dan para sahabatnya.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa sebelum Salam untuk Hapus Dosa-Terhindar Fitnah Dajjal


Jakarta

Ada sejumlah doa yang bisa dibaca dalam salat tepatnya sebelum salam. Doa sebelum salam ini berisi permohonan ampun atas dosa hingga terhindar dari fitnah Dajjal.

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan dalam kitab Dzauq ash-Shalata, doa sebelum salam lebih baik dan lebih bermanfaat bagi orang yang berdoa daripada doa setelah salam. Ibnu Qayyim menyandarkan hal ini pada apa yang dilakukan Rasulullah SAW pada permulaan salat sampai penghujung salat.

“Pada saat pembukaan salat Nabi memanjatkan doa dengan beberapa doa, begitu pula pada saat rukuk, setelah mengangkat kepala dari rukuk, pada saat sujud, dan pada saat duduk di antara dua sujud dan pada saat tasyahud akhir sebelum salam,” jelas Ibnu Qayyim sebagaimana diterjemahkan Atik Fikri Ilyas dan Yasir Maqashid.


Lebih lanjut, imam besar ahlussunnah wal jama’ah ini menjelaskan, doa yang dipanjatkan sebelum salam sangat mungkin dikabulkan oleh Allah SWT. Sebab, seseorang masih berada dalam tempat munajat dan taqarrub di hadapan Tuhan-nya.

Rasulullah SAW juga telah mencontohkan bacaan doa sebelum salam. Berikut selengkapnya.

Doa sebelum Salam

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحَ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ

Latin: Allaahumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabil-qabri wa a’uudzu bika min fitnatil-masiihid-dajjaal, wa a’uudzu bika min fitnatil-mahyaa wa fitnatil-mamaati. Allaahumma innii a’uudzu bika minal-ma’tsami wal-maghrami

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari fitnah Masih ad-Dajjal dan dari fitnah hidup dan fitnah mati! Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dan dosa dan utang.”

Doa sebelum salam tersebut bersandar pada hadits yang diriwayatkan Aisyah RA dari Nabi SAW sebagaimana termuat dalam Mukhtashar Shahih Al-Bukhari yang disusun oleh Imam Zainuddin az-Zubaidi dan diterjemahkan Irwan Kurniawan dan M.S. Nashrulloh.

Selain itu, ada juga doa sebelum salam yang diajarkan Rasulullah SAW kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq, berikut bacaannya,

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كثيرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Latin: Allaahumma innii zhalamtu nafsii zhulman katsiiran. Wa laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta faghfirlii maghfiratan min ‘indika, warhamnii innaka antal-ghafuurur-rahiim

Artinya: “Ya Allah, aku sudah banyak menzalimi diriku sendiri. Tak ada yang dapat mengampuni dosaku selain Engkau. Limpahkanlah ampunan-Mu kepadaku dan sayangilah aku, karena Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Muttafaq ‘Alaih)

Doa sebelum salam tersebut dibaca setelah tasyahud akhir, sebagaimana dijelaskan Ammi Nur Baits dalam Tafsir Shalat. Hal ini bersandar pada sabda Nabi SAW,

“Doa di pertengahan malam terakhir dan di dubur salat wajib.” (HR at-Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Albani)

Ammi Nur Baits menjelaskan, maksud dubur salat pada hadits tersebut adalah penghujung salat bukan selesai salat. Sehingga, kata dia, hadits ini adalah dalil dianjurkan memperbanyak membaca doa sebelum salam ketika salat wajib.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Tahiyat Akhir sebelum Salam Wasiat dari Rasulullah


Jakarta

Rasulullah SAW mewasiatkan sebuah doa tahiyat akhir sebelum salam. Doa ini berisi permohonan seorang hamba kepada Rabbnya agar mendapat pertolongan.

Wasiat Rasulullah SAW ini disampaikan kepada sahabat beliau, Mu’adz RA, dan berlaku bagi umat Islam secara keseluruhan. Rasulullah SAW bersabda,

يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ أُوصِيْكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرٍ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُوْلُ : اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ


Artinya: “Wahai Mu’adz, demi Allah, aku mencintaimu.” Lalu beliau berkata, “Aku wasiatkan kepadamu, wahai Mu’adz, janganlah engkau sekali-kali meninggalkan doa ini di akhir setiap salat, ‘Allaahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik.'” (HR Abu Daud dan an-Nasa’i. Al-Hafiz Abu Thahir mengatakan hadits ini sanadnya shahih)

Berikut bacaan doa tahiyat akhir sebelum salam yang dimaksud dalam hadits di atas dalam tulisan Arab, latin, dan artinya.

Doa Tahiyat Akhir sebelum Salam

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Allaahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik

Artinya: “Ya Allah, tolonglah aku dalam berzikir, bersyukur, dan beribadah yang baik kepada-Mu.”

Doa tersebut dibaca setelah tahiyat akhir dan sebelum salam. Adapun, saat tahiyat akhir, umat Islam bisa membaca sholawat Nabi. Imam an-Nawawi mengatakan dalam kitab Al-Adzkar, membaca sholawat Nabi saat tahiyat akhir hukumnya wajib menurut pendapat Imam Syafi’i.

Adapun, membaca sholawat atas keluarga Nabi hukumnya sunnah dan sebagian ulama Syafi’iyah ada yang mengatakan wajib. Kata Imam an-Nawawi, bacaan sholawat yang lebih utama adalah sebagai berikut,

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي العَالَمينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allaahumma shalli ‘alaa muhammadin ‘abdika wa rasuulikan nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aali muhammadin wa azwaajihi wa dzurriyatih, kamaa shallayta ‘alaa ibraahiima wa ‘alaa aali ibraahiim, wa baarik ‘alaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aali wa ‘alaa aali muhamma- din wa azwaajihi wa dzurriyyaatih, kamaa baarakta ‘alaa ibraahiima wa ‘alaa aali ibraahiima fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid

Artinya: “Ya Allah, semoga kesejahteraan untuk Nabi Muhammad, yaitu hamba-Mu dan utusan-Mu, Nabi yang (ummi) tidak bisa baca-tulis, dan untuk keluarga Nabi Muhammad, istri-istrinya dan para dzuriyah-nya. Sebagaimana kesejahteraan yang telah Engkau limpahkan untuk Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Semoga keberkahan untuk Nabi Muhammad, Nabi yang (ummi) tidak bisa baca-tulis, dan untuk keluarga Nabi Muhammad, istri-istrinya, dan para dzuruyah-nya, sebagaimana keberkahan yang Engkau limpahkan untuk Nabi Ibrahim, dan keluarga Nabi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Mulia seru sekalian alam.”

Hukum Membaca Doa Tahiyat Akhir sebelum Salam

Imam an-Nawawi juga menjelaskan, membaca doa setelah tahiyat akhir sebelum salam hukumnya boleh. Para ulama tidak ada perbedaan pendapat dalam hal ini.

Hal tersebut mengacu pada sejumlah hadits yang salah satunya termuat dalam kitab Shahih Bukhari-Muslim dari riwayat Abdullah bin Mas’ud RA. Dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW mengajarkan bacaan tasyahud kemudian pada akhir kalimat beliau bersabda, kemudian memilih membaca bacaan doa.

Ada banyak doa tahiyat akhir sebelum salam yang bisa dibaca oleh umat Islam selain seperti doa yang diwasiatkan Rasulullah SAW dalam hadits Mu’adz di atas. Dalam kitab Shahih Bukhari-Muslim, Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Jika kalian telah selesai membaca tasyahud akhir, maka bacalah doa memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara; dari pedihnya siksa neraka jahannam, dari pedihnya siksa kubur, dari kerasnya fitnah hidup dan mati, dan dari keburukan perbuatan Dajjal.”

Hadits tersebut diriwayatkan Imam Muslim. Berikut bacaan doa tahiyat akhir sebelum salam versi Arab, latin, dan artinya.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرَفِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ.

Allaahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabi jahannam, wa min ‘adzaabil qabri, wa min fitnatil mahyaa wal mamaat, wa min syarri fit- natil masiihid dajjaal

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari pedihnya siksa neraka jahannam, dari pedihnya siksa kubur, dari kerasnya fitnah hidup dan mati, dan dari keburukan perbuatan Dajjal.”

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Ziarah Kubur Allahumma Bihaqqi Muhammad


Jakarta

Ziarah kubur dilakukan dengan mengunjungi makam keluarga, kerabat, ataupun ulama yang berjasa bagi perkembangan Islam. Sembari berziarah, ada beberapa doa yang bisa diamalkan, salah satunya doa allahumma bihaqqi muhammad.

Dikutip dari buku Adab Berziarah Kubur untuk Wanita karya Mutmainah Afra Rabbani, ziarah kubur memiliki fungsi dan tujuan pokok, di antaranya untuk mengingat kematian dan untuk mendoakan ahli kubur.

Ziarah kubur termasuk hal yang disyariatkan dalam Islam. Hal ini bersandar pada hadits yang berasal dari Burairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,


“Dahulu aku pernah melarang ziarah kubur, maka telah diizinkan bagi Muhammad berziarah kubur ibundanya. Maka berziarahlah kubur, sebab hal itu mengingatkan akhirat.” (HR Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan al-Hakim)

Saat ziarah, ada beberapa doa yang bisa dipanjatkan. Berikut di antaranya.

Doa Ziarah Kubur

Dijelaskan dalam buku Doa & Zikir Sepanjang Tahun karya Hamdan Hamedan, peziarah dapat membaca doa berikut saat mendatangi kuburan,

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ للاحِقُونَ أَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمْ الْعَافِيَةَ.

Assalaamu ‘alaikum ahlad diyaari minal mukminiina wal muslimiina wa innaa insyaa Allaahu la-laahiquuna as-alullaaha lanaa wa lakumul ‘aafiyah.

Artinya: “Semoga keselamatan tercurah bagi penghuni (kubur) dari kalangan mukmin dan muslim dan kami insya Allah akan menyusul kalian semua. Aku memohon keselamatan kepada Allah untuk kami dan kalian.” (HR Muslim)

Bisa juga membaca versi panjang sebagai berikut,

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا حَضْرَةَ الْمَرْحُوْمِ … وَيَا أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ وَأَنتُمْ لَنَا فَرَطٌ وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعُ نَسْأَلُ اللَّهَ الْعَافِيَةَ لَنَا وَلَكُمْ اللَّهُمَّ رَبَّ الْأَرْوَاحِ الْفَانِيَةِ وَالْأَجْسَامِ الْبَالِيَةِ وَالْعِظَامِ النَّخِرَةِ الَّتِي خَرَجَتْ مِنَ الدُّنْيَا وَهِيَ بِكَ مُؤْمِنَةٌ أَدْخِلْ عَلَيْهَا رُوْحًا مِنْكَ وَسَلَامًا مِنَّا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيُّ لَا يَمُوْتُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.

Assalamu ‘alaikum yaa hadratal marhum… wa yaa ahlad diyaari minal mu’miniina wal mu’minaati wal muslimiina wal muslimaati wa innaa insyaa Allahu bikum laahiquuna wa antum lanaa farathun wa nahnu lakum taba’un. Nasalullaahal ‘afiyata lanaa wa lakum. Allaahumma rabbal arwaahil faaniyati wal ajsaamil baaliyati wal ‘izhaamin nakhiratil-latii kharajat minad dunyaa wa hiya bika mu’minatun adkhil ‘alaihaa ruuhan minka wa salaaman minnaa laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikallah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa hayyun laa yamuutu biyadikal khair, innaka ‘alaa kulli syai-in qadiir.

Artinya: “Semoga keselamatan bagimu, keharibaan almarhum, dan keharibaan seluruh penghuni rumah-rumah (kuburan-kuburan) dari golongan orang laki-laki dan perempuan yang beriman dan golongan laki-laki dan perempuan yang beragama Islam. Sesungguhnya kami jika Allah berkehendak akan bertemu kalian. Kalian mendahului kami, dan kami akan menyusul kalian, kami memohon kesehatan kepada Allah untuk kami dan kalian. Wahai Pemilik roh-roh yang hancur, dan jasad-jasad yang remuk, serta tulang-belulang yang tergerogoti yang keluar meninggalkan dunia dalam keadaan beriman kepada-Mu. Berikanlah mereka ketenangan dan berikanlah kami keselamatan. Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, semua kerajaan dan puji-pujian milik-Nya, Dia Maha Menghidupkan dan Mematikan, segala kebaikan berada dalam kekuasaan-Nya, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Dilanjutkan membaca amalan yang diajarkan Ali bin Abi Thalib RA, yaitu membaca surah Al Qadr 7 kali, dilanjutkan Al Fatihah, Al Falaq, An Nas, Al Ikhlas, dan Ayat Kursi masing-masing sebanyak 3 kali. Selanjutnya bisa membaca tahlil.

Baca Allahumma Bihaqqi Muhammad agar Terhindar Azab Kubur

Dijelaskan dalam buku Ziarah Wali Sanga karya Rofi’ie Ariniro, selanjutnya bisa membaca doa dengan lafaz allahumma bihaqqi muhammad berikut untuk menghindarkan penghuni kubur dari azab. Berikut bacaannya,

اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْئَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِمُحَمَّدٍ اَنْ لاَ تُعَذِّبَ هَذَا الْمَيِّتِ

Allahuma inni as-aluka bihaqqi Muhammadin wa ali Muhammad an la tu’adzdziba hadzal mayyit.

Artinya:”Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini.”

Dilanjutkan dengan membaca doa berikut.

اَللَّهُمَّ ارْحَمْ غُرْبَتَهُ،وَصِلْوَحْدَتَهُ،وَاَنِسْوَحْشَتَهُ،وَاَمِنْرَوْعَتَهُ،وَاَسْكِنْ اِلَيْهِ مِنْ رَحْمَتِكَ يَسْـتَغْنِي بِهَاعَنْرَحْمَةٍ مِنْ سِوَاكَ،وَاَلْحِقْهُ بِمَنْ كَانَ يَتَوَلاَّهُ

Allaahumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis wahsyatahu, wa amin raw’atahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghnii bihaa ‘an rahmatin min siwaaka, wa alhiqhu biman kaama yatawallaahu.

Artinya: “Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan kesendiriannya, hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia dengan rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu, dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com