Tag Archives: usamah bin zaid

Hadits Bulan Syaban tentang Puasa hingga Ampunan Allah



Jakarta

Bulan Syaban adalah bulan ke-8 dalam kalender Islam (Hijriyah). Terdapat sejumlah hadits bulan Syaban sebagaimana diriwayatkan para sahabat yang berhubungan dengan keutamaan dan amalan di bulan tersebut.

Hadits-hadits yang berkaitan dengan bulan Syaban terdiri dari hadits shahih hingga dhaif atau lemah. Salah satu hadits bulan Syaban yang memiliki derajat shahih adalah hadits tentang puasa sunnah. Berikut selengkapnya.

Hadits Bulan Syaban

1. Hadits Anjuran Puasa Bulan Syaban

Amalan yang dilakukan Rasulullah SAW pada bulan Syaban adalah berpuasa sunnah. Bahkan, beliau berpuasa paling banyak di bulan ini. Sebagaimana Aisyah RA berkata,


وما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل صيام شهر قط إلا رمضان، وما رأيته أكثر صياما منه في شعبان

Artinya: “Tidaklah aku melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan tidaklah aku melihatnya puasa paling banyak dalam sebulan, kecuali bulan Syaban.” (HR Bukhari dan Muslim, dinilai shahih)

Kemudian, Ummu Salamah RA meriwayatkan,

أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلاَّ شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ.

Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setahun tidak berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Syaban, lalu dilanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR Abu Dawud dan An-Nasa’i. Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

2. Hadits Puasa Nisfu Syaban

Puasa Nisfu Syaban adalah puasa yang dikerjakan pada tanggal 15 Syaban. Salah satu dalil yang menyebut secara khusus pelaksanaan puasa Nisfu Syaban adalah hadits yang diriwayatkan Ibn Majah dari Mu’awiyah bin Abdillah bin Ja’far. Berikut bunyi penggalan haditsnya,

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا، فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا

Artinya: “Jika masuk malam pertengahan bulan Syaban maka salatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Karena Allah turun ke langit dunia ketika matahari terbenam…”

Menurut penelusuran detikHikmah, dalil yang berkenaan dengan anjuran puasa Nisfu Syaban tersebut dinilai lemah. Hal ini turut disebutkan dalam Kitab Fiqhus Sunnah karya Sayyid Sabiq. Ulama Syafi’iyah tersebut menjelaskan, tidak ada dalil shahih yang menyebut bahwa mengerjakan puasa Nisfu Syaban dengan keyakinan ia memiliki keutamaan tertentu.

Akan tetapi, sebagaimana disebutkan dalam Kumpulan Tanya-Jawab Bid’ah dalam Ibadah yang ditulis oleh Hammud bin Abdullah Al-Mathr, orang yang memiliki kebiasaan melakukan puasa Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah), maka tidak masalah baginya mengerjakan puasa pada tanggal 15 Syaban (Nisfu Syaban).

3. Hadits Ampunan Allah pada Malam Nisfu Syaban

Ada sejumlah hadits bulan Syaban yang menyebut bahwa Allah SWT akan mengampuni hamba-Nya yang memohon ampunan pada malam Nisfu Syaban. Salah satunya hadits yang dikatakan Al-Albani, dari Muadz bin Jabal RA dia meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,

“Pada malam Nisfu Syaban Allah SWT memperhatikan seluruh makhluk-Nya, Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR Thabrani, Daruquthni, Baihaqi, dan Ibnu Hibban)

Dalam Kitab Syu’ab al-Iman juga terdapat riwayat yang menyebut bahwa Allah SWT akan mengampuni hamba-Nya yang memohon ampun pada malam Nisfu Syaban. Rasulullah SAW bersabda,

“Apabila tiba malam Nisfu Syaban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya.” (HR Baihaqi)

Melansir arsip detikHikmah, sebagian ulama mengatakan bahwa tidak ada satu pun hadits tentang keutamaan malam Nisfu Syaban yang dinilai shahih. Sementara itu, sebagian ulama hadits mengatakan ada riwayat yang karena banyaknya sanad hadits tersebut, maka ia menjadi shahih atau paling tidak menjadi hasan dan bisa dijadikan dalil.

4. Hadits Diangkatnya Amal pada Bulan Syaban

Bulan Syaban juga menjadi bulan diangkatnya amal manusia ke hadirat Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam hadits yang berasal dari Usamah bin Zaid. Ia berkata, “Katakanlah wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan Syaban”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Bulan Syaban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR Dawud dan an-Nasa’i. Ibnu Khuzaimah men-shahihkan hadits ini)

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Bulan Syaban Menjelang Ramadhan Menurut Hadits Nabi SAW


Jakarta

Doa bulan Syaban menjelang Ramadhan adalah bacaan yang bisa diamalkan muslim. Syaban merupakan bulan kedelapan yang terletak antara Rajab dan Ramadhan.

Meski Syaban bukan termasuk bulan haram, Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa Syaban tetap istimewa. Mengutip dari buku Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab dan Sya’ban tulisan Udji Asiyah, Syaban adalah momen dilaporkannya segala amal perbuatan manusia kepada Allah SWT.

Dengan demikian, sudah seharusnya umat Islam berlomba-lomba dalam mengerjakan amal kebaikan sebelum diserahkan kepada Allah SWT. Dari Usamah bin Zaid bertanya kepada Nabi Muhammad SAW,


“Wahai Rasulullah SAW, saya lihat engkau lebih bersemangat (lebih rajin) berpuasa di bulan Syaban ini dibanding bulan-bulan lainnya, mengapa?” Rasul SAW menjawab, “Karena Syaban ini bulan agung, yang banyak dilupakan orang, padahal di bulan inilah amal perbuatan manusia akan dinaikkan (dilaporkan) ke hadirat Allah SWT. Karena itu, aku ingin (lebih senang) bila di saat amalan-amalan itu diangkat (dihadirkan kepada Allah), maka aku dalam keadaan puasa.” (HR Nasa’i)

Selain itu, ada doa yang bisa dibaca muslim ketika bulan Syaban. Doa tersebut tercantum dalam hadits Rasulullah SAW.

Doa Bulan Syaban Menjelang Ramadhan: Arab, Latin dan Arti

Doa bulan Syaban menjelang Ramadhan termaktub dalam hadits Rasulullah SAW dari Anas bin Malik RA. Berikut bacaannya yang dinukil dari buku Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab untuk Berdoa karya Nurhasanah Naminoleh.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Arab latin: Allahumma barik lana fi rajaba wasya’bana waballighna ramadhana.

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Syaban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.” (HR Ahmad dan At-Thabrani)

Doa Bulan Syaban Lainnya yang Bisa Diamalkan

Selain doa di atas, ada juga bacaan lain yang bisa diamalkan muslim. Doa ini berasal dari Thalhah bin Ubaidillah yang juga termasuk ke dalam salah satu hadits Nabi SAW.

حَدَّثَنِي بِلَالُ بْنِ يَحْيَى بْنِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى الْهِلَالَ قَالَ اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ

Artinya: “Dari Thalhal bin ‘Ubaidullah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila melihat bulan sabit beliau mengucapkan: Allahumma ahlilhu ‘alaina bilyumi wal aimaani wassalaamati wal islaam, rabbii wa rabbukallah (Terbitkanlah bulan tersebut kepada kami dengan berkah, iman, keselamatan serta Islam, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah).” (HR Tirmidzi)

Keutamaan Bulan Syaban

Bulan Syaban memiliki sejumlah keutamaan. Berikut beberapa keutamaan bulan Syaban yang dikutip dari buku Dalam Naungan Bulan Penuh Kemuliaan karya Gus Arifin.

1. Bulan yang Dicintai Nabi Muhammad SAW

Syaban adalah salah satu bulan yang dicintai Nabi Muhammad SAW. Dari Aisyah RA berkata,

“Di antara bulan-bulan yang sangat dicintai Rasulullah SAW dalam melakukan puasa adalah bulan Syaban, lalu menyambungkannya dengan bulan Ramadhan.” (HR Ahmad)

2. Rasulullah Gemar Berpuasa pada Syaban

Rasulullah SAW gemar mengerjakan puasa pada bulan Syaban. Ini disebutkan dalam hadits dari Aisyah RA,

“Rasulullah SAW berpuasa hingga beliau mengatakan jangan berbuka dan berbuka hingga mengatakan jangan berpuasa (maksudnya selang-seling). Saya tidak melihat Rasulullah SAW berpuasa lengkap sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat yang banyak dipuasai Rasulullah SAW kecuali di bulan Syaban.” (HR Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)

3. Bulan Penuh Ampunan

Syaban termasuk bulan yang penuh ampunan. Dari Mu’adz bin Jabal meriwayatkan Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Pada malam Nisfu Syaban (pertengahan bulan Syaban), Allah akan mengumumkan kepada manusia, bahwa Dia akan mengampuni orang-orang yang mau beristighfar, kecuali kepada orang-orang yang menyekutukan-Nya, juga orang-orang yang suka mengadu domba (menciptakan api permusuhan) terhadap saudara muslim.” (HR Thabrani dan Ibnu Hibban)

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Sosok Panglima Perang Termuda dalam Sejarah Islam, Diangkat pada Usia 18 Tahun



Jakarta

Usamah bin Zaid merupakan salah satu panglima perang Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW. Sosoknya juga disebut sebagai sahabat dekat Rasulullah SAW.

Dalam sejarah Islam, Usamah bin Zaid adalah panglima termuda dan terakhir yang ditunjuk langsung oleh Nabi SAW. Ia lahir pada tahun ke-7 sebelum Hijriyah dan merupakan anak dari Zaid bin Haritsah, seperti dinukil dari buku Jika Sungguh-sungguh Pasti Berhasil susunan Amirullah Syarbini M Ag dkk.

Saat diangkat sebagai panglima usia Usamah masih 18 tahun. Karena usianya yang muda, banyak sahabat Rasulullah yang tidak yakin akan kemampuan Usamah bin Zaid.


Bahkan, mereka meragukan keputusan sang rasul sampai akhirnya desas-desus itu sampai ke telinga Umar bin Khattab.

Mengutip buku Para Panglima Perang Islam oleh Rizem Aizid, Umar RA lalu menemui Nabi SAW dan menyampaikan permasalahan itu. Hal tersebut membuat Rasulullah SAW sangat marah, ia menemui para sahabat yang tidak puas akan keputusan beliau. Nabi Muhammad berusaha meyakinkan para sahabat untuk meredak ketidakpuasan mereka.

Meski menjadi panglima termuda, tugas yang diberikan kepada Usamah bin Zaid pada kali pertamanya cukup berat. Nabi SAW memerintahkan Usamah untuk mengusir pasukan Romawi yang mengancam keutuhan masyarakat muslim kala itu.

Pada pasukan tersebut, ada sejumlah sahabat senior seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan lain-lainnya. Rasulullah SAW mengangkat Usamah bin Zaid memimpin seluruh pasukan tersebut.

Pada saat itu, Usamah bin Zaid diperintahkan untuk berhenti di Balqa’ dan Qal’atut Darum dekat Gazzah, termasuk wilayah kekuasaan Rum (Romawi). Dalam perang itu, Usamah berhasil membawa kemenangan bagi kaum muslimin.

Kemenangan yang diraihnya menjadi bukti bagi orang-orang yang sebelumnya meragukan Usamah bin Zaid. Selama 40 hari, mereka kembali ke Madinah dengan perolehan harta rampasan perang yang besar tanpa satu korban jiwa.

Dari kemenangan itu pula, Usamah bin Zaid menjadi sosok yang disegani oleh para sahabat. Diceritakan dalam buku Kisah-kisah Pilihan Muslim Cilik Teladan karya M Kholiluddin, Usamah bahkan berhasil mendesak mundur pasukan Romawi dari negeri Syam, Palestina, serta Mesir.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com