Tag Archives: tobat

Dosa Besar Ini Takkan Diampuni Allah SWT, Wajib Dihindari!


Jakarta

Ada sejumlah dosa yang disebut tak terampuni. Dosa ini tergolong besar sehingga harus dijauhi oleh muslim.

Perintah menjauhi dosa besar termaktub dalam surah An Nisa ayat 31,

اِنْ تَجْتَنِبُوْا كَبَاۤىِٕرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُّدْخَلًا كَرِيْمًا


Artinya: “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang (mengerjakan)-nya, niscaya Kami menghapus kesalahan-kesalahanmu dan Kami memasukkanmu ke tempat yang mulia (surga).”

Syirik Adalah Dosa Besar yang Tak Diampuni Allah SWT

Syamsuddin Muhammad bin ‘Utsman bin Qaimas At Turkmaniy Al Fariqy Ad Dimasyqiy Asy Syafi’iy melalui karyanya berjudul Al Kabair yang diterjemahkan Abu Zufar Imtihan Asy Syafi’i menjelaskan bahwa syirik termasuk salah satu dosa besar yang tak diampuni oleh Allah SWT. Terkait hal ini tertuang dalam surah An Nisa ayat 116,

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.”

Menurut kitab Ad Da ‘u wa ad-Dawa’ karya Ibnu Qayyim Al Jauziyyah terjemahan Salim Bazemool, dosa syirik yang tidak diampuni itu seperti mencintai makhluk layaknya mencintai Allah SWT. Bagaimana mungkin seseorang bisa menyamai Allah SWT dengan makhluk? Sang Khalik merupakan Tuhan Yang Maha Kaya dan Maha Kuasa. Rahmat dan kesempurnaann-Nya mutlak serta menjadi keharusan yang pasti.

Allah SWT tidak akan mengampuni dosa syirik selama orang itu masih berbuat demikian sampai ajal menjemputnya. Namun, Allah SWT adalah Maha Pengampun jika hamba-Nya memohon ampunan atas dosa yang ia perbuat serta bertobat nasuha sebelum meninggal dunia.

Hadits Syirik Adalah Dosa Besar yang Harus Dihindari

Masih dari sumber yang sama, Rasulullah SAW melalui haditsnya menyebut terkait syirik sebagai dosa besar. Berikut sabdanya,

“Maukah kalian aku beritahukan apa kabair (dosa besar) yang paling besar?” Beliau mengulang tiga kali. Para sahabat menjawab, “tentu, wahai Rasulullah.”

Kemudian Rasulullah bersabda, “Yaitu menyekutukan Allah SWT dan durhaka kepada kedua orang tua.” Saat itu beliau bersandar lalu duduk dan melanjutkan, “Juga kesaksian palsu, kesaksian palsu.” Begitu Rasulullah mengulang-ulang sampai-sampai kami mengatakan, “Andai beliau menghentikannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

7 Dosa Besar Lain yang Harus Dihindari Muslim

Selain syirik, ada sejumlah dosa besar lainnya yang harus dihindari oleh muslim. Deretan dosa besar ini disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda,

“Jauhilah tujuh perkara yang merusak!” Lalu beliau SAW menyebutkan, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah SWT kecuali karena alasan yang dibenarkan, memakan harta anak yatim, memakan riba, meninggalkan medan perang, dan menuduh wanita mukminah baik-baik telah berzina.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Awanah dan Nasa’i)

Berdasarkan hadits di atas, maka dosa-dosa besar itu mencakup:

  1. Syirik
  2. Sihir
  3. Membunuh jiwa yang diharamkan
  4. Memakan harta anak yatim
  5. Memakan riba
  6. Meninggalkan medan perang
  7. Menuduh wanita baik-baik telah berzina

Naudzubillah min dzaalik.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Apakah Tobat Diampuni Jika Maksiat Lagi?


Jakarta

Setiap hamba Allah SWT pasti tak luput dari kesalahan dan dosa. Tobat adalah pintu penyucian diri yang selalu terbuka, menawarkan kesempatan bagi kita untuk kembali pada jalan yang benar.

Namun, bagaimana jika seseorang sudah bertobat, tapi kemudian kembali terjerumus dalam maksiat? Apakah pintu ampunan Allah masih terbuka lebar?

Dalil Tobat dalam Islam

Dalam Islam, tobat memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Al-Taubat Ila Allaah karya Yusuf Qardhawi (terjemahan Irfan Maulana Hakim), tobat punya kekuatan untuk menghapus dan menghancurkan dosa-dosa yang telah lalu, layaknya Islam yang menghapus dosa-dosa di masa kekufuran.


Allah SWT sendiri menyeru hamba-Nya untuk bertobat dengan tulus, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surah At-Tahrim ayat 8:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِي

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya. Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanannya. Mereka berkata, ‘Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu’.”

Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa tobat yang tulus (tobat nashuha) adalah jalan untuk penghapusan dosa dan masuk surga.

Tobat Diampuni Jika Maksiat Lagi

Sering kali, godaan untuk kembali berbuat dosa begitu kuat. Bahkan setelah seseorang sudah bertobat.

Lantas, apakah tobat kita sebelumnya menjadi sia-sia? Para ulama sepakat bahwa kita tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah SWT. Meskipun kita berulang kali jatuh dalam dosa.

Imam Nawawi dalam kitab Riyadhus Shalihin meriwayatkan sebuah hadits qudsi yang sangat menenangkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Jikalau seorang hamba melakukan suatu dosa lalu ia berkata, ‘Ya Allah, ampunilah dosaku,’ maka Allah SWT berfirman, ‘Hamba-Ku melakukan sesuatu yang berdosa, lalu ia mengerti bahwa ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa dan dapat pula memberikan hukuman sebab adanya dosa itu.’

Kemudian apabila hamba itu mengulangi perbuatan dosanya lagi, lalu ia berkata, ‘Ya Tuhanku, ampunilah dosaku,’ maka Allah SWT berfirman, ‘Hamba-Ku melakukan sesuatu yang berdosa lagi, tetapi ia tetap mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa dan dapat pula memberikan hukuman sebab adanya dosa itu.’

Seterusnya apabila hamba mengulangi dosa lagi lalu berkata, ‘Ya Tuhanku, ampunilah dosaku,’ maka Allah SWT berfirman, ‘Hamba-Ku berbuat dosa lagi, tetapi ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa dan dapat pula memberikan hukuman sebab adanya dosa itu. Aku telah mengampuni dosa hamba-Ku itu, maka hendaklah ia berbuat sekehendak hatinya’.” (Muttafaq ‘alaih)

Imam Nawawi menjelaskan, maksud dari “hendaklah ia berbuat sekehendak hatinya” adalah bahwa jika seorang muslim berbuat dosa lalu segera bertobat, Allah SWT akan mengampuninya karena tobat telah melenyapkan dosa-dosa sebelumnya. Ini menunjukkan luasnya ampunan dan rahmat Allah bagi hamba-Nya yang senantiasa kembali kepada-Nya.

Allah SWT Mengampuni Orang yang Bertobat dari Maksiat

Kisah teladan dari Ali bin Abi Thalib RA semakin menguatkan pesan ini. Ketika ditanya tentang orang yang banyak berbuat dosa tetapi kemudian banyak bertobat, ia menjawab, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang banyak berbuat dosa, tetapi kemudian banyak bertobat.”

Ketika ditanya, “Bagaimana jika ia mengulanginya?” Ali menjawab, “Hendaklah ia beristighfar dan bertobat kepada Allah.” Pertanyaan yang sama diulang hingga Ali menjawab, “Hingga setan merasa putus asa.”

Ini menunjukkan bahwa selama seorang hamba masih punya keinginan untuk kembali dan bertobat, rahmat Allah akan selalu ada.

Imam Al-Ghazali juga menganjurkan, “Apabila kamu bertobat, lalu berbuat dosa lagi, segeralah bertobat. Katakan kepada dirimu, ‘Mudah-mudahan aku akan mati sebelum mengulangi perbuatan dosa lagi,’ begitu seterusnya. Sebagaimana engkau melakukan dosa dan mengulanginya, engkau juga harus bertobat dan terus-menerus mengulanginya.”

Kunci Utama dalam Bertobat

Pesan utama dari penjelasan para ulama ini adalah jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah SWT. Meskipun kita berulang kali jatuh dalam dosa, pintu tobat selalu terbuka. Yang terpenting adalah ketulusan dalam tobat dan tekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa.

Setiap kali kita melakukan dosa, segera sadari, sesali, dan bertobatlah. Dengan begitu, kita senantiasa membersihkan diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, bahkan jika jalan menuju istiqamah itu penuh dengan ujian dan jatuh bangun. Rahmat Allah SWT jauh lebih besar dari dosa-dosa kita.

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Cara Menghapus Dosa Menonton Film Dewasa


Jakarta

Menonton film dewasa dilarang dalam Islam karena termasuk zina mata. Orang yang tetap melakukannya bisa berdosa.

Larangan menonton film dewasa mengacu pada Al-Qur’an surah Al Isra ayat 32. Allah SWT berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا ٣٢


Artinya: “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.”

Menurut terjemahan Tafsir Ibnu Katsir, lewat surah Al Isra ayat 32 tersebut, Allah SWT melarang para hamba-Nya berbuat zina, begitu juga mendekatinya dan melakukan hal-hal yang mendorong pada zina.

Berdasarkan Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, perbuatan mendekati zina yang disebutkan dalam ayat di atas adalah melakukan segala hal yang mengarah pada perzinaan. Contohnya pergaulan bebas, membaca konten-konten yang merangsang, pornografi, pornoaksi, dan menonton sinetron atau film yang mengumbar sensualitas perempuan (film dewasa).

Menonton film dewasa termasuk zina mata. Menurut sebuah hadits dalam kitab At-Taubah wal Inabah karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah terjemahan Abdul Hayyie al-Katani dan Uniqu Attaqi, bentuk zina mata memandang. Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللَّسَانِ الْمَنْطِقُ وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِي وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ لكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ

Artinya: “Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, dia pasti mendapati bagiannya itu. Zina mata adalah memandang. Zina lidah adalah berbicara. Sedang nafsu berharap dan berkeinginan, dan kemaluan membenarkannya atau mendustakannya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA)

Cara Menghapus Dosa setelah Menonton Film Porno

Apabila terlanjur menonton film dewasa, umat Islam bisa segera bertobat. Menurut Imam al-Ghazali dalam Minhaj al-‘Abidin ila Jannah Rabbi al-‘Alamin yang diterjemahkan Rusdianto dan M Rofiq, makna tobat adalah pembersihan hati dari dosa.

Tobat menurut Imam al-Ghazali memiliki empat syarat. Pertama, seseorang harus membersihkan hatinya, yakni meninggalkan dosa dengan sekuat hati dan niat. Kedua, meninggalkan perbuatan dosa yang pernah dilakukan.

Ketiga, mengabaikan setiap kesempatan berbuat dosa yang sama, dan terakhir meluruskan niat bahwa tobat dilakukan semata karena Allah SWT bukan karena takut pada manusia atau keduniawian lainnya.

Ibnu Qayyim dalam Al-Jawab Al Kafi Li Man Sa’Ala ‘An Dawa’ Asy-Syafi terjemahan Mastur Irham dan Mujiburrohman mengatakan Allah SWT menjamin orang yang bertobat dari kesyirikan, membunuh, dan berzina bahwa Dia akan menjamin kejahatan itu dengan kebaikan. Ibnu Qayyim menyandarkan dengan firman Allah SWT dalam surah Az Zumar ayat 53,

۞ قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ ٥٣

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

5 Cara Tobat dari Kecanduan Video Porno Menurut Ajaran Islam


Jakarta

Islam melarang umatnya menonton film dewasa. Hal ini dikarenakan menonton film dewasa sama seperti melakukan perbuatan yang mendekati zina.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Isra ayat 32,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا ٣٢


Artinya: “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.”

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menafsirkan bahwa surah Al Isra ayat 32 berisi larangan dari Allah SWT kepada hamba-Nya untuk berbuat zina, begitu pula mendekatinya dan melakukan hal-hal yang mendorong pada zina.

Berdasarkan Tafsir Kementerian Agama RI, perbuatan yang mendekati zina itu bisa berupa menonton film dewasa, membaca konten-konten yang merangsang, dan semacamnya. Menonton film dewasa juga termasuk perbutan zina mata.

Ibnu Qayyim Al Jauziyah melalui kitab At Taubah wal Inabah terjemahan Abdul Hayyie al Kattani dan Uniqu Attaqi menyematkan hadits terkait zina mata. Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, dia pasti mendapati bagiannya itu. Zina mata adalah memandang. Zina lidah adalah berbicara. Sedang nafsu berharap dan berkeinginan, dan kemaluan membenarkannya atau mendustakannya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA)

Turut diterangkan dalam buku Sexuality in Islam susunan Abdel Wahab Bouhdiba, menonton film dewasa dapat menghasilkan ilusi dan halusinasi dalam otak manusia. Hal ini dapat menimbulkan bangkitnya syahwat, yang sama statusnya dengan zina.

Imam Nawawi lewat Syarah Muslim-nya juga menegaskan terkait hukum haram menonton film dewasa. Beliau berkata,

“Haram lelaki melihat aurat lelaki lain, perempuan melihat aurat perempuan lain. Ini kesepakatan ulama. Begitu juga, haram lelaki melihat aurat perempuan, dan perempuan melihat aurat laki-laki. Keharamannya secara ijmak. Nabi mengingatkan keharaman lelaki melihat aurat lelaki lain dan lelaki melihat aurat perempuan. Hal itu dari segi keharaman lebih besar. Keharaman ini pada selain suami.”

Lalu, bagaimana cara bertobat dari kecanduan film dewasa jika sudah terlanjur sering menontonnya?

Cara Tobat dari Kecanduan Video Porno Menurut Ajaran Islam

Menyadur dari laman About Islam, Mufti Agungg Oman Syekh Ahmad ibn Hamad Al Khalili menjabarkan terkait cara bertobat dari kecanduan film porno. Berikut bahasannya,

1. Mengakui Hanya Allah yang Dapat Menolong dari Masalah Ini

Pertama-tama, muslim harus mengakui bahwa hanya Allah SWT yang dapat menolongnya keluar dari kecanduan film dewasa. Seseorang harus yakin dirinya ingin bertobat dan berhenti menontonnya seraya berharap pertolongan Allah SWT atas tobatnya.

2. Introspeksi Diri

Lakukan evaluasi diri dengan jujur dan tulus. Pahami bahwa yang dilakukan adalah salah, penting bagi seseorang yang ingin bertobat untuk mengintrospeksi diri dan mengetahui letak kesalahannya.

3. Tobat dengan Tulus kepada Allah SWT

Tobat harus dilakukan dengan tulus semata-mata karena Allah SWT. Tobat juga harus diiringi dengan niat yang kuat dari diri sendiri dan yakin tidak akan mengulanginya.

4. Memohon kepada Allah SWT agar Dihapuskan Dosa

Ketika bertobat dari kecanduan film dewasa, hendaknya muslim memohon dengan sungguh-sungguh agar Allah SWT menghapuskan dosa-dosa yang diperbuatnya selama melihat pornografi. Hal ini bisa membantu terulangnya dosa yang dilakukan pada masa lalu.

5. Perbanyak Doa kepada Allah SWT dan Tingkatkan Ketakwaan

Langkah lain yang dapat dilakukan muslim untuk bertobat adalah memperbanyak doa kepada Allah SWT. Upayakan kedekatan dengan Sang Khalik dan yakin bahwa Dia selalu ada di mana pun dan kapan pun, sehingga menumbuhkan rasa takut untuk mengulangi dosa karena Allah SWT selalu mengawasi.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Istighfar 100 Kali Tiap Hari Sesuai Ajaran Rasulullah



Jakarta

Dzikir yang biasa dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah istighfar. Menurut sebuah riwayat, beliau mengucapkan bacaan istighfar 100 kali setiap hari.

Mengenai beristighfar ini Allah SWT telah berfirman dalam surah Ghafir ayat 55,

فَاصْبِرْ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّاسْتَغْفِرْ لِذَنْۢبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْاِبْكَارِ ٥٥


Artinya: “Bersabarlah, sesungguhnya janji Allah itu benar, mohonlah ampun untuk dosamu, dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi!”

Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menukil sebuah riwayat dalam Shahih Muslim yang menyebut bahwa Rasulullah SAW beristighfar 100 kali dalam sehari.

Dari al-Gharr al-Muzanny RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda,

“Sesungguhnya hatiku telah lalai, aku beristighfar dalam sehari sebanyak seratus kali.”

Diriwayatkan pula dalam Shahih Bukhari, dari Abu Hurairah RA dia katakan, bahwa aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Demi Allah, sungguh aku beristighfar kepada Allah SWT dan bertobat kepada-Nya dalam sehari sebanyak lebih dari tujuh puluh kali.”

Bacaan Istighfar 100 Kali

Bacaan istighfar 100 kali yang diucapkan Rasulullah SAW termuat dalam Kitab Sunan Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah melalui hadits yang berasal dari Ibnu Umar RA. Ia mengatakan telah menghitung doa Rasulullah SAW dalam suatu majelis, beliau SAW membaca 100 kali bacaan:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Arab latin: Raabbighfir lii watub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim

Artinya: “Ya Allah Tuhanku, ampunilah aku dan berikanlah tobat atasku, sungguh Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Pengasih.”

Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan.

Muhammad Ainur Rasyid dalam buku Kaya Total dengan Ayat Kursi menukil sebuah hadits mengenai keutamaan membaca istighfar 100 kali dari Hudzaifah RA. Ia berkata,

“Dulu lisanku biasa berbuat keji kepada keluargaku. Namun, aku tidaklah menganiaya yang lainnya. kemudian, aku menceritakan hal ini kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda, ‘Mana istighfarmu, wahai Hudzaifah? Sesungguhnya, aku selalu beristighfar kepada Allah setiap harinya sebanyak 100 kali dan aku juga bertaubat kepada-nya.” (HR Ahmad)

Bacaan Istighfar yang Jadi Rajanya Istighfar

Imam an-Nawawi juga meriwayatkan dalam Shahih Bukhari mengenai bacaan istighfar yang disebut sebagai rajanya istighfar (sayyidul istighfar). Dari Syaddad bin Uwais RA dari Nabi SAW bahwa: “Rajanya istighfar adalah kalimat yang diucapkan hamba Allah:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَليَّ، وَأَبُوءُ بِذَنْبي فَاغْفِرْلي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Arab latin: Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana ‘abduka, wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu, a’uudzubika min syarri maa shana’tu, abbu-u laka bi ni’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzambii, fagfirlii fa innahu laa yaghfirudh dhunuuba illaa anta

Artinya: ‘Ya Allah, Engkau Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkau telah menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu, dan aku atas janji dan ketentuan-Mu sekadar kemampuanku, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku perbuat dan aku mengakui segala kenikmatan yang telah Engkau berikan, aku juga mengakui dosa-dosaku, maka oleh karena itu ampunilah aku, sungguh tidak ada yang mampu memberikan ampunan kecuali Engkau.”

Dikatakan, orang yang membaca sayyidul istighfar pada siang hari dengan segala keyakinan, kemudian mati pada hari itu, maka baginya termasuk penghuni surga, dan bagi yang membacanya pada sebagian malam dengan segala keyakinan kemudian mati sebelum waktu fajar datang, maka dia termasuk penghuni surga.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Rasulullah Tobat 100 Kali Sehari, Begini Istighfar yang Beliau Baca


Jakarta

Rasulullah SAW memiliki sifat maksum atau terhindar dari perbuatan dosa. Meski demikian, beliau tetap bertobat dan meminta ampun kepada Allah SWT setiap harinya.

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan dalam kitab At-Taubah Wa al-Inabah, Rasulullah SAW bertobat dan meminta ampun sebanyak 70 atau 100 kali sehari. Dalam hadits beliau bersabda,

“Hai manusia, bertobatlah kepada Allah. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari.”


Sementara itu, dalam hadits lain sebagaimana dinukil Ibnu Jauzi dalam kitab Al Wafa, Ibnu Umar RA pernah mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Wahai manusia bertobatlah kepada Tuhanmu, karena saya bertobat kepada-Nya seratus kali dalam sehari.” (HR Abu Ashim dan Az-Zabidi)

Bacaan Istighfar Rasulullah

Dalam Sunan Abi Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah melalui hadits yang berasal dari Ibnu Umar RA dikatakan, setiap harinya Rasulullah SAW bertobat dan membaca istighfar berikut sebanyak 100 kali,

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Arab latin: Raabbighfir lii watub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim

Artinya: “Ya Allah Tuhanku, ampunilah aku dan berikanlah tobat atasku, sungguh Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Pengasih.”

Imam at-Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan. Hadits tersebut turut diriwayatkan Al-Qurthubi, Asy-Suyuthi, dan Abu Nu’aim.

Sa’id bin Abi Burdah turut meriwayatkan dari bapaknya dari kakeknya yang mengatakan, “Kami kedatangan Rasulullah ketika kami sedang duduk-duduk. Beliau langsung bersabda, ‘Aku tidak pernah bangun pagi kecuali aku beristighfar seratus kali.” (HR Muslim, As-Suyuthi)

Tobatnya Umat Islam Lebih Cepat Diterima dan Mudah Dilakukan

Tobatnya umat Nabi Muhammad SAW lebih sempurna dari umat-umat yang lain, lebih cepat diterima, dan lebih mudah dilakukan, sebagaimana dikatakan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam Jami’ as-Sirah.

Diketahui, tobatnya umat nabi terdahulu dilakukan dengan proses yang sulit. Contohnya tobat yang dilakukan sekelompok orang dari bani Israil yang menyembah sapi dilakukan dengan cara dibunuh saudaranya yang tidak ikut melakukan dosa itu.

“Apabila demikian halnya umat bani Israil, maka umat Islam–karena karamah yang dianugerahkan Allah–diperintahkan bertobat dengan cara menyesali dan berhenti melakukan perbuatan dosa yang pernah dilakukannya,” jelas Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.

(kri/rah)



Sumber : www.detik.com

Tobat 100 Kali Sehari, Ini Bacaan Istighfar Rasulullah


Jakarta

Rasulullah SAW tobat 100 kali sehari meskipun beliau terhindar dari dosa. Dalam tobatnya itu, beliau membaca istighfar setiap harinya.

Banyaknya tobat Rasulullah SAW ini disebutkan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitab At-Taubah Wa al-Inabah sebagaimana diterjemahkan Ahmad Dzulfikar. Ibnu Qayyim al-Jauziyah menyandarkan hal ini pada hadits shahih yang diriwayatkan Bukhari.

Rasulullah SAW bersabda, “Hai manusia, bertobatlah kepada Allah. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Nya lebih dari 70 kali sehari.” (HR Bukhari dalam kitab Ad-Da’wat bab Istighfar an-Nabi)


Hadits tersebut diriwayatkan dari Abu Yaman, dari Syu’aib, dari az-Zuhri, dari Abu Salamah. Hadits ini turut diriwayatkan At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Baghawi dalam Syarh as-Sunnah.

Para sahabat mencoba menghitung dalam suatu majelis terkait banyaknya ucapan tobat Rasulullah SAW dan mendapati beliau bertobat sebanyak 100 kali.

Rasulullah SAW juga pernah bersabda bahwa beliau tobat 100 kali sehari dan memerintahkan kepada umat manusia untuk bertobat kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,

“Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah Tuhan kalian! Sesungguhnya aku bertobat kepada Allah 100 kali dalam sehari.” (HR Muslim dan Abu Dawud)

Hadits tersebut dinukil Ibnul Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Jami’us Sirah dan diterjemahkan Abdul Rosyad Shiddiq dan Muhammad Muchson Anasy.

Bacaan Tobat Rasulullah

Berikut bacaan tobat Rasulullah SAW yang dibaca 100 kali sehari sebagaimana termaktub dalam Sunan Abi Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah melalui hadits yang berasal dari Ibnu Umar RA.

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Arab latin: Raabbighfir lii watub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim

Artinya: “Ya Allah Tuhanku, ampunilah aku dan berikanlah tobat atasku, sungguh Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Pengasih.”

Imam at-Tirmidzi mengatakan hadits tersebut kualitasnya hasan. Al-Qurthubi, Asy-Suyuthi, dan Abu Nu’aim turut meriwayatkan hadits tersebut.

Disebutkan dalam hadits lain yang diriwayatkan Sa’id bin Abi Burdah dari bapaknya dari kakeknya, Rasulullah SAW membaca istighfar 100 kali saat bangun pagi. Hadits tersebut berbunyi,

“Kami kedatangan Rasulullah ketika kami sedang duduk-duduk. Beliau langsung bersabda, ‘Aku tidak pernah bangun pagi kecuali aku beristighfar seratus kali.” (HR Muslim, As-Suyuthi)

Keutamaan Tobatnya Umat Islam

Allah SWT memberi keistimewaan terhadap tobatnya umat Islam atas umat lainnya. Disebutkan Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam Jami’us Sirah, tobatnya umat Nabi Muhammad SAW lebih sempurna dari umat-umat nabi yang lain, lebih cepat diterima, dan lebih mudah dilakukan.

Pada zaman nabi terdahulu, contohnya era Nabi Musa AS, mereka harus melakukan tobat dengan cara yang tidak mudah. Diceritakan, sekelompok orang dari bani Israil yang kala itu menyembah sapi harus bertobat dengan cara dibunuh saudaranya yang tidak ikut melakukan dosa itu.

Sementara itu, tobatnya umat Nabi Muhammad SAW bisa dilakukan dengan beristighfar sepenuh hati.

Dalil Tobat dalam Al-Qur’an

Perintah bertobat juga telah termaktub dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah An Nur ayat 31,

وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ…

Artinya: “…Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”

Menurut Tafsir Ibnu Katsir yang diterjemahkan M. Abdul Ghoffar, akhir surah An Nur ayat 31 tersebut berisi perintah untuk mengerjakan segala sesuatu yang telah diperintahkan Allah SWT dan tinggalkan tradisi masa lalu di zaman Jahiliyah. Sebab, keberuntungan yang paling prima adalah mengerjakan sesuatu seperti apa yang diperintahkan Allah SWT dan rasulnya serta meninggalkan sesuatu yang dilarang keduanya.

Yusuf Al-Qardhawi dalam kitab Al-Taubah Ila Allah yang diterjemahkan Irfan Maulana Hakim turut memaparkan firman Allah SWT yang berisi keutamaan orang bertobat, yakni “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS Al Baqarah: 222)

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Menghapus Dosa Sebanyak Buih di Lautan, Lakukan 2 Amalan Ini


Jakarta

Meskipun dosa seseorang sangat banyak sampai tak terhitung jumlahnya, tetapi Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Pengampun dan Pemaaf. Dirinya hanya perlu melakukan amalan penghapus dosa sebanyak buih di lautan dan memperbanyak kebaikan.

Manusia adalah tempatnya kesalahan dan dosa. Hampir setiap saat manusia melakukan kesalahan, mulai dari yang kecil maupun yang besar. Tak jarang, kita juga melakukannya secara sadar.

Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim menyadari tentang kekurangan itu, dan kemudian selalu berusaha meminta ampunan kepada Allah SWT. Yakinlah bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Bahwa diri-Nya tetap berkenan untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya walaupun sebanyak buih di lautan.


Rasulullah SAW berjanji bahwa terdapat dua amalan yang bisa menghapus dosa seseorang meskipun sebanyak buih di lautan. Apa saja amalan tersebut? Berikut selengkapnya!

Amalan Penghapus Dosa Sebanyak Buih di Lautan

1. Bertasbih (Subhanallahi wa Bihamdihi) Sebanyak Seratus Kali

Disebutkan dalam buku 10 Amalan Inti Penghapus Dosa oleh Ahmad Zacky El-Syafa, apabila seseorang ingin diampuni dosanya meskipun sebanyak buih di lautan oleh Allah SWT, hendaknya ia membaca tasbih sebanyak 100 kali.

Berikut bacaan tasbih tersebut:

سُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ

Arab-latin: Subhanallah wa bi hamdih

Artinya: “Maha Suci Allah dan dengan memuji kepada-Nya.”

Dalam buku Risalah Doa & Zikir Keluarga oleh Tim Madinatul Ilmi dan Muhammad Auli disebutkan, amalan ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW, bahwasanya beliau bersabda,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ عَنْهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثلَ زَبَدِ الْبَحْرِ.

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang mengucapkan subhanallahi wa bihamdihi dalam sehari sebanyak seratus kali, niscaya akan dihapus semua dosa-dosa (kecil)-nya, meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR Bukhari)

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW menegaskan bahwa dengan mengucapkan zikir tasbih, maka seseorang akan mendapat seribu kebaikan dan dihapus seribu keburukannya.

Nabi Muhammad SAW bersabda,

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَعْجِرُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ ، كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ ؟ قَالَ: يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ، فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيئَةٍ.

“Rasulullah saw bersabda, ‘Apakah seseorang di antara kamu tidak mampu mendapatkan seribu kebaikan setiap hari?” Salah seorang di antara yang duduk bertanya, ‘Bagaimana di antara kita bisa memperoleh seribu kebaikan (dalam sehari)?” Rasulullah saw bersabda, ‘Hendaklah ia membaca seratus tasbih, maka ditulis seribu kebaikan baginya atau seribu kejelekannya dihapus.” (HR Muslim)

2. Salat Dhuha

Amalan penghapus dosa sebanyak buih di lautan yang kedua adalah melakukan salat dhuha sesering mungkin.

Haris Priyatna dan Lisdy Rahayu dalam buku mereka yang berjudul Amalan Pembuka Rezeki menjelaskan bahwa salah satu keutamaan dari salat dhuha adalah dihapuskannya segala dosa-dosanya yang telah lampau.

Abu Hurairah RA berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa menjaga dua rakaat salat dhuha, dosa-dosanya akan diampuni walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

Selain itu, Rasulullah SAW juga menekankan bahwa salat dhuha ini merupakan salatnya orang-orang yang bertobat kepada Allah SWT.

Beliau bersabda, “Tidaklah seseorang melakukan salat dhuha kecuali dia adalah orang yang bertobat.” (HR Thabrani)

Selain itu, dalam kesempatan lain beliau juga menjelaskan bahwa, “Salat dhuha adalah salatnya orang-orang yang bertobat.” (HR Al-Hakim)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Nabi Adam Pembuka Rezeki dan Pintu Tobat kepada Allah SWT


Jakarta

Doa Nabi Adam pembuka rezeki dan tobat selalu ia ucapkan setelah Allah menurunkannya dari surga. Doa ini terbukti dapat meluluhkan hati-Nya sehingga berkenan untuk menerima tobat hamba-Nya tersebut.

Mengenai cerita Nabi Adam ketika diturunkan dari surga, Imam Ibnu Katsir menjelaskannya secara rinci dalam bukunya yang berjudul Kisah Para Nabi. Yakni Nabi Adam pada awalnya hidup dengan damai dan tentram di surganya Allah SWT.

Allah SWT hanya memberi satu aturan jika Nabi Adam dan Hawa tetap ingin tinggal di surga, yaitu tidak mendekati maupun memakan buah yang bernama khuldi.


Setan memang merupakan musuh manusia yang nyata. Setan kemudian menipu Nabi Adam dan Hawa untuk memakan buah terlarang itu. Ia berkata bahwa buah inilah yang membuat mereka bisa kekal abadi di dalam surga.

Nabi Adam dan Hawa terperangkap di dalam jebakan setan terkutuk itu, sehingga keduanya memakan buah larangan Allah SWT itu.

Mengetahui hal tersebut, Allah SWT murka dan mengusir kedua ciptaan-Nya itu ke dunia ini.

Ahmad Yasin Ibrahim menjelaskan dalam buku Meraih Rezeki Tak Terduga, Wahab bin Manbah berpendapat bahwa Allah SWT menelantarkan Nabi Adam selama 7 hari di dunia.

Selama itu pula Nabi Adam menangis karena telah membuat Allah SWT murka dan menangisi kesalahan yang telah ia perbuat. Tak henti-hentinya Nabi Adam meminta ampunan dari Allah SWT dan agar diterima tobatnya.

Hingga pada akhirnya Allah SWT menengok Nabi Adam pada hari ketujuh dan menjawab ampunan-ampunannya. Allah SWT berfirman,

“Bukankah Aku telah memilih engkau untuk diri-Ku? Aku telah halalkan rumah-Ku ini untukmu. Aku telah muliakan engkau atas makhluk yang lain. Aku telah utamakan engkau dengan kemuliaan-Ku. Aku menanamkan perasaan cinta-Ku di dalam dirimu. Bukankah Aku telah memperingatkanmu akan murka-Ku? Bukankah Aku telah berhubungan denganmu melalui tangan-Ku? Aku telah tiupkan pada dirimu ruh-Ku. Bukankah Aku telah perintahkan malaikat-Ku untuk bersujud di hadapanmu?”

Allah SWT kembali berkata kepada Nabi Adam, “Bukankah engkau telah hidup enak di dalam surga-Ku? Engkau dapat tinggal di sana, semaumu karena kemuliaan-Ku? Kemudian engkau menentang perintah-Ku, melupakan janji-Ku, menyia-nyiakan wasiat-Ku. Bagaimana bisa engkau menyalahkan kemarahan-Ku? Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku!”

Hingga pada akhirnya Allah SWT memberikan sebuah doa kepada Nabi Adam agar diri-Nya mau mengampuni hamba-Nya yang hendak bertobat tersebut. Berikut adalah bunyi doa Nabi Adam pembuka rezeki dan pintu tobat dari Allah SWT.

Doa Nabi Adam Pembuka Rezeki dan Pintu Tobat

1. Doa Nabi Adam Pembuka Rezeki Pintu Tobat Surah Al-A’raf Ayat 23

Adapun dikutip dari buku Doa-Doa Terbaik Sepanjang Masa oleh Ustadz Ahmad Zacky El-Syafa, Nabi Adam juga berdoa sebagaimana difirmankan Allah SWT dalam surah Al-A’raf ayat 23 yang berbunyi,

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ ٢٣

Bacaan latin: Qaalaa rabbanaa zalamnaa anfusanaa wa illam tagfir lanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal-khaasiriin

Artinya: Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”

2. Doa Nabi Adam Pembuka Rezeki dan Pintu Tobat Pertama

لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ ، رَبِّ عَمِلْتُ سُوءًا وَظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي أَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِينَ ، لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ رَبِّ عَمِلْتُ سُوءًا وَظَلَمْتُ نَفْسِي فَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ ، لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ ، رَبِّ عَمِلْتُ سُوءًا وَظَلَمْتُ نَفْسِي ، فَتُبْ عَلَيَّ ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيم

Bacaan latin: La ilaha illa anta subhanaka wa bihamdika rabbi ‘amiltu suan wa dzolamtu nafsi faghfirli anta khoirul ghofirin la ilaha illa anta subhanaka wa bihamdika robbi ‘amiltu suan wa dzolamtu nafsi warhamni innaka arhamur rohimin la ilaha illa anta subhanaka wa bihamdika robbi ‘amiltu suan wa dzolamtu nafsi fatub ‘alayya innaka antat tawwabur rohim

Artinya: “Tiada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau dan segala puji untuk-Mu. Tuhanku, aku telah melakukan dosa dan menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku karena Engkau sebaik-sebaik pemberi ampunan. Tiada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau dan segala puji untuk-Mu. Tuhanku, aku telah melakukan dosa dan menzalimi diriku sendiri, maka kasihanilah aku, sesungguhnya Engkau sebaik-baik pengasih. Tiada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau dan segala puji untuk-Mu. Tuhanku, aku telah melakukan dosa dan menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku, sesungguhnya Engkau sebaik-baik penerima taubat dan Maha Penyayang.”

Mengutip dalam buku Dahsyatnya Doa Para Nabi yang ditulis oleh Syamsuddin Noor, S.Ag, doa memiliki banyak keutamaan yang istimewa. Berikut penjelasannya.

Keutamaan Doa

1. Doa adalah ibadah karena Allah SWT memerintahkannya. Sesuatu yang diperintahkan oleh Allah bagi siapa yang melaksanakan adalah ibadah.

2. Doa itu sari patinya ibadah. Jadi, apabila ibadah tanpa diiringi doa, sama saja seperti buah tanpa isi. Salat itu tiang agama Islam. Lalu, roh dari salat adalah doa.

3. Tidak ada yang lebih mulia di sisi Allah selain doa. Sebab, di dalam doa terdapat hakikat penghambaan manusia kepada Tuhan yang menciptakannya. Sejahat-jahatnya manusia, pada kondisi terjepit, pasti yang diharapkan adalah pertolongan Tuhan, “Ya Tuhan, tolonglah aku ya Tuhan.” Dan Allah senang bila ada hamba-Nya memanggil-manggil meminta pertolongan.

4. Tidak ada yang dapat menolak takdir buruk selain dengan doa kepada Allah SWT. Sebab, jika kita berdoa dengan sungguh-sungguh, Allah berkenaan menghapus daftar takdir menurut kehendak-Nya. Inilah hikmah mendalam dari dahsyatnya doa. Tidak ada yang dapat mengusik kehendak Allah selain berdoa meminta izin-Nya.

5. Doa itu membawa manfaat bagi yang memohonkannya. Ini harus diyakini oleh setiap orang beriman karena termasuk aqidah sam’iyah (kepercayaan yang pada dasarnya hanya sebuah kemungkinan, boleh percaya boleh tidak. Akan tetapi, ia menjadi sesuatu yang wajib dipercaya lantaran diberitakan oleh Allah dan Rasul-Nya).

6. Allah sendiri banyak mengajarkan doa-doa di dalam Al-Qur’an, begitu pula dengan Rasulullah SAW, beliau juga banyak mengajarkan doa untuk siang dan malam hari agar dapat diamalkan oleh umatnya. Sebab, doa itu memang sudah ada sejak Nabi Adam diciptakan, dan pengabulan doa oleh Allah sudah ada sejak itu.

7. Dari enam keistimewaan tersebut, tidak salah bila doa menjadi senjata ampuh bagi orang beriman. Doa adalah kekuatan batin, pembuka pintu rezeki, jalan menuju keberkahan dan kemenangan dunia-akhirat.

Banyak sudah rahasia dan keajaiban doa dijelaskan dalam nash-nash (dalil) Al-Qur’an dan hadits dalam berbagai kisah dan peristiwa masa lalu, seperti keajaiban dan kedahsyatan doanya para nabi, orang-orang shaleh, doa orang tua untuk anaknya, doa dari orang-orang yang teraniaya, dan lain sebagainya.

Ketujuh macam rahasia doa di ataslah yang memunculkan kedahsyatan doa-doa mereka. Doa-doa mereka itu langsung menembus langit, bahkan mengguncang Arasy.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Malam Hari yang Menjamin Orang Masuk Surga


Jakarta

Ada satu doa yang apabila dibaca pada malam hari dan keesokan harinya orang itu meninggal maka dia masuk surga. Doa ini terdapat dalam riwayat shahih.

Riwayat ini dipaparkan Imam Bukhari dalam kitab Shahih Adabul Mufrad yang diterjemahkan Abu Ahsan. Diriwayatkan dari Syaddad ibnu Aus, dari Nabi SAW bersabda,

سَيِّدُ الاسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُوْلَ : اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ، وَأَبُوْءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ،


قَالَ : مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Artinya: “Sayyidul Istighfar adalah seseorang yang mengucapkan ‘Allahumma anta rabbii laa ilaaha ilia anta, khalaqtanii wa ana abduka, wa ana ala ahdika wa wa’dika mastatha’tu, wa a’udzu min syarri maa shana tu, abuu’u laka bi ni’matika, wa abuu’u laka bi dzanbii, faghfirli, fa innahu laa yaghfirudz-dzunuba illa anta.’

Nabi berkata, ‘Barang siapa membaca doa itu pada siang hari dengan yakin, lalu dia meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Barang siapa mengucapkan kalimat tersebut pada malam hari dengan yakin, lalu dia meninggal sebelum waktu Subuh (pagi), maka dia termasuk penghuni surga’.”

Doa tersebut dikenal dengan Sayyidul Istighfar. Bacaan Sayyidul Istighfar berisi tobat seorang hamba. Berikut artinya,

“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Engkau, Engkau menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku senantiasa menepati janji-Mu selama aku mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan saya yang jelek, aku mengakui kepada-Mu nikmat-Mu, dan aku mengakui dosaku kepada-Mu maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Doa yang memiliki keutamaan menjamin pembacanya masuk surga ini shahih. Hal ini terdapat dalam Ash-Shahihah Bukhari, kitab Ad Da’awah, bab Ma Yaqulu Idza Ashbah.

Rasulullah Tobat 100 Kali Sehari

Dalam kitab tersebut, Imam Bukhari juga mengeluarkan sejumlah hadits shahih tentang tobat yang dilakukan Rasulullah SAW. Diriwayatkan dari Ibnu Umar,

إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ فِي الْمَجْلِسِ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : رَبِّ اغْفِرْ لي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ مِائَةَ مَرَّةٍ

Artinya: “Sesungguhnya kami pernah menghitung majelis untuk Nabi SAW, ‘Rabbighfirlii, watub ‘alayya, innaka antat tawwabur rahiim.’ (Ya Allah, ampunilah aku, terimalah tobatku, karena sesungguhnya Engkau Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang) seratus kali.”

Hadits tersebut juga terdapat dalam kitab Sunan. Abu Daud mengeluarkannya dalam Al Witri bab Istighfar dan At-Tirmidzi dalam Ad Da’awah.

Sa’id bin Abi Burdah turut meriwayatkan hadits serupa dari bapaknya dari kakeknya yang mengatakan, “Kami kedatangan Rasulullah ketika kami sedang duduk-duduk. Beliau langsung bersabda, ‘Aku tidak pernah bangun pagi kecuali aku beristighfar seratus kali’.” (HR Muslim, As-Suyuthi)

Dalam riwayat Aisyah RA, Rasulullah SAW membaca, “Allahummaghfirlii watub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim,” setelah salat Duha. Beliau mengucapkannya hingga 100 kali.

Wallahu a’lam.

(kri/rah)



Sumber : www.detik.com