Tag Archives: Ustaz Oni Sahroni

3 Ustaz akan Isi Kajian Bulan Suci di Mutiara Ramadan, Catat Waktunya Ya!



Jakarta

Hari-hari terakhir bulan Ramadan menjadi salah satu momen istimewa bagi umat Islam. Terlebih ada malam ganjil 10 hari terakhir Ramadan. Alangkah baiknya bila muslim bisa mengisi sisa waktu Ramadan dengan menyaksikan tayangan kajian Mutiara Ramadan bersama para ustaz hanya di detikcom dan detikHikmah.

Deni Darmawan dalam buku Keajaiban Ramadan, menjelaskan keberadaan malam kemuliaan di bulan Ramadan yang dikenal dengan Lailatul Qadar. Menurut sebuah riwayat, malam Lailatul Qadar terletak pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, tepatnya pada malam-malam ganjil. Rasulullah SAW bersabda,

تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ


Artinya: “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain, Aisyah RA mengatakan, “Bila masuk sepuluh (hari terakhir bulan Ramadan Rasulullah SAW mengencangkan kainnya menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari)

Pada malam tersebut pula, disebut lebih baik daripada seribu bulan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al Qadr.

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.”

Bersamaan dengan keistimewaannya ini, tentunya muslim juga perlu menambah ilmu agama agar senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah SWT. Tahun ini, detikcom dan detikHikmah kembali menghadirkan Mutiara Ramadan dengan membawa tiga nama ustaz sebagai pengisi kajian.

Ketiga ustaz yang akan mengisi tayangan Mutiara Ramadan tersebut adalah Ustaz Adiwarman Karim, Ustaz Oni Sahroni, dan Ustaz Zacky Mirza. Para ustaz ini akan menemani sisa-sisa hari Ramadan detikers dengan kajian yang sayang untuk dilewatkan pada sore dan malam hari.

Mutiara Ramadan bersama Ustaz Adiwarman Karim akan dimulai besok, Rabu, 5 April hingga 14 April 2023 pada pukul 19.45 WIB. Hari berikutnya kemudian diisi oleh kajian dari Ustaz Oni Sahroni yang berlangsung dari 12 hingga 16 April 2023 pada pukul 15.00 WIB.

Sebagai penutup, Ustaz Zacky Mirza akan mengisi kajian di Mutiara Ramadan pada 17-21 April 2023 untuk pukul 19.45. Catat waktunya dan jangan sampai ketinggalan untuk menyaksikan Mutiara Ramadan hanya di detikcom dan detikHikmah. Cek teaser-nya DI SINI, ya!

(rah/lus)



Sumber : www.detik.com

Mutiara Ramadan Ustaz Oni Sahroni: Pentingnya Akad Saat Bertransaksi



Jakarta

Salah satu prinsip dalam bertransaksi sesuai dengan syariah adalah akad. Ustaz Oni Sahroni dalam Mutiara Ramadan Rabu (12/04/2023) menjelaskan tentang bagaimana pentingnya akad saat bertransaksi.

Ada empat yang penting harus diperhatikan dalam bertransaksi. Yang pertama adalah menentukan judul perjanjian. Sebagai contoh, kalau kita punya driver harus jelas judul akadnya. Akad ini disebut juga dengan ijarah, dimana si driver ini menjual jasa. Haknya namanya fee. Kalau kita menginvestasi berarti kita bagi hasil.

“Judul perjanjian harus jelas untuk menentukan hak dan kewajiban,” jelas Ustaz Oni Sahroni.


Kedua judul perjanjian akadnya apa harus ditulis hak dan kewajiban seperti apa. Yang ketiga setelah dituangkan pastikan masing-masing pihak tahu dan paham hak dan kewajibannya apa.

Dan yang keempat semua berkomitmen untuk menunaikan seluruh klausul yang ada dalam perjanjian. “Nah itu empat poin sebagai tuntunan syariah bagi kita yang melakukan kerjasama, transaksi, bermitra agar muncul hak dan kewajiban untuk sama-sama kita tunaikan dan laksanakan,” jelasnya.

Allah SWT menjelaskan tentang akad dalam surat Al-Maidah ayat 1 yakni:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَوْفُوا۟ بِٱلْعُقُودِ ۚ أُحِلَّتْ لَكُم بَهِيمَةُ ٱلْأَنْعَٰمِ إِلَّا مَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّى ٱلصَّيْدِ وَأَنتُمْ حُرُمٌ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيدُ

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū aufụ bil-‘uqụd, uḥillat lakum bahīmatul-an’āmi illā mā yutlā ‘alaikum gaira muḥilliṣ-ṣaidi wa antum ḥurum, innallāha yaḥkumu mā yurīd

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”

Ustaz Oni menegaskan, kalau sudah berkomitmen kita harus menunaikan akad.

Dan surat Al-Baqarah ayat 282:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيْنٍ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَٱكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُب بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌۢ بِٱلْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَن يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ ٱللَّهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ ٱلَّذِى عَلَيْهِ ٱلْحَقُّ وَلْيَتَّقِ ٱللَّهَ رَبَّهُۥ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْـًٔا ۚ فَإِن كَانَ ٱلَّذِى عَلَيْهِ ٱلْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَن يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُۥ بِٱلْعَدْلِ ۚ وَٱسْتَشْهِدُوا۟ شَهِيدَيْنِ مِن رِّجَالِكُمْ ۖ فَإِن لَّمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَٱمْرَأَتَانِ مِمَّن تَرْضَوْنَ مِنَ ٱلشُّهَدَآءِ أَن تَضِلَّ إِحْدَىٰهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَىٰهُمَا ٱلْأُخْرَىٰ ۚ وَلَا يَأْبَ ٱلشُّهَدَآءُ إِذَا مَا دُعُوا۟ ۚ وَلَا تَسْـَٔمُوٓا۟ أَن تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰٓ أَجَلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِندَ ٱللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَٰدَةِ وَأَدْنَىٰٓ أَلَّا تَرْتَابُوٓا۟ ۖ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوٓا۟ إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَآرَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِن تَفْعَلُوا۟ فَإِنَّهُۥ فُسُوقٌۢ بِكُمْ ۗ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱللَّهُ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū iżā tadāyantum bidainin ilā ajalim musamman faktubụh, walyaktub bainakum kātibum bil-‘adli wa lā ya`ba kātibun ay yaktuba kamā ‘allamahullāhu falyaktub, walyumlilillażī ‘alaihil-ḥaqqu walyattaqillāha rabbahụ wa lā yabkhas min-hu syai`ā, fa ing kānallażī ‘alaihil-ḥaqqu safīhan au ḍa’īfan au lā yastaṭī’u ay yumilla huwa falyumlil waliyyuhụ bil-‘adl, wastasy-hidụ syahīdaini mir rijālikum, fa il lam yakụnā rajulaini fa rajuluw wamra`atāni mim man tarḍauna minasy-syuhadā`i an taḍilla iḥdāhumā fa tużakkira iḥdāhumal-ukhrā, wa lā ya`basy-syuhadā`u iżā mā du’ụ, wa lā tas`amū an taktubụhu ṣagīran au kabīran ilā ajalih, żālikum aqsaṭu ‘indallāhi wa aqwamu lisy-syahādati wa adnā allā tartābū illā an takụna tijāratan ḥāḍiratan tudīrụnahā bainakum fa laisa ‘alaikum junāḥun allā taktubụhā, wa asy-hidū iżā tabāya’tum wa lā yuḍārra kātibuw wa lā syahīd, wa in taf’alụ fa innahụ fusụqum bikum, wattaqullāh, wa yu’allimukumullāh, wallāhu bikulli syai`in ‘alīm

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

“Jika kalian bertransaksi tidak tunai sebaiknya dicatat agar tidak melalaikan kewajiban,” tambah Ustaz Oni.

Rasulullah SAW bersabda:

“Dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” (HR. Tirmidzi).

Selengkapnya tentang pentingnya akad saat bertransaksi bisa kamu simak selengkapnya dalam Mutiara Ramadan bersama Ustaz Oni Sahroni DI SINI.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Bisnis Berkah, Lakukan 3 Adab Ini



Jakarta

Ustaz Oni Sahroni dalam Mutiara Ramadan detikcom, Kamis (13/4/2023), menyebutkan adab apa saja yang perlu dicermati bagi mereka yang menginginkan kebaikan dalam bisnisnya.

Menurutnya ada tiga adab yang utama. Pertama, bijak dalam berinvestasi dan berbisnis. Dalam artian, bisa mengelola keuangan dengan baik.

Ustaz Oni mengambil tuntunan dari para sahabat nabi yang kiranya mengajarkan, “Kalau kita mampu mengelola keuangan dengan perencanaan baik, maka seakan-akan kita telah mendapatkan setengah dari keuntungan yang menjadi ekspektasi.”


Yang kedua, memastikan kehalalan bisnis yang digeluti. Aktivitasnya seperti apa, hingga barang dan jasa yang ditawarkan juga mesti disimak poin halalnya ada atau tidak.

“Jadi, pastikan kita kerja di mana, tempat kerja kita ini core aktivitasnya apa. Kalo kita jualan barang, barangnya halal apa tidak, kalo kita jual jasa, layanan jasa yang kita jual itu halal apa tidak, kalo kita bermitra, mitra kita itu core aktivitasnya apa. Jadi pastikan halal, barangnya ada, engga fiktif, engga bodong,” jelas Dewan Pengawas Syariah BSI (Bank Syariah Indonesia) itu.

Ustaz Oni mengambil penggalan Surat Al-Baqarah ayat 172 sebagai landasannya, yang mana Allah SWT perintahkan:

کُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَا شْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ کُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ

Latin: Kuluu ming thoyyibaati maa rozaqnaakum wasykuruu lillaahi ing kungtum iyyaahu ta’buduun

Artinya: “Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.”

Adab ketiga, memitigasi risiko sehingga pelaku bisnis dapat memperoleh keuntungan.

“Nah yang ketiga, itu memitigasi risiko atau kita berikhtiar agar kita ini mendapat keuntungan. Dan pada saat yang sama, risikonya terkendali,” ujar Ustaz Oni.

Kenapa menargetkan keuntungan? Ustaz Oni katakan bahwa meraih keuntungan dalam berbisnis adalah hal lazim, bahkan syariah mengakomodasikannya pula.

Di sisi lain, punya target untung merupakan kewajiban para pelaku usaha untuk memitigasi risiko kerugian.

Seperti apa penjelasan selanjutnya? Simak selengkapnya dalam video Mutiara Ramadan: Adab Bekerja dan Berbisnis bersama Ustaz Oni Sahroni di SINI.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Mutiara Ramadan Ustaz Oni Sahroni: Tips Agar Pendapatan Berkah



Jakarta

Setiap orang dianjurkan untuk bekerja dan berusaha dalam mencari nafkah. Bagi umat Islam, wajib hukumnya memastikan pendapatan yang halal agar mendapat keberkahan.

Ustaz Oni Sahroni dalam Mutiara Ramadan detikcom, Jumat (14/4/2023), menyebutkan tips bagi umat muslim agar mendapatkan penghasilan yang halal dan berkah.

“Tentu tidak ada yang menginginkan pendapatan yang tidak berkah, semua pengen pendapatannya berkah,” ujar Ustaz Oni.


Lebih lanjut Ustaz Oni menjelaskan keberkahan dari penghasilan ini bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga berkah bagi orang tua, berkah bagi kerabat dan orang-orang di sekitarnya. Semua orang pastinya ingin mendapatkan penghasilan yang berkah.

Ustaz Oni juga membagikan tips untuk memastikan bahwa pendapatan yang kita dapatkan memiliki keberkahan.

Tips Memastikan Pendapatan yang Berkah

1. Niat Karena Allah SWT

Hal yang pertama harus dipastikan adalah semua niat dilandaskan karena Allah SWT. Dengan demikian rezeki yang didapatkan akan membawa keberkahan.

“Profesi yang kita geluti hari ini, sebagai pimpinan perusahaan, konten kreator, pengusaha, akuntan, pengacara, apapun itu, dedikasikan untuk Allah, untuk Allah, untuk Allah,” “

2. Totalitas Mencari Pendapatan

Setiap pekerjaan yang digeluti, harus totalitas dalam mencari pendapatan. “Jangan sampai setengah-setengah, karena kalau kita bekerja karena Allah harus sungguh-sungguh,” ujar Ustaz Oni.

3. Pastikan Profesi Halal

Pastikan bahwa profesi yang kita jalani ini halal. Oleh karena itu tidak boleh punya pendapatan yang sumbernya tidak halal. Pendapatan yang tidak halal maka dipastikan hasilnya tidak halal.

4. Tunaikan Zakat

Zakat merupakan hak dari pendapatan kita. Tunaikan zakat agar pendapatan kita berbuah keberkahan.

Seperti apa penjelasan selanjutnya tentang pendapatan yang berkah? Simak selengkapnya dalam video Mutiara Ramadan: Tips Agar Pendapatan Berkah bersama Ustaz Oni Sahroni di SINI.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Kunci Mencari Pendapatan untuk Akhirat



Jakarta

Mencari pendapatan dunia harus diiringi juga dengan tabungan akhirat. Ada cara yang bisa dilakukan agar bisa mendapatkan penghasilan di dunia sekaligus tabungan penghasilan di akhirat.

Ustaz Oni Sahroni dalam Mutiara Ramadan detikcom, Sabtu (15/4/2023), menyebutkan beberapa kunci mencari pendapatan untuk akhirat.

“Berbagai aktivitas sosial penuh dengan dinamika. Bahkan faktanya, tidak sedikit orang yang bekerjasama dengan pihak lain tapi setelah selesai usaha bukannya tambah akrab tapi runtuh, selesai persahabatan. Oleh karena ituu, dalam bisnis, butuh sosok investor, saudagar, pebisnis yang soleh,” ujar Ustaz Oni.


Lebih lanjut, Ustaz Oni menjelaskan tentang pentingnya seorang pengusaha atau saudagar yang komitmen dengan keislaman, komitmen dengan iman kepada Allah SWT.

“Titik poinnya saudagar itu kudu baik, soleh, orang yang bisa merawat iman,” lanjut Ustaz Oni.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan para pengusaha agar bisa merawat iman. Dengan demikian, selain sukses dalam pendapatan di dunia, sukses juga di akhirat.

1. Tunaikan Ibadah Kepada Allah
Jadilah orang yang paling dekat dengan Allah SWT. Caranya dengan menunaikan ibadah-ibadah wajib, penuhi rukun, fikih dan adabnya.

2. Mudah Membantu Orang Lain
Selanjutnya yakni jadilah orang yang mudah membantu orang lain, dengan demikian iman kita terawat karena kita dekat dengan Allah SWT.

Seorang pengusaha harus bisa bertawasul kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash ayat 77

وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

“Begitulah cara pandang saudagar yang baik, yang sholeh. Seimbang antara dunia dan akhirat,” ujar Ustaz Oni.

3. Komitmen dengan Perjanjian

Jika seorang pengusaha terlibat perjanjian maka ia komitmen dengan janjinya. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal dari sahabat ‘Amr bin ‘Ash bahwa Nabi bersabda:

نِعِمَّا بِالْمَالِ الصَّالِحِ لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ (رَوَاهُ أَحْمَدُ)

Artinya: “Sebaik-baik harta yang baik adalah harta yang dimiliki oleh orang yang shalih” (HR Ahmad).

Seperti apa penjelasan selanjutnya tentang pendapatan di dunia dan akhirat? Simak selengkapnya dalam video Mutiara Ramadan: Kunci Mencari Pendapatan untuk Akhirat bersama Ustaz Oni Sahroni di SINI.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com