Tag Archives: wangi

Aroma Luka Para Syuhada Seharum Kasturi, Ini Haditsnya



Jakarta

Para syuhada memiliki keutamaan di sisi Allah SWT saat mendatangi-Nya pada hari kiamat kelak. Menurut sebuah hadits, aroma luka mereka seharum kasturi.

Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari dari riwayat Abu Hurairah RA. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

مَا مِنْ مَكْلُوْمٍ يُكْلَمُ فِي سَبِيْلِ اللَّهِ، إِلا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَكَلْمُهُ يَدْمَى، اللونُ لَوْنُ اللَّهِ، وَالرِّيحُ رِيحُ الْمِسْكِ


Artinya: “Tidaklah ada seseorang yang terluka di jalan Allah melainkan dia datang pada hari kiamat, sedang lukanya mengeluarkan darah, rupanya adalah rupa darah namun aromanya adalah aroma minyak kasturi.”

Dalam kitab Misykat al-Mashabih, At-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Abu Dawud turut meriwayatkan hadits shahih serupa dari Mu’adz bin Jabal yang mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Siapa yang berperang di jalan Allah dari pagi hingga petang, ia memperoleh surga. Siapa yang terluka atau berdarah di jalan Allah, maka darah itu pada hari kiamat akan tampak seperti yang dahulu pernah keluar paling banyak dengan warna minyak za’faran (merah) dan mau minyak misik (kasturi, wangi).”

‘Umar Sulaiman al-Asyqar mengatakan dalam kitab Al-Yaum al-akhir al-Qiyamat al-Syughra wa alamat al-Qiyamah al-Kubra, menurut Ibn Hajar dan para ulama, hikmah adanya luka saat para syuhada dibangkitkan adalah sebagai saksi atau bukti keluhurannya mengorbankan jiwa dalam ketaatan kepada Allah SWT.

Para ulama menyatakan bahwa jenazah para syuhada perang tidak perlu dimandikan dan disalatkan, melainkan langsung dimakamkan beserta bercak darah yang masih melekat dalam tubuhnya. Dikatakan dalam kitab Fiqh Sirah an-Nabawiyah karya Al-Buthy, para ulama menyandarkan hal ini pada hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari bahwa Rasulullah SAW memerintahkan agar jenazah para syuhada Uhud langsung dimakamkan dan darah mereka tidak perlu dibersihkan.

Roh Orang Beriman Juga Wangi Kasturi

Selain para syuhada, roh orang beriman juga akan mengeluarkan aroma kasturi saat meninggal dunia, sebagaimana diterangkan dalam kitab Al-Maut wa ‘Alam Al-Barzakh karya Mahir Ahmad Ash-Shufiy dengan bersandar pada riwayat Al-Barra’ bin ‘Azib RA dari Rasulullah SAW.

Aroma ini muncul tatkala Malaikat Maut mengambil roh dan meletakkannya pada kain kafan yang telah disiapkan. Bau semerbak tersebut akan terus keluar ketika malaikat membawanya ke langit.

Berikut bunyi penggalan haditsnya,

Rasulullah SAW bersabda, “Orang beriman jika menghadapi kematian, malaikat turun kepadanya dengan wajah yang bersinar bagaikan sinar matahari dengan membawa kain kafan surga, mereka duduk di hadapannya hingga Malaikat Maut datang kemudian duduk di bagian kepala.

Ia bertanya, ‘Hai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan dan rahmat Allah.’ Maka Roh keluar dengan mudah dan dipegang oleh Malaikat Maut. Ketika Malaikat Maut telah mengambilnya, mereka segera meletakkan pada kain kafan yang telah disiapkan, ketika roh keluar, bau harum semerbak memenuhi ruangan.

Para malaikat itu terus melintas dengan membawa roh tersebut hingga penghuni langit bertanya, ‘Roh siapa yang baunya harum semerbak ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini roh Fulan bin Fulan’ seraya menyebutkan nama yang paling indah sebagaimana namanya di dunia.

Mereka terus membawa roh yang harum semerbak hingga ke langit dunia dan semua penghuni langit sampai langit yang ketujuh maka Allah berfirman, ‘Tetapkan hamba-Ku itu dalam golongan orang-orang mulia di sisi Allah dan kembalikan ke bumi karena dari tanah Aku ciptakan, ke tanah pula akan dikembalikan, dan dari tanah akan dikeluarkan kembali.”

Dalam Shahih Muslim juga terdapat riwayat serupa dari jalur Abu Hurairah RA yang menyebut,

“Jika orang beriman menghadapi kematian, roh tersebut berbau harum semerbak sehingga para penghuni langit berkata, ‘Bau harum semerbak ini datang dari bumi. Semoga rahmat bagimu dan jasad yang kamu bawa.’

Malaikat yang membawa roh tersebut terus berjalan untuk menghadap Allah. Kemudian Allah berfirman, ‘Pergilah bersamanya hingga kiamat datang.’

Jika orang kafir yang menghadapi kematian, roh tersebut berbau busuk yang menyengat hidung sehingga penghuni langit berkata, ‘Bau busuk ini berasal dari bumi.’ Dikatakan pada bangkai busuk itu, ‘Rasakanlah siksaan hingga kiamat datang!'”

Abu Hurairah RA mengatakan, “Rasulullah SAW menutup kembali hidungnya dengan kain tipis tersebut. Beliau melakukan itu seolah-olah beliau mencium bau busuk tersebut agar kain itu dapat menahan bau yang tak sedap itu.”

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Surga Wanginya Tercium dari Jarak Ribuan Tahun Perjalanan, Ini Haditsnya



Jakarta

Surga adalah tempat akhir yang didambakan setiap manusia, termasuk muslim. Dalam Islam, surga digambarkan sebagai tempat indah yang penuh akan kenikmatan dari Allah SWT.

Dalam Al-Qur’an dan hadits banyak diterangkan tentang keindahan surga, salah satunya dalam surah Al Insan ayat 20:

وَإِذَا رَأَيْتَ ثَمَّ رَأَيْتَ نَعِيمًا وَمُلْكًا كَبِيرًا


Artinya: “Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.”

Berkaitan dengan itu, Rasulullah SAW dalam haditsnya juga pernah menyebut tentang wangi surga. Saking wanginya, aroma surga ini tercium dari jarak ratusan tahun perjalanan.

Menukil dari Hadiul Arwah ila Biladil Afrah karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah yang diterjemahkan Fadhli Bahri, ada dua macam aroma surga. Pertama, aroma yang bisa ditemui di surga dan dicium arwah, namun tidak bisa dicium orang-orang lainnya.

Kedua, aroma yang bisa dideteksi dengan panca indra khususnya penciuman seperti aroma bunga dan sebagainya. Jenis wangi ini dapat dijangkau oleh seluruh penghuni surga di akhirat, baik dari tempat jauh maupun dekat.

Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW, aroma surga dikatakan dapat tercium dari jarak seribu tahun perjalanan. Berikut bunyi sabdanya,

“Baunya surga dapat dicium sejauh perjalanan 1000 tahun. Demi Allah tidak akan menciumnya seseorang yang mendurhaka kepada ibu bapaknya dan orang yang memutuskan tali persaudaraan, orang tua yang berzina, dan orang yang memanjangkan pakaiannya (melebihi mata kaki) karena sombong.” (HR Thabrani)

Pada riwayat lainnya dari Abdullah bin ‘Amr, disebutkan bahwa aroma surga tercium dengan jarak perjalanan 40 tahun perjalanan. Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa membunuh seorang mu’ahad (orang kafir yang telah membuat perjanjian damai dengan umat Islam) maka ia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu benar-benar tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun.” (HR Bukhari)

Ada juga yang mengatakan wangi surga tercium dari jarak 500 tahun perjalanan, berikut haditsnya:

“Perempuan yang memakai baju tetapi telanjang, dan dia memandang lelaki lain, dan membuatkan lelaki-lelaki lain terpandang kepadanya, maka perempuan ini tidak akan cium bau surga. Sedangkan bau surga sudah pun boleh dibau dari jarak 500 tahun perjalanan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Wallahu a’lam

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Seperti Apa Aroma Surga? Begini Penjelasannya Menurut Hadits


Jakarta

Surga adalah tempat yang penuh kebahagiaan dan kedamaian abadi. Penghuni surga kekal di dalamnya dan terbebas dari segala penderitaan serta kesulitan.

Allah SWT berfirman dalam surah An Nisa ayat 13,

تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ يُدْخِلْهُ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ


Artinya: “(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, pasti Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang dialiri sungai-sungai, di mana mereka akan kekal di dalamnya. Itu adalah kemenangan yang besar.”

Selain itu, pada beberapa hadits turut diterangkan tentang aroma surga. Seperti apa aromanya?

Aroma Surga Seperti Wangi Kasturi

Menukil dari buku Megahnya Surga oleh Abdullah Syafi’ie, wangi surga diibaratkan seperti aroma kasturi. Ini sesuai dengan hadits dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Tanah surga berwarna putih, halamannya berupa batuan marmer. Ia dikelilingi kasturi seperti tuangan pasir. Di dalamnya terdapat sungai-sungai yang tersusun. Di sana penghuni surga dari tingkatan yang rendah dan tinggi bersua lalu saling berkenalan. Allah lalu menghembuskan angin rahmat, lalu tersebarlah wangi kasturi. Seorang laki-laki pulang menemui istrinya dalam keadaan yang semakin anggun dan wangi.”

Pada riwayat lainnya dikatakan wangi kasturi merupakan aroma debu dari surga. Nabi SAW bersabda,

“Ketika aku berjalan ke surga, aku melihat sungai yang di kedua tepinya terdapat gundukan mutiara. Aku bertanya kepada Jibril, ‘Apakah ini, wahai Jibril?’ Lalu, Jibril menjawab, ‘Ini adalah telaga Kautsar yang Allah berikan untukmu.’ Ternyata, debu surga adalah kasturi yang murni dan sangat wangi.” (HR Bukhari)

Dua Macam Aroma Surga

Sementara itu, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam karyanya yang bertajuk Hadiul Arwah ila Biladil Afrah terjemahan Fadhli Bahri menjelaskan bahwa ada dua macam wangi surga. Aroma pertama yaitu bisa ditemui dan dihirup oleh selain arwah, sehingga manusia yang masih hidup tidak dapat mencium wangi ini.

Sementara itu, aroma surga kedua dapat dideteksi dengan panca indra khususnya penciuman seperti aroma bunga dan sebagainya. Aroma jenis kedua dapat dijangkau seluruh penghuni surga di akhirat, baik dari tempat jauh maupun dekat.

Aroma surga dapat dicium dari jarak perjalanan puluhan hingga ratusan tahun. Ada yang menyebut 40 tahun, 50 tahun, 500 tahun, dan 1000 tahun perjalanan.

Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, Nabi SAW bersabda,

“Barangsiapa mengaku bernasab kepada selain ayahnya sendiri, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu benar-benar bisa tercium dari jarak perjalanan 50 tahun.” (HR Ahmad)

Wallahu a’lam

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com