Tag Archives: zakiah nur jannah

4 Contoh Kultum Singkat tentang Adab, Bisa Dijadikan Materi Khutbah


Jakarta

Kultum singkat tentang adab bisa dijadikan referensi muslim untuk berdakwah ketika salat Jumat atau kegiatan-kegiatan tertentu. Kultum merupakan singkatan dari kuliah tujuh menit.

Istilah kultum erat kaitannya dengan kegiatan dakwah atau ceramah yang relatif singkat. Dinukil dari buku 52 Kultum Favorit untuk Muslimah tulisan Zakiah Nur Jannah dan Noor Hafid, kultum banyak dilakukan dalam berbagai acara keagamaan.

Berikut beberapa kultum singkat tentang adab yang dikutip dari Majalis Al Mukminin Fii Mashalih Ad Dunya Wa Ad Din Bi Ightinami Mawasimi Rabb Al Alamin oleh Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub terjemahan Drs Asmuni dan buku Kitab Kultum Kuliah Tujuh Menit karya A R Shohibul Ulum.


4 Contoh Kultum Singkat tentang Adab

1. Kultum Singkat tentang Adab Salam

الْحَمْدُ للهِ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الأَنام صلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ

Segala puji bagi Allah Raja Yang Mahasuci dan Yang Maha Sejahtera. Sholawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada sebaik-baik manusia. Semoga Allah senantiasa mencurahkan sholawat kepada beliau dan segenap keluarga beliau dengan teriring salam.

Allah SWT berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.” (An-Nuur: 27)

Sedangkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

لا تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوْا، أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

“Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling mencintai, maukah kutunjukkan kepada kalian suatu perbuatan yang jika kalian amalkan, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”

Di antara adab salam, yaitu:

  • Hak setiap muslim atas yang lainnya sehingga wajib dijawab
  • Mengucapkan salam dengan suara jahar dan memperdengarkan (jawaban) atas orang yang mengucapkan salam kepadanya
  • Mengulang salam hingga tiga kali jika di hadapan jamaah yang banyak jumlah orangnya atau karena ada keraguan bahwa semua muslim telah mendengarnya atau belum
  • Diutamakan orang yang datang mengucapkan salam terlebih dahulu kepada orang yang didatangi
  • Mengucapkan salam dan meratakannya kepada orang banyak, kepada siapa saja yang dikenal atau yang tidak dikenal
  • Orang yang berkendara mengucapkan salam kepada orang yang berjalan, orang berjalan kepada orang duduk, kelompok sedikit kepada kelompok yang lebih banyak, anak kecil kepada orang dewasa
  • Sangat disukai salam ditujukan khusus kepada orang-orang yang berjaga di tempat di mana banyak orang tidur

Wallahu a’lam dan semoga Allah senantiasa curahkan sholawat, salam, dan berkah-Nya kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, segenap keluarganya dengan diiringi salam. Dan segala puji bagi Allah Rabb alam semesta.

2. Kultum Singkat tentang Adab Berbicara

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kita dapat berkumpul pada acara ini dengan sehat walafiat. Tema pada kultum kali ini adalah adab berbicara kepada orang lain. Seperti halnya yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW tentang pentingnya menjaga adab berbicara.

Pertama, kita sebagai umat muslim harus menjaga lisan dengan sungguh-sungguh. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits.

“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang dia tidak pikirkan dahulu, Dia akan menggelincirkan ke dalam neraka lebih jauh dari apa-apa di antara timur.” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Kemudian, dalam Islam dianjurkan untuk berkata yang baik, jika tidak bisa maka diam saja. Dengan begitu, lisan akan tercegah dari membicarakan hal yang tidak pantas.

Beberapa hadist juga telah menjelaskan bahwa muslim dianjurkan untuk sedikit berbicara, terutama jika banyak mudharatnya. Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya Allah mengharamkan kalian dari durhaka kepada orang tua, mengharamkan bakhil dan rakus, memakruhkan katanya dan katanya (isu), banyak bertanya, dan menghamburkan harta.” (HR Bukhari)

Demikianlah kultum yang dapat saya sampaikan. Semoga, kita kelak termasuk dalam golongan yang menjaga lisan masing-masing. Bila ada kurang lebihnya saya mohon maaf. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3. Kultum Singkat tentang Adab Makan

Assalamualaikum Warrahmatullah Wabarokatuh. Alhamdulillaahi rabbil-‘aalamiina, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil-anbiyaa-i wal-mursaliina, nabiyyinaa wa habiibinaa muhammadin, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin, wa man tabi’ahum bi-ihsaanin ilaa yawmid-diini, amma ba’du.

Segala puji kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya yang telah diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufiq hidayah, dan nikmat yang paling besar adalah nikmat iman dan Islam. Sholawat serta salam tak lupa kita junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW.

Dalam kesempatan ini, saya akan membahas beberapa penjelasan tentang adab makan dan minum ajaran Rasulullah SAW.

Adab makan yang pertama adalah mendahulukan makan daripada sholat ketika makanan telah siap. Ketika hidangan telah siap dan iqomah sholat telah dikumandangkan, maka yang didahulukan makan daripada sholatnya sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,

“Jika hidangan makan malam telah siap dan iqomah sholat telah dikumandangkan, maka mulailah dengan makan malam.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ad-Darmi).

Rasulullah SAW juga bersabda: “Jika telah siap hidangan makan malam untuk kalian dan juga telah dikumandangkan iqamah sholat, maka mulailah dengan makan malam dan jangan terburu-buru sampai selesai.” (HR Bukhori, Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, Abu Daud).

Faedahnya supaya hati tenang dan tidak memikirkan makanan ketika sholat. Oleh karena itu, yang menjadi titik ukur kita adalah tingkat lapar seseorang.

Apabila seseorang sangat lapar dan makanan telah dihidangkan maka hendaknya dia makan lebih dahulu. Namun, hendaknya hal ini jangan sering dilakukan.

Kedua, membaca bismillah sebelum makan dan minum dan mengambil makanan dari yang terdekat.

Diriwayatkan dari Umar bin Abi Salamah berkata,

“Ketika aku masih kecil dalam didikan Rasulullah SAW dan tanganku mengambil makanan dari segala sisi piring, maka Rasulullah berkata kepadaku: ‘Wahai anak, bacalah basmalah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang dekat darimu.” (HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Ketiga, tidak berlebihan dalam makan dan tidak juga kekurangan. Rasulullah SAW menasehati untuk bijak dalam segala hal, termasuk dalam makanan. Setiap orang harus mengira-ngira seberapa banyak yang dia butuhkan agar tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan.

Sesungguhnya berlebih-lebihan adalah adalah di antara sifat setan yang sangat dibenci Allah SWT. Sifat ini merupakan ciri orang kafir sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Seorang mukmin makan dengan satu lambung, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh lambung.” (HR Bukhari dan Muslim).

Semoga kultum singkat tentang adab ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT memberikan kemudahan kepada kita dalam mengamalkan apa yang kita ketahui. Demikian saya akhiri, kurang lebihnya saya mohon maaf. Wabilahi taufik wal hidayah, wasalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

4. Kultum Singkat tentang Adab kepada Orang Tua

Assalamualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh. Alhamdulillaahi rabbil-‘aalamiina, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil-anbiyaa-i wal-mursaliina, nabiyyinaa wa habiibinaa muhammadin, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin, wa man tabi’ahum bi-ihsaanin ilaa yawmid-diini, amma ba’du.

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, sebagai seorang Muslim, kita wajib berbakti kepada ibu dan bapak sebagaimana firman Allah dalam Al Quran Surat An Nisa ayat 36:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Serta berbuat baiklah kepada orang tua.”

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, ayat tadi memerintahkan kepada kita agar senantiasa menyembah Allah dan berbuat baik kepada kedua orang tua. Cobalah kita hitung berapa banyak jasa kedua orang tua kita, tentu kita tidak akan mampu menghitungnya karena jasa mereka begitu besar, terutama ibu.

Saat hamil kita, ibu selalu dalam kepayahan karena mengandung kita. Begitu juga saat kita lahir, ibu mencurahkan semua perhatian dan kasih sayang kepada kita sampai sekarang kasih sayangnya tiada terkira.

Rasulullah juga menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua, khususnya kepada ibu. Diriwayatkan dari hadits Bukhari dan Muslim. Suatu hari seorang sahabat bertanya kepada nabi,

“Siapa yang patut memperoleh penghormatan terbaik dariku, wahai Nabi?” Nabi menjawab, “Ibumu”. “Lalu siapa lagi?” tanya orang itu. “Ibumu,” jawab Nabi. “Lalu siapa lagi?” Nabi masih menjawab “Ibumu” Kemudian sahabat itu kembali bertanya. “Lalu siapa lagi, Wahai Nabi?” Kemudian nabi menjawab, “Ayahmu”

Karena itulah barang siapa yang durhaka kepada orang tua, niscaya Allah akan menurunkan siksa yang amat pedih. Sebagai generasi yang soleh dan solehah, marilah kita berbakti kepada orang tua dan senantiasa berdoa untuk mereka.

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, demikianlah yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf apabila ada segala kekurangan dan kesalahan. Wabillahi taufiq wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Itulah beberapa contoh kultum singkat tentang adab yang bisa dijadikan referensi khutbah Jumat.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Penutup Majelis Lengkap: Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh umat Islam, terutama yang berkaitan dengan ibadah atau ilmu, dianjurkan untuk dimulai dan diakhiri dengan doa. Salah satu doa yang sangat penting adalah Doa Penutup Majelis.

Doa ini diucapkan untuk memohon ampunan atas kesalahan atau kelalaian yang mungkin terjadi selama majelis berlangsung. Selain itu, doa ini juga berfungsi sebagai bentuk penutup yang baik dalam setiap pertemuan.

Hadits Tentang Doa Penutup Majelis

Menukil buku Doa-Doa Rasulullah SAW (2003) karya Ibnu Taimiyah, ada beberapa dalil yang menyebut tentang doa penutup majelis. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Hurairah Radhiallahu anhu menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda:


“Barang siapa duduk di dalam suatu majelis, kemudian banyak bergurau yang tidak bermanfaat, lalu sebelum berdiri meninggalkan majelis ia melafalkan doa yang artinya ‘Maha Suci Engkau, ya Allah dan saya mengucapkan puji-pujian pada-Mu. Saya menyaksikan sesungguhnya tiada Tuhan melainkan Engkau, saya mohon ampun serta bertaubat pada-Mu,’ melainkan ia pasti diampuni dari dosa yang diperolehnya di majelis itu.” (HR. Tirmidzi).

Abu Hurairah juga meriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW meninggalkan majelis, beliau berdoa dengan doa penutup majelis.

Sahabat pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW: “Wahai Rasulullah, engkau telah mengatakan sebuah perkataan atau ucapan yang belum pernah engkau ucapkan sebelumnya,” Rasulullah bersabda, “itu merupakan penebus dosa dari apa yang telah kita lakukan dalam majelis.”

Bacaan Doa Penutup Majelis

Menukil buku 52 Kultum Favorit untuk Muslimah oleh Zakiah Nur Jannah dan Noor Hafild, berikut adalah doa penutup majelis yang sering diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah SAW.

Doa Penutup Majelis 1

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Arab latin: Subhanakallahumma wabihamdika, asyhadu alla ilahailla anta, astaghfiruka wa atubu ilaika.

Artinya: “Mahasuci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan aku bertobat kepada-Mu.”

Doa Penutup Majelis 2

Dalam buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit karya H. Hamdan Hamedan, MA, disebutkan doa penutup majelis lainnya. Ini adalah doa penutup majelis versi panjang sekaligus doa untuk memohon keselamatan. Berikut bacaannya:

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُولُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ ٱلْيَقِينِ مَا تُهَوَنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ فَأَرَنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمَنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنًا وَلَا تُسَلَّطَ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمْنَا.

Arab latin: “Allahummaqsim lanaa min khasy-yatika maa tahuulu bihii bainanaa wa baina ma’shiyyatika wamin thaa’atika maa tuballighuna bihii jannataka waminal yaqiini maa tuhawwinu bihii ‘alainaa mashaa-ibad dunya.

Allahumma matti’naa bi asmaa’inaa wa abshaarinaa waquwwatinaa ma ahyaytanaa waj’alhul waaritsa minnaa waj’alhu tsa’ranaa ‘alaa man ‘aadaanaa walaa taj’al mushiibatanaa fii diininaa walaa taj’alid dunya akbara hamminaa walaa mablagha ‘ilminaa walaa tusallith ‘alainaa manlaa yarhamunaa.”

Artinya: “Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu, yang dapat menghalangi antara kami dan perbuatan maksiat kepada-Mu, dan (anugerahkanlah kepada kami) ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan Kami ke surga-Mu dan (anugerahkanlah pula) keyakinan yang akan menyebabkan ringannya bagi kami segala musibah dunia ini.”

“Ya Allah, anugerahkanlah kenikmatan kepada kami melalui pendengaran kami, penglihatan kami, dan dalam kekuatan kami selama kami masih hidup, dan jadikanlah ia warisan dari kami. Jadikanlah balasan atas orang-orang yang menganiaya kami, dan tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami dalam urusan agama kami, dan janganlah Engkau hadirkan dunia ini sebagai cita-cita terbesar kami dan puncak dari ilmu kami, dan jangan Engkau jadikan orang-orang yang tidak menyayangi kami berkuasa atas kami.”

6 Adab Bermajelis

Menurut buku Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam (2021) karya Prof. Dr. Ridhahani, M. Pd., terdapat enam adab dalam bermajelis yang dapat Anda terapkan, yaitu sebagai berikut:

  1. Duduk sejajar dengan jemaah lain
  2. Tidak duduk di antara dua orang yang sudah duduk terlebih dahulu
  3. Bersalaman dengan jemaah yang ada di majelis
  4. Tidak berbisik-bisik dengan orang ketiga tanpa melibatkan orang kedua
  5. Berhak kembali ke tempat duduk semula setelah meninggalkan majelis, jika ada kesempatan
  6. Membaca doa penutup majelis.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com