Tag Archives: waktu maghrib

Kenapa Anak Tak Boleh Keluar saat Maghrib? Ini Penjelasan Islam dan Sains


Jakarta

Ada anjuran bahwa anak-anak tidak boleh keluar rumah saat maghrib. Larangan ini bahkan dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW.

Dalam kehidupan masyarakat muslim, terutama di kalangan orang tua, terdapat anjuran kuat agar anak-anak tidak dibiarkan bermain atau keluar rumah saat waktu maghrib tiba. Anjuran ini bukan hanya sebatas tradisi atau budaya lokal seperti yang diyakini masyarakat, tetapi sejatinya memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam.

Rasulullah SAW telah mewasiatkan hal tersebut lebih dari 14 abad yang lalu. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,


“Jika malam datang menjelang, atau kalian berada di sore hari, maka tahanlah anak-anak kalian, karena sesungguhnya ketika itu setan sedang bertebaran.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain dari Jabir bin Abdillah RA, Rasulullah SAW juga bersabda,

“Jika sore hari mulai gelap maka tahanlah bayi-bayi kalian sebab iblis mulai bergentayangan pada saat itu. Jika sesaat dari malam telah berlalu maka lepaskan mereka, kunci pintu rumah dan sebutlah nama Allah, sebab setan tidak membuka pintu yang tertutup.” (HR Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW dengan tegas melarang anak-anak keluar rumah saat sore menjelang malam (maghrib), karena pada waktu tersebut setan dan jin tengah bertebaran di bumi.

Mengapa Waktu Maghrib Dihindari?

1. Setan Sedang Menyebar di Bumi

Dikutip dari buku Sehari Semalam bersama Rasulullah Muhammad SAW karya Daeng Naja, waktu maghrib hingga awal malam adalah saat di mana makhluk halus seperti jin dan setan mulai berkeliaran dan berpencar. Mereka mencari tempat tinggal atau berlindung, termasuk ke dalam rumah-rumah manusia atau bahkan menyusup ke dalam tubuh manusia yang lengah dari zikir.

Imam Nawawi menjelaskan bahwa pada waktu ini, setan-setan memiliki kekuatan yang lebih besar karena mereka bebas berkeliaran sebelum dikendalikan oleh kegelapan total malam. Maka, menjaga anak-anak tetap di dalam rumah adalah bentuk perlindungan agar mereka tidak menjadi sasaran gangguan makhluk halus.

Rasulullah SAW menganjurkan untuk menutup pintu rumah dan menyebut nama Allah (membaca Bismillah) ketika masuk waktu maghrib. Ini bukan sekadar tindakan fisik, melainkan bentuk perlindungan spiritual agar rumah tidak dimasuki oleh setan.

“Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Allah karena setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup.” (HR Bukhari dan Muslim)

Imam Ibnu Abdil Barra dalam kitab Al-Istidzkar juga menjelaskan bahwa tindakan ini bukanlah tahayul, melainkan strategi perlindungan diri yang nyata dari gangguan makhluk halus berdasarkan petunjuk wahyu.

Penjelasan Ilmiah: Frekuensi Jin dan Spektrum Cahaya Maghrib

Dalam bukunya yang berjudul The Science of Shalat, Prof. Dr. Ir. H. Osly Rachman menjelaskan bahwa secara ilmiah, menjelang maghrib terjadi perubahan spektrum cahaya alam, yang dominan berwarna merah.

Warna merah ini, menurut penelitian gelombang elektromagnetik, memiliki frekuensi dan energi tertentu. Uniknya, frekuensi warna merah ini mirip dengan frekuensi energi yang dimiliki oleh jin dan setan. Akibatnya, pada waktu maghrib, kekuatan mereka meningkat secara drastis karena frekuensi lingkungan mendukung eksistensi mereka.

Di sisi lain, penglihatan manusia saat transisi dari terang ke gelap menjadi kurang stabil. Kombinasi ini membuat manusia, khususnya anak-anak yang masih lemah fisik dan spiritual, lebih rentan terhadap gangguan jin dan setan.

Doa-Doa Perlindungan dari Godaan Setan

Dirangkum dari buku Panduan Ibadah Doa dan Zikir Harian Terlengkap (Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah) karya H. Ahmad Zacky, berikut adalah beberapa doa yang dianjurkan untuk dibaca agar terlindung dari gangguan jin dan setan, terutama di waktu maghrib:

1. Ta’awwudz (Ucapan Perlindungan dari Setan)

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِ

Latin: A’ūdzu billāhi minas-syaitānir-rajīm

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.”

2. Membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255)

Membaca Ayat Kursi akan memberikan perlindungan dari gangguan setan dan makhluk jahat hingga pagi hari.

3. Membaca Surah Al-Falaq dan An-Naas

Surat Al-Falaq dan An-Naas sangat dianjurkan untuk dibaca sebelum tidur dan saat petang hari sebagai pelindung diri dari sihir, dengki, dan gangguan jin.

Larangan membiarkan anak-anak keluar rumah saat maghrib bukanlah mitos atau kepercayaan kuno semata, tetapi berasal dari ajaran langsung Nabi Muhammad SAW.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

4 Doa dan Zikir Malam Jumat yang Bisa Diamalkan Muslim


Jakarta

Malam Jumat merupakan waktu yang istimewa. Banyak keutamaan yang bisa diraih muslim pada malam ini.

Menukil dari Kitab Bidayatul Hidayah oleh Imam Al-Ghazali yang diterjemahkan Ahmad Fahmi Zamzam, kaum muslimin dianjurkan untuk memperbanyak amalan pada malam Jumat, termasuk dengan membaca doa dan zikir. Ini bisa dimulai setelah waktu Maghrib, karena dalam penanggalan kalender Hijriah disebutkan bahwa pergantian hari dimulai ketika matahari tergelincir dari ufuk barat.

Mengerjakan amalan ketika malam Jumat, sama halnya dengan menyambut hari Jumat. Seperti diketahui, Islam sangat memuliakan hari Jumat.


Menurut buku Aktivasi Mukjizat Hari Jumat yang ditulis Rizem Aizid, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menuturkan bahwa Jumat menjadi hari yang paling utama daripada hari-hari lain. Jumat juga disebut sebagai sayyid al-ayyam atau penghulu hari.

Bacaan Doa dan Zikir Malam Jumat

Berikut bacaan doa dan zikir malam Jumat yang bisa diamalkan muslim sebagaimana dijelaskan dalam buku Doa dan Dzikir Khusus Wanita tulisan Muhammad Alcaff.

1. Istighfar

Istighfar termasuk salah satu zikir yang dapat dibaca muslim ketika malam Jumat. Dengan beristighfar, muslim memohon ampun kepada Allah SWT atas segala sesuatu.

Istighfar yang dibaca bisa berupa istighfar singkat, panjang ataupun sayyidul istighfar. Berikut contoh istighfar singkat,

اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

Arab latin: Astaghfirullahal ‘adziim

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.”

Adapun, bacaan istighfar panjang berbunyi sebagai berikut:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْه

Arab latin: Astaghfirullah, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih.

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”

Sementara itu, sayyidul istighfar lebih panjang jika dibandingkan dengan kedua bacaan di atas. Berikut bacaannya,

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Arab latin: Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika. Mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta

Artinya: “Wahai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.” (HR Bukhari).

2. Melantunkan Sholawat Nabi Muhammad SAW

Muslim juga bisa melantunkan sholawat Nabi Muhammad SAW. Seperti diketahui, sholawat merupakan amalan yang dianjurkan oleh Allah SWT.

Bacaan sholawat yang bisa diamalkan muslim ketika malam Jumat sebagai berikut,

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ (فِي رِوَايَةٍ: وَ بَارِكْ) عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Arab latin: Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim innaka hamid majid Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim innaka hamid majid.

Artinya: “Ya, Allah. Berilah (yakni, tambahkanlah) selawat (sanjungan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi sholawat kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya, Allah. Berilah berkah (tambahan kebaikan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia.”

3. Membaca Surah Al Kahfi, Ash-Shaffat dan Yasin

Diterangkan dalam buku Ensiklopedia Ibadah Jumat yang disusun Wawan Shofwan Sholehudin, surah Al Kahfi, Ash Shaffat dan Yasin termasuk zikir yang bisa dibaca ketika malam Jumat. Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Barang siapa yang membaca surah Al Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan Kakbah.” (HR Ad Darimi)

Dalam riwayat lainnya, Imam Tsa’labi mengatakan dari Abu Hurairah RA menyebut bahwa:

“Barangsiapa membaca Yaasiin di malam Juma, maka paginya diampuni dsanya.”

Kemudian, dalam hadits riwayat Abu Dawud turut menjelaskan keutamaan membaca surah Yasin ketika malam Jumat.

“Barangsiapa membaca surah Yasin dan Ash Shaffat di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya.” (HR Abu Daud)

4. Doa Malam Jumat

Masih dari sumber yang sama, terdapat doa malam Jumat yang juga dapat dipanjatkan muslim. Doa ini bisa dibaca setelah berzikir,

اَللَّهُمَّ اَنْتَ رَبّي لاَ اِلَهَ إلاَّ اَنْتَ خَلَقْتَنِي وَاَنَا عَبْدُكَ وَابْنُ اَمَتِكَ وَفِي قَبْضَتِكَ وَنَاصِيَتِي بِيَدِكَ اَمْسَيْتُ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْـتَطَعْتُ اَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ شَـرِّ مَا صَنَعْتُ اَبُوءُ بِنِعْمَتِكَ وَاَبُوءُ بِذُنُوبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى اِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلاَّ اَنْتَ .

Arab latin: Allahumma anta robbi la ilaha illa anta kholaqtani wa ana ‘abduka wabnu amatika wafi qobdhotika wa nashiyati biyadika amsaitu ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu a’uzu biridhoka min syarri ma shona’tu abu-u bini’matika wa abu-u bizunubi faghfirli zunubi innahu la yaghfiruz zunuba illa anta

Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu, putra hamba-Mu dan berada dalam genggaman-Mu dan nasib ku berada di tangan-Mu. Aku memasuki petang ini atas perjanjian kepada-Mu sesuai dengan kemampuanku, aku berlindung dengan rida-Mu dari keburukan perbuatanku, aku kembali kepada-Mu dengan nikmat-Mu dan aku kembali kepada-Mu dengan membawa dosa-dosaku, maka ampuni dosa-dosaku, karena tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.”

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com