Tag Archives: zakat rikaz

Apa Itu Zakat Rikaz? Ini Arti, Kriteria dan Cara Mengalokasikannya


Jakarta

Semangat untuk berbagi dalam diri umat Islam sudah mendarah daging lewat zakat. Ada berbagai jenis zakat yang dikenal dalam Islam, salah satunya zakat rikaz.

Zakat rikaz ditujukan untuk harta atau barang temuan yang tersembunyi. Harta temuan itu harus berupa harta pendaman milik orang jahiliyah. Rikaz sering kali disebut dengan harta karun.

Lalu bagaimana tata cara mengeluarkan zakat rikaz? Simak uraian lengkapnya pada artikel di bawah ini!


Pengertian Zakat Rikaz

Dari segi bahasa, kata rikaz memiliki makna sesuatu yang tersembunyi atau terpendam di dalam tanah. Ada juga yang mengatakan bahwa makna rikaz itu sama dengan makna kanz yaitu, harta yang dipendam oleh manusia di dalam tanah.

Selain makna itu, kata rikaz juga berasal dari kata rikz yang artinya suara yang tersembunyi, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surah Maryam ayat 98:

وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّن قَرْنٍ هَلْ تُحِسُّ مِنْهُم مِّنْ أَحَدٍ أَوْ تَسْمَعُ لَهُمْ رِكْزًۢا

Arab-Latin: Wa kam ahlakna qablahum ming qarn, hal tuhissu min-hum min aḥadin au tasma’u lahum rikza

Artinya: Dan berapa banyak telah Kami binasakan umat-umat sebelum mereka. Adakah kamu melihat seorangpun dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang samar-samar?

Mengutip dari buku Zakat Rikaz, Zakat Ma’din dan Zakat Al-Fithr oleh Abdul Bakir, M.Ag., secara istilah, jumhur ulama seperti Mazhab Malikiyah, As-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah mendefinisikan rikaz sebagai harta benda yang dipendam oleh orang-orang jahiliyah (bukan muslim). Menurut Imam Malik dari Mazhab Maliki, barang temuan merujuk pada harta karun yang tersembunyi, asalkan tidak memerlukan modal, pekerjaan berat, atau kesulitan yang timbul.

Mayoritas ulama memutuskan bahwa yang dimaksud dengan rikaz adalah barang-barang berharga yang berasal dari warisan zaman kerajaan-kerajaan di masa lalu yang belum memeluk Islam. Benda itu bisa saja berupa emas, perak atau benda lain yang berharga seperti guci, piring, marmer, logam, permata, berlian, kuningan, tembaga, ukiran, kayu dan lainnya. Semua hal tersebut termasuk dalam kategori harta rikaz yang wajib dizakati.

Kriteria Harta Rikaz

Bukan semua benda berharga yang ditemukan secara tiba-tiba termasuk dalam kategori harta rikaz, kecuali setelah memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan.

1. Harta yang Ditemukan

Rikaz adalah harta yang dimiliki oleh pihak lain yang ditemukan. Baik dengan sengaja maupun tidak sengaja, baik melalui pengeluaran modal atau tanpa sengaja.

Namun, prinsip utamanya adalah harta tersebut bukanlah pemberian yang diserahkan dari satu pihak kepada pihak lain. Dalam konteks harta rikaz, tidak terjadi transfer kepemilikan dari satu pihak ke pihak lain.

2. Asalnya Milik Orang Kafir

Para ulama sepakat bahwa harta rikaz pada dasarnya dimiliki oleh orang kafir. Sedangkan harta di masa lalu yang milik umat Islam tidak dapat dikategorikan sebagai harta rikaz.

Harta yang dahulu milik umat Islam, akan menjadi luqathah atau barang temuan, di mana ada ketentuan hukum tersendiri tentang masalah ini dalam syariat Islam. Namun, secara prinsip, tidak ada kewajiban zakat untuk luqathah.

3. Pemiliknya Telah Meninggal

Kriteria berikutnya adalah bahwa pemilik asli harta tersebut sudah meninggal dunia, sehingga hak kepemilikan atas harta tersebut pada dasarnya sudah lenyap dengan kematiannya. Begitu juga dengan ketiadaan ahli warisnya.

4. Ditemukan Bukan di Tanah Pribadi

Syarat terakhir adalah harta itu ditemukan di tanah yang bukan aset milik pribadi seorang Muslim. Misalnya jalanan umum, atau tanah yang tidak bertuan, atau sebuah desa yang telah ditinggalkan. Bila seorang memiliki tanah yang luas dan menemukan harta peninggalan dari zaman dahulu, maka itu bukan harta rikaz dan tidak wajib dikeluarkan zakat.

Mengalokasikan Zakat Rikaz

Menukil buku Ahkam Sulthaniyah karya Imam al-Mawardi, pengalokasian zakat dari harta rikaz tersebut sama dengan pengalokasian zakat wajib. Hal ini berdasarkan sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,

وَالْمَعْدِنُ جُبَارٌ ، وَفِى الرِّكَازِ الْخُمُسُ

Artinya: “Di dalam harta rikaz (temuan) terdapat (kewajiban zakat) sebesar seperlima (20 persen),” (HR Bukhari dan Ahmad).

Rikaz tidak disyaratkan sampai satu tahun (haul). Namun, jika ditemukan, zakatnya harus segera dibayarkan pada saat itu juga.

Contoh penerapan zakat rikaz dapat diilustrasikan dengan kasus berikut ini. Misalkan, seseorang menemukan harta temuan senilai Rp 2 juta. Maka, dia harus membayar zakat sebesar 20 persen dari jumlah tersebut, yakni sebesar Rp 400 ribu.

Wallahu a’lam.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Jenis-jenis Zakat dalam Islam, Muslim Sudah Tahu?



Jakarta

Zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam. Setiap muslim wajib menunaikan zakat. Ada aturan terkait zakat yang harus diketahui, termasuk jenis zakat itu sendiri.

Zakat merupakan salah satu kewajiban pokok yang harus ditunaikan setiap muslim.

Dalam buku Panduan Muslim Sehari-Hari karya KH. M. Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El-Sutha, zakat berasal dari kata ‘zakaa-yazkuu-zakaatan’ yang memiliki arti bersih, baik, tumbuh, dan berkembang. Sementara menurut istilah, zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan apabila telah mencapai nishab dan haulnya.


Zakat terbagi menjadi dua macam, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah merupakan zakat pribadi yang wajib harus dikeluarkan muslim sebelum Idul Fitri. Sementara zakat mal atau zakat benda, yaitu sejumlah harta benda dan kekayaan yang harus dikeluarkan berdasarkan perhitungan tertentu berdasarkan syariat.

Dalam Al-Qur’an, perintah zakat termaktub dalam beberapa ayat, salah satunya dalam surat Al-Baqarah ayat 43. Allah SWT berfirman,

وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ

Artinya: “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.”

Mengutip buku Hukum Zakat dan Wakaf karya Dr. Yulkarnain Harahap, dijelaskan keberadaan zakat dianggap sebagai bagian mutlak dari keislaman seseorang. Zakat tidak hanya berdimensi pada hablum min Allah, tetapi juga hablum min al-nas.

Seorang muslim yang mengeluarkan zakat, di samping akan menyucikan jiwa dan harta yang bersangkutan, juga akan menciptakan pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat.

Jenis-jenis Zakat

1. Zakat Fitrah

Dalam buku Zakat Rikaz, Zakat Ma’din, dan Zakat Al-Fithr: Seri Hukum Zakat karya Abdul Bakir, M.Ag., zakat fitrah adalah salah satu dari sekian jenis zakat. Dalam zakat fitrah ada bentuk yang wajib dizakatkan, ukuran dan juga waktu yang ditetapkan untuk membayarnya.

Dari Abi Said Al-Khudri RA berkata, “Kami mengeluarkan zakat fitrah ketika dahulu Rasulullah SAW bersama kami sebanyak satu sha’ tha’aam, atau satu sha kurma atau satu sha sya’ir, atau satu sha zabib atau satu sha aqith. Dan aku terus mengeluarkan zakat fitrah sedemikian itu selama hidupku.” (HR Jamaah)

Zakat fitrah wajib dibayarkan di bulan Ramadhan. Waktunya yakni sejak awal hingga akhir Ramadhan.

2. Zakat Mal

Zakat Mal adalah sebagian harta kekayaan yang wajib dikeluarkan seorang muslim atau badan usaha yang dimiliki seorang muslim untuk diberikan kepada golongan rakyat tertentu sesuai dengan syarat tertentu pula. Ada beberapa zakat harta yang termasuk dalam zakat mal, berikut rinciannya:

– Zakat Emas, Perak dan Uang Kertas

Dalam buku Zakat dalam Islam : Menelisik Aspek Historis, Sosiologis dan Yuridis karya Khairuddin, zakat emas dan perak dipandang sebagai benda yang mempunyai nilai tersendiri oleh masyarakat. Nisab zakat emas adalah sebesar 20 dinar atau setara dengan 85 gram emas murni 24 karat, atau 97 gram emas yang 21 karat atau 113 gram emas yang 18 karat, sedangkan nisab zakat perak adalah sebesar 200 dirham atau setara dengan 595 gram perak. Apabila kepemilikan emas dan perak tersebut sudah mencapai satu tahun wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%.

Untuk zakat uang kertas disesuaikan dengan harga emas. Zakat uang tunai harus dikeluarkan bila jumlahnya sama dengan nisab emas (85 gram) dan kepemilikannya mencapai satu tahun.

– Zakat Hasil Perniagaan

Zakat perniagaan adalah zakat yang dikeluarkan dari segala macam barang, selain emas dan perak. Misalnya seperti tanah, properti, hewan, tanaman, pakaian, batu permata dan sebagainya yang disediakan untuk diperdagangkan. Nisab zakat perniagaan atau perdagangan dikeluarkan zakatnya setelah sampai nisabnya senilai 85 gram dan zakatnya sebesar 2,5%. Perhitungan zakat ini dilaksanakan apabila sudah sampai haul satu tahun.

– Zakat Hasil Pertanian

Hasil pertanian berupa buah-buahan atau umbi-umbian yang menjadi makanan pokok seperti kurma, anggur, beras atau jagung dan gandum maka wajib dikeluarkan zakatnya apabila telah mencapai nisabnya. Zakat hasil pertanian wajib dikeluarkan setiap kali panen.

– Zakat Hasil Peternakan

Zakat peternakan meliputi hasil dari peternakan unta, sapi dan kambing. Perhitungan zakat untuk masing-masing jenis hewan ternak, baik nisab maupun kadarnya berbeda-beda dan sifatnya bertingkat.

Dalil yang melandasinya adalah hadits yang diriwayatkan Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Dari Abu Said al Khudri RA bahwa seorang Arab badui bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hijrah, maka beliau bersabda, kasihan dirimu, sesungguhnya hijrah itu sangat sulit. Apakah engkau memiliki unta untuk kamu bayarkan zakatnya? Orang itu berkata, “Ya.” Beliau bersabda, beramallah di seberang lautan, karena sesungguhnya Allah tidak akan mengurangi (menyia-nyiakan) sedikitpun dari amalanmu.” (HR Bukhari)

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com