Tag Archives: wa

Apakah Bisa Bertemu Keluarga di Alam Kubur? Ini Penjelasan Islam


Jakarta

Setelah meninggal dunia, manusia akan memasuki alam kubur. Di alam ini, setiap jiwa akan mulai merasakan balasan atas amal perbuatannya di dunia.

Lantas, apakah di alam kubur nanti kita bisa bertemu dengan anggota keluarga yang lebih dulu berpulang?

Pertemuan Anggota Keluarga di Alam Kubur

Menurut Mohamad As’adi Bin Tawi dalam bukunya Astaghfirullah, Pedihnya Siksa Kubur Atas Kaum Wanita, bagi orang-orang yang mendapat nikmat kubur, alam barzah akan terasa seperti berada di halaman surga. Mereka akan berada di tempat yang indah dan mulia.


Di tempat inilah, orang-orang beriman akan berkumpul dan berinteraksi dengan keluarga, kerabat, serta sesama mukmin lainnya. Selama mereka termasuk golongan yang terhindar dari siksa kubur-seperti anak, cucu, orang tua, dan sanak saudara lainnya-maka mereka akan dipertemukan kembali. Allah SWT akan mengumpulkan mereka di tempat yang penuh kenikmatan, sebagai bentuk balasan atas ketaatan dan amal baik selama hidup di dunia.

Sebaliknya, bagi mereka yang berada di jurang siksa kubur atau halaman neraka, tidak akan ada pertemuan atau kebersamaan. Roh-roh tersebut akan dipisahkan berdasarkan tingkat keimanan dan amal masing-masing.

Dalil Al-Qur’an Tentang Pertemuan di Alam Kubur

Dalam Surah An-Nisa ayat 69, Allah SWT berfirman:

وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا ٦٩

Artinya: “Siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (akan dikumpulkan) bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”

Bukti Pertemuan Roh Orang Saleh di Alam Barzah

Aep Saepulloh Darusmanwiati dalam buku Mengintip Alam Gaib, mengatakan manusia yang mendapat nikmat kubur akan saling bertemu dengan orang-orang saleh lainnya di alam kubur, persis seperti interaksi di dunia.

Rasulullah SAW juga menjelaskan secara rinci bagaimana roh orang-orang beriman akan saling bertemu di alam kubur. Dalam sebuah hadits disebutkan:

“Sesungguhnya roh seorang mukmin yang saleh apabila dicabut, ia akan ditemui oleh roh-roh para hamba Allah yang saleh lainnya, sebagaimana manusia saling bertemu di dunia. Roh-roh itu berkata, ‘Biarkan saudara kamu yang baru meninggal itu sehingga ia istirahat terlebih dahulu, karena dia baru selesai menjalani kegelisahan luar biasa. Setelah itu mereka menanyakan kabar si fulan, apa yang telah dilakukan oleh si fulanah (perempuan), apakah si wanita itu telah menikah?’

Apabila roh-roh itu menanyakan seseorang yang telah meninggal sebelum roh baru tadi, roh-roh orang saleh itu berkata, ‘Innâ lillâhi wa inna ilaihi râji’ûn, ia ternyata kini telah pergi menuju neraka Hawiyyah, dia adalah sejelek-jelek tempat kembali dan sejelek-jelek pengajaran’.” (HR Ibnu Abid Dunya)

Selain itu, ada riwayat lain dari Abu Qasim Abdurrahman RA yang menyebutkan sabda Rasulullah SAW:

“Apabila seorang hamba mukmin meninggal dunia, maka rohnya bertemu dengan roh orang-orang beriman.” (HR Hakim)

Roh Bisa Saling Mengenali di Alam Kubur

Tidak hanya dapat bertemu, roh-roh di alam kubur juga dapat saling mengenali dan mengingat satu sama lain. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abid-Dunya melalui jalur periwayatan Muhammad bin Abdullah bin Buzaigh, Fudhail bin Sulaiman An-Numairi, Yahya bin Abdurrahman bin Abu Labibah, dari kakeknya.

“Ketika Bisyr bin Al-Bara’ bin Ma’rur meninggal dunia, aku justru melihat kegembiraan memancar dari muka Ummu Bisyr. Dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, dia senantiasa berharap agar meninggal lebih dahulu dari Bani Salamah. Lalu, apakah orang-orang yang sudah meninggal itu bisa saling mengenal, sehingga aku dapat mengirimkan salam kepadanya?’

Beliau menjawab, ‘Benar. Demi diriku yang ada di tangan-Nya wahai Ummu Bisyr, mereka saling mengenal sebagaimana burung di pucuk pohon yang juga saling mengenal’.”

Meski demikian, pengetahuan manusia tentang roh terbatas. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al Isra ayat 85,

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا ٨٥

Artinya: Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit.”

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Kewajiban Keluarga yang Ditinggal Wafat Menurut Islam


Jakarta

Waktu hidup setiap manusia di dunia ini sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Kita tidak pernah tahu kapan ajal akan datang, bahkan bisa jadi keluarga tercinta yang lebih dulu meninggalkan kita.

Dalam ajaran Islam, menerima takdir kematian keluarga adalah bentuk kepasrahan kepada Allah SWT. Namun, ada kewajiban yang tetap harus diperhatikan oleh keluarga yang ditinggalkan agar tetap berbakti dan menjaga pahala untuk almarhum.


Hak Jenazah yang Meninggal

Ketika seorang muslim, termasuk keluarga kita, meninggal dunia, maka ia tetap memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh keluarganya yang masih hidup. Hak tersebut menjadi bentuk penghormatan terakhir sekaligus kewajiban yang dituntunkan dalam ajaran Islam.

Menurut Muhammad Bagir dalam buku Fiqih Praktis, terdapat empat kewajiban syariat yang harus dilakukan ketika seorang muslim meninggal dunia. Kewajiban ini termasuk dalam kategori fardhu kifayah, yaitu kewajiban yang dibebankan kepada seluruh kaum muslimin, termasuk keluarganya, tetapi apabila sebagian sudah melaksanakannya dengan baik, gugurlah kewajiban tersebut bagi yang lain.

Jika ada anggota keluarga yang meninggal, dia berhak untuk dimandikan terlebih dahulu sesuai tuntunan syariat. Namun, jenazah seorang syahid di jalan Allah tidak dimandikan karena darah dan luka mereka akan menjadi wewangian di hari kiamat.

Dalam proses memandikan, Nabi SAW mencontohkan agar jenazah dimandikan tiga atau lima kali dengan air bercampur daun bidara. Pada basuhan terakhir dianjurkan menggunakan kapur barus, dimulai dari bagian kanan dan anggota wudhu.

Setelah dimandikan, jenazah wajib dikafani dengan kain yang menutupi seluruh tubuhnya. Nabi SAW menganjurkan tiga lembar kain untuk laki-laki dan lima lembar kain untuk perempuan, sebaiknya berwarna putih, bersih, serta diberi wewangian.

Tahap berikutnya adalah menyalati jenazah sebelum dikuburkan. Salat jenazah dilakukan dengan empat kali takbir tanpa rukuk dan sujud, diawali dengan membaca Al-Fatihah, dilanjutkan sholawat, doa untuk kaum mukminin, lalu doa khusus untuk mayat.

Kewajiban terakhir adalah menguburkan jenazah di liang lahat yang menghadap kiblat. Saat memasukkan jenazah, disunnahkan membaca doa “Bismillah wa ‘ala millati Rasulillah”, kemudian ditimbun dengan tanah, dan orang-orang yang hadir dianjurkan mendoakan serta memohonkan ampunan untuknya.

Kewajiban Keluarga yang Ditinggalkan

Dikutip dari buku Fikih Madrasah Aliyah Kelas X oleh Harjan Syuhada dan Sungarso, terdapat beberapa kewajiban bagi keluarga yang baru saja ditinggalkan anggota keluarganya, berikut ini penjelasan lengkapnya.

1. Mengurus Pemakaman

Keluarga wajib mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, menyalati, hingga menguburkannya sesuai syariat Islam. Kewajiban ini bersifat fardhu kifayah, artinya bila sebagian orang sudah melakukannya maka gugur kewajiban bagi yang lain. Namun, bagi keluarga terdekat, ini menjadi bentuk penghormatan terakhir kepada almarhum.

2. Menyelesaikan Utang

Segala utang pewaris, baik berupa biaya perawatan, pengobatan, maupun utang kepada sesama, wajib dilunasi oleh keluarga dan ahli waris. Hal ini karena Rasulullah SAW menegaskan bahwa seorang mukmin masih tergantung dengan utangnya hingga dilunasi. Dengan melunasi utang, hak orang lain terpenuhi dan ruh pewaris tidak terbebani.

Jika almarhum meninggalkan wasiat, keluarga dan ahli waris wajib melaksanakannya selama tidak bertentangan dengan hukum Islam. Wasiat bisa berupa pemberian harta kepada orang atau lembaga, yang berlaku setelah pewaris wafat. Namun, wasiat bisa batal jika penerima terbukti menyakiti, memfitnah, atau berbuat zalim kepada pewaris.

4. Membagi Harta Warisan

Setelah jenazah diurus, utang dilunasi, dan wasiat ditunaikan, kewajiban berikutnya adalah membagi harta warisan. Pembagian ini telah diatur secara jelas dalam dengan perhitungan tertentu untuk setiap ahli waris.

Dengan mengikuti ketetapan Allah, harta warisan terbagi secara adil dan menghindarkan keluarga dari perselisihan.

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Biarkan Sempurna Atau Dibantu, Yang Mana?



Jakarta

Di sebuah Universitas Swasta. Di salah satu kota terbesar di Indonesia. Ada seorang mahasiswi. Ia mengambil jurusan arsitektur. Putri tunggal keluarga berada. Walau dua orang tuanya tinggal di kota yang sama. Mahasiswi itu disiapkan tempat tinggal kos di dekat kampusnya. Pasti tujuannya supaya setiap berangkat dan pulang kuliah, tidak perlu bermacet ria. Menghabiskan waktu tiada berguna.

Namun sayangnya. Pagi, siang, sore, malam orang tuanya terbiasa selalu menjaga. Melakukan komunikasi telpon atau melalui WA. Terutama tentang sarapan dan makan siang. Bila putrinya bilang belum makan. Mamanya gelisah lalu berangkat menuju kos-kosan. Minta ijin pemilik kos untuk menjenguk putrinya.

Itu rutin dilakukan. Hampir setiap hari orang tuanya pulang-pergi kos-kosan.


Berbeda yang dialami putri seorang ibu yang suaminya sudah berpulang. Ibu dan putrinya ini malah tinggal di kota besar yang paling besar. Di sana kehidupan jauh lebih menantang.

Boleh jadi karena tidak cukup uang. Putri itu dibiarkan pulang-pergi sekolahnya. Tak pernah dikawal. Bahkan dikala menjadi mahasiswi. Ia ikut bergelantungan di bus kota. Walau kadang perlu berganti bus kota lebih dari sekali. Natural, layaknya kebanyakan orang.

Belakangan sang putri tumbuh menuju dewasa dengan pengalaman segudang. Mampu bertahan dalam kondisi yang semuanya menantang. Bahkan popularitasnya di Indonesia bisa dijadikan gambaran kesuksesan. Kesempurnaan natural yang secara alamiah dibiarkan tumbuh dan berkembang.

Ibundanya hanya menjelaskan keadaan sebenarnya yang harus dihadapi. Menuntun pola lika-liku hidup yang biasa dihadapi semua orang. Lalu meneladankan kekuatan kemandirian agar mampu menjadi individu yang pantang menyerah. Kokoh bertahan menghadapi segala tantangan. Melalui nikmat kehidupan yang telah sempurna dianugerahkan Tuhan.

Jika kita jujur memandang. Seberapa besar putra-putri yang bersandarkan kawalan dan bantuan penuh orang tua? Dalam arti bantuan yang melenakan. Menjadikan kekuatan natural yang sejatinya bisa berkembang. Terpaksa tidur pulas tertutup perlakuan yang belum bisa dibenarkan.

Pasti jawabnya tidak banyak. Boleh jadi kurang dari sekian persen. Ukuran statistik yang memang perlu dibuktikan. Tapi hasil pasti sepertinya tidak menyangkal dugaan kebanyakan orang.

Orang-orang sukses hampir di seluruh jaman, hampir di seluruh pelosok penjuru bumi. Kebanyakan mereka adalah hasil publikasi alam secara natural. Sebagaimana putri janda yang kemudian tumbuh berkembang menjadi bintang terkenal. Andai saja dia memperoleh model pendidikan seperti mahasiswi arsitektur itu. Sulit diharap akan meraup sukses besar seperti sekarang.

Membiarkan mereka (putra-putri) mengembangkan kemampuan natural. Adalah kebijaksanaan yang perlu ditumbuhkan. Memang pada sekian sisi perlu dibantu. Perlu didukung. Paling tidak pendidikan yang memotivasi. Penjelasan fakta nyata yang sejatinya wajar dihadapi semua orang. Boleh jadi itu bantuan yang membuat kemampuan natural tumbuh dan berkembang optimal.

Bukan bantuan yang melenakan. Bantuan yang menjadikan individu selalu ketergantungan kepada bantuan. Kekuatan naturalnya seolah hilang. Sayang, jika karunia Tuhan tidak ditumbuhkembangkan.

Semisal dengan kekuatan natural dua orang putri di atas. Semisal itu pula situasi diskusi yang ada di salah satu grup medis internasional. Diskusi tentang vaksinasi.

Ada pertanyaan wajar. Pertanyaan dalam bahasa Inggris tentang apakah seorang individu sebaiknya divaksin atau tidak. Terhadap penyakit influenza. Terutama pada kehamilan?

Salah satu pakar medis berpendapat bahwa secara natural manusia diciptakan Tuhan sudah sempurna. Disiapkan segala kebutuhan untuk menghadapi segala keadaan. Termasuk menghadapi tantangan diserang penyakit.

Secara umum, manusia dibekali sistem kekebalan/isistem imun, imunitas yang sempurna untuk dirinya. Imunitas yang mampu menjadikan dirinya tetap survive, mampu betahan hidup dan tetap sehat. Termasuk untuk menghadapi penyakit. Antara lain influenza.

Namun, di dalam perjalanan hidupnya. Imunitas ini biasanya mengalami penurunan kualitas. Salah satu sebab utamanya adalah stress. Terutama cemas. Kecemasan yang berlebihan akan mengundang ketakutan. Tingginya tingkat ketakutan ini akan menurunkan kualitas imunitas, bahkan sampai membahayakan.

Ketakutan yang berlebihan bahkan bisa membuat imunitas salah melakukan mekanisme pertahanan. Imunitas demikian bahkan bisa membuatnya keliru melakukan pengenalan. Mengenali dirinya sendiri sebagai musuh yang harus ditaklukkan. Serangan yang malah sulit dikendalikan.

Jadi, sesuai pakar ini, tindakan utama pada kasus ini adalah melepaskan kecemasan. Menggantinya dengan keyakinan positif, optimis. Mengembalikan kepercayaan diri dan membuang seluruh pengaruh negatif. Antara lain informasi yang seringnya menambah-nambah ketakutan.

Ketakutan hilang, kecemasan sirna, imunitas kembali sempurna. Untuk kasus ini tindakan vaksinasi bukan merupakan pilihan.

Sesuai pakar tadi, inti dari penanggulangan infeksi, adalah mengembalikan kesempurnaan imunitas individu itu sendiri. Imunitas yang sudah sempurna, anugerah dari Tuhan. Tinggal dipelihara, dan dijaga agar tidak menurun. Dijaga terutama dari pengaruh sejumlah besar informasi yang menakutkan!

Tentu saja upaya seperti di atas perlu pemahaman dan dukungan masyarakat secara keseluruhan. Bagaimana tidak, media massa lebih senang menjual informasi yang sering menambah ketakutan. Anehnya informasi yang meninggikan kecemasan, ketakutan justru yang diminati awam mau pun sebagian ilmuwan. Informasi demikian lebih punya pangsa pasar. Lebih laris dijual.

Boleh jadi ketika kita mulai sadar. Kita pun berusaha menumbuh kembangkan imunitas natural yang kualitasnya memang andalan. Antara lain melalui menahan diri dari menyebarkan informasi yang membuat ketakutan.
Tetapi justru sebaliknya, terus berupaya menyebarkan informasi yang berisikan ajakan kasih sayang di jalan Tuhan.

Betapa pun, semoga semakin hari, kekuatan imunitas tubuh setiap kita semakin sempurna. Mari jauhkan segala bentuk informasi yang justru mengakibatkan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan.

Dengan begitu, imunitas kita semakin berkualitas, kesehatan meningkat, kondisi negara bertambah kuat. Kita pun lebih ceria menyongsong masa depan!

Abdurachman

Penulis adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Pemerhati spiritual medis dan penasihat sejumlah masjid di Surabaya.

Artikel ini adalah kiriman dari pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih-Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Sholawat Rajab beserta Dzikirnya Lengkap Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Sholawat Rajab dan dzikir bulan Rajab merupakan amalan yang dapat ditunaikan di bulan Rajab, selain berpuasa dan sholat sunnah.

Menurut kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI, 1 Rajab 1446 Hijriah dimulai pada hari Rabu, 1 Januari 2025, dan berakhir pada Kamis, 30 Januari 2025.

Di bulan yang mulia ini, muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah, salah satunya adalah dengan membaca sholawat Rajab dan berdzikir.


Bacaan sholawat Rajab: Arab, Latin, dan Terjemahan

Dikutip dari buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun susunan Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, berikut adalah bacaan sholawat Rajab yang bisa diamalkan.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Arab Latin: Allaahumma baarik lanaa fii rajaba wa sya’baana, wa ballighnaa ramadhaana

Artinya: “Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Syakban, dan sampaikan kami di bulan Ramadan.”

Selain itu, ada juga sholawat yang bisa dibaca setelah salam terakhir pada sholat sunnah malam Jumat pertama bulan Rajab. Sholawat ini dibaca sebanyak 70 kali.

Berikut bacaan sholawatnya:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدِ النَّبِيِّ الْأُتِيَ وَعَلَى أَلِهِ وَسَلَّمَ

Arab Latin: Allaahumma shalli ‘alaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihiwasallam.

Artinya: “Ya Allah, semoga rahmat atas nabi Muhammad, nabi yang ummi, serta atas semua keluarga.”

Dzikir Bulan Rajab

Selain sholawat Rajab, ada juga dzikir khusus yang dapat diamalkan selama bulan Rajab, yang dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan 10 hari pertama, kedua, dan ketiga. Berikut bacaannya yang dikutip dari sumber sebelumnya.

1. Dzikir 10 Hari Pertama Bulan Rajab

سُـبْحَان الله الْحَيِّ الْقَيُّوْمِ

Arab Latin: Subhaanallaahil hayyul Qayyum.

Artinya: Maha Suci Allah yang hidup kekal dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya.

Dzikir ini dapat dibaca sebanyak 100 kali.

2. Dzikir 10 Hari Kedua Bulan Rajab

سُبْحَانَ اللهِ اَحَدِ الصَّمَدْ

Arab Latin: Subhaanallaahil ahadush shamad.

Artinya: “Maha Suci Allah yang Maha Esa, dan semua tergantung kepada-Nya.”

Dzikir ini juga dibaca sebanyak 100 kali.

3. Dzikir 10 Hari Ketiga Bulan Rajab

سُبْحَانَ اللهُ الرَّؤُوْفُ

Arab Latin: Subhaanallaahir-ro’ufir-rahiimm.

Artinya: “Maha suci Allah Yang Maha Belas Kasihan.”

Setelah membacanya 100 kali, lanjutkan dengan membaca surah Al-Ikhlas sebanyak 11 kali.

Demikian bacaan sholawat Rajab dan dzikirnya yang dapat diamalkan.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com