Tag Archives: teladan

8 Contoh Ceramah tentang Maulid Nabi Singkat, Padat, Jelas


Jakarta

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu hari besar umat Islam dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengisi acara maulid Nabi yakni melalui kajian ceramah tentang maulid Nabi.

Peringatan maulid Nabi 1446 H pada 12 Rabiul Awal bertepatan dengan Senin, 16 September 2024. Pemerintah juga menetapkan hari ini sebagai hari libur nasional.

Adapun kajian ceramah tentang maulid Nabi, secara umum berisikan kisah-kisah hidup Rasulullah SAW maupun teladan beliau semasa hidupnya. Muslim bisa menggunakan referensi contoh ceramah tentang maulid Nabi yang dikumpulkan detikHikmah dari arsip materi Kementerian Agama (Kemenag) dan detikcom sebagai berikut.


8 Contoh Teks Ceramah tentang Maulid Nabi Muhammad SAW

Contoh Ceramah tentang Maulid Nabi Muhammad SAW (1)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Mari panjatkan puji syukur terlebih dahulu kepada Allah SWT karena atas berkat dan kebaikannya, kita semua masih dapat bertemu hari ini. Khususnya dalam acara spesial yaitu memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Selawat serta salam kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, rekan, juga sahabat-sahabatnya. Nabi Muhammad adalah penuntun seluruh umat muslim dari zaman kegelapan menuju terang.

Dalam rangka memperingati maulid Nabi ini izinkan saya untuk menyampaikan sepatah dua patah kata. Saya ingin menyampaikan mengenai sosok manusia mulia sealam dunia ini. Tentunya setiap umat Muslim mengetahui bahwa Nabi Muhammad mendapatkan julukan Al Amin, artinya “yang dapat dipercaya.” Sebuah gelar mulia untuk menunjukkan diakuinya kejujuran beliau oleh masyarakat saat itu. Jujur merupakan nilai yang harus dijunjung oleh seluruh masyarakat.

Kejujuran dimulai dari kesadaran diri sendiri dan harus dilatih sejak dini. Misalnya di lingkup sekolah, siswa maupun guru harus menerapkan kejujuran. Misalnya dengan tidak menyontek ketika ulangan, tidak berbohong kepada guru, ataupun curang saat bermain dengan teman-teman. Mungkin terkadang saat menghadapi situasi sulit bisa membuat kita susah mengatakan hal jujur.

Namun perlu diingat sebagaimana diakui oleh Nabi Muhammad SAW, maka perilaku terpuji dan jujur harus tetap dijalankan. Beliau tidak mengajarkan kebohongan atau menyembunyikan sesuatu demi kepentingan tertentu. Sebagaimana disampaikan dalam surat Al Ahzab ayat 21 yang bunyinya sebagai berikut:

لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِىۡ رَسُوۡلِ اللّٰهِ اُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنۡ كَانَ يَرۡجُوا اللّٰهَ وَالۡيَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيۡرًا

Artinya adalah “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW yaitu suri tauladan bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah SWT dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” Tentunya mendapatkan gelar Al Amin menjadi sanjungan tersendiri bagi seorang Muslim. Amalan kejujuran Nabi Muhammad merupakan salah satu dari akhlak mulia lainnya yang harus kita tiru, semoga kita semua mampu mengamalkannya.

Demikian dapat saya sampaikan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW hari ini. Semoga dapat bermanfaat dan seluruh umat Muslim di sekolah ini dapat mengamalkan akhlak kejujuran seperti pesan Nabi Muhammad.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Contoh Ceramah tentang Maulid Nabi Muhammad SAW (2)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hari ini kita telah berada di bulan Rabi’ul Awal. Bulan maulid Nabi. Bulan kelahiran Nabi. Pada bulan Rabi’ul Awal, dari tahun ke tahun, sejak pertama kali perayaan maulid ini dilakukan pada awal abad ketujuh Hijriah, umat Islam di berbagai belahan dunia merayakannya dengan penuh kegembiraan dan suka cita.

Kenapa kita merayakan maulid? Karena kelahiran Nabi Muhammad ke muka bumi ini adalah nikmat dan rahmat teragung yang Allah anugerahkan kepada kita. Perayaan maulid adalah bentuk syukur kita kepada Allah atas nikmat yang sangat agung ini.

Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling mulia dan makhluk yang paling utama, Baginda Rasulullah SAW. Melalui perayaan maulid kita diingatkan untuk terus mencintai Baginda Nabi.

Nabi Muhammad bahkan yang mengajarkan kepada kita untuk mensyukuri hari kelahirannya. Ketika ditanya tentang puasa sunnah hari Senin, beliau menjawab:

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَأُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ (رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالْبَيْهَقِيُّ فِي الدَّلَائِلِ)

“Itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan diturunkan wahyu pertama kepadaku” (HR Ahmad dan al-Baihaqi dalam Dala’il an-Nubuwwah)

Dalam rangkaian acara peringatan maulid Nabi, banyak sekali perbuatan baik yang dianjurkan oleh syariat, seperti pembacaan ayat al-Qur’an, sedekah makanan, doa bersama dan menjadi ajang silaturahim serta mengokohkan simpul-simpul tali persaudaraan antar sesama umat Islam. Dan tentu saja menjadi sebuah kegiatan untuk memperbanyak bacaan sholawat.

Demikian ceramah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

Contoh Ceramah tentang Maulid Nabi Muhammad SAW (3)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pertama-tama marilah kita memanjatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat bertemu di tempat yang berbahagia ini dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Bulan Rabiul Awal adalah bulan yang sangat bersejarah dalam kehidupan manusia, karena pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah, telah dilahirkan seorang pemimpin umat manusia yang merupakan rahmat bagi alam semesta. Beliau adalah junjungan kita yakni Nabi Besar Muhammad SAW. Melalui beliau Allah SWT menunjukkan manusia menuju alam yang penuh dengan cahaya keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Oleh sebab itu di bulan Rabiul Awal ini marilah kita jadikan sebagai sarana dan media untuk mengumpulkan kaum muslimin di masjid-masjid, majelis taklim dan tempat-tempat lainnya dengan tujuan menanamkan rasa cinta kepada Rasulullah saw. Allah telah mensejajarkan dan menempatkan secara bersama-sama antara ketaatan kita kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya.

Sedangkan Nabi SAW, lebih utama dari kita, sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Ahzab ayat 6.

Karena itu, kita harus cepat-cepat menyatakan loyal kepada Rasulullah SAW. dan mencintainya, melebihi besarnya cinta kepada diri kita sendiri. Beliaulah yang memberikan petunjuk kepada kita akan kebenaran, sementara kita selalu cenderung untuk mengikuti hawa nafsu, sedangkan hawa nafsu itu selalu mengajak kita kepada kejahatan.

Dengan demikian, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mendahulukan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya di dalam hati, lebih dari siapa atau apa yang dicintai.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh Ceramah tentang Maulid Nabi Muhammad SAW (4)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil alamin, washolatu wassalamu ala asyrafil anbiya’ wal mursalin, wa’ala alihi washohbihi ajma’in. Amma ba’du.

Bapak ibu guru yang mulia dan sahabat-sahabatku yang berbahagia, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam adalah Nabi terakhir yang memiliki banyak keistimewaan. Satu di antara keistimewaan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam adalah akhlak beliau yang sangat mulia.

Kemuliaan akhlak ini beliau ajarkan kepada para sahabat, keluarga, dan umat Islam di seluruh dunia sehingga kita harus berprilaku menjadi muslim yang baik agar kita membawa citra Islam yang Rahmatan Lil Alamin.

Kemuliaan akhlak Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mendapat apresiasi dan pujian dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Qur’an. Hal ini sebagaimana firman Allah di dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas akhlak yang agung.” (QS. Al-Qalam 68:4)

Kemuliaan akhlak Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam nyata adanya. Dalam perjalanan dakwah, beliau mengalami banyak hinaan, cemoohan, dan penolakan dari umatnya yang membangkang. Namun, nyatanya, beliau selalu memaafkan mereka.

Melihat Nabi Muhammad Shallallahu Alahi Wasallam yang mulia sering mendapat cemoohan dan hinaan dari kaumnya, Malaikat Jibril menawarkan bantuan untuk menghancurkan mereka hingga binasa.

Namun, dengan lemah lembut dan penuh kesabaran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menolak tawaran Jibril itu. Beliau mengatakan mereka hanya umat yang belum tahu. Hal ini menunjukkan kemuliaan dan keluasan hati Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang mulia yang mudah memaafkan orang lain.

Dari kisah ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa manusia itu jadi mulia bukan karena harta yang mereka miliki, bukan karena jabatan yang mereka miliki, bukan pula karena rupa cantik atau ganteng, tetapi mereka mulia karena kemuliaan akhlak. Anak yang mulia, ibarat mata uang yang laku di mana pun.

Walaupun kamu tak punya harta, kamu tak punya jabatan, selama kamu beriman dan punya akhlak mulia, kamu akan dihargai orang di manapun kamu berada.

Inilah yang bisa saya sampaikan tentang kemuliaan akhlak baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Semoga apa yang saya sampaikan ini bermanfaat khususnya untuk saya pribadi dan umumnya untuk pendengar sekalian.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Contoh Ceramah tentang Maulid Nabi Muhammad SAW (5)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil alamin, washolatu wassalamu ala asyrafil anbiya’ wal mursalin, wa’ala alihi washohbihi ajma’in. Amma ba’du

Pertama-tama, marilah senantiasa kita mempersembahkan puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT, karena atas nikmat dan karunia-Nya, pada malam ini kita dapat hadir pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW., 12 Rabiul Awal 1445 H.

Sungguh merupakan suatu kebahagiaan bagi saya, bisa hadir dan memberikan sambutan pada acara ini. Hadirin yang berbahagia, bagi kita kaum muslimin, Nabi Muhammad SAW. diyakini sebagai contoh dan teladan yang terbaik bagi umat manusia.

Pada diri Beliau terpancar kecerdasan yang luar biasa, kepribadian yang agung, akhlak yang mulia, dan kepemimpinan yang tegas dan bijaksana. Nabi Muhammad SAW adalah figur teladan yang mesti diidolakan oleh kita kaum muslimin. Setiap langkahnya selalu di bawah kontrol Ilahi.

Tindakan dan ucapannya adalah mutiara berharga, menjadi landasan pembentukan akhlak umatnya dalam berbuat dan menjadi hukum yang ditaati. Tiada seorang pun yang dapat meragukan keagungan pribadi Rasulullah SAW. Kepribadian menjadi contoh teladan dalam segala hal.

Rasulullah sebagai seorang suami yang teladan, sebagai ayah teladan, sebagai guru teladan, sebagai tokoh teladan, sebagai ahli strategi teladan, sebagai ahli ekonomi teladan, sebagai pejuang hak-hak asasi manusia teladan, dan sebagai kepala negara yang teladan.

Allah menyebutkan bahwa Dia adalah Rasul Allah, pilihan di antara banyak rasul sebelumnya. Bahkan, kehadiran Muhammad adalah rahmat bagi alam semesta, sebagaimana QS Al Anbiya’ (21) ayat 107.

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

Dengan demikian, keteladanan Muhammad SAW. adalah sesuatu yang utama bagi setiap umat. Mudah-mudahan, dengan mengikuti keteladanan beliau, kita mampu mereformasi sistem dan tatanan yang ada, ke arah yang lebih baik dan tujuan yang mulia, yakni terciptanya negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur (makmur dan penuh ampunan Tuhan).

Demikianlah ceramah saya dalam memperingati Maulid Nabi besar Muhammad SAW. Mudah-mudahan, apa yang saya kemukakan tadi dapat menggugah kesadaran kita bersama, baik dalam kehidupan pribadi, rumah tangga, bermasyarakat dan bernegara khususnya umat Islam terhadap ajaran-ajaran dan suri tauladan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Contoh Ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW (6)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang terhormat hadirin kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT,

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat kuasa-Nya hari ini kita bisa berkumpul dalam acara perayaan Maulid Nabi 2023 dalam keadaan sehat wal afiat.

Tak lupa selawat dan salam kita haturkan untuk Nabi akhir zaman, Rasulullah SAW karena berkat perjuangannya, kita bisa menikmati indahnya agama islam sampai hari ini.

Hadirin yang dirahmati Allah, berabad-abad yang lalu, sejarah islam lahir dari seorang anak yang berasal dari kota suci Makkah, di mana anak tersebut terpilih menjadi utusan Allah SWT di muka bumi untuk menyempurnakan ajaran Islam. Tentu saja perjuangannya tidak mudah karena pada saat itu, ia berada di tengah-tengah kaum kafir di zaman jahiliah di mana penduduk setempat memiliki akhlak dan kebiasaan yang buruk.

Kaum kafir Quraisy di masa itu tidak memiliki akhlak, mereka bertindak semena-mena terhadap kaum miskin dan perempuan, mereka juga menyembah berhala dan gemar melakukan dosa-dosa yang lain, bahkan dengan dalih kepercayaan mereka memiliki adat yang biadab yaitu mengubur hidup-hidup bayi perempuan yang baru lahir karena dianggap akan membawa sial bagi keluarganya.

Untuk mewujudkan jihadnya di tengah kondisi kaum yang seperti itu, Nabi Muhammad seringkali mendapat penolakan, pengusiran, cemoohan, bahkan tindakan tak terpuji lainnya. Namun beliau dengan sabar membalas perlakuan buruk tersebut dengan kebaikan sebagaimana yang diajarkan dalam agama Islam. Tugas yang diemban Rasulullah untuk menghapus kemaksiatan dan menyebarkan Islam penuh dengan rintangan dan halangan, bahkan beliau harus menghadapi beberapa kali percobaan pembunuhan. Hingga perlahan islam mulai menyebar dan penduduk Mekkah mulai mengikutinya, akhlak yang berlandaskan islam juga mulai merasuk ke kehidupan orang-orang di sana karena dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah dengan lembut dan mulia. Seiring berjalannya waktu, Islam semakin besar dan bisa kita nikmati hingga saat ini.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, dari kisah tersebut bisa kita simpulkan bahwa hal yang membuat Islam bisa menyebar di tengah zaman jahiliyah dan berkembang dengan cepat adalah cara Rasulullah dalam menyampaikan dakwahnya. Akhlak terpuji yang dimiliki Rasulullah membuat orang-orang percaya bahwa beliau adalah utusan Allah dan mengikuti ajarannya. Saat ini kita sangat beruntung karena bisa menikmati indahnya agama Islam dan bisa menjalankan syariatnya dengan bebas berkat perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya di masa lalu.

Untuk itu, sudah sepatutnya kita dapat meneladani dan meniru akhlak Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai dengan pedoman Al-Qur’an dan hadits, karena hal tersebutlah yang akan menuntun kita ke jalan yang diridai Allah SWT.

Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang kita lakukan hari ini dicatat oleh Allah sebagai amalan baik. Aamiin.

Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan atau kata yang tidak berkenan, dan terima kasih atas perhatian yang telah diberikan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh Ceramah tentang Maulid Nabi (7)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, sholawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada Rasulullah saw. Semoga kita senantiasa termasuk golongan hamba yang pandai bersyukur dan mendapatkan syafaat dari Nabi Agung Muhammad SAW di hari kiamat. Amin.

Saat ini, kita sedang berada di bulan Rabiul Awal yang di Indonesia lebih sering disebut sebagai bulan Maulid. Disebut demikian memang karena dalam bulan ini terjadi sebuah kejadian agung yakni kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Sosok paling mulia di dunia, sosok yang kita diperintahkan untuk senantiasa bersholawat untuk meraih syafaatnya. Bukan hanya kita saja yang bersholawat, Malaikat dan Allah SWT pun bersholawat kepada beliau.

Kehadiran Nabi Muhammad ke dunia ini membawa sebuah misi penting di antaranya adalah memperbaiki akhlak manusia. Misi ini menandakan bahwa akhlak menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia karena itulah yang akan membawa perdamaian dan ketentraman dalam setiap interaksi manusia dengan lingkungan sekitar.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari, Baihaqi, dan Hakim:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخَلاقِ

Artinya: “Sungguh aku diutus menjadi Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Momentum Maulid Nabi Muhammad saw menjadi saat yang tepat untuk kembali memperkuat penjagaan pada akhlak generasi penerus. Perlu dipantau aktivitas mereka saat memegang handphone agar akhlak bisa benar-benar terjaga.

Selain menjadikan Maulid sebagai momentum menjaga akhlak generasi muda, mari jadikan bulan Maulid ini sebagai kesempatan meningkatkan kuantitas dan kualitas sholawat dan cinta kita kepada Nabi Muhammad. Perbanyak sholawat, insyaallah hidup menjadi nikmat karena mendapat syafaat di hari kiamat.

Semoga kita bisa meneruskan dan mewujudkan misi Nabi kepada para generasi muda yakni menjadikan akhlak mulia sebagai sendi-sendi peradaban kehidupan manusia. Semoga kita senantiasa bisa meneladani akhlak Nabi dan kita akan menjadi umatnya yang mendapatkan syafaatnya dan masuk dalam surganya Allah SWT. Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh Ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW (8)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pada hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jemaah sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan semaksimal mungkin, yakni takwa dalam artian menjauhi segala larangan yang ditetapkan Allah subhanahu wa ta’ala dan menjalankan perintah-Nya. Karena dengan takwa, kita akan diberi solusi oleh Allah di setiap problematika hidup yang kita alami, juga akan ada rezeki melimpah yang datang kepada kita tanpa kita sangka-sangka.

Bulan ini adalah bulan Rabiul Awal, bulan mulia di mana penutup para nabi dan rasul dilahirkan ke dunia ini. Ya, beliaulah Baginda Besar Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam. Nabi akhir zaman, tidak ada lagi nabi-nabi setelahnya.

Di bulan Maulid ini, seyogianya bagi kita untuk banyak-banyak bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena telah mengutus seorang nabi yang menjadi suri teladan yang mulia. Nabi diutus ke muka bumi ini tak lain adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Kasih sayang yang ditebarkan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bukanlah hanya ucapan semata, akan tetapi dalam hidup keseharian beliau praktikkan dan implementasikan dengan nyata. Kasih sayang ini bentuknya universal kepada seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Bahkan kepada orang musyrik pun Nabi SAW berlaku santun dan mengasihi.

Di antara sifat mulia Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam yang perlu kita teladani juga adalah sifat pemaafnya. Ingatlah kisah ketika Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam perang Uhud bersama kaum Muslimin, kala itu pamannya, Hamzah bin Abdul Muthallib ikut berperang. Di tengah peperangan, pamannya terbunuh oleh Wahsyi, seorang budak berkulit hitam. Wahsyi tidak hanya membunuhnya dengan menghunuskan pedang begitu saja dan selesai, namun ia mencabik-cabik isi perutnya juga.

Hal ini membuat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam sangat sedih, sakit hati dan marah. Bayangkan! Paman yang begitu dicintainya wafat dengan cara mengenaskan seperti itu. Akan tetapi, ketika Wahsyi menyatakan diri di hadapan Nabi untuk masuk Islam, Nabi pun memaafkannya, meski beliau tidak mau melihat wajah Wahsyi lagi sebab akan terus mengingatkannya kepada peristiwa terbunuhnya pamannya.

Apabila kita menjadi pribadi yang memiliki sifat pemaaf, maka dapat kita rasakan lingkungan sosial di tengah-tengah masyarakat menjadi damai, tidak ada dendam yang terjadi di antara manusia. Itulah kasih sayang yang dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam.

Semoga di bulan Maulid ini kita dapat meneladani sifat dan akhlak mulia Rasulullah, yang mana dalam mencontoh dan menerapkan akhlaknya terdapat kemaslahatan yang akan kita dapatkan, baik di dunia maupun di akhirat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(rah/lus)



Sumber : www.detik.com

4 Keteladanan Sahabat Nabi Umar bin Khattab dan Contoh Kisahnya


Jakarta

Selain meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW, umat Islam juga bisa mencontoh perilaku dan kebaikan para sahabat nabi. Salah satu sahabat nabi yang patut dicontoh adalah Umar bin Khattab RA.

Umar bin Khattab RA adalah seorang sahabat Rasulullah SAW yang memiliki sikap bijaksana. Ia lahir pada tahun 581 M dari salah satu keluarga suku Quraisy, seperti dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam: Sejarah Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII oleh Murodi.

Ayah Umar bin Khattab RA bernama Nufail bin Abdul ‘Uzza Al-Quraisyi yang berasal dari suku Bani ‘Adi. Sedangkan ibunya bernama Hantamah binti Hasyim bin Mughairah bin Abdillah.


Ketika Umar bin Khattab RA masih muda, ia dikenal sebagai pemuda yang gagah perkasa, tegap, dan pemberani. Setelah masuk Islam, sikap kerasnya mulai melemah apabila menghadapi sesama muslim. Namun masih bersikap keras bila menghadapi musuh.

Banyak sekali sikap dan keteladanan Umar bin Khattab RA yang bisa dicontoh oleh kaum muslimin. Apa sajakah keteladanan tersebut?

4 Keteladanan yang Dimiliki Sahabat Nabi Umar bin Khattab RA

Ada sejumlah keteladanan yang dimiliki sahabat nabi Umar bin Khattab RA. Harjan Syudaha dan Fida’ Abdilah dalam bukunya yang berjudul Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas IX menyebutkan ia merupakan seorang pemimpin yang terkemuka.

Sikapnya sangat pemberani dan tidak takut mati apabila harus membela sebuah kebenaran. Keteladanan Umar bin Khattab RA antara lain adalah sebagaimana berikut:

  • Sikap berani dan tegas dalam menegakkan kebenaran
  • Pandai dalam menyelesaikan perselisihan
  • Berani mempertaruhkan nyawa untuk membela kebenaran
  • Tegas dalam memisahkan antara yang hak dan yang batil

Sahabat Umar bin Khattab RA ketika menjabat sebagai khalifah untuk umat Islam terkenal sebagai pemimpin yang meletakkan dasar-dasar demokrasi dalam Islam. ia sangat mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadinya.

Dalam pemerintahannya, ia memilih pejabat yang benar-benar dapat dipercaya. Umar bin Khattab RA juga selalu membuka diri untuk menerima saran langsung dari rakyatnya.

Kisah Keteladanan Umar bin Khattab RA

Kisah keteladanan Umar bin Khattab RA pernah diceritakan oleh pelayannya yang bernama Aslam. Ia berkata bahwa suatu malam ia dan Umar bin Khattab RA keluar menelusuri Kota Madinah.

Dari kejauhan, keduanya melihat ada segerombolan musafir yang kedinginan dan kemalaman. Keduanya pun segera menghampiri gerombolan musafir itu.

Sesampainya di tempat musafir itu, betapa terkejutnya Umar bin Khattab RA dan Aslam melihat seorang perempuan bersama anak-anaknya yang menangis. Mereka duduk di depan sebuah periuk yang dimasak di atas api.

Umar bin Khattab RA bertanya, “Apa yang terjadi?”

Wanita itu menjawab, “Kami kemalaman dan kedinginan,”

“Lalu mengapa anak-anakmu menangis?” tanya Umar bin Khattab RA lagi.

“Mereka lapar,” jawab wanita itu.

Umar RA heran sebab ia melihat wanita itu seakan-akan memasak di dalam sebuah periuk di depannya. Lalu mengapa anak-anak itu tetap menangis dan tidak segera diberi makanan di dalamnya.

Namun, ternyata wanita itu berkata, “Di periuk itu hanya ada air, aku sengaja memasaknya agar mereka bisa tenang hingga tertidur. Allah akan menjadi hakim antara kami dan Umar.”

Wanita tadi tidak tahu jika yang diajak berbicara adalah Umar bin Khattab RA. Lalu beliau berkata, “Semoga Allah merahmatimu, sedangkan Umar tidak mengetahui keadaanmu.”

Wanita itu berkata, “Ia mengatur kami, memimpin kami, tetapi melupakan kami,”

Tanpa pikir panjang, Umar bin Khattab RA langsung mengajak Aslam untuk pulang dan mengambil sekarung gandum dengan seember daging. Ia segera memberikan semua itu kepada wanita dan anak-anaknya tadi.

Tak sampai di situ saja, Umar bin Khattab RA bahkan bersedia untuk memasakkan bahan makanan tadi untuk mereka sehingga mereka merasa kenyang dan aman.

Wanita tadi lalu berkata kepada Umar bin Khattab RA, “Semoga Allah membalas kebaikanmu, sungguh engkau lebih mulia dibanding Amirul Mukminin (Umar bin Khattab RA).”

Umar bin Khattab RA pun menjawab, “Bicaralah yang santun, jika engkau menemui Amirul Mukminin, Insyaallah engkau akan mendapatiku di sana.” Kemudian ia menjauhi wanita itu.

Setelah wanita dan anak-anaknya tadi tertidur dalam keadaan perut kenyang, Umar bin Khattab RA pergi dari sana bersama Aslam. Ia pun berkata kepada pelayannya tersebut,

“Wahai Aslam, sesungguhnya rasa lapar membuat anak-anak itu tidak bisa tidur dan menangis. Aku tidak akan pergi sebelum memastikan mereka sudah tidur dan tidak menangis lagi.”

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

10 Sifat Utama dari Sayyidah Aisyah RA, dari Cerdas hingga Rendah Hati


Jakarta

Salah satu istri Nabi Muhammad SAW yang banyak dicontoh dan dijadikan teladan adalah Aisyah RA. Apa saja sifat-sifat paling menonjol dari Aisyah RA?

Dikutip dari buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas IX karya Harjan Syuhada dan Fida’ Abdilah, pada bulan Syawal tahun 614 Masehi, lahirlah seorang anak perempuan dari pasangan bernama Abu Bakar Ash Shiddiq RA dan Ummu Ruman binti ‘Amir ibn ‘Uwaimir Al-Kinaniyyah, yang diberi nama Aisyah binti Abu Bakar.

Aisyah RA kemudian menikah dengan Rasulullah SAW di usianya yang belia atau bertepatan dengan dua tahun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Keduanya baru tinggal bersama ketika Aisyah RA sudah baligh.


Ia memiliki akhlak yang sangat mulia dan sangat bertakwa kepada Allah SWT. Selain itu, dirinya juga memiliki kecerdasan yang luar biasa. Oleh karena itu, banyak sekali keteladanan yang bisa dicontoh darinya.

10 Sifat yang Menonjol dari Sayyidah Aisyah RA

1. Pemberani

Sifat-sifat yang menonjol Sayyidah Aisyah RA pertama adalah ia memiliki kepribadian yang pemberani dan tidak kenal takut kecuali kepada Allah SWT.

Buktinya, Aisyah RA pernah beberapa kali ikut turun ke medan perang, termasuk Perang Badar dan Perang Khandaq. Ia bertugas untuk membantu para prajurit untuk memberi minum dan merawat luka saat Perang Uhud meletus.

2. Rajin Bekerja

Sifat yang menonjol Sayyidah Aisyah RA yang kedua adalah ia adalah ummul mukminin yang sangat rajin dalam urusan bekerja.

Walaupun ia difasilitasi pembantu oleh suaminya, Rasulullah SAW, ia tetap melakukan sendiri segala pekerjaan rumah dan melayani kebutuhan suaminya. Ia terbiasa sendiri menumbuk gandum, memasak, membersihkan perabotan, menyiapkan air wudhu dan siwak, serta mencuci pakaian beliau.

3. Sabar

Kepribadian dan teladan yang wajib ditiru dari Sayyidah Aisyah RA ketiga adalah sifatnya yang sangat sabar. Hal ini dibuktikan dengan kesehariannya bermalam tanpa lampu apa pun selama 40 malam.

Selain itu, ia juga sangat sabar ketika melewati masa dimana ia dan Rasulullah SAW tidak bisa membuat roti atau memasak lauk sama sekali. Keduanya hanya makan dengan kurma dan air saja selama satu bulan.

4. Rendah Hati

Aisyah RA dikenal dengan sifatnya yang rendah hati dan tidak sombong. Ia tetap bersikap rendah hati kepada semua orang meskipun memiliki kecerdasan dan ilmu yang amat luas. Tak pernah sekalipun ia menyombongkan hal itu.

5. Senang Berbagi Ilmu

Aisyah RA adalah seorang guru agama di Madinah Al Munawarah, tepatnya di salah satu sudut Masjid Nabawi. Madrasah ini merupakan tempat untuk menuntut ilmu atau meminta fatwa, sekaligus sebagai pusat para pecinta ilmu.

Aisyah RA juga merupakan orang yang selalu mengakui kelebihan orang lain, sehingga ia tidak malu bertanya kepada yang lebih tahu apabila ia sendiri masih belum terlalu paham.

6. Kritis dan Selalu Ingin Tahu

Sebagaimana disebutkan di atas, Aisyah RA adalah seorang wanita yang memiliki ilmu yang luas dan kecerdasan yang tinggi. Oleh sebab itu, ia memiliki sifat kritis dan selalu ingin tahu.

Rasa ingin tahunya sangat besar. Apabila ada sesuatu hadits yang belum jelas, maka ia akan langsung menanyakannya kepada Rasulullah SAW tentang hakikat dan inti maknanya.

7. Cerdas

Sifat-sifat yang menonjol Sayyidah Aisyah RA ketujuh adalah ia memiliki otak yang pintar dan kecerdasan yang tinggi, terutama dalam bidang memahami dan menyimpulkan.

Kecerdasan Aisyah RA tidak ada tandingannya, bahkan di antara para sahabat. Abu Musa Al-Asy’ari berkata, “Tidak ada satu hadits yang sulit bagi kamu, para sahabat Muhammad SAW, kecuali kami tanyakan kepada Aisyah RA. Pada diri beliau kami temukan pengetahuan tentang hadits tersebut.”

8. Suka Belajar

Kecerdasan yang dimiliki oleh Aisyah RA sejalan dengan kegemarannya dalam belajar dan menuntut ilmu. Ia selalu mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh Rasulullah SAW di mana pun itu.

Apabila ada materi yang sulit maka ia langsung menanyakan hal itu kepada Rasulullah SAW. Ia juga dapat menghafal banyak hadits tentang berbagai masalah dan ilmu pengetahuan.

9. Rajin Bersedekah

Sifat-sifat yang menonjol Sayyidah Aisyah RA yang kesembilan adalah ia merupakan sosok yang rajin bersedekah.

Suatu waktu dikisahkan, pemerintah Mu’awiyah mengirim uang sejumlah 200 ribu dirham kepada Aisyah RA. Namun, ia malah membagikannya kepada orang-orang yang lebih membutuhkan daripada dia.

Bahkan ketika Aisyah RA sedang berpuasa, ia masih tetap mengutamakan para pengemis dan orang-orang yang lebih membutuhkannya daripada dirinya sendiri.

10. Zuhud Dan Qana’ah

Sifat-sifat yang menonjol Sayyidah Aisyah RA yang terakhir adalah ia merupakan orang yang zuhud dan qana’ah. Wanita salihah ini sangat tegar dalam menghadapi berbagai cobaan dan ujian hidup.

Bahkan ketika ia tahu bahwa kas negara Islam Madinah amat banyak, ia tetap tidak pernah meminta tambahan nafkah dan memilih untuk zuhud pada gemerlap dunia. Seringkali didapati, ia hanya memiliki sepotong pakaian dan ia tidak punya perhiasan mewah sedikit pun.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com