Tag Archives: tidur

Posisi Tidur Sesuai Sunnah dan Manfaatnya bagi Kesehatan


Jakarta

Tidur adalah kebutuhan dasar manusia. Dalam Islam, Rasulullah SAW memberikan teladan tentang bagaimana cara tidur yang baik, termasuk posisi tidur yang ternyata memberi manfaat kesehatan.

Dalam hadits, Rasulullah SAW menganjurkan untuk tidur menghadap ke kanan. Posisi tidur yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ini tidak hanya berpahala, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa.

Rasulullah SAW bersabda, “Berbaringlah di atas rusuk kananmu.” (HR Bukhari dan Muslim)


Kemudian dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Qatadah, “Sesungguhnya bila Nabi SAW istirahat dalam musafirnya di malam hari, beliau berbaring ke sebelah kanan. Dan bila beliau istirahat pada musafirnya menjelang Subuh, beliau tegakkan lengannya dan diletakkannya kepalanya di atas telapak tangannya.” (HR Muslim)

Dikutip dari buku Al-Quran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Perspektif Integratif karya Dr. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag, Rasulullah SAW memilih tidur ke arah kanan tersebut bukan tanpa manfaat yang signifikan bagi tubuh manusia karena setelah diteliti lebih mendalam ditemukan kesimpulan bahwa posisi tidur tersebut memberikan pengaruh pada aliran darah agar tidak menjadi terhambat di dalam sirkulasi tubuh.

Manfaat Kesehatan Sunnah Tidur Rasulullah SAW

Dirangkum dari buku Sehari Bersama Nabi ; Sunnah Bangun Tidur Hingga Tidurnya Kembali Nabi Muhammad Shallaallahu Alaihi Wa Sallam dari Sudut Pandang Ilmu Kedokteran karya Dr. dr. Rachmat Faisal Syamsu, M.Kes., ada beberapa manfaat dari tidur menghadap ke kanan seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.

1. Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh

Nabi Muhammad SAW memulai tidur dan bangun lebih awal. Hal ini baik bagi kesehatan karena dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang sehat dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

2. Menjaga Kesehatan Jantung

Letak jantung berada sedikit ke sisi kiri. Tidur miring ke kanan mencegah jantung tertekan oleh organ lain, sehingga aliran darah menjadi lebih stabil. Ini bisa mengurangi beban kerja jantung saat tidur. Nabi SAW juga memadamkan lampu yang terbukti menjadi pengatur ritme tidur sehingga meningkatkan kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan jantung.

3. Melancarkan Sistem Pencernaan

Rasulullah SAW memiringkan tubuh ke kanan ketika tidur. Posisi ini dapat membuat proses pencernaan lebih cepat sehingga sistem pencernaan dapat bekerja secara optimal.

Tidur ke kanan membantu pengosongan lambung secara alami ke arah usus kecil. Ini sangat membantu bagi yang mengalami gangguan pencernaan atau refluks asam lambung (GERD).

4. Bagus untuk Struktur Tubuh

Ketika tidur, Rasulullah SAW meletakkan tangan kanan pada bawah pipi, dengan posisi tidur yang seperti ini dapat membuat kepala dan punggung serta leher dapat tercipta garis lurus.

5. Tidak Tidur dalam Posisi Tengkurap

Rasulullah SAW tidak menganjurkan tidur dalam posisi tengkurap, bahkan posisi tidur ini dimurkai Allah SWT. Posisi tidur tengkurap berpotensi mengurangi asupan oksigen serta mempengaruhi kerja jantung sampai ke otak. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya itu adalah cara tidurnya penghuni neraka.” (HR Ibnu Majah)

Dalam riwayat lain, Rasulullah melihat seseorang tidur tengkurap, lalu membangunkannya dan melarang tidur dalam posisi itu.

Sunnah Sebelum Tidur

Ada beberapa sunnah sebelum tidur yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, berikut di antaranya:

1. Berwudhu Sebelum Tidur

Salah satu sunnah yang paling utama adalah berwudhu sebelum tidur, sebagaimana wudhu yang dilakukan sebelum melaksanakan sholat. Wudhu menjadikan tubuh suci dan tidur pun lebih tenang, dalam keadaan bersih.

Hadits Rasulullah SAW, “Jika engkau hendak mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah sebagaimana wudhumu untuk salat, lalu berbaringlah di sisi kananmu.” (HR Bukhari dan Muslim)

2. Mengibas Kasur Sebelum Berbaring

Sunnah berikutnya adalah mengibas tempat tidur sebanyak tiga kali sebelum berbaring, menggunakan kain. Ini dilakukan untuk menghilangkan kotoran atau kemungkinan adanya binatang kecil yang tidak terlihat.

Rasulullah SAW bersabda,

“Jika salah seorang di antara kalian hendak mendatangi tempat tidurnya, hendaknya ia mengibas kasurnya dengan bagian dalam sarungnya, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya…” (HR Bukhari dan Muslim)

3. Membaca Doa Sebelum Tidur

Salah satu rutinitas Rasulullah SAW sebelum tidur adalah membaca doa sebagai bentuk penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Doa ini menjadi penutup aktivitas harian seorang muslim, dan sekaligus pengingat bahwa tidur adalah bentuk “kematian kecil”.

Sabda Nabi SAW, “Apabila kamu hendak tidur, maka berwudhulah sebagaimana wudhu untuk salat, kemudian berbaringlah ke sisi kananmu dan bacalah doa sebelum tidur. Jadikanlah doa itu sebagai akhir dari perkataanmu.” (HR Bukhari dan Muslim)

4. Membaca Ayat Kursi Sebelum Tidur

Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya membaca Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255) sebelum tidur. Amalan ini menjadi pelindung sepanjang malam dari gangguan makhluk halus dan setan.

Hadits Rasulullah SAW, “Apabila kamu hendak tidur, bacalah Ayat Kursi karena Allah SWT akan selalu menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari.” (HR Bukhari)

5. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas

Rasulullah SAW juga membiasakan membaca tiga surat pendek yaitu: Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas, kemudian meniupkan ke kedua telapak tangan dan mengusapkannya ke seluruh tubuh.

Diriwayatkan dari Aisyah RA: “Setiap malam Rasulullah SAW ketika hendak tidur, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya, meniupkan padanya, lalu membaca: ‘Qul Huwallahu Ahad’, ‘Qul A’udzu bi Rabbil Falaq’, dan ‘Qul A’udzu bi Rabbin Nas’. Kemudian beliau mengusapkan ke seluruh tubuhnya, dimulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuhnya. Itu dilakukan sebanyak tiga kali.” (HR Muslim)

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Jika Kamu Sering Maksiat Saat Sepi, Baca Dampaknya Ini sebelum Tidur


Jakarta

Sering bermaksiat ketika sendiri adalah hal buruk yang tentunya harus dihindari. Saat tidak ada orang lain yang melihat, manusia mungkin lebih mudah terjerumus dalam perbuatan dosa karena hilangnya ketakwaan di dalam hati.

Ketika iman melemah, godaan setan menjadi sangat kuat hingga seseorang mudah mengikuti dorongan hawa nafsu. Inilah sebab utama mengapa maksiat terasa lebih ringan dilakukan saat sepi dan jauh dari pengawasan manusia.

Selain itu, seseorang yang berani bermaksiat kala sendirian sejatinya telah kehilangan rasa takut kepada Allah SWT. Ia hanya peduli pada penilaian manusia, padahal Allah Maha Menyaksikan segala perbuatannya meski tidak ada seorang pun yang melihat.


Melakukan maksiat tentu akan memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Dampak Buruk Bermaksiat

Menurut penjelasan Ibnul Qayyim al-Jauziyah yang dikutip dalam buku Agar Selalu Dimudahkan-Nya karya Muhammad Anwar Ibrahim, ada sedikitnya lima belas akibat buruk yang ditimbulkan oleh perbuatan maksiat bagi orang yang melakukannya, yaitu sebagai berikut:

  1. Menjadi penghalang untuk memperoleh ilmu dan menemukan kebenaran.
  2. Menutup pintu rezeki dan membuat berbagai urusan semakin sulit.
  3. Menjadikan hati terasa asing dan jauh dari Allah SWT.
  4. Menggelapkan hati hingga pekat layaknya malam yang tak berbulan.
  5. Melemahkan kekuatan hati dan jasmani.
  6. Memangkas usia dan mengurangi keberkahan umur.
  7. Menarik maksiat-maksiat lain untuk mengikuti.
  8. Secara perlahan melemahkan keteguhan hati.
  9. Menumpulkan kepekaan terhadap keburukan perbuatan dosa.
  10. Merupakan warisan kebiasaan umat terdahulu yang menyebabkan kehancuran.
  11. Menjadi sebab Allah SWT merendahkan pelakunya.
  12. Membuat pelaku maksiat menganggap enteng dosa yang dilakukan.
  13. Merusak dan melemahkan akal sehat.
  14. Menyebabkan hati menjadi mati dan lalai dari mengingat Allah.
  15. Menjadi penghalang dikabulkannya doa dan doa malaikat.

Cara Menghindarkan Diri dari Maksiat

Setelah memahami berbagai dampak buruk maksiat, sudah sepatutnya kita berusaha sekuat tenaga untuk menjauhinya. Menjaga diri dari perbuatan dosa adalah wujud ketakwaan dan tanda kesungguhan kita dalam memelihara iman.

Berikut cara menghindari maksiat agar senantiasa terjaga dari perbuatan dosa, sebagaimana dirangkum dalam buku Ketika Merasa Allah Tidak Adil karya Aura Husna:

1. Bertobat dan Menyesali Perbuatan Maksiat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tobat diartikan sebagai perasaan menyesal atas dosa yang sudah diperbuat serta timbulnya rasa jera. Tobat mencakup kesadaran hati yang kemudian diwujudkan dengan tindakan nyata untuk menyesali dosa, serta tekad kuat untuk tidak mengulanginya.

Salah satu bentuk tobat yang utama adalah tobat nasuha, yaitu tobat yang dilakukan dengan sepenuh hati, tulus, dan tanpa kepentingan tertentu. Tobat nasuha mampu mengangkat pelakunya keluar dari kebiasaan buruk dan menanamkan pengaruh positif yang mendalam pada diri sendiri.

2. Memilih Teman yang Mendorong pada Kebaikan

Teman memiliki pengaruh besar terhadap watak dan kepribadian seseorang. Karena pergaulan yang erat, teman adalah pihak yang paling mudah memengaruhi pendirian, perilaku, dan cara berpikir seseorang.

Itulah sebabnya memilih sahabat yang baik, yang senantiasa mengingatkan pada Allah SWT, menjadi langkah tepat dalam menjaga hati dari kecenderungan maksiat. Bergaul dengan orang-orang yang saleh akan menularkan semangat kebaikan, sehingga lebih mudah terbiasa melakukan amal yang diridai Allah.

3. Menyibukkan Diri dengan Perbuatan Baik

Waktu manusia hanya akan diisi oleh dua hal: amal kebaikan atau kemaksiatan. Ketika waktu sudah penuh oleh satu perbuatan, maka perbuatan lainnya tidak dapat masuk. Jika waktu dipenuhi dengan amal saleh, peluang untuk bermaksiat akan semakin sempit.

Sebaliknya, jika waktu dipenuhi dengan kelalaian dan perbuatan dosa, maka amal kebaikan pun akan menjauh. Karena itu, cara efektif untuk menghindari maksiat adalah dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam berbagai amal yang bermanfaat.

4. Berdoa Agar Hati Tetap Bersih dan Teguh

Nabi Muhammad SAW sebagai teladan utama, selalu menekankan pentingnya doa sebagai pelindung hati. Doa akan mengokohkan hati agar tetap berada dalam kebaikan dan ketaatan. Selain itu, memohon pertolongan Allah SWT melalui doa juga menjadi salah satu cara menjaga diri dari godaan maksiat.

Di antara banyak doa yang diajarkan Rasulullah SAW, salah satu yang paling sering beliau baca adalah doa memohon keteguhan hati. Ummu Salamah meriwayatkan bahwa doa yang paling sering diucapkan Nabi ketika di rumah adalah doa tersebut.

يا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

Latin: Ya mu qallibal qulub, tsabbit qalbi ‘ala dinika

Artinya: “(Wahai Zat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).” (HR Tirmidzi)

5. Menjaga Pandangan

Mata adalah jendela hati. Ketika pandangan senantiasa dijaga, hati pun akan tetap bersih dan terpelihara. Mata yang terpelihara akan turut menjaga pikiran dari berbagai pengaruh buruk yang muncul melalui penglihatan.

Pikiran manusia akan memproses segala sesuatu yang hadir dalam hati, serta apa yang ditangkap oleh indera penglihatan, pendengaran, dan perabaan. Namun, di antara semua itu, apa yang dilihat dengan mata memiliki pengaruh paling besar terhadap cara berpikir seseorang.

Karena itu, menjaga pandangan dengan dilandasi iman menjadi cara paling efektif untuk melindungi pikiran dari pengaruh negatif. Sekaligus menjadi salah satu upaya terbaik menjauhkan diri dari perbuatan maksiat.

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Islam Larang Muslim Tidur di Waktu Ini, Catat Ya!


Jakarta

Tidur merupakan kebutuhan biologis mendasar bagi setiap makhluk hidup, termasuk manusia. Perlu dipahami bahwa tidur memiliki waktu tersendiri.

Artinya, tidak semua waktu bisa digunakan untuk tidur karena ada kegiatan lain yang lebih penting. Misalnya bekerja, makan, dan beribadah kepada Allah SWT.

Berkaitan dengan itu, ada empat waktu yang dilarang bagi muslim untuk tidur. Lantas, kapan waktu dilarangnya tidur bagi muslim?


Waktu Dilarangnya Tidur bagi Muslim

Mengutip dari buku Kita Hidup Hanya Tiga Hari Kumpulan Nasihat dan Kalam Hikmah Sepanjang Tahun oleh Faisal Kuhni, berikut beberapa waktu yang dilarang untuk tidur bagi muslim.

1. Pagi Hari

Muslim dilarang tidur pada pagi hari. Sebab, pagi hari merupakan waktu yang berkah sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

“Ya Allah, berkahilah bagi umatku pada pagi harinya.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Dijelaskan dalam Fawaid al-Mukhtarah oleh Habib Zain bin Smith, tidur setelah salat Subuh dapat menghilangkan berkah dari rezeki dan usia. Selain itu, pada riwayat lain dikatakan bahwa waktu subuh adalah momen diturunkannya para malaikat oleh Allah SWT.

Beliau bersabda,

“Setiap awal pagi saat matahari terbit, Allah menurunkan dua malaikat ke bumi. Lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah karunia orang yang menginfakkan hartanya. Ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya karena Allah’. Malaikat yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil.” (HR Bukhari dan Muslim)

2. Sebelum Salat Isya

Waktu lainnya yang dilarang untuk tidur bagi muslim adalah sebelum salat Isya. Tidur sebelum mengerjakan salat Isya bisa membuat seseorang terhalang mendapat pahala yang sangat besar dari salat Isya berjamaah.

Dalam sebuah hadits dari Muhammad bin Basyar, dari Yahya bin Sa’id, Muhammad bin Ja’far, dan Abdul Wahab, dari Auf dari Abu Minhal Sayyar bin Salamah, dari Abu Barzah al-Aslami, ia berkata,

“Rasulullah SAW suka mengakhirkan shalat Isya, dan beliau tidak suka tidur sebelumnya, juga tidak berbicara setelahnya.” (Muttafaq ‘Alaih)

3. Setelah Makan

Setelah menyantap makanan, muslim dilarang untuk tidur. Diterangkan dalam buku Dahsyatnya 7 Puasa Wajib, Sunnah & Thibbun Nabawi yang disusun Maryam Kinanthi N, tidur setelah makan dapat mengeraskan hati.

Sebaiknya usai makan, lakukan banyak gerakan seperti berjalan atau mendirikan salat agar makanan bisa tercerna dengan baik. Dari segi kesehatan, tidur setelah makan juga bisa mendatangkan penyakit obesitas.

4. Sepanjang Hari

Tidur sepanjang hari dilarang dalam Islam. Menghabiskan waktu sehari penuh untuk tidur akan membuat muslim kehilangan banyak kegiatan, baik dari segi agama maupun kehidupan sosial seseorang.

Tidur sepanjang hari juga bisa membuat seseorang dicap sebagai pemalas. Tidur seharian menyebabkan muslim meninggalkan salat karena mengakibatkan dosa.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Sunnah Rasulullah SAW Sebelum Pergi Tidur, Muslim Amalkan Yuk!


Jakarta

Sunnah Rasulullah SAW sebelum tidur bisa dicontoh oleh muslim. Sebagai seorang utusan Allah SWT, banyak manfaat yang dapat diraih muslim dari kebiasaan Nabi Muhammad SAW, termasuk sebelum ia tidur.

Sebagai manusia, tidur menjadi cara mengistirahatkan tubuh yang lelah setelah beraktivitas dari pagi hingga sore. Diterangkan dalam buku Pelajaran Adab Islam 2 oleh Suhendri dkk, waktu tidur yang baik bagi manusia adalah sekitar 7-8 jam dalam sehari.


Demi mendapatkan waktu tidur yang cukup. seseorang harus menyegerakan tidur di awal waktu dan harus menghindari begadang. Rasulullah SAW tidak menyukai begadang, terlebih jika dikerjakan tanpa manfaat.

“Nabi SAW membenci tidur sebelum Isya dan beliau tidak menyukai obrolan setelah Isya.” (HR Ahmad)

Selain itu, dalam riwayat dari Jabir RA dikatakan Rasulullah SAW bersabda:

“Jangan begadang setelah Isya. Kalian tidak mengetahui apa yang telah ditetapkan oleh Allah pada makhluk-Nya.” (HR Al Hakim)

Sunnah Nabi SAW sebelum Tidur yang Bisa Dicontoh

Berikut beberapa sunnah Rasulullah SAW yang dapat dikerjakan muslim sebelum tidur seperti dikutip dari Al Minah Al-‘Aliyah fii Bayaani As-Sunan Al-Yaumiyyah oleh Syaikh Abdullah bin Hamoud Al Furaih terbitan Maktabah Darus Salam.

1. Ambil Wudhu

Berwudhu sebelum tidur merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW. Dari Al Bara bin Azib, Rasulullah SAW bersabda:

“Jika engkau hendak mendatangi tempat tidurmu, hendaklah engkau berwudhu seperti wudhu untuk salat, lalu berbaringlah ke sebelah kananmu, kemudian ucapkan, “Allahumma innii aslamtu wajhii ilaika.” (HR Bukhari)

2. Mengamalkan Ayat Kursi

Sebelum tidur muslim bisa mengamalkan sejumlah doa dan zikir, salah satunya Ayat Kursi. Dengan membacanya, muslim akan diberi perlindungan hingga pagi dari setan yang terkutuk.

Abu Hurairah RA berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat kursi. Karena dengan-nya kamu selalu dijaga oleh Allah dan setan tidak akan dapat mendekatimu hingga pagi.” (HR Bukhari)

3. Membaca Doa Sebelum Tidur

Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita melibatkan doa dalam segala aktivitas termasuk tidur. Dari Hudzaifah RA berkata,

“Apabila Nabi Muhammad SAW hendak tidur, beliau membaca doa ‘Bismika allahumma amutu waahya (Dengan namaMu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, Beliau berdoa: ‘Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da maa amatana wailaihinnusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepadaNya lah tempat kembali).” (HR Bukhari)

4. Kibas Kasur sebelum Tidur

Sunnah lainnya yang dapat dikerjakan muslim adalah mengibas kasur sebelum pergi tidur. Hal ini turut dianjurkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana dikatakan dari Abu Hurairah RA, beliau bersabda:

“Jika salah seorang di antara kamu hendak mendatangi tempat tidurnya, hendaknya ia mengibas kasurnya dengan bagian dalam sarungnya, karena ia tidak mengetahui apa yang ada padanya, kemudian ia mengucapkan “Bismika rabbi wadha’tu janbii.” (HR Bukhari dan Muslim)

5. Tunda Tidur sebelum Isya

Tidur sebelum Isya tidak disukai oleh Rasulullah SAW. Terkait hal ini disebutkan dalam hadits sebelumnya. Karenanya, muslim diminta untuk menghindari tidur sebelum Isya.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Hukum Tidur Setelah Salat Subuh Menurut Islam


Jakarta

Pagi hari, khususnya setelah salat Subuh, memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Waktu ini sering dianggap sebagai momen produktif dan penuh berkah.

Namun, banyak muslim yang masih terbiasa tidur kembali setelah menunaikan salat Subuh. Lantas, bagaimana pandangan Islam mengenai kebiasaan ini?


Tidur Setelah Subuh: Hukum dan Alasannya

Tidur setelah salat Subuh dalam Islam tidak dianjurkan dan hukumnya makruh. Makruh berarti perbuatan tersebut tidak dilarang secara mutlak, namun sangat tidak disarankan untuk dilakukan, kecuali dalam kondisi darurat atau ada alasan yang dibenarkan.

Hukum ini didasari pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, di mana Rasulullah SAW pernah berdoa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

Artinya: “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”

Dengan tidur di waktu pagi, seseorang berisiko tidak mendapatkan keberkahan dari doa Rasulullah SAW tersebut.

Para ulama, termasuk Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, juga menjelaskan mengapa tidur setelah Subuh itu tidak baik. Beliau berkata:

وَنَوْمُ الصُّبْحَةِ يَمْنَعُ الرِّزْقَ؛ لِأَنَّ ذَلِكَ وَقْتٌ تَطْلُبُ فِيهِ الْخَلِيقَةُ أَرْزَاقَهَا، وَهُوَ وَقْتُ قِسْمَةِ الْأَرْزَاقِ، فَنَوْمُهُ حِرْمَانٌ إِلَّا لِعَارِضٍ أَوْ ضَرُورَةٍ،

Artinya: “Tidur setelah subuh mencegah rezeki, karena waktu subuh adalah waktu mahluk mencari rezeki mereka dan waktu dibagikannya rezeki. Tidur setelah subuh suatu hal yang dilarang (makruh) kecuali ada penyebab atau keperluan.”

Dikutip dari buku Rahasia Berdoa ketika Subuh oleh Saiful Anwar Al Batawy, beberapa kerugian lain dari tidur setelah Subuh meliputi:

  • Kehilangan Keberkahan: Waktu pagi adalah waktu turunnya berkah, yang bisa terlewatkan jika kita kembali tidur.
  • Melemahkan Badan: Kebiasaan ini bisa membuat tubuh terasa malas dan tidak bersemangat untuk memulai aktivitas.
  • Menyelisihi Kebiasaan Salaf: Para pendahulu yang saleh membenci tidur di waktu ini dan lebih memilih untuk beribadah atau beraktivitas.
  • Menghalangi Rezeki: Waktu pagi adalah saat rezeki dibagikan, sehingga tidur bisa menjadi penghalang datangnya rezeki.
  • Melewatkan Ibadah: Ada risiko tidak bangun lagi dan melewatkan salat Subuh.

Manfaatkan Waktu Subuh dengan Hal Bermanfaat

Sebagai muslim, alangkah baiknya jika waktu setelah salat Subuh digunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam surah Ar-Rum ayat 17:

فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ حِيْنَ تُمْسُوْنَ وَحِيْنَ تُصْبِحُوْنَ

Artinya: “Maka bertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pada pagi hari (waktu subuh).”

Ayat ini menyerukan umat Islam untuk memuji dan memanfaatkan waktu-waktu salat, termasuk waktu subuh, sebagai momen untuk bertasbih dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan memanfaatkan waktu ini untuk kebaikan, insyaallah rezeki yang kita dapatkan juga akan semakin bertambah.

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Hadits Penghuni Surga Tidak Butuh Tidur, Kenapa?



Jakarta

Para penghuni surga disebut sudah tidak lagi membutuhkan aktivitas tidur. Sebab tidur dikatakan dalam sabda Rasulullah SAW sebagai kata lain dari mati.

Mengutip lbnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam buku Tamasya ke Surga, hadits tersebut bersumber dari Jabir bin Abdullah RA yang mengutip perkataan Rasulullah SAW. Beliau bersabda,

النوم أخو الموت، ولا ينام أهل الجنة


Artinya: “Tidur adalah saudara kandung kematian. Di surga, penghuni surga tidak tidur.”

Hadits di atas termaktub dalam Silsilat al Hadits ash Shahihah oleh Syeikh Nashiruddin al Albani. Menurutnya, hadits tersebut sudah banyak diriwayatkan oleh banyak kitab hadits dan menyebutnya sebagai hadits yang shahih setelah menghimpun jalur riwayat hadits tersebut.

“Singkat kata, hadits ini adalah shahih dari salah satu jalur melalui Jabir,” demikian penjelasan Syeikh Nashiruddin yang diterjemahkan Prof. Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar dalam buku Surga dan Neraka.

Dalam redaksi lain, salah satu riwayat hadits menyebutkan hal serupa. Berikut bunyi haditsnya, “Ditanyakan kepada Rasulullah SAW, ‘Apakah penghuni surga tidur di surga?’ Sabda Rasulullah SAW, ‘Tidur adalah saudara kandung kematian. Di surga, para penghuni surga tidak tidur.'” (HR Thabrani)

Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam kitab terbitan Dar At Taqwa li An Nasyr wa At Tauzi hendak menjelaskan alasan mengapa para penghuni surga tidak lagi membutuhkan tidur seperti di dunia. Menurutnya, hal itu menjadi salah satu bentuk kesempurnaan rahmat Allah SWT.

“Surga adalah tempat kenikmatan dan tidur adalah mengurangi kenikmatan ahli surga dari rahmat Allah. Bahkan mereka merasakan kenikmatan demi kenikmatan, keindahan demi keindahan. Kita memohon kepada Allah agar Dia menganugerahkan karunia-Nya kepada kita,” jelasnya yang diterjemahkan Ghilmanul Wasath, Abdurrahman Kasdi, dan Umma Farida dalam buku Tamasya ke Negeri Akhirat.

Senada dengan itu, Syaikh Muhammad Al-Utsaimin dalam Syarah Kitab Tauhid Jilid II menafsirkan, penghuni surga tidak lagi tidur karena kenikmatan yang dimiliki mereka. Ditambah lagi, tidur termasuk bagian dari perkara yang sia-sia dan disebut kematian kecil.

“Tidur di surga adalah menghilangkan waktu tanpa kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan. Karena kesenengan di dalamnya abadi. Karena tidur adalah kematian kecil. Surga tidak ada kematian di dalamnya,” terang Syeikh Muhammad.

Keterangan ini dikuatkan dengan firman-Nya dalam surah Fathir ayat 34-35. Ayat tersebut menjelaskan bahwa penghuni surga tidak pernah tidur sama sekali karena tidak merasakan lelah setelah sibuk beraktivitas seharian. Allah SWT berfirman,

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَۗ اِنَّ رَبَّنَا لَغَفُوْرٌ شَكُوْرٌۙ
الَّذِيْٓ اَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهٖۚ لَا يَمَسُّنَا فِيْهَا نَصَبٌ وَّلَا يَمَسُّنَا فِيْهَا لُغُوْبٌ
ۨ
Artinya: Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (Dia) yang menempatkan kami di tempat yang kekal (surga) dengan karunia-Nya. Di dalamnya kami tidak lelah dan lesu.”

Hal ini juga pernah diceritakan Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya. Dari Abdullah bin Abi Aufa, ia berkata bahwa seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah SAW,

“Sesungguhnya tidur merupakan sesuatu yang Allah jadikan mata kita tenang di dunia, apakah di surga ada tidur?”

Rasulullah SAW bersabda, “Tidur adalah teman kematian dan di surga tidak ada kematian.”

Orang itu bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apa istirahat mereka?”

Beliau bersabda, “Sesungguhnya, di surga tidak ada keletihan. Semua hal adalah istirahat. Lantas Allah SWT menurunkan surah Fathir ayat 35.” (HR Al Baihaqi)

Wallahu’alam.

(rah/erd)



Sumber : www.detik.com

Rasulullah Anjurkan Matikan Lampu saat Tidur, Ini Alasannya



Jakarta

Rasulullah SAW menganjurkan agar mematikan lampu saat tidur. Ada alasan tersendiri kenapa beliau menganjurkan hal ini.

Anjuran Rasulullah SAW agar mematikan lampu saat tidur termuat dalam hadits yang diriwayatkan Jabir bin Abdillah RA. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

…أَطْفِئُوا الْمَصَابِيحَ إِذَا رَقَدْتُمْ وَغَلَقُوا الْأَبْوَابَ


Artinya: “Apabila kalian hendak tidur, padamkanlah lampu dan kuncilah pintu terlebih dahulu…” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Malik)

Dalam Shahih Al-Bukhari tepatnya pada Kitab Al-Isti’dzan juga terdapat riwayat serupa, dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

وَأَحِيفُوا الأَبْوَابَ وَأَطْفِئُوا الْمَصَابِيحَ فَإِنَّ الْفُوَيْسِقَةَ رُبَّمَا جَرَّتْ الْفَتِيْلَةَ فَأَحْرَقَتْ أَهْلَ الْبَيْتِ…

Artinya: “…Kuncilah pintu dan padamkanlah lampu terlebih dahulu, karena mungkin tikus akan menyenggol pelita dan membakar penghuni rumah.” (HR Bukhari)

Ibnu Umar RA juga meriwayatkan hadits serupa dari Nabi SAW yang bersabda,

لا تَتْرُكُوا النَّارَ فِي بُيُوتِكُمْ حِيْنَ تَنَامُوْنَ

Artinya: “Janganlah kalian biarkan api menyala di dalam rumah kalian ketika kalian tidur.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

Dalam Syarah Riyadhus Shalihin dijelaskan, perintah Rasulullah SAW dalam hadits tersebut adalah untuk bimbingan Nabi SAW atau untuk anjuran agar memadamkan api–ada juga penerjemah hadits yang menyebutnya lampu–ketika hendak tidur.

Menurut penjelasan dalam Kitabul-Aadab karya Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, alasan perintah untuk memadamkan lampu dan api ketika hendak tidur adalah khawatir jika api menjalar dan membakar penghuni rumah. Mengingat, pada saat itu alat penerangan masih menggunakan api.

Alasan tersebut turut dijelaskan dalam sabda beliau, “Karena mungkin tikus akan menyenggol pelita dan membakar penghuni rumah.”

Ada hadits yang lebih lengkap yang menceritakan bahwa ada rumah di Madinah yang terbakar api saat malam hari, hingga Rasulullah SAW memerintahkan untuk memadamkan api sebelum tidur. Hadits ini berasal dari Abu Musa RA, sebagaimana termuat dalam kitab Riyadhus Shalihin karangan Imam an-Nawawi. Ia mengatakan,

“Ada sebuah rumah di Madinah yang terbakar di malam hari termasuk penghuninya. Setelah itu, mereka memberitahukannya kepada Rasulullah SAW, maka beliau bersabda, ‘Sesungguhnya api itu adalah musuh kalian. Maka dari itu, jika kalian tidur, maka padamkanlah api itu.” (Mutttafaq ‘Alaih)

Imam Al-Qurthubi dalam Fathul Bari menjelaskan, hadits tersebut mengandung artian bahwa apabila seseorang tidur di rumah dan tidak ada siapa-siapa selain dirinya dan di dalam rumah itu ada api, maka dia wajib memadamkan api tersebut terlebih dahulu sebelum tidur. Adapun, jika di dalam rumahnya ada beberapa orang, maka salah seorang dari mereka wajib memadamkannya, dalam hal ini yang paling wajib melakukannya adalah yang tidur paling akhir.

Sementara itu, jika merasa aman dari kebakaran, maka boleh membiarkan api dan lampu tetap menyala ketika tidur. Para ulama, seperti Imam an-Nawawi, yang mengatakan hal ini berhujjah karena ‘illat-nya sudah tidak ada.

“Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan untuk memadamkan api dan lampu pada hadits di atas karena tikus dapat menyenggol lampu di rumah itu dan menyebabkan kebakaran. Jika hal ini tidak terjadi, maka larangan itu pun tidak ada,” kata Imam an-Nawawi dalam Syarh Muslim yang dinukil Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub.

Selain menganjurkan untuk mematikan lampu, Rasulullah SAW juga memerintahkan untuk menutup pintu dan menguncinya. Dalam riwayat paling shahih, dari Jabir bin ‘Abdullah dikatakan,

“Telah bercerita kepada kami Hasan telah bercerita kepada kami Zuhair dari Abu Az-Zubair dari Jabir berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Tutuplah pintu-pintu kalian, tutuplah bejana-bejana kalian, tutuplah botol-botol kalian, matikanlah lampu-lampu kalian. Setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup, tidak bisa membuka tutup yang terpasang dan tidak bisa melepas tutup, dan tikus tidak bisa membakar rumah pemiliknya.'” (HR Ahmad – shahih)

Jabir RA turut meriwayatkan dengan lafaz,

“Telah bercerita kepada kami Katsir bin Hisyam dari Hisyam dari Abu az-Zubair dari Jabir sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Tutuplah pintu-pintu pada malam hari. Padamkanlah lampu-lampu kalian, tutuplah bejana-bejana kalian, makanan dan minuman kalian, walau kalian hanya menghalanginya dengan ranting pohon.'” (HR Ahmad – shahih)

Hadits tersebut termuat dalam buku Tafsir Hadits Al Jam’u wat Taufiq yang disusun oleh Samsurizal.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Surat Pengantar Tidur sesuai Sunnah, Yuk Agar Mendapat Ketenangan Hati!


Yogyakarta

Ada surat pengantar tidur yang dapat diamalkan saat mengalami kecemasan dan tekanan. Amalan sunnah ini dapat dikerjakan untuk menemukan kedamaian batin yang sangat diinginkan oleh semua orang.

Salah satu cara untuk mencapai ketenangan itu adalah melalui tindakan sederhana sebelum tidur, yaitu membaca surat pengantar tidur.

Surat pengantar tidur ini bagian dari ayat Al-Quran yang dirangkai dengan doa-doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Surat ini mengandung bacaan-bacaan yang memiliki nilai dan keutamaan tersendiri.


Surat Pengantar Tidur

Ketika waktu untuk beristirahat telah tiba, disunnahkan untuk membaca doa sebelum tidur. Sebelum itu, di awali dengan berwudhu dan mengebaskan kasur sambil membaca basmalah.

Dikutip dari buku Keutamaan Berdzikir karya As-Suyuti, bahwa terdapat tiga surat yang dapat dibaca sebelum tidur.

Surat Al-Ikhlas

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ . اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ . وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.””

Surat Al-Falaq

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ . مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ . مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ . وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ . وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh). dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.””

Surat An-Nas

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ . مَلِكِ النَّاسِۙ . اِلٰهِ النَّاسِۙ . مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ . الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ . مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan manusia, raja manusia, sembahan manusia dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

Setelah membaca ketiga surat tersebut, kemudian mengusap tubuh dengan kedua telapak tangan, dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan tiga kali.

Dikutip dari buku Doa dan Zikir Harian Nabi karya Imam Abu Wafa, bahwa dapat membaca ayat Kursi ketika hendak tidur agar dijaga dari setan hingga pagi oleh Allah SWT.

Surah Al Baqarah Ayat 255 (Ayat Kursi)

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ٢٥٥

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Mahaagung.” (QS Al-Baqarah ayat 255)

Surat Al Baqarah Ayat 285-286

Rasulullah SAW juga menganjurkan umat muslim untuk membaca potongan dua ayat dari surat terpanjang di Al-Qur’an ini untuk dibaca setiap malam. Berikut bunyi hadits yang dinukil dari Abu Mas’ud Al-Badri bahwa Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

Artinya: “Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan.” (HR Bukhari dan Muslim).

Surat As Sajdah dan Surah Al Mulk

Rasulullah SAW juga dikisahkan tidak akan tidur sebelum membaca surat As Sajdah dan surat Al Mulk. Betikut keterangan hadits yang menceritakannya,

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كَانَ النَّبِيَّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- لَا يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ: {الم، تَنْزِيلُ} السَّجْدَةَ، وَ تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْك

Artinya: Jabir bin Abdillah RA berkata, “Tidaklah Rasulullah SAW tidur sampai beliau membaca alif lam mim tanzilus sajdah (surah As Sajdah) dan tabarakalladzi biyadihil mulk (surah Al Mulk).” (HR Bukhari)

Surat Al Isra dan Surat Az Zumar

Dikisahkan dari Aisyah RA dalam sebuah hadits yang dihasankan oleh Ibnu Hajar RA,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ لا يَنَامُ حَتَّى يَقرَأَ بَنِي إِسرَائِيلَ وَالزُّمَر

Artinya: “Rasulullah SAW tidak tidur sampai beliau membaca surah Bani Israil (Al Isra) dan surah Az Zumar.” (HR Tirmidzi)

Surat Al Kafirun

Terakhir, surat Al Kafirun adalah surah pengantar tidur Rasulullah SAW yang disebut dapat membebaskan diri dari kemusyrikan. Dari Nufal asy Asyja’i RA dalam Kitab Sunan Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda,

اقْرأ : ( قُلْ يا أيُّها الكافِرُونَ ) ثُمَّ نَمْ على خاتِمَتِها ، فإنَّها بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ

Artnya: “Bacalah qul yaa ayyuhal kaafirun (surah Al Kafirun), kemudian tidurlah setelah selesai, karena surat tersebut membebaskan dirimu dari kemusyrikan.” (HR Abu Dawud)

Dari Ibnu Abbas RA dalam Kitab Musnad Abu Ya’la juga menyebutkan sabda Rasulullah SAW yang mengatakan, “Maukah kalian aku ajarkan suatu bacaan yang dapat menyelamatkanmu dari perbuatan syirik kepada Allah SWT, bacalah qul yaa ayyuhal kaafiruun ketika hendak tidur.”

Keutamaan Membaca Surat Pengantar Tidur

Dengan membaca surat-surat di atas sebelum tidur, maka seorang muslim akan mendapatkan banyak keutamaan.

Dikutip dari buku Edisi Indonesia: Zadul Ma’ad: Panduan Lengkap Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah bahwa keutamaannya antara lain:

– Tidurnya akan dilindungi oleh Allah SWT
– Menjaga hati dan tubuh
– Akan merasa tenang
– Akan diberikan kebahagiaan dan kemenangan di dunia dan akhirat oleh Allah SWT

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Lakukan Hal Ini saat Mimpi Buruk, sesuai Ajaran Rasulullah



Yogyakarta

Mimpi adalah jendela menuju alam bawah sadar kita, tempat di mana pikiran dan perasaan terkadang melahirkan gambaran yang tak terduga.

Dalam kenyataannya, mimpi bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan, membawa inspirasi, atau bahkan memberikan peringatan. Setiap orang bisa saja mengalami mimpi baik ataupun buruk.

Dikutip dari buku Tafsir Mimpi Menurut Al-Qur’an dan as-Sunnah karya Muhammad Ibnu Sirin, bahwa terdapat dua macam mimpi, yaitu mimpi yang berasal dari Allah dan mimpi yang berasal dari setan.


Rasulullah SAW bersabda,

الرُّؤْيَا مِنَ اللَّهِ وَاخْلْمُ مِنَ الشَّيْطَانِ

Artinya: “Ar-ru’ya ‘mimpi kebaikan’ berasal dari Allah sedang al hulmu ‘mimpi buruk’ berasal dari setan.” (HR Muslim)

Namun, terkadang mimpi buruk datang menghampiri, memicu rasa cemas dan kegelisahan yang tak diinginkan.

Dalam Islam, ada petunjuk dan anjuran dari Rasulullah SAW tentang bagaimana menghadapi mimpi buruk dan meredakan dampaknya pada kehidupan sehari-hari.

Hadits Tentang Mimpi Buruk

Mengutip Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar oleh Imam an-Nawawi dijelaskan bahwa terdapat beberapa hadits yang menceritakan mengenai mimpi buruk.

– Kitab Shahih Bukhari Muslim

Rasulullah SAW bersabda,

“Mimpi yang baik, datangnya dari Allah, sedangkan mimpi yang buruk datangnya dari syaitan. Siapa saja yang bermimpi perkara yang tidak disukainya maka meludah kecil ke arah kirinya sebanyak tiga kali dan memohon perlindungan dari syaitan, maka mereka tidak bisa memberikan mudarat.”

– Kitab Shahih Muslim

Rasulullah SAW bersabda,

“Jika seseorang dari kalian bermimpi dengan mimpi yang tidak disukai maka hendaknya meludah ke arah kiri sebanyak tiga kali, dan memohon perlindungan kepada Allah dari syaitan sebanyak tiga kali, kemudian berpindah posisi.”

– HR Imam Tirmidzi

Rasulullah SAW bersabda,

“Jika seseorang dari kalian bermimpi dengan perkara yang tidak disukai, maka jangan diceritakannya kepada siapa pun, dan hendaknya dia bangun kemudian shalat.”

Anjuran Ketika Mimpi Buruk

Dikutip dari buku Untukmu Yang Sedang Sakit: Tata Cara Bersuci, Shalat, Doa & Dzikir Saat Sakit karya Ammi Nur Baits, S.T., B.A. terdapat beberapa hal yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ketika seseorang mendapati mimpi buruk, yaitu:

1. Meludah ke kiri sebanyak tiga kali
2. Memohon perlindungan kepada Allah SWT dari setan sebanyak tiga kali, dengan membaca ta’awudz
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

3. Memohon perlindungan kepada Allah SWT dari keburukan mimpi tersebut.
4. Bangun dan melaksanakan sholat.
5. Mengubah posisi tidurnya
6. Tidak boleh menafsirkan mimpi tersebut

Dikutip dari Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi oleh Imam an-Nawawi bahwa jika mendapati mimpi buruk, hendaknya meludah ke kiri sebanyak tiga kali dan membaca doa,

اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ وَسَيِّئَاتِ الأَحْلامِ

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syaitan dan keburukan mimpi.” (HR Ibnu Sunni)

Insya Allah dengan melakukan beberapa anjuran tersebut ketika mengalami mimpi buruk, maka segala keburukan dari mimpi tersebut tidak akan menghampiri kita.

Karena sesungguhnya mimpi yang buruk berasal dari setan.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Doa Sebelum Tidur dan Bangun Tidur: Arab, Latin dan Terjemahannya


Jakarta

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya membaca doa sebelum dan setelah bangun tidur. Hal ini merupakan bagian dari praktik ibadah dan adab yang dianjurkan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT.

Sebelum tidur Nabi Muhammad SAW biasa melakukan beberapa hal ini. Mulai dari berwudhu, mengibaskan tempat tidur hingga memanjatkan doa.

Sebagaimana yang tercantum dalam sebuah hadits yang berbunyi:


“Jika seseorang di antara kalian hendak tidur, ambillah potongan kain dan kibaslah tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucap ‘Bismillaah,’. Karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya.” (HR. Al-Bukhari no. 6320, Muslim no. 2714, at-Tirmidzi no. 3401 dan Abu Dawud no. 5050.)

“Apabila kamu ingin tidur maka berwudhulah lebih dulu sebagaimana wudhu untuk sholat, kemudian berbaringlah ke kanan dan bacalah doa doa sebelum tidur. Rasulullah SAW bersabda: ‘Jadikanlah doa itu sebagai akhir dari semua perkataanmu,” (HR Bukhari Muslim).

Begitupun saat bangun tidur. Nabi Muhammad SAW biasa membaca doa sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits berikut:

قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ ‏”‏ اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوتُ ‏”‏‏.‏ وَإِذَا أَصْبَحَ قَالَ ‏”‏ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ ‏

Artinya: Ketika Nabi Muhammad hendak tidur dia biasa mengatakan, “Allahumma bismika ahya wa amut.” Dan saat bangun di pagi hari dia terbiasa mengucap, “Al-hamdu li l-lahi al-ladhi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihi-nnushur.” (HR Bukhari).

Doa Sebelum Tidur

Dikutip dari buku 100 Doa Harian Untuk Anak karya Kak Nurul Ihsan, seperti in bacaan doa sebelum tidur yang bisa dibaca:

بِسْمِكَ اللّهُمَّ اَحْيَا وَ بِسْمِكَ اَمُوْتُ

“Bismika allahumma ahyaa wa bismika amuut.”

Artinya: “Dengan namaMu ya Allah, aku hidup dan aku mati.” (Sahih Bukhari, At-Tauhid: 6845)

Ada pula doa sebelum tidur versi panjang. Berikut bacaannya:

للَّهُمَّ أَسْلَمْتُ إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِى إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرى إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلَا مَنْحَى مِنْكَ إِلا إِلَيْكَ، أَمَنْتُ بكتابكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

Bacaan latin: Allahuma aslamtuilaika wawajjahtuwajhii ilaika, wafawwadhtuamrii ilaika waalja’tudzahrii ilaika raghbatan waraghbatan ilaika laa maljaawalaa manjaa minka illa ilaika amantu bikitaabikalladzii anzaita wabinabiyyikalladzi arsalta

Artinya : “Ya Allah, aku berserah diri kepada-Mu. Aku menghadapkan wajahku kepada-Mu. Aku menyerahkan segala urusanku kepada-Mu. Aku menyandarkan punggungku kepadaMu lantaran mengharap dan takut kepadaMu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari ancamanMu kecuali hanya kepadaMu. Aku beriman kepada kitabMu yang Kau turunkan juga (aku beriman) kepada nabiMu yang Kau utus.” (HR, Muslim, Bukhari dan Abu Dawud)

Selain doa di atas, Rasulullah juga memanjatkan doa berikut. Doa ini diriwayatkan oleh Anas RA.

Bacaan latin: Alhamdulillahilladzi ath ‘amana wasaqona wakafana wa awana fakammimman lakafiya lahu walamu’wiya

Artinya: “Segala puji bagi Allah zat yang telah memberi makan dan minum kepada kami, serta telah mencukupi dan memberi tempat tinggal kepada kami. Betapa banyak orang yang tak ada yang mencukupi dan tak memberi tempat kepadanya.” (HR Muslim)

Doa Bangun Tidur

Sementara bacaan doa bangun tidur yang bisa kamu amalkan adalah sebagai berikut, sebagaimana dikutip dari buku Penuntun Doa, Yuk! karya Abu Ihsan.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Bacaan latin: Alhamdulillahilladhi ahyana ba’dama amatana wa ilaihinnushur

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan kehidupan, mematikan kami, dan hanya kepada-Nyalah kami kembali.”

Namun perlu diperhatikan juga adab-adab setelah bangun tidur. Masih mengutip buku yang sama, seperti ini adab setelah bangun tidur:

  1. Membaca istighfar tiga kali
  2. Membaca Syahadat
  3. Membaca doa bangun tidur
  4. Jangan mengusap tangan ke mata, dikhawatirkan tangan kita kurang bersih dan bisa menjadikan mata kita gatal atau sakit
  5. Lekas bangun jangan bermalas-malasan
  6. Sholat Subuh tepat waktu
  7. Merapikan tempat tidur dan kamar

(hnh/erd)



Sumber : www.detik.com